MATERI 13 EFISIENSI REPRODUKSI MK. ILMU REPRODUKSI LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK FAPET UB
LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK FAPET UB SUB POKOK BAHASAN Makna dari Efisiensi Reproduksi Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi reproduksi Cara-cara meningkatkan efisiensi reproduksi Pengaruh Efisiensi Reproduksi didalam keberhasilan usaha peternakan LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK FAPET UB
LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK FAPET UB Efisiensi Reproduksi Jarak kelahiran pendek Jumlah/kelahiran tinggi Days open pendek Timbulnya berahi pascaberanak cepat LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK FAPET UB
Factors Affecting the Postpartum Period: 1. Body condition pre- and postpartum 2. Plane of Nutrition 3. Lactation stress 4. Suckling stimulus 5. Photoperiod 6. Temperature 7. Presence of male Pre is most important Body condition at calving Need to be concerned about plane of nutrition before and after calving based on BCS Nutritional stress imposed by mammary gland Blocks release of GnRH which then reduces LH to stimulate ovary follicular development Seasonal breeders: Mare and ewe Short expression of estrus Placement of male with females will decrease time to estrus. Especially important in the ewe (Ram Effect)
Reproductive inefficiency in dairy Anestrus Failure to observe heat & True anestrous Failure to breed Management decision Failure to conceive Fertilization failure (male size) Fertilization (female size) AI technique Early embryonic death Stillbirth / dystocia
Target of reproductive performance One calf one year Calves Young Stock 305 milking days Milk production
Fertility indices in dairy cattle Calving interval 365 d Calving to conceive 85 d Mean calving to 1st service 65 d Cows showing heat at 60 days PP 85 % Conception rate to 1st service 70 % Conception rate all service 58 % Service per conception < 1.5 Average first calving 24 m
Heat Watch Receiver ))))))))))))))))))))))))))))))))) ~1/2 mile range 1. Transmitter with pressure sensitive button on top ))))))))))))))))))))))))))))))))) 2. Mounted onto cow’s rump using a patch and adhesive 3. The receiver accepts the mounting activity signal from the transmitter Receiver 4. Information is transferred to computer for processing by HeatWatch software. ~1/2 mile range
Reproductive efficiency in sow and gilt Farrowing rate Farrowing index Conception rate Non-productive or empty day Piglet born per sow per year Total number and number of born live
Reproductive cycle Gestation 115 days Lactation 21-28 days Interval from weaning to estrus 5 days Total days per cycle 141-148 days Farrowing index = 2.5 -2.6
Targets for reproductive efficiency Litters/sow/year >2.3 Farrowing rate > 85 % Non-repeat rate >90 % Liter size >11.5 Born live >11 Born dead <0.5 Mummified <0.5
STATUS REPRODUKSI TERNAK 1) Berada pada kondisi kesuburan yang normal 2) Kondisi kemajiran ringan atau infertile 3) Kondisi kemajiran yang tetap (steril)
GANGGUAN REPRODUKSI 1. Jarak antara beranak lebih dari 400 hari 2. Jarak antara melahirkan sampai bunting kembali melebihi 120 hari 3. Angka kebuntingan kurang dari 50 % 4. Rata rata jumlah perkawinan perkebuntingan lebih besar dari dua 5. Jumlah induk sapi yang membutuhkan lebih dari tiga kali IB untuk terjadinya kebuntingan melebihi 30 %.
PENGELOLAAN REPRODUKSI 1. Pemberian pakan yang berkualitas dan cukup 2. Lingkungan serasi yang mendukung perkembangan ternak 3. Tidak menderita penyakit khususnya penyakit menular kelamin 4. Tidak menderita kelainan anatomi kelamin yang bersifat menurun 5. Tidak menderita gangguan keseimbangan hormone khususnya hormone reproduksi 6. Sanitasi kandang yang baik.
PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI 1. Meningkatkan keterampilan dan kesadaran beternak bagi para peternak 2. Pemeriksaan secara tetap tiap bulan pada ternak betina oleh petugas kesehatan reproduksi 3. Penilaian terhadap prestasi reproduksi induk.
PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI 4. Pelaksanaan perubahan pengelolaan reproduksi menuju keuntungan yang lebih baik, yang meliputi : a. Penyediaan ransum pakan untuk induk yang sedang bunting dan laktasi b. Keserasian kondisi lingkungan untuk pertumbuhan ternak c. Deteksi Berahi yang tepat d. Waktu tepat kawin e. Pengelolaan yang tepat terhadap uterus pasca melahirkan.