Merawat Kehidupan Membangun Masa Depan

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Negara Maju dan Negara Berkembang
Advertisements

Hartanto (582) Ersintha Thieriza (538) Suhaimi (592)
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( pnpm ) MANDIRI
MANAGEMENT ‘C’ MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF YOGYAKARTA 2011 Annisa Ul-Fitrah KELAS E MANAGEMENT ‘C’ MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF YOGYAKARTA 2011.
PERKEMBANGAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH DI INDONESIA
Pengantar Kewirausahaan
Model Pengembaangan Kegiatan TPA
HUBUNGAN ANTARA KERENTANAN, RISIKO DAN BAHAYA
EKSPLORASI INFORMASI DARI PENGUSAHA
Mengapa KAT harus diberdayakan ?
Dr. Ir. Nuddin Harahab, MP Zainal Abidin, S.Pi, MP, M.BA
PENGERTIAN WIRAUSAHA DAN KEWIRAUSAHAAN
Oleh: Silvana Maulidah, SP. MP.
JENIS DAN BENTUK KOPERASI
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA
Karakteristik & Tantangan WIRAUSAHA
Kewirausahaan DAN UKM AMRIN MULIA UN.
PENGANTAR MATERI KEWIRAUSAHAAN (ENTREPRENEURSHIP)
BUMDESA sebagai KEKUATAN BARU EKONOMI DI DESA
Dahulu kewirausahaan merupakan bakat bawaan sejak lahir dan diasah melalui pengalaman langsung di lapangan, Kini kewirausahaan telah menjadi suatu disiplin.
KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN
PELIBATAN LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM PERTANIAN
PENGEMBANGAN ORGANISASI DAN PROGRAM KULIAH KERJA
Skala dan Kelompok Perusahaan
PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN DAN CARA PENANGGULANGANNYA
MENGANALISIS PASAR BISNIS
Administrasi, Persoalan Pangan, dan Urbanisasi
PEREKONOMIAN INDONESIA
PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN ( TINJAUAN TEORI DAN PRAKTIS )
Oleh SUJOKO,S.Sos.,M.Si. Kepala BPMPKB Kabupaten Gunungkidul
Sistem agroforestri.
KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN
WIRAUSAHA KAOS UNIK, KREATIF, DAN BERKUALITAS SEKALIGUS MEDIA EDUKASI UNTUK MEMBANGUN GENERASI MUDA BERKARAKTER DAN BERJIWA NASIONALISME.
KOPERASI & kewirausahaan
“KOPERASI DAN KEWIRAUSAHAAN
LINGKUNGAN PEMASARAN Roni Kurniawan, M.Si.
PERANAN WARGA SEKOLAH DALAM PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP
UNSUR-UNSUR PERTANIAN
Cicipi Renyahnya Kripik Kulit Singkong
KETAHANAN PANGAN.
SOSIALISASI TEMA RISET BALITBANG – KABUPATEN GORONTALO
REVOLUSI HIJAU.
YOGA MUBAROK A
peluang usaha Kebutuhan individu Kebutuhan masyarakat.
Hasil Proyek Pertanian Lestari Berau setelah 8 bulan
Pengantar Kewirausahaan
PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN
KOPERASI GERAKAN SATU INDONESIA MENJADI WADAH PENINGKATAN EKONOMI KERAKYATAN
KABUPATEN KARANGANYAR
Ekonomi Mikro dan Makro
TEKNOLOGI TEPAT GUNA ALAT DAN MESIN PERTANIAN
Budidaya Jamur Disusun oleh : Anggi Maesa Putri Eksiraima Hesti Dwi Damayanti Hidya Ihza Aulia Lisa Juliana Maretha Dwi Yani Kelas : XI MIA 1.
Anggun Lia Jenysania. T Indah Yuni Astutik Rohmad Priyanto
BERKEMBANG HANDAL TEKNOLOGI
HUBUNGAN ANTARA KERENTANAN, RISIKO DAN BAHAYA
PEMBERDAYAAN & PARTISIPASI MASYARAKAT
Lembaga Keuangan Mikro dan Usaha Kecil Menengah
PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI
DINAS KEHUTANAN PROV. SULAWESI SELATAN. “MEWUJUDKAN HUTAN LESTARI, PERKEBUNAN PRODUKTIF MASYARAKAT SEJAHTERA MANDIRI ”
Karakteristik & Tantangan WIRAUSAHA
Karakteristik & Tantangan WIRAUSAHA
Karakteristik & Tantangan WIRAUSAHA
Dr. Ir. Nuddin Harahab, MP Dr. Ir. Edi Susilo, MS
Ketahanan Pangan dan Gizi Ade Saputra Nasution. Peraturan Pemerintah No.68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan sebagai peraturan pelaksanaan UU No.7 tahun.
Delapan fungsi keluarga Oleh: Dra. T. Yuli Kristiyanti  Picture diambil dari google 1.
PROGRAM DESA BINAAN SUKAWENING “Bakti IPB dari Desa untuk Indonesia”
PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA PADA PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN Disampaikan Oleh : JAKES SITO.SP Sebagai Media Penyuluhan
FORUM PERANGKAT DAERAH JAWA BARAT 2019
Bappeda DIY disampaikan dalam Seminar Nasional LP3M UMY
Inovasi Teknologi Tepat Guna untuk Pembangunan Ekonomi Pedesaan Menuju Desa Mandiri Era Industri 4.0 Dr.Ir. Joko Siswanto, MPA. IPU. KK Manajemen Industri.
Transcript presentasi:

Merawat Kehidupan Membangun Masa Depan Kisah Anak-anak Sekolah Pagesangan Dipresentasikan oleh Diah Widuretno pada Diskusi REDD+ adalah Memberi Ruang untuk Memelihara Kehidupan : Perspektif Perempuan dalam REDD+

Anak-Anak Mengolah Hidup

Dari Sekolah Sumbu Panguripan ke Sekolah Pagesangan Sekolah Pagesangan (SP) diinisiasi tahun 2008 sebagai Sekolah Sumbu Panguripan (SSP) , oleh 6 orang voluntir yang tinggal di Jogja, tanpa pendanaan eksternal. SSP didesain sebagai media belajar alternatif dan pemberdayaan melalui: Memperkuat kesenian anak melalui Seni Jathilan Anak (REOG anak), Dagelan, Mocopatan dll Wirausaha, melalui pengembangan usaha Kuliner misalnya : kelompok produksi Donat, Colenak, membuat kerajinan (aplikasi kain) dll Kepemimpinan melalui kegiatan outbond, permainan tradisional, Kader Sumbu Memperkuat ketrampilan Berhitung . Menulis dan membaca

Sejarah Sekolah Pagesangan Tanggapan atas kehidupan anak-anak desa Panggang, Kab. Gunung Kidul yang memiliki: Kondisi Geografis yang sulit Kemiskinan tinggi Urbanisasi tinggi Tingginya angka putus sekolah Pernikahan dini, perselingkuhan dll Dengan tujuan memperkuat daya hidup mereka untuk hidup dengan modal lingkungan, modal sosial,dan modal kebudayaan yang mereka miliki.

Pelaksanaan Kegiatan Pendanaan melalui : Iuran voluntiir, Donasi ,Usaha bersama anak-anak : pasar murah, jualan kue dll Pendampingan di desa 3 kali seminggu, namun memasuki tahun ketiga hanya saya sendiri yang bertahan terus melakukan hingga tahun 2013. Pada tahun itu terjadi perbedaan pendapat antara saya dengan voluntir Sekolah Sumbu yang lain, karena meskipun sudah berhenti berkarya di lapangan mereka ingin menjadikan Sekolah Sumbu sebagai institusi legal formal sehingga saya mengundurkan diri. Tiga bulan setelah saya berhenti, kegiatan bersama anak-anak terhenti pula, dan mereka mencari saya. 4 bulan sesudah itu saya membuat Sekolah Pagesangan bersama anak-anak. Pada waktu itu,anak-anak yang telah saya dampingi sejak 2008 sudah menginjak remaja dan memiliki kehendak kuat untuk mandiri.

“Para Pendiri Sekolah Pagesangan”

Merintis Kemandirian Hidup Dari Desa Mengembangkan pendapatan melalui wira usaha dengan menggunakan: Modal sosial berupa kesetia kawanan 12 anak remaja dan kepercayaan orang tua mereka. Modal lingkungan berupa lahan yang gersang dan kering. Modal kebudayaan bertani dan beternak sapi – dan kemampuan anak-anak untuk mengolah bahan pangan untuk konsumsi sendiri.

Bertani dan mengembangkan Usaha Ekonomi Mengembangkan pertanian alami: Tumpang sari di bawah tegakan pohon jati Membuat kompos, mikro organisme liar (MOL), teknik permakultur Mengolah hasil panen “Green Teen Preneur”: Kripik, thiwul, kue serba singkong, dan aneka tepung umbi – dengan terus berinovasi. Mengembangkan pasar: Dari desa hingga ke kota Jogja dengan bergabung di pasar-pasar alternatif yang sudah ada. Mencoba berjualan melalui internet, sampai punya pelanggan tiwul dari Bogor. Terus proaktif mencari ilmu dan jaringan,

Bertani dan Mengolah Pangan

Capaian Sosial Ekonomi Anak-anak menghargai bertani sebagai penghidupan yang bermartabat – percaya diri sebagai petani. Mencapai nilai tambah ekonomi yang tinggi – misalnya tiwul dijual sekilo 15 -20 ribu. Menyadari orang kota menyukai produk mereka dan membeli dengan mahal – sebungkus tiwul kukus dijualseharga 3000 rupiah. Terus menerus mencari dan mengembangkan produk-produk unggulan. Anak-anak semakin optimis dan kreatif didalam mengembangkan usaha pertanian, sejak menanam – mengolah nilai tambah hingga memasarkan. Orang tua mendukung dan makin aktif di dalam pengembangan produk,dimulai dari berpartisipasi membuat thiwul instan.

Thiwul Instan dan Pemasaran

Capaian Perbaikan Lingkungan Anak-anak memiliki lima kebun di tanah pinjaman dari orang tua seluas 300 – 500 meter persegi per kebunnya. Semakin banyak pemakaian kompos menggemburkan tanah.

Kompos Mengobati Kegersangan

Pelajaran yang kami dapat : Modal social berperan penting dalam membangun kemandirian Kemajuan yang berarti dihasilkan dari keberanian melakukan inovasi tanpa meninggalkan akar budaya, contohnya dalam program beasiswa tiwul Memelihara dan merawat ekosistem memberikan kesejahteraan dan meningkatkan mutu lingkungan, contoh dalam mengolah kompos, ternyata selain meningkatkan pendapatan juga meningkatkan kualitas tanah. Pengalaman ini membuat anak-anak menyadari bahwa, berwirausaha tani, hidup di desa, juga mampu memberikan kesejahteraan bagi mereka Anak-anak sebagai agen perubahan di desa mereka

Harapan : Tiba masanya Anak-anak Sekolah Pagesangan memberi sesuatu pada desanya dengan cara mendampingi dan mendidik adik-adik, generasi berikut di desanya Terus mengembangkan usaha ekonomi – anak-anak ingin memiliki “angkringan” untuk menjual pangan serba singkong a la Gunung Kidul. Mimpi pagesangan yang berarti sekolah kehidupan, kita selalu ingin membangun kehidupan yang lebih baik, bermartabat, berkeadilan dan berkelanjutan, di mana desa dapat menghidupi.

Terima Kasih