PRAKTEK POLITIK MASA KHULAFA AL-RASYIDUN OLEH ULYA FUHAIDAH, S.HUM, MSI
PERISTIWA SIDANG SAQIFAH BANI SAIDAH Pasca Nabi SAW Wafat, hampir terjadi perpecahan umat Mayoritas sahabat senior terkonsentrasi pada jenazah Nabi Muhammad SAW Berlangsung pertemuan di Tsaqifah Bani Saidah antara suku Aus dan Khazraj (kaum Anshar) memperdebatkan siapa yang pantas menjadi pemimpin Suku Khazraj mengajukan Saad bin Ubadah untuk menjadi pemimpin Suku Aus menolaknya dan mempertimbangkan siapa pemimpin dari kalangan Muhajirin Persoalan di Saqifah terdengar oleh Umar bin Khatab yang melaporkan kepada Abu Bakar
LOBBY POLITIK SAQIFAH Saad bin Ubadah mengatakan “minna amir wa minkum amir” (dari kelompok kami mengangkat pemimpin, dari kalian juga mengangkat seorang pemimpin) Hadis “al aimmatu min Quraisy” (imam diangkat dari klan Quraisy) dijadikan dalil oleh Abu Bakar untuk menolak kepemimpinan Saad bin Ubadah Abu Bakar juga mengemukakan dalil “Qaddimu Quraisy wala Tuqaddimuha” (Dahulukan kaum Quraisy dan jangan kalian mendahuluinya”
PEMBAIATAN ABU BAKAR SEBAGAI KHALIFAH Musyawarah tidak mencapai kata mufakat sehingga Umar bin Khatab membaiat Abu Bakar, diikuti Abu Ubadah dan kaum muslimin yang lain. Namun tidak semua sahabat membaiatnya terutama Ali ibn Abi Thalib Pasca terpilih menjadi khalifah, Abu Bakar memberikan sambutan di masjid Nabawi Isi pokok pidato Abu Bakar: Pelantikan Abu Bakar sebagai kontrak sosial antara pemimpin dan rakyat Abu Bakar menerima kritik dan saran dari rakyat Mengutamakan HAM dan anti kesewenang-wenangan terhadap rakyat Menyerukan jihad ketika diperlukan Memerintahkan shalat untuk memperoleh keberkahan
PROGRAM KERJA KHALIFAH ABU BAKAR Abu Bakar hanya memerintah kurang lebih selama dua tahun dengan dua program kerja: DALAM NEGERI URUSAN LUAR NEGERI
Kebijakan luar negeri khalifah abu bakar Wilayah perbatasan menjadi masalah utama kedaulatan negara Mengirim Eksepedisi perang yang dipimpin Usamah ibn Zaid menghadapi tentara Romawi di Mu’tah Romawi menjadi musuh Islam karena menghasut kaum Yahudi yang hijrah ke Palestina untuk memusuhi Islam
Kebijakan dalam negeri khalifah abu bakar Persoalan dalam negeri muncul para pembangkang suku Arab yang enggan membayar zakat, nabi palsu, dan orang- orang murtad Membentuk 11 brigade untuk memerangi para pembangkang: Khalid ibn Walid memerangi nabi palsu Thulaihah ibn Khuwailid dari Banu Asad Ikrimah ibn Abi Jahl memadamkan pemberontakan Musailamah al kazzab di Yamamah Syurahbil ibn Hasanah memimpin tentara ke Qudha’ah Al Muhajir ibn Abi Umayah memerangi nabi palsu Aswad al-Ansi di Yaman Huzaifah ibn Mihsan dikirim ke Oman Arfajah ibn Hursimah memimpin tentara ke Mahrah Suwaid ibn Muqrin memerangi suku Tihamah di Yaman Ala ibn Hadrami menyerang orang murtad di Bahrain Amr ibn Ash menghadapi Qida’ah Mian ibn Hijaz memadamkan pemberontakan Banu Sulaim di Hawazin Khalid ibn Saiid membebaskan Syam
STRUKTUR PEMERINTAHAN KHALIFAH ABU BAKAR Majelis Syura Sahabat Senior Wazir Umar ibn Khattab Bendahara Abu Ubadah Sekretaris Zaid ibn Sabit
Para gubernur masa khalifah abu bakar no Nama Wilayah 1 Utab ibn Asid Makkah 2 Usman ibn Abi Ash Thaif 3 Muhajir ibn Umayah Shan’a 4 Zaid ibn Labid Hadramaut 5 Ya’la ibn Umaiyah Khaulan 6 ‘ila ibn Tsur al Hadrami Zabid dan Rima 7 Muadz ibn Jabal Janad 8 Abdullah ibn Tsur Jarsy
Suksesi khalifah umar ibn khattab (634-644 M) Saat Khalifah Abu Bakar sakit, ia berkonsultasi dengan para sahabat senior tentang pencalonan khalifah penggantinya Ia berwasiat untuk menunjuk Umar ibn Khattab menjadi khalifah sesudahnya Beberapa sahabat keberatan karena sifat tegas yang dimiliki Umar ibn Khattab Namun atas nasehat Abu Bakar, keputusan pencalonan Umar ibn Khattab sebagai khalifah diterima Umar kemudian dibaiat menjadi khalifah kedua
PROGRAM KERJA KHALIFAH UMAR PERLUASAN WILAYAH REFORMASI BIROKRASI PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PEMBENTUKAN TENTARA PROFESIONAL
1. Perluasan wilayah Khalid ibn Walid menaklukan Persia (635M) Saad ibn Waqas berhasil menguasai Irak Amr ibn Ash berhasil menduduki Mesir Palestina yang dikuasai Bizantium juga berhasil ditaklukkan
Struktur pemerintahan Jabatan Pejabat 1. Khalifah Umar ibn Affan 2. Qada (lembaga peradilan) Hakim independen di setiap propinsi 3. Majelis Syura Para sahabat senior 4. Sekretaris Negara Usman ibn Affan
Departemen yang dibentuk 1. al ahdas (kepolisian) 2. al nafiah (pekerjaan umum) 3. al jund (pertahanan/keamanan) 4. al kharaj (perpajakan) 5. baitul mal (perbendaharaan Negara)
pembagian propinsi Madinah Makkah Syiria Jazirah Kufah Bashrah Mesir Palestina
Suksesi khalifah usman ibn affan Sebelum khalifah Umar wafat, ia membentuk tim formatur yang terdiri dari Usman ibn Affan, Ali ibn Abi Thalib, Abdrahman ibn Auf, Thalhah ibn Ubaidillah, Zubeir ibn Awwam, Saad ibn Abi Waqqas, dan Abdullah ibn Umar yang hanya memiliki hak suara Thalhah berada di Madinah sehingga tidak ikut pencalonan, sementara Abdurahman ibn Auf mengundurkan diri Terdapat dua polarisasi kekuatan yakni Ali ibn Abi Thalib dan Usman ibn Affan Akhirnya Usman ibn Affan yang terpilih menjadi khalifah ke tiga pada usia 70 tahun
Program kerja khalifah usman Memperluas wilayah kekuasaan Islam Memperluas Masjid Nabawi Membukukan mushaf al-Quran Melanjutkan program pemerintahan khalifah Umar ibn Khattab
Para Gubernur masa khalifah usman Abdullah ibn al-Hadrami sebagai gubernur Makkah Al Qasim ibn al-Rabiah gubernur Thaif Ya’la ibn Munabbih gubernur Shan’a Abdullah ibn Rabiah gubernur Jinad Abdullah ibn Amr ibn Kuraiz gubernur Basrah Saad ibn Ash gubernur Kufah Abdullah ibn Saad ibn Sarh gubernur Mesir Muawiyah ibn Abi Sofyan gubernur Syam Jarir ibn Abdillah gubernur Kirghistan Asy’ats ibn Qais gubernur Azerbaijan Malik ibn Habib gubernur Merv An-Nasir gubernur Hamadan Sa’id ibn Qais gubernur Ray Al Saib ibn Al Aqra gubernur Isfahan
Khalifah dan nepotisme Enam tahun pertama pemerintahan khalifah Usman tidak terjadi gejolak politik, namun enam tahun kedua pemerintahannya mulai terjadi ketidakpuasan terhadap pemerintah Khalifah menunjuk keluarganya menduduki jabatan strategis yakni : Gubernur Kufah, Mughirah ibn Su’bah digantikan oleh Saad ibn Ash (sepupu) Gubernur Mesir, Amr ibn Ash digantikan Abdullah ibn Saad ibn Sarh (sepupu) Jabatan sekretaris Negara dipegang oleh Marwan ibn Hakam Berkaitan dengan pembagian tanah di Irak dan Mesir yg merugikan Bani Tamim. Pada pemerintahan Umar, mereka mengelola tanah namun harus membayar pajak. Sementara Usman dibagikan kepada keluarganya
Pemberontakan kepada khalifah Usia khalifah yang sudah tua dan mempercayakan jabatan pemerintahan kepada keluarganya memicu ketidaksenangan masyarakat Khalifah dinilai tidak tegas dan tidak berdaya menguasai ambisi keluarganya Marwan ibn Hakam sebagai sekretaris Negara seringkali melangkahi wewenang khalifah dan lebih berperan dalam roda pemerintahan Atas perintah Marwan ibn Hakam, para pemberontak dari Mesir diperintahkan untuk dibunuh Dengan demikian rakyat Mesir marah dan berbondong-bonding meminta pertanggungjawaban khalifah di Madinah, sampai khalifah sendiri terbunuh
Pasca wafatnya Khalifah usman ibn affan Para pemberontak dari berbagai daerah mencari beberapa sahabat senior seperti Thalhah, Zubeir, dan Saad ibn Abi Waqas untuk dibaiat menjadi khalifah. Namun tidak ada yang bersedia Pemberontak kemudian mendatangi Ali ibn Abi Thalib. Pada awalnya ia tidak bersedia. Namun Malik al-Astar membaiatnya diikuti sahabat senior Talhah dan Zubeir di bawah ancaman pedang Muawiyah ibn Abi Sofyan, menuduh Ali sebagai dalang kematian khalifah Usman. Ia mengangkat dirinya sebagai khalifah tandingan di Syam Aisyah menggalang kekuatan bersama Thalhah dan Zubeir di Makkah untuk melawan Ali Ali tetap dianggap sah sebagai khalifah karena dibaiat sebagian besar rakyat.
Program kerja khalifah ali ibn abi thalib Memberhentikan seluruh gubernur yang dipilih oleh khalifah sebelumnya Menarik kembali tanah yang dibagi-bagikan kepada kerabat khalifah Usman Program kerja ini tidak mudah diterapkan karena banyak yang menolaknya, bahkan penduduk Madinah sendiri Khalifah Ali kemudian memindahkan pusat pemerintahan di Kufah
Perang saudara Perang Jamal yakni perang antara pasukan Ali melawan pemberontakan Talhah, Zubeir dan Aisyah. Dalam perang ini Talhah dan Zubeir tewas, sedangkan Aisyah dikembalikan ke Makkah Perang Siffin yaitu perang antara Muawiyah dan Ali pada 37H/657 M. pasukan Ali hampir memperoleh kemenangan, namun Amr ibn Ash yang berada di barisan Ali menawarkan perdamaian Maka perang dihentikan dan diadakan tahkim diantara keduanya Hasil tahkim sangat timpang, Ali diturunkan dari jabatannya sebagai khalifah dan Muawiyah menggantikan posisinya sebagai khalifah
sekian Terimakasih