TYPOID PADA ANAK.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Patologi Manusia Dasar
Advertisements

Yetti Wira Citerawati Sy
DASAR DIETETIK untuk pasieN
Darwis Dosen Jurusan Gizi
KEDARURATAN SUHU DAN KERACUNAN.
Paskalis Lukimon (Ners)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN DIABETES MELLITUS
KELOMPOK 33 : SYANTO REZKY DUWILA
Disampaikan Oleh: Ns. Dyah Wiji Puspita Sari, S. Kep
TBC.
Hiperemesis Gravidarum
KESEHATAN TENTANG DIARE.
.. SUSPEK TYPOID ...
KEPERAWATAN SISTEM PERKEMIHAN GLOMERULUSNEFROTIK KRONIK
DIARE (MENCRET).
PERAWATAN LANSIA DENGAN GASTRITIS (MAAG)
ASUHAN KEPERAWATAN DENGUE HEMORHAGIK FEVER
ASKEP TIFUS ABDOMINALIS PADA ANAK
OLEH: Ns. Titik Anggraeni, S.Kp.,M.Kes.
PENGKAJIAN FISIK PADA ANAK DIARE
Askep Pd Keluarga Yg Menanti kelahiran Oleh kelompok 5 PUTRI DRISSIANTI KHAIRUL AFRIZAL REZA IBRAHIM.
KEBUTUHAN PERSONAL HIGIENE by: Richa Noprianty
ASKEP GASTRITIS IRMA NUR AMALIA, m.kEP.
Jangan Sepelekan Rasa Haus
PROSES KEPERAWATAN MENU UTAMA
Kata malaria berasal dari bahasa Italia yaitu Male dan Aria yang berarti hawa buruk. Pada zaman dulu, orang beranggapan bahwa malaria disebabkan oleh udara.
PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR
TYPHUS ABDOMINALIS Definisi Typhus Abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhosa, bercirikan lesi definitif di.
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN GANGGUAN GASTROINTESTINAL
Penyakit Darah Rendah (Hipotensi)
Anamnesa pemeriksaan fisik,merumuskan diagnosa dan maslah potensial,merencanakan asuhan mengimplementasi rencana asuhan tentang neonatus,bayi,balita,dan.
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA
GIZI PADA IBU HAMIL DAN KOMPLIKASINYA
GIZI IBU HAMIL DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN
Prinsip perawatan pasien medik
ABORTUS INKOMPLIT.
PENATALAKSANAAN GIZI PADA PASIEN ANAK DENGAN GASTRO ENTERITIS di RUMAH SAKIT PERSAHABATAN ONLY IVONILA RIWU ( ) 
YONI MAI PUTRI IIB.
Demam Tifoid Eggi Arguni.
Oleh:LOREN PUTRI SANDITA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN INFARK MIOCARDIUM
MARASMUS MATERI KULIAH.
Yophi Nugraha S.Kep.,Ners.,M.Kes
Hepatitis A Nurmayanti.
EPIDEMIOLOGI DIARE by WIDYA HC.
GIZI PADA LANSIA Oleh : SILVIA MELINI
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
TYPOID PADA ANAK.
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU DENGAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI (MASTITIS)
ASUHAN NIFAS Kelompok 3 ARUM RAHAYU ENOK SITI KHODIJAH MAUDY MUAMALAH
ASKEP EFUSI PLEURA KELOMPOK 7. ANALISA DATA NO.DATAMASALAH 1. DS : Klien mengatakan sesak DO : Klien terlihat kelelahan, RR=35x permenit, terdapat cuping.
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN TUBERCULOSIS MILLER
TIFUS ABDOMINALIS Demam Thyfoid adalah penyakit menular yang bersifat akut, yang ditandai dengan bakteremia, perubahan pada sistem RES yang bersifat difus,
Demam Typhoid Oleh: Sarah Nurdiana ( ) Siti Octavia ( )
SEROSIS HEPATIS Ariana. D
ASKEP COLITIS ULSERATIF
PENANGANAN ANAK DENGAN DIARE
CONCEPT MAPPING ABOUT DIARE DI SUSUN OLEH : AWINDA SARI AHMAD REDHO HILDA NUR AFNI RAMADHAN SUPRIADIN Y. KALVEIN M.M.
KEDARURATAN SUHU DAN KERACUNAN.
TRAUMA ABDOMEN.
Penyakit Typus By:Riccy Lee Girsang.
TINJAUAN MEDIS PUASA TERHADAP BEBERAPA PENYAKIT
Leukemia Meiloid Akut (LMA) PROFESI NERS PSIK FK KEDOKTERAN UNHAS.
ASUHAN KEPERAWATAN DENGUE HEMORHAGIK FEVER Ns.Sunardi,M.Kep.,Sp.KMB 1/25/20191DHF_Sunardi.
Ns. Yanti Rostianti, S.Kep, M.SI
Apa sih HIV itu?? Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau:
Kehamilan di sertai penyakit rubella dan hepatitis
HIPEREMISIS GRAVIDARUM
Ns. Yanti Rostianti, S.Kep, M.SI
Hepatitis Teresa Ejahdan. HATI Dimana letak Hati?
Transcript presentasi:

TYPOID PADA ANAK

Typhoid 1. Pengertian Typhoid adalah suatu penyakit infeksi usus halus yang disebabkan oleh salmonella type A. B dan C yang dapat menular melalui oral, fecal, makanan dan minuman yang terkontaminasi.

2. Etiologi Etiologi typhoid adalah salmonella typhi. Salmonella para typhi A. B dan C. Ada dua sumber penularan salmonella typhi yaitu pasien dengan demam typhoid dan pasien dengan carier.

Penularan Salmonella Thypi Dapat ditularkan Melalui Berbagai Cara, yang dikenal dengan 5F yaitu : Food(makanan) Fingers(jari tangan/kuku) Fomitus (muntah) Fly(lalat) Feses.

3. Patofisiologi Feses dan muntah pada penderita typhoid dapat menularkan kuman salmonella thypi kepada orang lain. Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara lalat, dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat.

Lanjutan,,,,,,, Kemudian kuman masuk ke dalam lambung, sebagian kuman akan dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus bagian distal dan mencapai jaringan limpoid. Di dalam jaringan limpoid ini kuman berkembang biak, lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-sel retikuloendotelial. Sel-sel retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman ke dalam sirkulasi darah dan menimbulkan bakterimia, kuman selanjutnya masuk limpa, usus halus dan kandung empedu.

4. Manifestasi Klinik Masa tunas typhoid 10 – 14 hari a. Minggu I Pada umumnya demam berangsur naik, terutama sore hari dan malam hari. Dengan keluhan dan gejala demam, nyeri otot, nyeri kepala, anorexia dan mual, batuk, epitaksis, obstipasi / diare, perasaan tidak enak di perut.

b. Minggu II Pada minggu II gejala sudah jelas dapat berupa demam, bradikardi, lidah yang khas (putih, kotor, pinggirnya hiperemi), hepatomegali, penurunan kesadaran.

5. Komplikasi 1) Perdarahan usus 2) Perporasi usus 3) Ilius paralitik 4) Hepatitis 5) Kolesistitis

6. Penatalaksanaan a. Perawatan. Klien diistirahatkan 7 hari sampai demam tulang atau 14 hari untuk mencegah komplikasi perdarahan usus. b. Diet. Diet yang sesuai ,cukup kalori dan tinggi protein. Pada penderita yang akut dapat diberi bubur saring. c. Obat-obatan. Klorampenikol, Tiampenikol, Kotrimoxazol, Amoxilin dan ampicillin

7. Pencegahan Cara pencegahan yang dilakukan pada demam typhoid adalah Cuci tangan setelah dari toilet dan khususnya sebelum makan Hindari minum air mentah, rebus air sampai mendidih dan hindari makanan pedas

8. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan leukosit Pemeriksaan SGOT dan SGPT Biakan darah Uji Widal

ASUHAN KEPERAWATAN (ASKEP)

Pengkajian Data subyektif Ibu pasien mengatakan badan anaknya panas setiap malam hari Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya mengalami sakit kepala Ibu pasien mengatakan bahwa anaknya sering muntah dan nafsu makannya menurun. Data Objektif Suhu tubuh pasien > 37,5⁰C Pasien tampak meringis Pasien tampak lemas

Diangnosa 1 Resti gangguan ketidak seimbangan volume cairan dan elektrolit, kurang dari kebutuhan berhubungan dengan hipertermia dan muntah. Tujuan Ketidak seimbangan volume cairan tidak terjadi Kriteria hasil Membran mukosa bibir lembab, tanda-tanda vital (TD, S, N dan RR) dalam batas normal, tanda-tanda dehidrasi tidak ada Intervensi Kaji tanda-tanda dehidrasi seperti mukosa bibir kering, turgor kulit tidak elastis dan peningkatan suhu tubuh, pantau intake dan output cairan dalam 24 jam, ukur BB tiap hari pada waktu dan jam yang sama, catat laporan atau hal-hal seperti mual, muntah nyeri dan distorsi lambung. Anjurkan klien minum banyak kira-kira 2000-2500 cc per hari, kolaborasi dalam pemeriksaan laboratorium (Hb, Ht, K, Na, Cl) dan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan tambahan melalui parenteral sesuai indikasi.

Diagnosa 2 Resiko tinggi pemenuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat Tujuan Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh tidak terjadi Kriteria hasil Nafsu makan bertambah, menunjukkan berat badan stabil/ideal, nilai bising usus/peristaltik usus normal (6-12 kali per menit) nilai laboratorium normal, konjungtiva dan membran mukosaa bibir tidak pucat. Intervensi Kaji pola nutrisi klien, kaji makan yang di sukai dan tidak disukai klien, anjurkan tirah baring/pembatasan aktivitas selama fase akut, timbang berat badan tiap hari. Anjurkan klien makan sedikit tapi sering, catat laporan atau hal-hal seperti mual, muntah, nyeri dan distensi lambung, kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diet, kolaborasi dalam pemeriksaan laboratorium seperti Hb, Ht dan Albumin dan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat antiemetik seperti (ranitidine).

Diagnosa 3 Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi salmonella thypi Tujuan Hipertermi teratasi Kriteria hasil Suhu, nadi dan pernafasan dalam batas normal bebas dari kedinginan dan tidak terjadi komplikasi yang berhubungan dengan masalah typhoid. Intervensi Observasi suhu tubuh klien, anjurkan keluarga untuk membatasi aktivitas klien, beri kompres dengan air dingin (air biasa) pada daerah axila, lipat paha, temporal bila terjadi panas, anjurkan keluarga untuk memakaikan pakaian yang dapat menyerap keringat seperti katun, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat anti piretik.

Evaluasi Tanda-tanda vital stabil, kebutuhan cairan terpenuhi, kebutuhan nutrisi terpenuhi, tidak terjadi hipertermia, klien dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari secara mandiri, infeksi tidak terjadi dan keluaga klien mengerti tentang penyakitnya.