MATERI 13 EFISIENSI REPRODUKSI

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PENGOBATAN HORMONAL PADA KASUS KEMAJIRAN
Advertisements

RECORDING FKH - UNAIR.
Prinsip dasar reproduksi hewan
TINGKAH LAKU SOSIAL V.M. Ani N..
Tingkah Laku Anak-Induk
GANGGUAN BIRAHI OLEH Wurlina Meles DEPARTEMEN REPRODUKSI VETERINER
Kemajiran + Makanan 1. KEKURANGAN MAKANAN 2. KELEBIHAN MAKANAN
Tingkah Laku Anak-Induk
PENANGGULANGAN KASUS- KASUS KAWIN BERULANG PADA TERNAK SAPI
Materi 5 Endokrinologi selama siklus estrus
Varable Control Chart Individual, Cumulative Sum, Moving-Average, Geometric Moving-Average, Trend, Modified, Acceptance.
WaterfallPrototyping RAD Incremental Prototyping Pendekatan SDLC.
REPETITION CONTROL STRUCTURES
Inventory Management. Introduction Basic definitions ? An inventory is an accumulation of a commodity that will be used to satisfy some future demand.
1 Pertemuan 10 Fungsi Kepekatan Khusus Matakuliah: I0134 – Metode Statistika Tahun: 2007.
MK. ILMU REPRODUKSI TERNAK
REPRODUKSI SAPI PERAH A. ESTRUS DAN PUBERTAS
1 Pertemuan 22 Analisis Studi Kasus 2 Matakuliah: H0204/ Rekayasa Sistem Komputer Tahun: 2005 Versi: v0 / Revisi 1.
Business Management and Feasibility Analysis of Milk Production of Dairy Cattle in STPP Malang Presented By: Muhammad Karim Animal Husbandry.
MANAJEMEN TERNAK BABI.
Produktivitas ditinjau dari aspek pertumbuhan dan perkembangan jaringan Sasaran : produksi daging atau edible portion per unit atau per ekor maksimal Tujuan.
MANAJEMEN TERNAK PERAH
Disampaikan Pada …………………………….2014
Produktivitas ditinjau dari aspek pertumbuhan dan perkembangan jaringan Sasaran : produksi daging atau edible portion per unit atau per ekor maksimal Tujuan.
Melakukan Evaluasi Hasil Inseminasi Buatan
SCREENING IBR DAN DIFERENSIAL LEUKOSIT UNTUK PENGENDALIAN GANGGUAN REPRODUKSI SAPI PO DI DAERAH INTEGRASI JAGUNG-SAPI Bogor, 8-9 Agustus 2017.
Disampaikan Pada …………………………….2014
MATERI 7 PERKEMBANGAN KONSEPTUS
Tujuan Instruksional Khusus :
SISTEM PRODUKSI TERNAK KERBAU
METODE2 KEPUTUSAN PENGANGGARAN MODAL
PENDINGINAN DAN PELAYUAN
MATERI 12 GANGGUAN REPRODUKSI
SATUAN TERNAK DAN KOEFISIEN TEKNIS.
MK. ILMU REPRODUKSI TERNAK
Manfaat dari tindakan sinkronisasi berahi
Tata Laksakna Pengawinan
2, Solusi yang Ditawarkan
Manajemen Pemeliharaan Sapi Dara
MATERI 7 Teknik IB pada Berbagai Ternak
Nama kelompok ANIS WIDI ASTUTI
Parameter Genetik Dan Fenotipik
KEGAGALAN REPRODUKSI Kegagalan menunjukkan gejala-gejala berahi.
PERSPECTIVE OF ANIMAL NUTRITION
MK. Manajemen Reproduksi dan Inseminasi Buatan
MK . ILMU REPRODUKSI TERNAK
MATERI 10 Evaluasi keberhasilan IB dan Rekording reproduksi
MATERI 6 Pengenceran dan Pembekuan Semen
FORMULASI RANSUM DENGAN PROGRAM WINFEED
PERTUMBUHAN Lanjutan ….
MATA KULIAH ILMU REPRODUKSI TERNAK
PERKENALAN Nama : Moh. Nur Ihsan, Tempat/Tgl lahir: Nganjuk, 12 Juni 1953 Pekerjaan : Dosen UB Malang Pangkat/Gol : Guru.
MK. ILMU REPRODUKSI TERNAK
Menyusun program pemuliaan
MATERI 2 Manajemen Perkawinan
Kinerja Reproduksi Sapi Betina dan Performans Pedet Pada Usaha Perbibitan Sapi Potong Di Kabupaten Sigi Moh. Takdir, Pujo Haryono dan Andi Baso Lompengeng.
TINGKAT KEJADIAN GANGGUAN REPRODUKSI SAPI BALI DAN MADURA PADA SISTEM PEMELIHARAAN KANDANG KELOMPOK Muchamad Luthfi dan Yeni Widyaningrum.
Fungsi Kepekatan Peluang Khusus Pertemuan 10
MK . ILMU REPRODUKSI TERNAK
TEKNIK IB PROGRAM IB PENAMPUNGAN DAN PENGOLAHAN SEMEN PENYIMPANAN
CV. SVARNA CORPORATION DESAIN Sistem Informasi Peternakan Sapi Perah menggunakan Kombinasi Aplikasi Berbasis Mobile & Web.
PENGHITUNGAN KEBUTUHAN ZAT MAKANAN PADA SAPI PERAH
Master data Management
Menyusun program pemuliaan
SAHAM GRUP ASTRA PERIODE JULI 2009 S.D. MARET 2010
Rakor Penanggulangan Gangrep Hotel Four Points Medan, Pebruari 2018
REPRODUKSI 4 oct 2012.
PEMBERIAN RANSUM BERKADAR ENERGI TINGGI PADA PROGRAM “FLUSHING” UNTUK MENINGKATKAN JUMLAH KELAHIRAN PADA DOMBA LOKAL Wahyu Ismoyo D Fanny K. Tondok D
MK. Manajemen Reproduksi dan Inseminasi Buatan
By : Zadani Nabila Ashari ( ). In the figure shows that distinguishing male and female sex in whales can be seen from their external reproductive.
Transcript presentasi:

MATERI 13 EFISIENSI REPRODUKSI MK. ILMU REPRODUKSI LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK FAPET UB

LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK FAPET UB SUB POKOK BAHASAN Makna dari Efisiensi Reproduksi Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi reproduksi Cara-cara meningkatkan efisiensi reproduksi Pengaruh Efisiensi Reproduksi didalam keberhasilan usaha peternakan LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK FAPET UB

LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK FAPET UB Efisiensi Reproduksi Jarak kelahiran pendek Jumlah/kelahiran tinggi Days open pendek Timbulnya berahi pascaberanak cepat LABORATORIUM REPRODUKSI TERNAK FAPET UB

Factors Affecting the Postpartum Period: 1. Body condition pre- and postpartum 2. Plane of Nutrition 3. Lactation stress 4. Suckling stimulus 5. Photoperiod 6. Temperature 7. Presence of male Pre is most important Body condition at calving Need to be concerned about plane of nutrition before and after calving based on BCS Nutritional stress imposed by mammary gland Blocks release of GnRH which then reduces LH to stimulate ovary follicular development Seasonal breeders: Mare and ewe Short expression of estrus Placement of male with females will decrease time to estrus. Especially important in the ewe (Ram Effect)

Reproductive inefficiency in dairy Anestrus Failure to observe heat & True anestrous Failure to breed Management decision Failure to conceive Fertilization failure (male size) Fertilization (female size) AI technique Early embryonic death Stillbirth / dystocia

Target of reproductive performance One calf one year  Calves  Young Stock 305 milking days  Milk production

Fertility indices in dairy cattle Calving interval 365 d Calving to conceive 85 d Mean calving to 1st service 65 d Cows showing heat at 60 days PP 85 % Conception rate to 1st service 70 % Conception rate all service 58 % Service per conception < 1.5 Average first calving 24 m

Heat Watch Receiver ))))))))))))))))))))))))))))))))) ~1/2 mile range 1. Transmitter with pressure sensitive button on top ))))))))))))))))))))))))))))))))) 2. Mounted onto cow’s rump using a patch and adhesive 3. The receiver accepts the mounting activity signal from the transmitter Receiver 4. Information is transferred to computer for processing by HeatWatch software. ~1/2 mile range

Reproductive efficiency in sow and gilt Farrowing rate Farrowing index Conception rate Non-productive or empty day Piglet born per sow per year Total number and number of born live

Reproductive cycle Gestation 115 days Lactation 21-28 days Interval from weaning to estrus 5 days Total days per cycle 141-148 days Farrowing index = 2.5 -2.6

Targets for reproductive efficiency Litters/sow/year >2.3 Farrowing rate > 85 % Non-repeat rate >90 % Liter size >11.5 Born live >11 Born dead <0.5 Mummified <0.5

STATUS REPRODUKSI TERNAK 1) Berada pada kondisi kesuburan yang normal 2) Kondisi kemajiran ringan atau infertile 3) Kondisi kemajiran yang tetap (steril)

GANGGUAN REPRODUKSI 1. Jarak antara beranak lebih dari 400 hari 2. Jarak antara melahirkan sampai bunting kembali melebihi 120 hari 3. Angka kebuntingan kurang dari 50 % 4. Rata rata jumlah perkawinan perkebuntingan lebih besar dari dua 5. Jumlah induk sapi yang membutuhkan lebih dari tiga kali IB untuk terjadinya kebuntingan melebihi 30 %.

PENGELOLAAN REPRODUKSI 1. Pemberian pakan yang berkualitas dan cukup 2. Lingkungan serasi yang mendukung perkembangan ternak 3. Tidak menderita penyakit khususnya penyakit menular kelamin 4. Tidak menderita kelainan anatomi kelamin yang bersifat menurun 5. Tidak menderita gangguan keseimbangan hormone khususnya hormone reproduksi 6. Sanitasi kandang yang baik.

PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI 1. Meningkatkan keterampilan dan kesadaran beternak bagi para peternak 2. Pemeriksaan secara tetap tiap bulan pada ternak betina oleh petugas kesehatan reproduksi 3. Penilaian terhadap prestasi reproduksi induk.

PROGRAM KESEHATAN REPRODUKSI 4. Pelaksanaan perubahan pengelolaan reproduksi menuju keuntungan yang lebih baik, yang meliputi : a. Penyediaan ransum pakan untuk induk yang sedang bunting dan laktasi b. Keserasian kondisi lingkungan untuk pertumbuhan ternak c. Deteksi Berahi yang tepat d. Waktu tepat kawin e. Pengelolaan yang tepat terhadap uterus pasca melahirkan.