Manusia Pembelajar Sebagai Tantangan Oleh : Enceng Mulyana

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Agenda 99 Manajemen Pengembangan Diri Menjadi Manusia Bermartabat
Advertisements

Berkelas.
PENGENALAN PENDIDIKAN KARAKTER DI BPK PENABUR JAKARTA.
TUGAS PERKEMBANGAN KEHIDUPAN PRIBADI, PENDIDIKAN DAN KARIER, DAN KEHIDUPAN BERKELUARGA PTIK.
Etika Profesi Public Relations
MERAIH HIDUP BERMAKNA Taufik, S.Psi., M.Si., Ph.D.
1. RESPONSI I I. Orang yang baik adalah orang yang : II. Guru yang ideal adalah guru yang : III. Peserta didik yang baik adalah : IV. Jika saya memiliki.
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PANCASILA 10 PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA PENGANTAR
MENDEFINISIKAN PEMBATAS © Lesson 8-1 Anak-anak tidak dilahirkan dengan pembatas! Mereka menghayati pembatas karena hubungan luar dan disiplin. Pembatas.
Saya belajar,bahwa saya tidak dapat memaksa orang lain mencintai saya.
PERAN PENDIDIKAN SEBAGAI MODAL UTAMA MEMBANGUN KARAKTER BANGSA
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang
Dongengdan Pendidikan Karakter Hartono PBSI FBS UNY.
IMPLEMENTASI MARKETING BANK SYARIAH
TEORI BELAJAR HUMANISTIK
Pendidikan Karakter di SMP oleh Eko Widodo
Sosialisasi KTSP PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 NOMOR 23 TAHUN 2006Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL) DEPARTEMEN PENDIDIKAN.
Kepemimpinan Wirausaha
BIJAKSANA DALAM MEMAKAI DAN MENGISI SETIAP KESEMPATAN
PENGERTIAN WIRAUSAHA DAN KEWIRAUSAHAAN
BAB VIII POLITIK.
Saya Belajar Saya belajar,
Problem Solving.
Jujur Profesional Melayani Inovatif Berarti
Wahyu Hidayat, M.Pd. STKIP Siliwangi Bandung 2017
PENGEMBANGAN KARAKTER DOSEN PGPAUD
Prof. Dr. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum.
INTERNALISASI NILAI NILAI KEWIRAUSAHAAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL
PERTEMUAN 4 HARLINDA SYOFYAN, S.Si., M.Pd
Karakter= budi pekerti + x = ?
Pendidikan karakter Apakah karakter? Apakah pendidikan karakter?
PENGAMPUNAN: BERDAMAI DENGAN MASA LALU DAN MERAJUT MASA DEPAN
08 Oktober 2011 Antonius Ketut
KETRAMPILAN INTERPERSONAL
Materi dan Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar
Kewirausahaan Zimmerer : suatu proses penerapan kreatifitas dan inovasi dalam menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan Savary dalam buku kamus dagang.
KETRAMPILAN INTERPERSONAL
Saya Belajar Saya belajar, Apa yang saya anggap terbaik, bukan tentu yang terbaik dariNya. Dan sebaliknya, yang terbaik dariNya belum tentu kita senangi.
KONSEP DASAR PR II.
OLEH : DRS. SUYITNO, MM DALAM KEGIATAN DIKLAT GURU PEMBELAJAR 2016
PENDIDIKAN PANCASILA BAB. X. Petumbuhan Faham Kebangsaan
PENDIDIKAN BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA
TEORI BELAJAR HUMANISTIK
Abraham Maslow Devi Ari, M.si
BAGAIMANA MENGENAL DIRI ANDA DENGAN LEBIH BAIK
ETIKA BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN
SELAMAT DATANG DI PERKULIAHAN KEWIRAUSAHAAN
Mendiskripsikan peran dan jiwa kewirausahaan
Komunikasi Bisnis Dahulukan Berkarakter atau Berintelektual dalam Berkomunikasi di Organisasi?
Kewirausahaan Zimmerer : suatu proses penerapan kreatifitas dan inovasi dalam menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan Savary dalam buku kamus dagang.
KOMPETENSI PENDIDIK PAUD
Beriman dan Beragama.
PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA
SELAMAT DATANG DI PERKULIAHAN KEWIRAUSAHAAN
Nilai-Nilai Pendidikan dan Integritas Kepribadian
PANCASILA 10 PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA PENGANTAR
Yang benar vs yang salah
FILOSOFI PEMBELAJARAN
Orientasi Psikologis Pembelajaran Di Sekolah dan prasekolah
BAB VII YESUS SEBAGAI SAHABAT, TOKOH IDOLA, DAN JURUSELAMAT
& Tim Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP)
BAB VII YESUS, SAHABAT, TOKOH IDOLA, PUTRA ALLAH DAN JURUSELAMAT
Delapan fungsi keluarga Oleh: Dra. T. Yuli Kristiyanti  Picture diambil dari google 1.
Pengembangan Pendidikan agama berbasis wawasan kebangsaan
Kepemimpinan Wirausaha. Definisi Kepemimpinan Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain atau sekelompok orang ke arah tercapainya.
KET. INTER-INTRA PERSONAL
KET. INTER-INTRA PERSONAL
The Power of PowerPoint | thepopp.com 1 SEMINAR, MK LOCAL GOVERNMENT OTODA PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN/BUDAYA LOKAL Tri Yudi Siswantoro.
ETOS KERJA DALAM ISLAM 1. keutamaan kerja 2. karakter Rasul dalam bekerja 3.syarat-syarat mendapatkan syurga dalam bekerja 4.norma-norma etika dalam bekerja.
Transcript presentasi:

Manusia Pembelajar Sebagai Tantangan Oleh : Enceng Mulyana

Dasar Pijakan Tugas, Tanggung jawab, dan panggilan pertama seorang manusia adalah menjadi pembelajar. Sedangkan pelajaran pertama dan terutama yang perlu dipelajarinya adalah belajar menjadikan diriya semanusiawi mungkin.

Three tugas dan Panggilan kemanusiaan: Menjadi manusia pembelajar yang belajar terus menerus dalam kehidupan nyata untuk semakin memanusiawikan dirinya Menjadi pemimpin sejati dengan cara mengambil prakarsa dan menerima tanggung jawab untuk menciptakan masa depan bagi dirinya, lingkungannya, tempat kerjanya dan organisasi dimana dia bergerak. Bertumbuh menjadi guru bagi bangsanya, bagi umat manusia dalam kehidupannya

Akar Permasalahan Kesalahan atau bahkan dosa besar para guru (PTK) adalah terlalu banyak melakukan pengajaran dan pelatihan, namun hampir tidak pernah melakukan pendampingan atau (mentorship) terhadap peserta didik untuk mengejar dan mencari jati dirinya sebagai pribadi lalu sebagai anggota kelompok dan masyarakat dimana dia berada.

Hal ini berdampak kepada dunia kerja, berakar pada ketidak mampuan berpikir secara kreatif dalam arti tidak terpolakan. Pendidikan telah dinina bobokan oleh ilusi pola pikir linier yang memperlakukan masa depan seperti masa lalu. (mengubah dunia lebih cepat dari kemampuan mengubah diri sendiri dan menerapkan pada masa kini kebiasaan masa lampau.

Sadar atau tidak telah mengikuti antagonisme pendidikan model Bank System, yaitu guru mengajar, murid belajar, guru tahu segalanya mur id tidak tahu apa-apa. Guru berpikir murid dipikirkan, guru berbicara murid mendengarkan, guru memilih dan memaksakan pilihannya murid menuruti dan sebagainya.

Manusia pembelajar memandang ke depan Kita akan belajar bahwa tidaklah penting apa yang kita miliki tetapi yang penting adalah siapa diri kita sebenarnya. Kita akan belajar bahwa lingkungan dapat mempengaruhi pribadi kita, tetapi kita harus bertanggung jawab untuk apa yang telah kita lakukan Kita akan belajar bahwa dua manusia dapat melihat hal yang sama persis, tetapi terkadang dari sudut pandang yang amat berbeda, dan ini manusiawi

Kita akan belajar bahwa mengampuni diri sendiri dan orang lain itu perlu kalau tidak mau dikuasai perasaan bersalah terus menerus. Kita akan belajar bahwa butuh waktu bertahun-tahun untuk membangun kepercayaan dan hanya beberapa detik saja untuk menghancurkannya. Kita akan belajar bahwa kita tidak dapat memaksa orang lain untuk mencintai kita, kita hanya dapat melakukan sesuatu untuk orang yang kita cintai

Kita aka belajar bahwa kritik yang tulus dari seorang lawan lebih berharga dari pujian palsu seorang kawan. Kita akan belajar bahwa sebaik-baiknya sahabat adalah mereka pasti pernah melukai perasaan kita dan untuk itu kita harus belajar memaafkannya Kita akan belajar bahwa tidak ada yang instan atau serba cepat, semua butuh proses dan pertumbuhan kecuali kita ingin sakit hati dan dikecewakan

Kita akan belajar bahwa kita harus memilih apakah kita menguasai sikap dan emosi, atau kita membiarkan sikap dan emosi itu yang mengusai kita Kita akan belajar bahwa kita punya hak untuk marah tanpa harus menjadi beringas terhadap sesama Kita akan belajar bahwa kata-kata manis tanpa tindakan adalah kemunafikan psikospiritual

Nilai Yang Diraih Oleh Manusia Pembelajar Mulai bersikap jujur, pertama-tama terhadap diri kita sendiri Mulai menerima tanggung jawab yang sesuai dengan kapasitas pribadi kita Mulai dapat diandalkan dan dipegang kata-katanya Mulai mengembangkan kepedulian social dan lingkungan Mulai bersikap adil kepada sesama tanpa diskriminasi

Mulai rendah hati dan menyadari keterbatasan diri Mulai mengembangkan keberanian menyatakan dan mengaktualisasikan diri Mulai menjadi rasional tanpa harus memutlakkan pikiraqn kita yag relatif Mulai rendah hati dan menyadari keterbatasan diri Mulai mendisiplin diri Mulai bersikap optimis

Mulai menyatakan komitmen dan menepatinya Mulai memprakarsai sesuatu yang baik sekalipun tidak profitable Mulai bertekun dalam mengerjakan sesuatu Mulai mampu bekerja sama dengan orang-orang yang berbeda dengan kita Mulai saling melayani satu sama lain

Mulai memberikan dorongan dan membangkitkan kan hati yang lesu Mulai memafkan dan mengampuni kesalahan orang Mulai murah hati dan senang berbagi Mulai memanfaatkan peluang dan kesempatan Mulai menghayati persaudaraan sesama umat, bangsa, dan sesama manusia

Alur Proses Pembelajaran Menuju Manusia Pembelajar Resources Konteks Global TERBENTUK MINDSET KARAKTER BANGSA YANG BERMARTABAT INSAN CERDAS KOMPETITIF DAN Core Values Substansi Keilmuan Peserta Didik Strategi Konteks Nasional

Core Values Iman dan taqwa Jujur Benar Amanah Komunikatif Cerdik Inovatif Kreatif Persodaraan Kasih sayang Saling mempercayai Tolong menolong Bersyukur Istiqomah Ikhlas Sederhana Berqorban Berani demi kebenaran Saling mengormati dan berperilaku bersih.  

Implikasi bagi PTK level guru aktual yakni yang dating kesekolah ikut PLPG terima sertifikasi mengajar tapi batinya belum tentu menjadi guru. Ia melaksanakan tugasnya semata-mata karena tuntutan formal level guru harmonis yakni guru yang biasa, bisa mengajar dengan baik, tekun, rajin, bagus, tapi batin nya tidak bermula ingin jadi guru dan selalu cari kesempatan untuk keluar jadi guru. Ia tampil sebagai guru dengan memanipulasi kondisi dirinya untuk tampil sebagai guru yang baik.

Guru karakter yakni yang tampil penuh karakternya. Sosok guru mewujud berbasis karakter yang melekap dalam dirinya sebagai bagian keseluruhannya yang terbentuk sejak masa kecil bukan karena PLPG Guru qolbu yakni guru yang benar-benar jadi puncak guru yang penampilanyan berbasis kualitas qolbu atau hatinya secara tulus ikhlas menjadi guru bagian dakebajikan yang tertanam dalam qolbunya,

Karakteristik Guru Qolbu : keyakinan yang penuh (faith). Kebenaran (truth) Keharuan rasa (kompasion) Rendah hati (humility) Cinta kasih (love) Bersyukur (gratitude) Keutuhan diri (integration)

Penutup Kita harus memikirkan tugas, tanggungjawab dan panggilan universal kemanusiaan yang berlaku bagi semua orang, dan memikirkan kembali hakikat harkat dan martabat diri anak didik kita sebagai manusia / pendidik, sebagai atasan, pemimpin, pejabat dan sebagainya. Pemikiran tersebut mungkin dapat dimulai dari usaha mengenali dan memahami kembali peran manusia yang pertama sebagai pembelajar.