GANGGUAN HAID DAN SIKLUSNYA
Haid dan siklusnya HAID adalah perdarahan secara periodik dan siklus dari uterus disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium. PANJANG SIKLUS HAID adalah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid berikutnya. SIKLUS HAID yang normal (KLASIK) adalah 28 hari (25-32)hari. Dan kir-kira 97 %wanita yang berovulasis siklus haidnya berkisar antara 18-42 hari.Jika siklusnya kurang dari 18 hari dan lebih dari 42 hari dan tidak teratur biasanya siklusnya tidak berovulasi( ANOVULATOR)
GEJALA-GEJALA: Adanya rasa berat dipanggul Merasa nyeri (DISMENOREA) LAMA HAID biasanya 3-5 hari, ada1-2 hari, ada 7-8 hari dan semuanya diikuti darah sedikit-sedikit. JUMLAH DARAH yang keluar rata-rata lebih kurang 16 cc. JUMLAH DARAH PATOLOGI adalah jumlah darah lebih dari 80cc. Dan darah haid tidak membeku disebabkan fibrinolisin. GEJALA-GEJALA: Adanya rasa berat dipanggul Merasa nyeri (DISMENOREA)
MENARCHE adalah usia gadis pertama kali mendapat haid MENARCHE adalah usia gadis pertama kali mendapat haid. Biasanya sekitar 10-16 tahun dan rata-rata 12,5 tahun. Dan usia menarche dipengaruhi faktor gizi, faktor keturunan, dan kesehatan umum. Jadi menarche terjadi ditengah-tengah masa pubertas, yaitu peralihan masa anak-anak ke masa remaja. Sesudah masa pubertas wanita memasuki masa reproduksi, yaitu masa dimana ia dapat memperoleh keturunan. Masa reproduksi ini berlangsung 30-40 tahun dan berakhir pada masa mati haid atau baki (MENOPAUSE).
ASPEK ENDOKRIN DALAM SIKLUS HAID Yang memegang peranan penting proses ovulasi adalah kerjasama antara kortex serebri, hipotalamus, hipofisis, ovarium, glandula tiroidea, glandula suprarenalis dan kelenjar-kelenjar endokrin lainnya. Yang memegang peranan utama dalam proses haid adalah hubungan hypothalamic-pituitary- ovarium axis. Menurut teori NEURO HUMORAL, hipothalamus mengawasi sekresi hormon gonadotropin oleh adenohipopisis melalui sekresi neurohormon yang disalurkan kesel-sel adenohipopise lewat sirkulasi portal yang khusus.Hipothalamus menghasilkan faktor yang telah dapat diisolasi dan disebut Gonadotropin Releasing Hormon (Gn RH)karena dapat merangsang pelepasan Luteinizing Hormon dan Follicle Stimulating Hormon (FSH) dari hipofisis.
Siklus haid normal dapat dipahami dengan baik dengan membaginya atas 2 fase dan 1 saat, yaitu fase folikuler, saat ovulasi dan fase luteal. Perubahan-perubahan kadar hormon sepanjang siklus haid disebabkan oleh mekanisme umpan balik(FEED BACK) antara hormon steroid dan hormon gonadotropin. Estrogen menyebabkan umpan balik negatif terhadap FSH, sedangkan terhadap LH estrogen menyebabkan umpan balik negatif jika kadarnya rendah, dan umpan balik positif jika kadarnya tinggi. Tempat utama umpan balik terhadap hormon gonadotropin mungkin pada hipothalamus. Tidak lama sesudah haid mulai, pada fase folikuler dini, beberapa folikel berkembang oleh pengaruh FSH yang meningkat. Meningkatnya hormon FSH disebabkan regresinya korpus luteum, sehingga hormon steroid berkurang.
Gangguan haid dan siklusnya khusus dalam masa reproduksi dapat digolongkan dalam : Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada haid hipermenorea atau menoragia hipomenorea Kelainan siklus polimenorea Oligomenorea amenorea Perdarahan diluar haid metroragia Gangguan lain yang ada hubungan dengan haid. premenstrual tension Mastodinia mittelschmerz (rasa nyeri pada ovulasi)
HIPERMENOREA Ialah perdarahan haid yang lebih banyak dari normal atau lebih lama dari normal(lebih dari 8 hari). HIPOMENOREA Ialah perdarahan haid yang lebih pendek atau lebih kurang dari biasa. POLIMENOREA Dimana siklus haid lebih pendek dari biasa( kurang dari 21hari). OLIGOMENOREA Adalah keadaan dimana siklus haid lebih panjang dari 35 hari. AMENOREA Ialah keadaan tidak adanya haid untuk sedikitnya 3 bulan berturut-turut.
Klasifikasi amenorea patologik Gagguan organik pusat: Sebab organik yaitu tumor, radang, destruksi Gangguan kejiwaan: syok emosiomal, psikosis, anoreksia nervosa, pseudosiesis. Gangguan poros hypothalamus-hipofisis: Sindrom amenorea-galaktorea, Sindrom Stein Leventhal, Amenorea hipotalamik. Gangguan hipofisis: Sindrom Sheehan dan penyakit Simmonds, Tumor Adenoma basofil (penyakit Cushing) Adenoma asidofil( Akromegali, Gigantisme dan Adenoma Kromofob(sindrom Forbes- Albright) Gangguan gonad: Kelainan kongenital yaitu disgenesis ovarii(Sindrom Turner) dan Sindrom Testiculer feminization. Menopause prematur, Insensitive ovary. Penghentian fungsi ovarium karena Operasi, radiasi, radang, dan sebagainya. Tumor sel granulosa, sel teka, sel hilus, adrenal, Adrenoblastoma.
Gangguan gonad: Kelainan kongenital yaitu disgenesis ovarii(Sindrom Turner) dan Sindrom Testiculer feminization. Menopause prematur, Insensitive ovary. Penghentian fungsi ovarium karena Operasi, radiasi, radang, dan sebagainya. Tumor sel granulosa, sel teka, sel hilus, adrenal, Adrenoblastoma. Gangguan glandula suprarenalis yaitu Sindrom Adrenogenital, Sindrom Cushing, Peny.Addison. Gangguan glandula tiroidea yaitu hipotireoidi, kretinisme. Gangguan Pancreas yaitu Diabetes Mellitus. Gangguan Uterus dan Vagina yaitu aplasia dan hipoplasi uteri, sindrom Asherman, endomtitis Tuberculose, histerektomi, dan aplasia vaginie. Penyakit-penyakit umum yaitu peny. Umum, gangguan gizi, obesitas.
Rencana pemeriksaan: Anamnese yang tepat dan bermanfaat Pemeriksaan umum Pemeriksaan ginekologi Pemeriksaan foto-Roengen dari Thorakdan dari sella tursika. Pemeriksaan sitologi vaginauntuk mengetahui adanya estrogen yang dapat dibuktikan berkat pengaruhnya. Tes toleransi glukose Pemeriksaan mata Kerokan uterus Pemeriksaan Basal metabolisme Rate Pemeriksaan T3dan T4 Laparaskopi Pemeriksaan kromatin seks Pembuatan kariogram Pemeriksaan kadar hormonal.
Gangguan lain dalam hubungan dengan haid Dismenorea Dismenorea atau nyeri haid mungkin merupakan suatu gejala yang paling sering menyebabkan wanita-wanita muda pergi ke dokter untuk konsultasi dan pengobatan. Gangguan ini sifatnya subyektif, berat atau intensitasnya sukar dinilai. Walaupun frekuensi dismenorea cukup tinggi dan penyakit ini sudah lama dikenal, namun sampai sekarang patogenesisnya belum dapat dipecahkan dengan memuaskan.
Hampir semua wanita mengalami rasa tidak enak di perut bawah dan sering kali merasa mual sebelum dan selama haid oleh karenanya dismenorea hanya dipakai jika nyeri haid demikian hebatnya, sehingga memaksa penderita untuk beristirahat dan meninggalkan pekerjaan rutinnya untuk beberapa jam atau beberapa hari. Dismenorea dibagi atas: Dismenorea primer ( esensial, instrinsik, idiopatik), tidak terdapat hubungan dengan kelainan ginekologik. Dismenorea sekunder (ekstrinsik, yang diperoleh, acquired), disebabkan oleh kelainan ginekologik (salpingitis kronika, endometriosis, adenomiosis uteri, stenosis servisis uteri dan lain-lain).
Pembagian ini tidak seberapa tajam batasnya oleh karena dismenorea yang pada mulanya disangka primer, tetapi setelah diteliti lebih lanjut memperlihatkan kelainan organik dan termasuk dismenorea sekunder.
Dismenoria Primer Dismenoria primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa kelainan pada alat-alat genital yang nyata. Dismenorea primer terjadi beberapa waktu setelah menarche biasanya setelah 12 bulan atau lebih, oleh karenanya siklus-siklus haid pada bulan-bulan pertama setelah menarche umumnya berjenis anovulatoar yang tidak disertai dengan rasa nyeri. Rasa nyeri timbul tidak lama sebelumnya atau bersama-sama dengan permulaan haid dan berlangsung beberapa jam atau beberapa hari. Sifat rasa nyeri ialah kejang berjangkit-jangkit, biasanya terbatas pada perut bawah, tetapi dapat menyebar ke daerah pinggang dan paha. Bersamaan dengan rasa nyeri dapat dijumpai rasa mual, muntah, sakit kepala, diarea, iritabilitas, dan sebagainya.
Etiologi Banyak teori telah dikemukakan untuk menerangkan penyebab dismenorea primer, tetapi patofisiologinya belum jelas dimengerti. Beberapa faktor penyebab dismenorea primer antara lain: Faktor kejiwaan: emosional tidak stabil, apalagi mereka yang tidak mendapat penerangan yang baik tentang proses haid, mudah sekali timbul dismenorea. Faktor konstitusi: faktor ini erat hubungannya dengan faktor kejiwaan dan dapat juga menurunkan ketahanan terhadap rasa nyeri. Faktor –faktor seperti anemia, penyakit menahun, dan sebagainya dapat mempengaruhi timbulnya dismenorea.
Faktor obstruksi kanalis servikalis:inilah salah satu teori yang paling lama digunakan untuk menerangkan terjadinya dismenorea primer, dengan uterus dalam hiperantefleksi mungkin dapat terjadi stenosis kanalis servikalis. Akan tetapi teori ini sekarang tidak dianggap sebagai faktor yang penting sebagai penyebab dismenorea. Banyak wanita menderita dismenorea tanpa stenosis cervikalisdan tanpa uterus yang dalam hiperantefleksi. Sebaliknya terdapat wanita tanpa keluhan dismenorea, walaupun ada stenosis servikalis dan uterus terletak dalam hiperantefleksi atau hiperretroveksi. Mioma submukosum bertangkai atau polipendometrium dapat menyebabkan dismenorea karena otot-otot uterus berkontraksi keras dalam usaha untuk mengeluarkan kelainan tersebut. Faktor Endokrin: Ini terjadi karena ada anggapan bahwa kejang yang terjadi pada dismenorea primer disebabkan oleh kontraksi uterus yang berlebihan. Faktor endokrin mempunyai hubungan dengan soal tonus dan kontraktilitas otot usus.
Faktor elergi: Teori ini dikemukakan selelah memperhatikan adanya asosiasi antara dismenorea dengan urtikaria, migrine, atau asma bronchiale. Dan masih dalam dugaan bahwa penyebab ini adalah toksi haid. Peningkatan kadar prostaglandin. Tahun-tahun terakhir penyelikikan menunjukkan bahwa peningkatan kadar prostaglandin memegang peranan penting dalam etiologi dismenorea primer. Satu jenis dismenorea yang jarang terjadi adalah yang pada haid tidak mengeluarkan endometrium dalam fragmen-fragmen kecil, melainkan dalam keseluruhannya. Pengeluaran demikian disertai dengan rasa nyeri kejang yang keras. Dismenorea ini dinamakan dismenoea membranasea. Dan pada penyakit yang corpus luteumnya mengeluarkan progesteron yang berlebihan yang menyebabkan endometrium menjadi desidua yang tebal dan kompak yang disebut Desidual cast yang sukar dihanjurkan. Keadaan ini sukar disembuhkan.
Penanganan: Penerangan dan nasehat Pemberian obat analgetik Terapi hormonal Terapi dengan obat nonsteroid antiprostaglandin memegang peranan yang makin penting terhadap dismenorea primer.Bisa dengan memberi Indome5tasin, Ibuprofen, dan naprosen, Dan kurang lebih 70%penderita dapat disembuhkan atau mengalami banyak perbaikan. Pengobatan diberikan sebelum haid mulai, 1sampai 3 hari sebelum haid, dan pada hari pertama haid. Dilatasi kanalis servikalis dapat memberi keringanan karena memudahkan pengeluaran darah haid dan prostaglandin didalamnya, Neurektomi Prasakral (pemotongan urat syaraf sensorik antara uterus dan susunan syaraf pusat) ditambah dengan neurektomi ovarial (pemotongan urat syaraf sensorik yang ada diligamentum infundibulum) ini merupakan tindakan terakhir, apabila usaha-usaha lain gagal.
Premenstrual Tension ( tegangan prahaid) Merupakan keluhan-keluhan yang biasanya mulai 1minggu sampai beberapa hari sebelum datangnya haid, dan menghilang sesudah haid datang. Walaupun kadang-kadang berlangsung terus sampai haid berhenti. Gejala-gejala yang tidak seberapa berat banyak dijumpai, terutama pada wanita-wanita berumur antara 30 dan 45tahun. Keluhan berupa gangguan emosinal berupa iritabilitas, gelisah, insomnia, nyeri kepala, perut gembung, mual, pembesaran dan rasa nyeri pada mammae. Dan kasus berat terdapat depresi, rasa ketakutan, gangguan konsentrasi, dan peningkatan gejala-gejala fisik.
Etiologi Kurang jelas, kemungkinan kareena ketidakseimbangan antara estrogen dan progesterondengan akibat retensicairan dan natrium, penambahan berat badan dan kadang-kadang oedem. Dalam hubungan dengan faktor hormonal, terdapat defisiensi dari luteal dan dan pengurangan produksi progesteron. Dan terakhir adalah faktor kejiwaan yaitu masalah keluarga, masalah sosial. Penanganan Untuk mengatasi retensi natrium dan cairan , maka selama 7-10 hari sebelum haid pemakaian garam dibatasi dan minum sehari-hari dikurangi. Pemberian obat-obat diuretika selama 5 hari dapat bermanfaat. Pemberian progesteron sintesis dalam dosis kecil selama 8-10hari dapat bermanfaat. Pemberian testosteron dalam bentuk methiltestosteron 5mg dalam tablet isap untuk mengurangi kelebihan estrogen. Memberikan motivasi psikis terhadap psikis keluarga dan lingkungan.
Vicarious Menstruation Istilah ini dipakai untuk kasus-kasus tertentu yang jarang dijumpai, dimana terjadi perdarahan ekstragenital dengan interval periodik yang sesuai dengan siklus haid. Tempat perdarahan yang sering dijumpai ialah mukosa hidung berupa epistaksis (30% dari seluruh kasus). Rupanya peningkatan kadar estrogen dapat menyebabkan edema dan kongesti pada alat-alat lain di luar alat-alat genital pada wanita yang peka. Vicarious menstruation dapat juga terjadi pada berbagai alat, seperti lambung, usus, paru-paru, mamma, kulit. Penanganan dapat dilakukan apabila pada alat yang berdarah ada kelainan yang dapat diangkat atau diobati.
Mittelschmerz dan perdarahan ovulasi Mittelschmerz atau nyeri antara haid terjadi kira-kira sekitar pertengahan siklus haid, pada saat ovuloasi. Rasa sakit yang terjadi mungkin ringan , tetapi mungkin juga berat. Lamanya mungkin hanya beberapa jam, tetapi pada beberapa kasus sampai 2-3 hari. Rasa nyeri dapat disertai atau tidak disertai dengan perdarahan., yang kadang-kadang sangat sedikit berupa getah berwarna coklat, sedang pada kasus lain dapat merupakan perdarahan seperti haid biasa. Diagnosis dibuat berdasarkan saat terjadinya peristiwa dan bahwa nyerinya tidak mengejang, ytidak menjalar, dan tidak disertai mual atau muntah. Penanganan umumnya terdiri atas penerangan pada wanita yang bersangkutan.
Mastalgia Gejala mastalgia ialah rasa nyeri dan pembesaran mamma sebelum haid. Sebabnya edema dan hiperemikarena peningkatan relatif dari estrogen. Pada pemeriksaan harus diperhatikan adanya radang dan neoplasma. Terapi biasanya terdiri atas pemberian diuretikum, sedang pada mastalgia keras kadang-kadang perlu diberikan metiltestosteron 5mg sehari secara sublingual.bromokriptine dalam dosis kecil dapat membantu pengurangan penderitaan.