PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH JAMUR

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Air Bersih: Hidup Bergantung Padamu!
Advertisements

PARASIT & PENYAKIT IKAN I
PENYAKIT PADA UDANG.
PENYAKIT PADA INVERTEBRATA. INVERTEBRATA TIDAK BERTULANG BELAKANG * MOLUSKA*ANELIDA*PORIFERA * KRUSTASE* ECHINODERMATA* CNIDARIA HAL YG PERLU DIKETAHUI.
SALMONELLOSIS (PULLORUM)
PERTUMBUHAN & PENENTUAN UMUR IKAN Oleh: DR. Windarti, MSc.
Demam Berdarah Dengue (DBD)
Ciri-ciri Daging Oleh : Ristiawati.
Sistem Pernafasan Ikan
Sistem Osmoregulasi Ikan
PENGENALAN KANKER Dr. I Nyoman Susila, M.Kes.
KULIAH MATERI DASAR-DASAR BUDIDAYA “DASAR-DASAR PENYAKIT IKAN”
Tahapan pada budidaya ikan 2
PENGELOLAAN AIR LIMBAH INDUSTRI
Oleh : Huwilda Hindrika Jaka Ramananda Fitri Nava Kasat Tri Hartati Uyun Matondang Edy Kurniawan Marbun Tiurma Yulita Sihombing.
Penyakit Bakterial. Bakteri mikroorganisme yang berukuran sangat kecil umumnya 0,5 – 10 mikron dan terdapat dari semua lingkungan mikroorganisme yang.
KELOMPOK FAKTOR GANGGUAN
SELAMAT DATANG PMI DAERAH MAKASAR.
DIABETES MELLITUS “The Best Prescription is Knowledge"
Kata malaria berasal dari bahasa Italia yaitu Male dan Aria yang berarti hawa buruk. Pada zaman dulu, orang beranggapan bahwa malaria disebabkan oleh udara.
SIFAT SIFAT DAGING.
HAMA DAN PENYAKIT ULAT SUTERA
Kuliah I : Patologi Ikan
AMONIA dalam lingkungan
AIR.
HIDUP SEHAT HINDARI KANKER
4. NUTRIEN UNTUK TERNAK (UDARA DAN AIR)
“(SISTEM PERTAHANAN TUBUH)”
CANCER.
Program Pengendalian Penyakit ANTHRAX
Pencemaran Pangan Oleh Jamur,Potensi Bahaya dan Pencegahannya.
MANAJEMEN KESEHATAN IKAN
Gizi Pada Ibu Hamil dan Komplikasinya
Manfaat Air bagi Tubuh Kita
Faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan epidemi penyakit tumbuhan yaitu :
AIR SEBAGAI SUMBER AIR MINUM
FISIOLOGI ULAT SUTERA.
BUDIDAYA IKAN SIDAT DALAM RANGKA MENINGKATKAN PAD DAERAH MELALUI DIKLAT JARAK JAUH DI SEKOLAH UNAGI Anguilla sp.
Polip Polip hidung adalah pertumbuhan jaringan pada saluran pernapasan hidung atau pada sinus. Polip adalah jaringan yang lembut, tidak terasa sakit.
MANAJEMEN HAMA DAN PENYAKIT IKAN “Dasar-Dasar Budidaya Ikan”
Systemic Lupus Erythematosus (SLE)
Kelainan/Gangguan Pada Sistem Peredaran Darah
Ima Yudha Perwira, SPi, MP, MSc (Aquatic)
PENGENDALIAN MIKROBA ASNIWITA.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Menyembuhkan luka bakar
SATUAN ACARA PENYULUHAN PENYAKIT CACINGAN
ANATOMI FISIOLOGI Pengampu : 1. Moh. Nur Ihsan 2. Dr. Tri Eko Susilorini, MS Penilaian : UTS, Kuis, UAS dan praktikum.
Penyakit Albino dan Anemia Sel Sabit
PENGAWETAN PANGAN AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU DENGAN PENDARAHAN DILUAR HAID
PENDINGINAN.
DIAGNOSIS PENYAKIT BAKTERIAL
Oleh : Anhari Raushanfikri Bagus Arlianto Putra Kevin Augusto Asyrafi
BAB 11 SISTEM IMUN.
Makanan & Mikroba Patogen
SELAMAT DATANG DI BRIEFING ILMU PRODUKSI ANEKA TERNAK ULAT SUTRA
BUDIDAYA JAMUR KUPING Disampaikan pada Penyuluhan Petani Jamur Kuping
MIKROBIOLOGI TERAPAN “MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN AIR”
JENIS PENYAKIT A. PENYAKIT INFEKTIF B. PENYAKIT NON INFEKTIF Jamur Bakteri Virus Genetik Pakan Kualitas air Teknik Budidaya.
SHRIMP BRUST STOCK AND CARE IN HATCHERY
Hati (hepar) Merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia (2 kg) yang terletak di rongga perut sabelah kanan di bawah diafragma.
Zat Berbahaya pada Makanan
AIR YANG HYGIENIS  Oleh: ANI PUJIASTUTI.
PERDARAHAN DAN SYOK Perdarahan : Perdarahan Nadi ( Arteri )
LUKA BAKAR ( COMBUSTIO )
PENYAKIT MENULAR SEKSUAL. Apa itu Penyakit Menular Seksual? Penyakit Menular Seksual (PMS) merupakan salah satu jenis Infeksi Saluran Reproduksi (ISR),
Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)
Kehamilan di sertai penyakit rubella dan hepatitis
Persiapan kolam Ikan Gurami Persiapan kolam Ikan Gurami Disusun oleh: Kang Sudik.
Transcript presentasi:

PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH JAMUR Ir. Sriwulan, MP

1. Pendahuluan Fungi : - organisme heterotrophik (tdk mengandung klorofil) - biasanya berfilamen, ada yang tidak berfilamen (uniselluler) - filament sebagai hypae (s=hypha) dan jika berkumpul menjadi mycelium. Hypae ada yang septat dan non septat. - Jamur umumnya opportunistic invaders, tetapi sekali kejadian adalah fatal dan susah ditangani

2. Penyakit Jamur pada Ikan infeksi jamur pada ikan air tawar umumnya disebabkan oleh organisme Straminipilous (organisme seperti jamur) menginfeksi telur, fry, fingerling dan ikan dewasa factor pemicu: meningkatkan kerentanan ikan terhadap infeksi jamur adalah stress akibat penanganan, ekspose terhadap pH ekstrim, suhu yang rendah, kekurangan makanan dan keberadaan infeksi microbial (bakteri dan virus)

a. Saprolegniosis(saprolegniasis) Penyebab : Saprolegnia spp, Achlya spp, Aphanomyces spp sasaran : beberapa ikan air tawar (carps, goldfish) Tanda-tanda : formasi seperti kapas putih pada telur ikan dan jaringan ikan yang terinfeksi; biasanya ditemukan pada integumen, insang, mata; warna mycelium bervariasi dari putih hingga coklat tergantung pada warna partikel yang terjerat pada mycelium

Efek pada inang : letargik (lesu) meningkat; kurang respon terhadap stimulasi dari luar; hilang keseimbangan sebelum mati; secara histopatology terlihat jaringan nekrosis dengan respon inflamasi sedikit. Infeksi pada ikan yang matang gonad lebih tinggi karena ikan yg matang gonad hormon corticosteroidnya meningkat sehingga meningkatkan kerentanan ikan. Diagnosis : dapat dikultur pada media agar misalnya pada sabareoud dextrosa agar (SDA), corn meal agar(CMA)

Prevensi dan kontrol : - Kepadatan dikurangi, hindari stress; Malchite green oxalat 3-5 mg/L selama 60 menit untuk telur ikan: 2 mg/L untuk ikan; Formalin 250 mg/L selama 60 menit; Hidrogen peroksida 250-500 ml/L selama 15 menit untuk telur ikan, 25 mg/L untuk ikan dewasa; NaCl 0,5% dgn metode dip/celup pada telur dan ikan.

b. Epizootic Ulcerative Syndrome (EUS) Penyebab : Aphanomyces invadans yang berasosiasi dengan rhabdovirus dan bakteri Aeromonas hydrophyla. Strain Aphanomyces saprobik, Saprolegnia spp, Pythium spp penyebab superinfeksi lesion (luka). Organisme sasaran : lebih dr 30 jenis ikan air tawar Tanda-tanda : terjadi perubahan warna lebih gelap dan hilang nafsu makan; ikan terapung di bawah permukaan air; sesekali ikan hyperaktif dengan pergerakan tersentak-sentak; luka borok dapat diobservasi pada tubuh /badan ikan

Aphanomyces invadans

Efek pada inang : ikan lesu; tahap yang lebih jauh dari penyakit ini adalah kadang pada kepala dan jaringan tulang serta organ dalam; erosi pada ekor; secara histopatology terlihat nekrosis jaringan dan sedikit respon inflamsi; dapat melimpah pada cranium, ginjal, spinal cord. Diagnosis : peledakan pada beberapa kali / tahun, normalnya sesudah banjir yang diikuti oleh cuaca dingin (Des-Feb.); isolasi A. invadans dari internal organ Prevention dan kontrol : pemindahan semua ikan dari kolam; pengeringan dan pengapuran kolam; desinfeksi peralatan yang terkontaminasi; mengurangi kepadatan ketika EUS prevalensi tinggi; beternak ikan yang resisten EUS seperti tilapia; 5 ppm coptrol; 0,1 mg/L malachite green.

c. Branchiomycosis (gill rot) Penyebab : Branchiomyces spp Organisme sasaran : carp, goldfish, eels Tanda-tanda : insang menjadi pucat dengan kecoklatan disebabkan oleh haemorragic dan trombosis, grayish sebagai akibat dari ischemia (sulit bernafas); nekrosis

Efek pada inang : hypa jamur pada insang menghalangi sirkulasi darah; nekrosis pada sel epitel lamella, dan fusion lamella; mortalitas 30-50% pada 2-4 hari; kematian karena anoxia (ketiadaan oksigen) Diagnosis : secara mikroskopis dapat dilihat cabang mycelia pada insang yang terinfeksi Prevensi dan Kontrol : malachite green 0,3 mg/L selama 24 jam; pemberian makanan dihentikan dan yang mati dimusnahkan; kolam didrainasi (diairi) , dikeringkan, dan disenfeksi dengan kapur.

d. Ichtyophoniasis (Ichtyosporidiasis) Penyebab : Ichtyophonus sp Organisme sasaran : kerapu, trout, flounders, hering dan cods Tanda-tanda : external manisfestasi bervariasi tergantung spesies, sementara ada yang tidak terlihat tanda-tanda eksternal; berenang tidak teratur dan bengkak pada bagian perut; terjadi swollen (bengkak) pada organ dalam (ginjal, hati, jantung) dengan sejumlah nodule berdiameter 2 mm. Nodule juga terdeteksi pada jaringan otot

Diagnosis : nodule dapat teramati dengan mikroskop dan tanda-tanda konektif jaringan dikelilingi oleh granolomus yang halus.

3. Jamur pada Crustacea a. Larval Mycosis Penyebab : Lagenidium spp, Sirolpidium spp, Haliopthoros spp Organisme sasaran : semua jenis penaeid, kepiting Tanda-tanda : kematian pada larva udang dan kepiting, telur kepiting sangat rentan terhadap infeksi mycotic; pada larva udang terdapat pada protozoea dan mysis

Efek pada inang : systemic progressive; kematian 10-100% dalam 48-72 jam setelah terinfeksi. Diagnosis : pengujian secara mikroskopis terlihat non septat, banyak percabangan pada mycelia; juga dapat dideteksi zoospora motil Prevensi dan kontrol : disenfeksi tangki pemeliharaan larva dengan klorinasi dan filtrasi; 0,2 ppm Treflan; 1-10 ppm formalin; telur disenfeksi dengan 20 ppm detergent

b. Blackgill Diseases (Fusarium disease) Penyebab : Fusarium solani Patogen opportunistic oleh stress atau kepadatan tinggi Masuk ke kolam budidaya dari Lumpur dasar kolam atau sumber air laut Organisme sasaran : semua jenis penaeus, terutama pada juvenil sampai dewasa P. japonicus dan P. califoniensis (paling rentan); P. stylirostris dan P. vanamei (rentan moderat); P. monodon dan P. merguensis (relatif rentan).

Penyebarannya secara horizontal Tanda-tanda : bintik hitam pada juvenil yang mati dan biasanya tidak menyebabkan kematian Efek pada inang : infeksi biasanya dimulai pada kerusakan jaringan seperti pada insang akibat treatmen bahan kimia dan polutan, luka hasil dari penyakit lain; menyebabkan luka disertai respon inflamasi yang kadang berakhir dengan melanisasi berat

Diagnosis : secara mikroskopis dengan melihat makrokonidia yang berbentuk canoe; Prevensi dan kontrol : penggunaan fungisida; eliminasi konidiospora

c. Aflatoxicosis Penyebab : Aflatoxin oleh Aspergillus flavus dan aspergilus yang lain sebagai akibat kontaminasi pada penyimpanan dan pakan kadaluarsa Organisme sasaran : P. monodon dan jenis penaeus yang lain. Tanda-tanda : udang kekuningan, dan terjadi diskolorasi kemerahan pada tubuh udang; lethargic, berenang dekat dasar kolam; cangkang lembek/lunak

Diagnosis : tidak akan survive lebih dari 30 detik setelah infeksi; kehilangan nafsu makan Efek pada inang : secara histopatology terjadi nekrosis pada tubule epitelium; pertumbuhan terhambat/kerdil Prevensi dan kontrol : jangan menggunakan pakan yang berjamur; penyimpanan pakan pada tempat yang kering dgn ventilasi yang bagus.

TERIMA KASIH