Bahan tambahan makanan (bahan Aditif)
Definisi Bahan tambahan makanan (BTM) Bahan yang tidak lazim dikonsumsi sebagai makanan, dan biasanya bukan merupakan komposisi khas makanan, dapat bernilai gizi ataupun tidak, ditambahkan ke dalam makanan dengan sengaja untuk membantu teknik pengolahan makanan baik dalam proses pembuatan, pengolahan, penyiapan, perlakuan, pengepakan, pengemasan, pengangkutan, dan penyimpanan produk makanan olahan, agar menghasilkan suatu makanan yang lebih baik atau secara nyata mempengaruhi sifat khas makanan tersebut
Fungsi dan Tujuan Penggunaan yaitu sebagai antioksidan, mencegah penggumpalan, mengatur keasamam makanan, pemanis buatan, pemutih dan pematang tepung, pengemulsi, pengental, pengawet, pewarna, pengeras, penyedap rasa, penguat rasa, sekuestran, enzim dan penambah gizi, serta fungsi lainnya seperti pelembab, antibusa, pelarut, karbonasi, penyalut, dan pengisi. Kelebihan lebih pekat, lebih stabil, dan lebih murah. Kelemahan sering terjadi ketidaksempurnaan proses sehingga mengandung zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan, dan kadang-kadang bersifat karsinogenik, baik pada hewan maupun manusia.
Pemakaian Food Additives Tidak Diperkenankan Apabila : Untuk menutupi adanya teknik pengolahan dan penanganan yang salah Untuk menipu konsumen Menyebabkan penurunan nilai gizi produk Pengaruh yang dikehendaki bisa diperoleh dengan pengolahan secara lebih baik yang secara ekonomis fisibel
Berdasarkan Fungsinya Food Additives Diklasifikasi Sbb : Zat pengawet : Na Benzoat, garam,gula, sulfit, nitrat Zat pewarna : Alami : antosianin, flavonoid, karotenoida, xanton, khlorofil Identik alamiah : betakaroten, cantha xanthin, karotenal Sintetis : dye (larut air), lake (tidak larut air) Penyedap rasa dan aroma : msg Zat pemanis sintetis : sakarin (400), siklamat (30)
Berdasarkan Fungsinya Food Additives Diklasifikasi Sbb : Zat penjernih larutan : gelatin, arang aktif, tannin Pengambang adonan : bikarbonat (NaHCO3), garam fosfat Asidulan (zat pengasam) : asam asetat, asam laktat, asam fumarat Zat Pemucat: Nitrogen oksida, Cl2, ClO2, KBrO3 Surfaktan : pengemulsi, penstabil (cmc) Antioksidan : BHA (Butylated Hydroxy Anisol), BHT (Butylated Hydroxy Toluen)
Batas maksimum penggunaan Pewarna buatan Nama Batas maksimum penggunaan Merah (45430) 0,1 g/kg (es krim), 0,2-0,3 g/kg (jem, jeli, saus, buah kalengan) Hijau (42053) 0,1 g/kg (es krim), 0,2 g/kg (jeli, buah alengan), 0,3g/kg (acar) Kuning (15985) 0,1 g/kg (es krim0, 0,2 g/kg (jeli, buah kalengan), 0,3 g/kg (acar) Coklat (20285) 0,07 g/kg (minuman ringan), 0,3 g/kg (makanan lainnya) Biru (42090) 0,1 g/kg (es krim), 0,2 g/kg (jeli buah kalengan), 0,3g/kg (acar)
Permenkes RI No. 239/MENKES/PER/V/85 tentang Zat Warna Berbahaya Auramine* Alkanet Butter Yellow* Black 7984 Nurm Umber Crysoidine Crysoine Citrus Red No. 2* Chocolate Brown FB Fast Red E Fast Yellow AB Guinea Green B* Indanthrene Blue RS Magenta* Metanil Yellow* Oil orange SS* Oil Orange XO* Oil Orange AB* Oil Orange OB* Orange G Orange GGN Orange RN Orchid and Orcein Ponceau 3R* Ponceau SX Ponceau 6R Rhodamin B* Sudan I*Scarlet GN Violet 6B
Pewarna Buatan Pewarna Alami Yang diijinkan Karamel Beta-karoten Klorofil Kurkumin
PEWARNA TERLARANG DAN BERBAHAYA RHODAMIN B PEWARNA TERLARANG DAN BERBAHAYA METANIL YELLOW
RODAMIN B Merupakan zat warna sintetis berbentuk serbuk kristal, berwarna hijau atau ungu kemerahan, tidak berbau, dalam larutan berwarna merah terang berpendar/berfluoresensi. DILARANG DIGUNAKAN DALAM OBAT, MAKANAN DAN KOSMETIK berdasarkan Permenkes No.239/Menkes/Per/V/1985 tentang Zat Warna Tertentu yang dinyatakan sebagai Bahan Berbahaya
Rhodamin B “DILARANG DIGUNAKAN DALAM OBAT, MAKANAN DAN KOSMETIK” Nama lain: Tetra Ethyl Rhodamin, Rheonine B, D&C Red No.19, CI Basic Violet 10, CI no.45179 Rhodamin B “DILARANG DIGUNAKAN DALAM OBAT, MAKANAN DAN KOSMETIK” (Permenkes No.239/Menkes/Per/V/85 tentang Zat Warna Tertentu yang Dinyatakan Sebagai Bahan Berbahaya) GEJALA AKUT & BAHAYA BILA TERPAPAR RODAMIN B : Jika terhirup dapat menimbulkan iritasi pada saluran pernafasan Jika terkena kulit dapat menimbulkan iritasi pada kulit Jika terkena mata akan menimbulkan iritasi pada mata, mata kemerahan, udem pada kelopak mata Jika tertelan dapat menimbulkan iritasi pada saluran pencernaan dan menimbulkan gejala keracunan dan air seni berwarna merah atau merah muda
Sebagai zat warna biologi. PENGGUNAAN RODAMIN B : Sebagai zat warna untuk kertas, tekstil (sutra, wool, kapas), sabun, kayu dan kulit. Sebagai reagensia untuk pengujian antimon, bismut, kobal, niobium, emas, mangan, air raksa, molibden, tantalum, talium dan tungsten. Sebagai zat warna biologi.
SALAH PENGGUNAAN RODAMIN B : SERING DISALAHGUNAKAN UNTUK PEWARNA PANGAN DAN KOSMETIK. MISS : SIRUP, TERASI, KERUPUK, LIPSTIK DLL
Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk. H2CO Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk. Formalin dikenal sebagai bahan pembunuh hama (desinfektan) dan banyak digunakan dalam industri.
Formalin dipasaran diperdagangkan dengan nama yang berbeda-beda antara lain: Formol Morbicid Methanal Formic aldehyde Methyl oxide Oxymethylene Methylene aldehyde Oxomethane Formoform Formalith Karsan Methylene glycol Paraforin Polyoxymethylene glycols Superlysoform Tetraoxymethylene Trioxane
Penggunaan Formalin Pembunuh kuman pembersih : lantai, kapal, gudang dan pakaian Pembasmi lalat dan berbagai serangga lain Desinfektan cairan pembalsam (mengawetkan mayat) Bersifat germisida/pengoksidasi Dalam konsentrasi yang sangat kecil (<1 %) digunakan sebagai pengawet untuk berbagai barang konsumen seperti pembersih rumah tangga, cairan pencuci piring, pelembut, perawat sepatu, shampoo mobil, lilin dan karpet.
CIRI PRODUK MENGANDUNG FORMALIN MIE BASAH Tidak rusak sampai 2 hari pada suhu kamar (25oC) Tahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es (10oC) Bau agak menyengat, bau formalin Tidak lengket dan mie lebih mengkilap dibandingkan mie normal BASO Tidak rusak sampai 5 hari pada suhu kamar (25°C) Teksturnya sangat kenyal
CIRI PRODUK MENGANDUNG FORMALIN TAHU Tidak rusak sampai 3 hari pada suhu kamar (25°C) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es (10°C) Tahu terlampau keras, namun tidak padat Bau agak mengengat, bau formalin (dengan kandungan formalin 0.5-1ppm)
CIRI PRODUK MENGANDUNG FORMALIN IKAN SEGAR Tidak rusak sampai 3 hari pada suhu kamar (25oC) Warna insang merah tua dan tidak cemerlang, bukan merah segar dan warna daging ikan putih bersih Bau menyengat, bau formalin IKAN ASIN Tidak rusak sampai lebih dari 1 bulan pada suhu kamar (25oC) Bersih cerah Tidak berbau khas ikan asin
Pijer, Bleng atau Gendar BORAKS (Borax) Na2B4O7 NAMA LAIN : Pijer, Bleng atau Gendar
BORAKS Merupakan senyawa yang berbentuk kristal, warna putih, tidak berbau dan stabil pada suhu dan tekanan normal. DILARANG SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN PANGAN berdasarkan Permenkes No. 722/Menkes/Per/IX/1988 tentang : Bahan Tambahan Pangan
PENYALAHGUNAAN BORAKS Pengawet Pengenyal Memperbaiki penampakan Bakso, kerupuk, mie, pisang molen, lemper, buras, lontong, ketupat, pangsit, cilok, siomay dan lain-lain
PENGGUNAAN BORAKS Mematri logam Pembuatan gelas dan enamel Pengawet dan anti jamur kayu Obat untuk kulit dalam bentuk salep Sebagai antiseptik Pembasmi kecoa Campuran bahan pembersih
Pengawet yang diijinkan digunakan untuk pangan tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 722/Menkes/Per/IX/88 Tentang Bahan Tambahan Makanan, mencakup: Nama Batas maksimum Asam Benzoat 600/kg (kecap, minumanringan) 1 g/kg (acar, margarin, sari nanas, saus, makanan lainnya Kalium Bisulfit 50mg/kg(kentang goreng), 100mg/kg(udang beku), 500 mg/kg(sari nanas) Kalium Nitrit 50 mg/kg (keju), 500mg/kg (daging)
Pengaruh beberapa bahan pengawet terhadap kesehatan Produk Pangan Pengaruh terhadap Kesehatan Ca-benzoat Sari buah, minuman ringan, minuman anggur manis, ikan asin Dapat menyebabkan reaksi merugikan pada asmatis dan yang peka terhadap aspirin Sulfur dioksida (SO2) Sari buah, cider, buah kering, kacang kering, sirup, acar Dapatmenyebabkan pelukaan lambung, mempercepat serangan asma, mutasi genetik, kanker dan alergi K-nitrit Daging kornet, daging kering, daging asin, pikel daging Nitrit dapat pengaruhi kemampuan sel darah untuk membawa oksigen, menyebabkan kesulitan bernafas dan sakit kepala, anemia, radang ginjal,muntah
Ca- / Na-propionat Produk roti dan tepung Migrain, kelelahan, kesulitan tidur Na-metasulfat Alergi kulit Asam sorbat Produk jeruk, keju, dan salad Pelukaan kulit Natamysin Produk daging dan keju Dapat menyebabkan mual, muntah, tidak nafsu makan, diare dan pelukaan kulit K-asetat Makanan asam Merusak fungsi ginjal BHA minyak sayur, kripik kentang, pizza beku, instant teas Menyebabkan penyakit hati dan kanker. formalin Tahu, Mie Basah Kanker paru-paru, Gangguan pada jantung,Gangguan pada alat pencernaan, Gangguan pada ginjal, dll. Boraks atau Pijer Baso, mie Gangguan pada kulit, Gangguan pada otak, Gangguan pada hati, dll
Pemanis buatan Pemanis yang termasuk BTM adalah pemanis pengganti gula (sukrosa).Pemanis, baik yang alami maupun yang sintetis, merupakan senyawa yang memberikan persepsi rasa manis tetapi tidak (atau hanya sedikit) mempunyai nilaigizi Beberapa kriteria yg harus dipenuhi : (1) larut dan stabil dalam kisaran pH yang luas, (2) stabil pada kisaran suhu yang luas, (3) mempunyai rasa manis dan tidak mempunyai side atau after-taste, dan (4) murah, setidak-tidaknya tidak melebihi harga gula.
pemanis buatan yang direkomendasikan oleh Depkes RI Nama Batas maksimum penggunaan Sakarin (300-700x manis gula) 100mg/kg (permen), 200mg/kg (Es krim,jem,jeli)., 300 mg/kg (saus, Es lilin, minuman ringan, minuman yogurt) Siklamat (30-80x manis gula) 1 g/kg (permen), 2 g./kg ((Es krim,jem,jeli), 3mg/kg (saus, lilin, minuman ringan, minuman yogurt
M Persyaratan Label Pewarna Tulisan “Bahan Tambahan Pangan”, dan “Pewarna Pangan” atau “Food Colour” Nama pewarna pangan (Auramin, Tartrazin, dsb.) No indeks dari pewarna tersebut Komposisi unit produk campuran Isi netto Kode produksi Takaran penggunaan dalam pangan Nomor pendaftaran produk Nama dan alamat perusahaan Nomor pendaftaran produsen M Tanda khusus pewarna makanan :
KESIMPULAN Penggunaan BTP diatur dalam Permenkes RI. No. 722/Menkes/Per/IX/88 Ada 11 jenis BTP yang sering digunakan Boraks, Formalin, Rhodamin B, Methanil Yellow adalah Bahan yang sering disalahgunakan Penggunaan BTP yang berlebihan dan yang dilarang berdampak bagi kesehatan dan pertumbuhan generasi yang akan datang
Terima Kasih