Ns. SATRIA GOBEL, SKp, M.Kep, Sp Kom

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Space Occupying Lession
Advertisements

By: Lisna Annisa Fitriana, S.Kep., Ners, M.Kes
GANGGUAN KONSEP DIRI Pengertian Konsep diri adalah semua pikiran, kepercayaan dan keyakinan yang diketahui tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN DIABETES MELLITUS
KEPERAWATAN SISTEM PERKEMIHAN GLOMERULUSNEFROTIK KRONIK
SIKLUS KEHIDUPAN WANITA
OLEH Ns. I GEDE SATRIA ASTAWA, S.Kep
ASUHAN KEPERAWATAN PERSALINAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN “ Ny M “ DENGAN POST PARTUM HARI I DI RUANG PERAWATAN NIFAS RSUD KABUPATEN WAJO TANGGAL 25 S/D 27 JULI 2011   Karya.
NEUROGENIC BLADDER & BOWEL
KELOMPOK 9 KEPERAWATAN GERONTIK.
Askep Pd Keluarga Yg Menanti kelahiran Oleh kelompok 5 PUTRI DRISSIANTI KHAIRUL AFRIZAL REZA IBRAHIM.
Yuliarni Syafrita Bag. Ilmu Penyakit Saraf FK-Unand/RS DR M Djamil
Management Inkontinensia Urine
KEBUTUHAN PERSONAL HIGIENE by: Richa Noprianty
ASUHAN KEPERAWATAN CONGENITAL ADRENAL HYPERPLASIA
ASUHAN KEPERAWATAN HIPOSPADIA
PSIKOSOSIAL PADA PASIEN DENGAN MASALAH SISTEM HEMAIMMUNOLOGI
PROSES KEPERAWATAN MENU UTAMA
DIABETES MELLITUS “The Best Prescription is Knowledge"
Kebutuhan fisiologis dan psikologis pada kala I serta manajemen kala I
KELOMPOK 1 NAMA : A.ALFIANNOR ADDIN RIDHANI AHMAD TAUFIK HIDAYAT
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GLAUKOMA
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN GANGGUAN GASTROINTESTINAL
PENYAKIT GINJAL Kelompok 10 : Nisatin Asila (D )
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN ALAM PERASAAN : DEPRESI PADA LANSIA
Dasar-Dasar Dukungan Psikososial
ASUHAN KEBIDANAN KALA I
KONSUMSI KALSIUM PADA REMAJA
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN SISTEM PENDENGARAN
LANSIA DENGAN GANGGUAN PENCERNAAN
Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Kala I
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA
PERUBAHAN FISIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS PADA IBU BERSALIN
ANATOMI SISTEM PERKEMIHAN RAHMADIA B.
Pengaturan Suhu Imran Tumenggung.
Tentang : asuhan kebidanan kala I
OLEH Dr. Moh. Natsir M. Abdul
PRISKILA APRILIA HAMBER
Yophi Nugraha S.Kep.,Ners.,M.Kes
KEBUTUHAN FISIOLOGI DAN PSIKOLOGIS PADA KALA I SERTA MANAJEMEN KALA I
GINJAL DAN CAIRAN TUBUH
ASKEP PADA KLIEN IBU NIFAS DENGAN RETENSIO URINE
Konsep Kebutuhan Eliminasi
ANATOMI & FISIOLOGI SISTEM PERKEMIHAN OLEH : WITRI HASTUTI, S.Kep, Ns
HIPERTIROID By Ninis Indriani.
By: Lisna Annisa Fitriana, S.Kep., Ners, M.Kes
ASKEP EFUSI PLEURA KELOMPOK 7. ANALISA DATA NO.DATAMASALAH 1. DS : Klien mengatakan sesak DO : Klien terlihat kelelahan, RR=35x permenit, terdapat cuping.
ASUHAN KEPERAWATAN PERSALINAN Meta Nurbaiti, S.kep.,Ns.,M.Kes
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GLUKOMA
ISOLASI SOSIAL NAMA KELOMPOK : D-IV Keperawatan Semarang
ASKEP PADA GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN OLEH : WITRI HASTUTI, S.Kep, Ns
ASKEP GLOMERULONEFRITIS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN SKOLIOSIS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BBLR
ANATOMY AND PHYSIOLOGY
OLEH : WITRI HASTUTI, S.Kep, Ns STIKES KARYA HUSADA SEMARANG 2008
ASKEP PD PASIEN DGn MYOMA UTERI
Asuhan Keperawatan Pasien dengan PPOK
ANATOMI FISIOLOGI KANKER PAYUDARA DISUSUN OLEH : ANGGI LESTARI
ASKEP COLITIS ULSERATIF
Rijalul Fikri Sistem Urinaria.
Diare Kelompok 1.
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN YANG MENGALAMI HIPERMETROPI ATAU RABUN DEKAT
DEMENSIA.
TRAUMA ABDOMEN.
HOSPITALISASI PADA ANAK PERTEMUAN III Ns. WIDIA SARI, S. Kep., M. Kep
PENYAKIT DEGENERATIF. Apa itu PENYAKIT DEGENERATIF?  Merupakan suatu penyakit yang muncul akibat proses kemunduran fungsi sel tubuh yaitu dari keadaan.
CEREVASKULER ATTACK (CVA)
Asuhan keperawatan pada klien dengan masalah nyeri Ahmad Zaini Arif. S.Kep., Ns.
Transcript presentasi:

Ns. SATRIA GOBEL, SKp, M.Kep, Sp Kom Asuhan keperawatan lansia gangguan sistem perkemihan Ns. SATRIA GOBEL, SKp, M.Kep, Sp Kom

PERUBAHAN YANG TERJADI PADA SISTEM PERKEMIHAN   3 Perubahan Laju Filtrasi Glomerulus Pada Lanjut Usia 5 Perubahan Pengaturan Keseimbangan Air Pada Lanjut Usia 1 Perubahan Aliran Darah Ginjal Pada Lanjut Usia 4 Perubahan Fungsi Tubulus Pada Lanjut Usia PERUBAHAN YANG TERJADI PADA SISTEM PERKEMIHAN 2 Perubahan Fungsi Ginjal Pada Lanjut Usia

Anatomi perkemihan

PERUBAHAN DAMPAK Penebalan membrane basal Penurunan area permukaan glumelurus Penurunan panjang dan volume tubulus proksimal Filtrasi darah kurang efisien Penurunan masa otot yang tidak berlemak Peningkatan total lemak tubuh Penurunan cairan intrasel Penurunan sensasi haus Penurunan kemampuan untuk retensi urin Penurunan total cairan tubuh resiko dehidrasi Penurunan hormone yang penting untuk absorpsi kalsium dari saluran gastrointestal Peningkatan resiko osteoporosis Penurunan kapasitas kandung kemih Peningkatan volume residu Peningkatan kontraksi kandung kemih yang tidak sadari Atropi kandung kemih Peningkatan resiko inkontensia

DEFINISI Inkontinensia urin merupakan kehilangan kontrol berkemih yang bersifat sementara atau menetap. Klien tidak dapat mengontrol sfingter uretra eksterna. Merembesnya urine dapat berlangsung terus menerus atau sedikit sedikit (Potter dan Perry, 2005).

2. Inkontinensia urgensi 3. inkonteninsia overflow    2. Inkontinensia urgensi 3. inkonteninsia overflow 4. Inkontinensia fungsional 5. Inkontinensia reflex    1.  Inkontinensia stress Klasifikasi

Etiologi Merupakan gangguan pengendalian serebral berupa status 1. Cerebral clouding Merupakan gangguan pengendalian serebral berupa status mental yang disifatkan dengan bingung, penurunan persepsi, kurang perhatian dan mengakibatkan disorientasi terhadap waktu, tempat, dan lain-lain. 2. Infeksi 3. Gangguan jalur dari saraf pusat (lesi korteks) 4. Lesi neuron atas 5. Lesi motor neuron bawah 6. Kerusakan jaringan   Etiologi

FAKTOR PREDEPOSISI 1. USIA 2. DIEET 3. CAIRAN 4. LATIHAN FISISK 5. STRES PSIKOLOGI 6. TEMPERATUR 7. NYERI 8. SOSIOKULTURAL 9. STATUS VOLUME 10. PENYAKIT 11. PROSEDUR BEDAH 12. OBAT-OBATAN

Tanda dan Gejala 1. Ketidaknyamanan daerah pubis   Tanda dan Gejala 1. Ketidaknyamanan daerah pubis 2. Distensi vesika urinaria 3. Ketidak sanggupan untuk berkemih 4. Sering berkemih, saat vesika urinaria berisi sedikit urine. ( 25-50 ml) Ketidakseimbangan jumlah urine yang dikeluarkan dengan asupannya b. Meningkatkan keresahan dan keinginan berkemih c.  Adanya urine sebanyak 3000-4000 ml dalam kandung kemih.

PATOFISIOLOGI Proses berkemih normal merupakan proses dinamis yang memerlukan rangkaian koordinasi proses fisiologik berurutan yang pada dasarnya dibagi menjadi 2 fase. Pada keadaan normal selama fase pengisian tidak terjadi kebocoran urine, walaupun kandung kemih penuh atau tekanan intra-abdomen meningkat seperti sewaktu batuk, meloncat-loncat atau kencing dan peningkatan isikandung kemih memperbesar keinginan ini. Pada keadaan normal, dalam hal demikian pun tidak terjadi kebocoran di luar kesadaran. Pada fase pengosongan, isi seluruh kandung kemih dikosongkansama sekali. Orang dewasa dapat mempercepat atau memperlambat miksi menurut kehendaknyasecara sadar, tanpa dipengaruhi kuatnya rasa ingin kencing. Cara kerja kandung kemih yaitu sewaktu fase pengisian otot kandung kemih tetap kendor sehingga meskipun volume kandung kemih meningkat, tekanan di dalam kandung kemih tetap rendah. Sebaliknya otot-otot yang merupakanmekanisme penutupan selalu dalam keadaan tegang. Dengan demikian maka uretra tetap tertutup.Sewaktu miksi, tekanan di dalam kandung kemih meningkat karena kontraksi aktif otot-ototnya,sementara terjadi pengendoran mekanisme penutup di dalam uretra. Uretra membuka dan urine memancar keluar. Ada semacam kerjasama antara otot-otot kandung kemih dan uretra, baik semasafase pengisian maupun sewaktu fase pengeluaran. Pada kedua fase itu urine tidak boleh mengalir balik ke dalam ureter (refluks).Proses berkemih normal melibatkan mekanisme dikendalikan dan tanpa kendali. Sfingter uretraeksternal dan otot dasar panggul berada dibawah control volunter dan disuplai oleh saraf pudenda,sedangkan otot detrusor kandung kemih dan sfingter uretra internal berada di bawah kontrol sistemsafar otonom,yang mungkin dimodulasi oleh korteks otak.

1. Kateterisasi. tiga macam kateterisasi pada inkontinensia urine :. a 1.      Kateterisasi tiga macam kateterisasi pada inkontinensia urine : a. Kateterisasi luar b. kateterisasi intermiten c. kateterisasi secara menetap 2.Medikasi 3. Diet PENATALAKSANAAN

1. Mengukur sisa urine setelah berkemih PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Mengukur sisa urine setelah berkemih 2. Tes lanjutan tersebut adalah : a)      Tes laboratorium b)      Tes tekanan urethra  3. Imaging  4. Laboratorium Elektrolit, ureum, creatinin, glukosa, dan kalsium 5. Catatan berkemih (voiding record) 6. Uranilisis 7. Uroflowmeter 8. Cysometry 9. Urografi ekskretori bawah kandung kemih dengan mengukur laju aliran ketika pasien berkemih 10. Sistometrogram dan elektromiogram. 11. USG kandung kemih, sistoskopi dan IVP

ASUHAN KEPERAWATAN   Nama                   : Umur                   : Jenis kelamin      : Suku bangsa       : Pekerjaan            : Pendidikan          : Alamat                 : Tanggal MRS       : Diagnosa medis   : 1. Identitas Klien

RIWAYAT KESEHATAN B1 B2 B3 B4 B5 B6 Pemeriksaan fisik 1) Keadaan umum   Pemeriksaan Sistem a. Keluhan utama : b. Riwayat penyakit sekarang c. Riwayat penyakit dahulu d. Riwayat penyakit keluarga e. Riwayat psikososial dan spiritual    RIWAYAT KESEHATAN B1 B2 B3 B4 B5 B6  

Biasanya pasien mengatakan sering berkemih. DO: Inkontinensia urin ANALISA DATA DATA MASALAH ETIOLOGI DS: Biasanya pasien mengatakan sering berkemih. DO: Inkontinensia urin Retensi urin Gangguan eliminasi urine Gangguan sensori motor Biasanya klien mengungkapkan perasaan yang mencerminkan perubahan pandangan tentang tubuh individu.   Respon nonverbal terhadap perubahan actual pada tubuh. Perubahan actual pada fungsi danstruktur tubuk Gangguan citra tubuh Kehilangan fungsi tubuh, perubahan keterlibatan sosial

DS: Biasanya klien mengatakan gelisah. Klien mengeluhkan kekhawatiran karena perubahan dalam peristiwa hidup. Klien mengatakan susah tidur . DO: Klien tampak cemas. Klien tampak gelisah. Klien insomnia. Ansietas Perubahan dalam status k

Diagnosa Keperawatan Gangguan eliminasi urine b/d gangguan sensori motor. Gangguan citra tubuh b/d kehilangan fungsi tubuh, perubahan keterlibatan sosial. Ansietas b/d perubahan dalam status kesehatan.

Criteria hasil berdasarkan NOC Intervensi keperawatan berdasarkan NIC Diagnose keperawatan Criteria hasil berdasarkan NOC Intervensi keperawatan berdasarkan NIC Aktivitas NIC I Urinary contiunence Criteria Hasil: 1. Kandung kemih kosong secara penuh. 2. Tidak ada residu urine >100-200 cc. 3. Intake cairan dalam rentang normal. 4. Balance cairan seimbang. Urinary retention care .      Lakukan penilaian kemih yang komprehensif berfokus pada inkontinensia(misalnya, output urin, pola berkemih, fungsikognitif) 2.      Pantau penggunaan obat dengan sifat antikolinergik 3.      Memantau intake dan output

II Body image Criteria Hasil: 1.      Body image positif 2.      Mampu mengidentifikasi kekuatan personal 3.      Mendeskripsikan secara factual perubahan fungsi tubuh 4.      Mempertahankan interaksi sosial Body image enhancement kaji secara verbal dan non verbal respon klien terhadap tubuhnya  jelaskan tentang pengobatan dan perawatan penyakit identifikasi arti pengurangan melalui pemakaian alat bantu. Fasilitasi kontak dengan individu lain dalam kelompok lain

III Anxiety self control Criteria hasil: 1.      klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas. 2.      Mengidentifikasi, mengungkapakan dan menunjukkan teknik untuk mengontrol cemas. 3.      Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktifitas menunjukkan berkurangnya kecemasan. Anxiety reduction (penurunan kecemasan) Gunakan pendekatan yang menenangkan. 2.      Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur. 3.      Pahami prespektif klien terhadap situasi stress. 4.      Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut. 5.      Dorong keluarga untuk menemani pasien