TEKNIK PENYIMPANAN UMBI-UMBIAN
Umbi merupakan akar atau pangkal batang yang membesar Umbi merupakan akar atau pangkal batang yang membesar. Umbi terbagi dua yaitu berdasarkan ada tidaknya mata tunas Umbi tidak bertunas tidak dapat digunakan untuk berkembang biak, contohnya ketela pohon, wortel dan umbi Sedangkan yang bertunas dapat digunakan untuk berkembangbiak, contohnya bawang merah, bawang putih, ubi jalar dan kentang
Teknik menyimpan umbi hampir sama dengan menyimpan produk sayuran dan buah- buahan segar Prioritas utama diarahkan untuk memelihara bahan agar tidak rusak karena gangguan serangga, patogen dan lingkungan
BAWANG MERAH DAN BAWANG PUTIH Umbi bawang dapat disimpan dalam bentuk ikatan bersama dengan bagian daun yang telah mengering atau dalam bentuk umbi pipilan tanpa menyertakan daunnya Dalam bentuk pipilan umbi kering kulit ini dapat disimpan dalam tong berventilasi
Cara lain untuk menyimpan umbi bawang dengan menggantungkan bawang di atas perapian dapur Secara bertahap asap dapur akan mengeringkan kulit umbi sehingga umbi dapat awet untuk disimpan Berat ikatan umbi bawang merah sekitar 3-4 kg, ikatan disimpan dalam keadaan menggantung di udara dalam tempat penyimpanan
KENTANG Umbi kentang hasil panen sebaiknya secepat mungkin diamankan dari pengaruh cahaya matahari Jika umbi hasil panen dibiarkan terkena cahaya matahari, kulit umbi akan berubah menjadi kehijauan Jaringan kulit yang berwarna hijau ini mengandung zat solonium yang dapat membahayakan konsumen (bersifat racun)
Umbi kentang disimpan dalam bentuk kering (dengan mengangin-anginkan di udara terbuka yang sejuk selama 4-7 hari) dalam tong berventilasi Tong tersebut disusun secara bertumpuk. Antara satu kemasan dengan yang lainnya terdapat lubang atau jarak untuk pertukaran udara segar Cara lain adalah dengan membiarkan umbi diatas lantai dan usahakan agar udara segar tetap dapat mengalir ke semua permukaan bahan setiap saat Tempat penyimpanan umbi yang paling baik adalah di dalam ruangan yang berkelembaban 85- 100% dan bersuhu 3,3-15,6 oC, dengan suhu maksimum 18,3oC. Dalam kondisi penyimpanan seperti ini permukaaan kulit bahan akan tetap dalam keadaan kering dan proses pertunasan dapat dihambat
UBI JALAR Ubi jalar atau ketela rambat mempunyai kulit yang cukup tipis sehingga mudah sekali rusak karena gesekan atau oleh serangga Prinsip menyimpan ubi jalar dapat disamakan dengan menyimpan kentang, yaitu kulit luar harus dalam keadaan kering Pengeringan ubi jalar dapat menggunakan panas matahari. Setelah itu ubi baru disimpan dengan cara dionggokkan atau dikemas
Menyimpan ubi jalar dalam bentuk onggokan di lantai sebaiknya dialasi plastik atau karung dan permukaan onggokan ditutup dengan plastik atau bahan lain untuk menghindari embun malam Setelah permukaan kering ubi jalar dikemas dengan karung goni atau karung beras yang anyamannya rapat dan tidak sobek-sobek
Cara lain menyimpan ubi jalar adalah dengan membiarkannya berada di dalam tanah dikebun dan permukaan tanah sedikit dipadatkan agar serangga hama tidak dapat menembus. Ubi jalar diambil secara bertahap sesuai keperluan. Di luar negeri, ubi jalar dapat menjadi komoditas cukup penting karena diperlukan untuk pakan ternak. Untuk persedian (stock) di luar negeri ubi disimpan dalam ruang pendingin
UBI KAYU / SINGKONG Menyimpan ubi kayu (ketela pohon) setelah panen umumnya tidak banyak mengalami kesulitan karena kulitnya cukup tebal Kulit gabus yang tebal dan kulit luar yang kasar dapat melindungi bagian daging ubi Menyimpan ketela pohon dapat dilakukan dengan cara seperti menyimpan ubi jalar secara tradisional Ketela pohon dapat disimpan dalam bentuk utuh dengan batangnya atau ubi dilepaskan dari tandannya dengan luka sayatan dibuat seminimal mungkin (tidak banyak permukaan umbi yang luka)
WORTEL DAN KOL Wortel dan kubis memiliki banyak kesamaan dalam hal penyimpanannya karena kandungan airnya yang tinggi dan mudah rusak yang ditandai dengan terbentuknya lendir di permukaan dan berulat Sayur ini dapat disimpan dengan cara dionggokkan di atas lantai yang dialasi kertas kering atau karung Diusahakan tumpukan tidak telalu tinggi agar bagian bawah tumpukan mendapat udara segar dalam jumlah yang cukup
Ruang penyimpanan diusahakan mampu melindungi bahan dari pengaruh luar yang ekstrim, terutama sinar matahari dan uap air Ventilasi udara juga diperhatikan, cahaya dan lampu merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhitungkan Apabila penyimpanan dilakukan di cool storage, wortel dan kubis dapat bertahan cukup lama. Hal ini dikarenakan suhu dan kelembaban ruang dapat diatur sesuai dengan yang dikehendaki
Ketahanan Bahan Simpanan Umbi kentang yang disimpan dalam ruang bersuhu 3,3-15,6oC dengan kelembaban 90-99% dapat bertahan selama 7 bulan dengan kehilangan berat 6,97% (umbi yang dipanen tua) dan 9,89% (umbi yang dipanen agak muda) Ubi kayu, ubi jalar, kol dan wortel yang disimpan pada suhu 13-16oC dan kelembaban 85-90% memiliki umur simpan sampai berbulan-bulan, 6-12 bulan
Umbi bawang merah dalam keadaan kering kulit jika disimpan dalam ruang yang bersuhu 26-29oC dan kelembaban 70- 78%, waktu simpanya mencapai hitungan bulan dengan kualitas tetap prima Jika suhu ruang 30-33oC dan kelembaban 70-80%, bawang merah hanya tahan disimpan selma 4 bulan. Ubi yang belum kering daya tahan hanya 1-2 minggu saja setelah itu akan busuk
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketahanan Simpanan Suhu dan kelembaban ruang (teknik penyimpanan) Gangguan serangga dan patogen, serta Lingkungan penyimpanan yang dapat memacu umbi untuk bertunas Pada penyimpanan yang dilakukan secara tradisional, faktor-faktor tersebut umumnya sulit dikendalikan, terutama suhu dan kelembaban sehigga jangka waktu simpan umbi menjadi pendek Kerusakan umbi biasanya berupa timbulnya kerusakan karena pembusukan (busuk lunak, busuk hitam, busuk kering dan berlendir), pertunasan (umbi) dan serangga
Cara yang dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan bahan adalah dengan, mengeringkan permukaan kulit secara baik (kulit bahan harus benar-benar kering), menyimpan di tempat yang keadaannya sejuk, kering dan terlindung dari panas Untuk menghambat pertunasan ubi jalar, dapat disemprot dengan menggunakan senyawa kimia seperti maleic hydrazide, atau thiourea 0,5-40% Pengendalian terhadap pembusukan hanya dapat dilakukan dengan cara membuang umbi yang busuk dan upayakan agar permukaan bahan tetap kering (aerasi lancar) Jika dianggap perlu dapat dibantu dengan kipas angin untuk memperlancar sirkulasi udara di dalam ruang penyimpanan
TEKNIK PENYIMPANAN HORTIKULTURA SEGAR
Secara umum budidaya hortikultura meliputi : tanaman sayuran (vegetable crops); tanaman buah (fruit crops); dan tanaman hias (ornamental crops) Secara harfiah istilah Hortikultura diartikan sebagai usaha membudidayakan tanaman buah-buahan, sayuran dan tanaman hias
Sayuran dan buah-buahan segar memiliki kandungan air yang cukup tinggi, yaitu sekitar 60-98% Khusus sayuran, dua jam setelah dipetik kandungan airnya sudah berkurang sekitar 10%. Bila kandungan air terus berkurang kemungkinan sayuran akan layu dan berkerut Apabila sayuran segar untuk keperluan konsumsi lokal, kehilangan kandungan air sebesar 10% tidak banyak mempengaruhi terhadap penampilan fisik bahan Namun, jika untuk keperluan ekspor, kehilangan kandungan air sebesar 10% sudah menjadi ancaman yang cukup serius
Komoditas hortikultura, setelah dipanen masih tetap merupakan jaringan hidup Jaringan hidup : menjalankan aktifitas fisiologis yaitu transpirasi dan respirasi Transpirasi : menyebabkan hilangnya air dari komoditas, berpengaruh terhadap kesegaran/kerenyahan komoditas Respirasi : menyebabkan berkurangnya cadangan makanan (dalam bentuk pati, gula, dll) dalam komoditas, mengurangi rasa dari komoditas (terasa hambar), memacu pembusukkan Transpirasi dan respirasi merupakan penyebab utama kerusakan pada komoditas hortikultura setelah dipanen
4 faktor penting yang mungkin dialami sayuran dan buah segar dalam penyimpanan, Kondisi bahan tetap baik jika disimpan dalam tempat atau ruang dingin Jika disimpan dalam ruang yang terlalu dingin, maka bahan akan rusak (beku) Jika bahan disimpan dalam ruang yang hangat atau panas bahan akan menjadi layu atau keriput Bahan dapat mengalami kerusakan berupa kerusakan fisiologis dan pembusukan
Pasar Tradisional
Pasar Non Tradisional