Pertemuan Ke – Dua Struktur Partai Politik
Dua jenis kelompok partai Tipe Eropa Tipe Amerika Tipe Eropa; secara umum partai2 liberal dan partai partai radikal masih mempertahankan secara keseluruhan struktur yg mereka peroleh di abad ke-19. Partai2 liberal tidak bertujuan untuk mendapatkan anggota sebanyak mungkin . Tetapi menekankan mencari dukungan dari orang terkemuka. Mereka lebih memperhatikan kualitas dari kuantitas
Lanjutan Warga negara terkemuka (elite) dicari untuk: kekayaan, prestise, pengaruh yg ditujukan untuk kampanye partai. Warga terkemuka (elite) ini dikelompokkan komite2 lokal sesuai dengan batas2 daerah pemilihan. Organisasi internal dari komite ini sangat tidak resmi, keanggotan sangat kecil dng tujuan untuk menghindarkan kekakuan dalam struktur organisasinya. Tugas partai dijalankan dng tingkat otonomi yg luas
Lanjutan Di Britania Raya, partai2 liberal dan konservativ mempunyai sifat lebih disentralisasi sejak abad ke 19. Dimanapun anggota parlemen adalah (key role) dari partai. Merekalah yg sebenarnya memimpin partai2 tradisional ini. Namun di Britania Raya anggota parlemen terorganisir dng ketat dalam pemberian suara (UU ditolak/diterima). Otoritas pemimpin partai adalah suatu hal yg tidak dapat ditawar2.
Lanjutan Sedangkan ditempat (negara) lain tidak ada pemberian suara dng disiplin yg sangat ketat dan otoritasnya tidak dapat ditawar2. Perbedaan antara partai luwes (flexible) partai dan partai kaku (rigid parties) dalam pemberian suara adalah sama pentingnya seperti perbedaan antara partai2 tradisional dan massa. Walaupun kebanyakan partai massa itu kaku dan kebanyakan partai elit itu lentur. Britania Raya memberikan kita contoh partai2 elit yg kaku – yakni konservatif dan liberal.
Lanjutan Munculnya partai2 massa telah mendorong banyak dari partai2 elit ini mencoba untuk menandingi partai2 massa; pada umumnya hal tersebut gagal. Walaupun telah digunakan perubahan dengan melancarkan prosedur formal untuk keanggotaan partai, masyarakat umum lebih mengelak untuk menjadi anggota partai tradisional ini. Akibatnya elit partai tetap memainkan peranan utama dan tetap menjadi pemimpin dari partai2.
Tipe Amerika Di USA lain lagi disana partai tradisional tidak menghadapi kompetisi dengan partai2 massa. Partai2 massa gagal memperoleh dukungan dan tidak dapat berkembang besar. Di USA terdapat pemilihan pendahuluan dan pemilihan tertutup (sebenarnya) . Yg paling penting adalah bahwa hal inilah yg menghalangi tumbuhnya partai2 massa, karena undang-undang (peraturan) pemilihan pendahuluan itu melarang para calon dari partai.
Partai Massa Teknik untuk mengorganisasi partai telah ditemukan lebih dari setengah abad yg lalu oleh gerakan sosialis, yg kemudian diambil alih oleh partai komunis. Dan akhir2 ini diambil alih pula oleh partai2 di negara2 yg sedang berkembang.
Tipe Sosialis Dari luar, teknik partai massa dikembangkan untuk membiayai pemilihan calon2 dari kaum buruh, yg pada massa itu sebagai kaum revolusioner dan, karena itu tidaak mungkin akan mendapatkan dukungan dari para bankir, kaum industriawan, kaum bisnis, ataupun pemilik tanah yg kaya – yaitu kelompok yg boleh dikatakan mendukung dan menanggung segala biaya caalon2 liberal dan konservatif. Ide partai massa untuk mendapatkan anggota sebanyak mungkin, yaitu anggota permanen partai adalah untuk dana kampanye partai yakni dengan adanya iuransetiap bulan.
Lanjutan Namun uang bukanlah soall utamanya, tetapi dikarenakan mereka tidak menginginkan calon2 partai dipilih oleh suatu komite kecil dalam partai. Calon2 partai dipilih lewat kongres2 partai ditingkat lokal dan nasional. Seleksi itu dilakukan untuk menyaring calon2 dan mengarahkan kebijakan partai. Kursus malam diadakan oleh seksi partai dng cara teratur dng materi pendidikan politik.
Lanjutan Terdapat suatu korelasi yg kuat antara partai jenis baru ini dan evolusi dasar2 sosialnya; yakni konflik antara kaum aristokrat (bangsawan) dan kaum borjuis – kelas pekerja. Partai massa sejalan dengan pengluasan demokrasi, partai ini merangkul hampir keseluruhan penduduk. Pada partai yang tradisional, wakil2 dipilih memberi pengarahan dalam kebijakan partai tanpa takut otorita mereka digugat.
Lanjutan Itulah sebabnya lahir prinsip tunduk mutlak dari para wakil yg duduk di parlemen terhadap komite pusat yg dipilih oleh para kelompok militan. Dari segi sosiologi, konflik antara dua kelompok pemimpin sangat menarik karena hal tersebut mencerminkan pergolakan antara dua masyarakat atau komuniti yg mendasarinya; yaitu anggota partai memilih pemimpin partai inti dan pemberi suara yg memilih anggota parlemen.
Lanjutan Dengan diterimanya prinsip keparlemenan, kaum sosialis dengan sendirinya terdorong untuk menganggap penting orang2 yg menduduki kursi parlemen. Pada partai2 fasis dan komunis, prinsip2 wakil di parlemen adalah menentukan tidak selalu diterima. Anggota parlemen tetap tunduk pada apa yg didiktekan oleh komite pusat partai, yg dengan sendirinya memegang peranan prestise yg lebih tinggi dan lebih berpengaruh.