TEKNOLOGI PENETAPAN DOSIS PEMUPUKAN PADI , JAGUNG DAN KEDELAI

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PEDOSFER KELAS X SEMESTER I.
Advertisements

KULIAH PEMBEKALAN KULIAH KERJA PROFESI DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012 TANAH SAWAH.
MATERI PEMBAHASAN TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN IV (TPT 4 )
UJI TANAH DAN INTERPRETASINYA SERTA PERAN BAHAN ORGANIK
REAKSI TANAH (pH).
Unsur Hara Mikro: Kation & Anion
Logam berat ? Berbahaya ? Solusi ?
PT. NUTRIN INDO SENTOSA Produsen Biofertilizer.
Dosis Pupuk KIMIA Semakin TINGGI
Kredit : 3 SKS (2 + 1) Dosen : Kasiono SP
PENGELOLAAN TANAH PROF.DR.IR. SUNTORTO WONGSOATMOJO. MS.
Peluang Pasar Pemanfaatn Kompos Hasil Pengomposan Sampah Pasar
TANAH-TANAH APEL DI BATU
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
Pertemuan 6 PUPUK DAN PEMUPUKAN Marlen Sahureka.
Mengapa Pupuk Organik ? Meningkatkan Kesuburan Tanah & Menunjang Keberlanjutan Sistem Produksi Tanaman Pangan Formula Pupuk Organik harus diolah secara.
Sebagai Media Penyuluhan
oleh: Mentari Rahma DPS ( ) Maryanto ( )
KELOMPOK TANI SUMBER TANI PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN
Scientific Background in the Development of PHSL
The yield of plants depends directly on the amount of plant food available. Base your fertilizer quantity on the pre-plant soil test, leaf analysis and.
TEKNIK BUDIDAYA TOMAT.
Eka Tarwaca Susila P Lab. Ilmu Tanaman Jurusan Budidaya Pertanian
Pertemuan 6 PUPUK DAN PEMUPUKAN Marlen Sahureka 1.
DIAGNOSIS DEFISIENSI DAN TOKSISITAS HARA MINERAL PADA TANAMAN
PERTEMUAN II Permasalahan Umum Nutrisi Tanah Dan OPT
Dr Ir Munif Ghulamahdi, MS Dr Ir Sandra Arifin Aziz, MS
Kesuburan Tanah.
OLEH : TRI AYULOKASARI O5O3O3O44/ ILMU TANAH
KELOMPOK FAKTOR ESSENSIIL
Ekofisiologi Studi budidaya di dataran rendah & tinggi :
MEMBUAT DAN MENGAPLIKASIKAN PUPUK ORGANIK
Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
METODOLOGI PENELITIAN
PADI ORGANIK SISTEM SRI.
PERTANIAN LAHAN MARJINAL
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI HMT
PENGELOLAAN KESUBURAN TANAH SULFAT MASAM
PERTANIAN LAHAN MARJINAL
Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
Pemanfaatan Dregs Dan Pupuk Kandang Untuk Meningkatkan Kandungan Nitrogen (N) Pada Lahan Gambut Oleh Sri Wilda Albeta.
PERTANIAN TERPADU DALAM RANGKA MENINGKATKAN EFISIENSI SUMBERDAYA ALAM
SISTEM PERTANIAN INDONESIA
PEMELIHARAAN TANAMAN BUDIDAYA
RISET INSENTIF KNRT 2010 PENGEMBANGAN SOIL CONDITIONER BERBASIS BAHAN ALAMI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PERTANIAN LAHAN KERING BERKELANJUTAN Prof.
Faktor-faktor penting/pengungkit
Evaluasi Kesuburan Tanah
KELOMPOK A7 Rio Setiawan W ( )
EVALUASI KESTAN MELALUI DATA ANALISIS KIMIA TANAH
MELAKUKAN PEMUPUKAN PADA BIBIT TANAMAN
TANAH DAN LINGKUNGAN TANAMAN
DINAS PERTANIAN KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2017
Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional
TANAH TUGAS PRESENTASI KIMIA DASAR KELOMPOK 1.
PRINSIP DAN MEKANISME REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KELAPA SAWIT
BAB VI. KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN
NAMA KELOMPOK : 1.AGUNG JIMANTORO C
PRODUKSI PUPUK ORGANIK DIPERKAYA ASAM HUMAT DAN FULVAT MENGGUNAKAN CENTROSEMA, RUMPUT GAJAH DAN PUPUK KANDANG AYAM UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS.
Membuat Pupuk Organik Sendiri Kelompok KIR MTs Al-Yakin Pungpungan.
PERHITUNGAN KEBUTUHAN PUPUK
PENINGKATAN PRODUKSI PADI DENGAN METODE SRI
Kesuburan Tanah Dan Pemupukan
Sebagai Pemenuhan Tugas “pengelolaan tanah berlanjut”
Oleh: Ir. FAUZIAH, MSi Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Bengkulu, 1-2 Agustus 2018.
Peta Karakteristik Tanah Sawah Dari Bahan Volkanik
Pengaruh rekomendasi terhadap produksi Cisokan
LUAS LAHAN PERTANIAN INDONESIA LAHAN SEMENTARA TDK DIGUNAKAN
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP PEMBERIAN BAHAN ORGANIK DALAM BUDIDAYA TANAMAN KELOMPOK II AGROTEKNOLOGI III AULIA DELFIYANTY
DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM PELAKSANAAN UPSUS PAJALE DI PROVINSI BANTEN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN.
BUDIDAYA KEDELAI. Kedelai merupakan komoditas yang bernilai ekonomi tinggi dan banyak memberi manfaat tidak saja digunakan sebagai bahan pangan tetapi.
Transcript presentasi:

TEKNOLOGI PENETAPAN DOSIS PEMUPUKAN PADI , JAGUNG DAN KEDELAI Busyra Buyung Saidi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi Jl. Samarinda Paal Lima Kotabaru Jambi Telp. (0741) 7053525 Fax. (0741) 40413 Email. busyra_sidi@yahoo.co.id

PENDAHULUAN 4 Target Pembangunan Pertanian (2010-2014); Swasembada berkelanjutan, Deversifikasi pangan, Nilai Tambah, Daya saing dan Ekspor, dan Peningkatan Kesejahteraan Petani Kebijakan dan Strategi: Pencapaian Produksi padi 70,6 jt ton 2011 dan Surplus beras 10 jt ton 2015 Swasembada pangan dan Komoditas Strategis (2015-2017); Pemerintah menargetkan tahun 2015 Indonesia bisa memproduksi 73,16 ton padi, 20,08 juta ton jagung pada 2016, dan swasembada kedelai 1,26 juta ton pada 2017. 15 sasaran UPSUS mencapai Swasembada pangan: RJI, Oplah, Benih, SRI, Desa Mandiri Benih, Bantuan pupuk, PAT-PIP kedelai, Alsintan, Ternak (Peningkatan populasi ternak, bibit), KBI dan KBD Tebu, Pengembangan Cabai dan bawang merah, Kakao, PUAP, TTP dan TSP, serta Dukungan penyuluhan dan Diklat Teknis 24.000 unit

Dalam rangka mewujudkan Ketahanan Pangan Nasional, Swasembada Padi, jagung dan kedelai, pupuk berperan penting disamping varietas unggul baru, dan air. Rekomendasi pupuk masih bersifat umum, belum berdasarkan status hara tanah dan kebutuhan tanaman, terjadi ketidak seimbangan hara dalam tanah Dengan perluasan areal dan keserempakan tanam maka terjadi kelangkaan pupuk (terganggunga alokasi dan distribusi pupuk) KepmentanNo. 01/Kpts/SR.130/1/2006 tanggal 3 Januari 2006 (Rekomendasi Pemupukan N, P, dan K pada Padi Sawah Spesifik Lokasi). Permentan No.40/Permentan/OT.140/4/2007 tentang penyempurnaan rekomendasi pemupukan spesifik lokasi.

PERKEMBANGAN PENGGUNAAN PUPUK DAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH Melalui program Intensifikasi telah berhasil meningkatkan produktivitas padi, secara nasional 5.0 – 5.5 t/ha Tahun 60-an diperkanalkan teknologi varietas padi unggul berproduksi tinggi, umur genjah, responsif terhadap pupuk anorganik Laju penggunaan pupuk terus meningkat. Setelah tahun 1984 kenaikan laju produktivitas sudah mulai melambat. Adanya penurunan efisiensi penggunaan pupuk.

PERMASALAHAN Produksi Padi Tidak Optimal Rekomendasi pemupukan bersifat umum Pemupukan belum berimbang & Irrasional Pemupukan berlebihan atau rendah (in-efisiensi) Hara dalam tanah tidak seimbang Degradasi sumberdaya lahan ( C-org rendah) Pencemaran SDL dan Lingkungan (Residu agro kimia) Masih terdapat keragaman pemahaman dalam mengimplementasikan konsep “Pemupukan Berimbang”

PEMUPUKAN BERIMBANG Pemupukan berimbang adalah upaya pemenuhan kebutuhan hara tanaman agar dapat mencapai hasil optimal (tanpa kelebihan/kekurangan hara) melalui pemberian pupuk dengan mempertimbangkan jumlah hara yang telah tersedia di dalam tanah Pemupukan sesuai dengan status hara tanah, kebutuhan tanaman dan target hasil

Setiap jenis tanah mempunyai kemampuan penyediaan hara berbeda Pemupukan berimbang  spesifik lokasi Setiap jenis tanah mempunyai kemampuan penyediaan hara berbeda Tiap jenis dan varietas tanaman memerlukan jumlah hara berbeda Tiap lokasi/unit usahatani mempunyai sejarah pengelolaan berbeda

Penggunanan Pupuk Kurang Rasional (di lapangan ditemui keragaman tinggi): N (Urea) : 100 – 800 kg/ha P (TSP) : 0 – 250 kg/ha K (KCl) : 0 – 200 kg/ha  Produktivitas Rendah, atau :  Tidak Optimal & Mubazir  In-effisiensi & Merusak Lingkungan  (Suplai melebihi atau lebih rendah dari demand tanah untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman)

16 Hara esensial bagi tanaman C, H, O N, P, K  makro primer S, Mg, Ca  makro sekunder Fe, Mn, Cu,  unsur mikro Zn, Cl, Mo, B,

Pembatas hara (hukum Liebig’s) Produksi optimum K K Cukup

Hukum minimum Liebig’s N sebagai pembatas pertumbuhan K sebagai pembatas pertumbuhan N P K N P K

EFISIENSI PENGELOLAAN PUPUK Jenis Pupuk Ditingkat Petani (%) Hasil Penelitian (%) Nitrogen (N) 30-70 Urea Tablet (25%), pemberian secara split, BWD (20-30%) Posfor (P) 15-20 Berdasarkan status hara tanah (penimbunan P) Kalium (K) 30-40 Berdasarkan status hara tanah (penimbukan K) Belerang (S) Ketersediaan S banyak faktor (Redok potensial, pH, Bo, miktoba Mikro (Cu, Zn, Fe) Ketersediaan ditentukan: (bhn. Induk, redok potensial, pH, drainase, aktifitas mikro org) Pupuk hayati Mikro organisme pelarut P Bahan organik Efisiensi penggunaan pupuk

Illustrasi Kebutuhan hara tanaman Padi/ha Serapan Hara Pembentukan batang dan daun Gabah kering giling Total hara (kg) (kg/ha N 41,2 18,8 133,33 (Urea) P 2,8 2,4 14,44 (SP-36) K 27,5 16,2 72,83 (KCl)

POTENSI SUMBERDAYA LAHAN SAWAH PROVINSI JAMBI

Jenis tanah di Provinsi Jambi No. Ordo Tanah Jenis Group 1. Histosol Troposaprists, Tropohemists, Sulfihemists Kubah gambut, Marin 2. Entisol Sulfaquent, Hidraquent, Tropaquent, Tropopsamments, Marin, Aluvial, Dataran, Perbukitan, Volkan 3. Inceptisol Sulfaquepts, Tropaquepts, Dystropepts Marine, Aluvial, perbukitan pegunungan, volkan 4. Ultisol Haplohumults, Kanhapludults, Kandiudult Datar, Dataran tuf masam, Aluvial, dataran, perbukitan 5. Alfisol Hapludalfs Perbukitan, Pegunungan 6. Oxisol Hapliperox Kandiudox Hapludox Dataran, Perbukitan, Dataran tuf masam, perbukitan kecil

Luas lahan sawah Provinsi Jambi (2014)

Luas Lahan Sawah di Provinsi Jambi (BPS, 2014) Kabupaten/Kota Jenis Pengairan Irigasi T. Hujan P. Surut Lebak Jumlah (ha) Kerinci 19.790 862 - 2.325 22.977 Sungai Penuh 2.301 1.570 327 4.198 Merangin 9.301 3.625 606 13.532 Sarolangun 3.362 3.254 1.061 7.677 Batanghari 354 6.350 11.262 17.966 Muaro Jambi 3.949 10.808 1.290 8.573 24.620 Tanjabtim 7.216 31,559 526 39.301 Tanjabbar 1.285 50 16,712 18.047 Tebo 1.003 6.458 3.048 10.509 Bungo 6.088 771 261 7.120 Kota Jambi 524 1.152 1.676 47.957 42.116 49.561 27.989 167.623

Luas tanam aktual vs Target luas tanam UPSUS 2015 per Kabupaten Kabupaten/Kota Luas tanam aktual (ha) Target UPSUS 2015 Kerinci 22.977 26.504 Sungai Penuh 4.198 9.304 Merangin 13.532 24.328 Sarolangun 7.677 17.459 Batanghari 17.966 10.540 Muaro Jambi 24.620 13.334 Tanjabtim 39.301 29.306 Tanjabbar 18.047 26.724 Tebo 10.509 10.844 Bungo 7.120 11.446 Kota Jambi 1.676 1.465 Jumlah (ha) 167.623 181.254

Produktivitas Tanaman Pangan di Provinsi Jambi Kabupaten/Kota Produktivitas (t/ha) Padi sawah Padi gogo Jagung Kedelai Kc. Tanah Kerinci 5,74 2,47 4,05 1,09 1,21 Sungai Penuh 3,71 1,31 Merangin 4,40 3,18 4,15 1,27 1,28 Sarolangun 4,43 3,15 3,82 1,24 Batanghari 4,87 3,08 3,63 1,14 1,37 Muaro Jambi 4,67 3,26 4,02 1,18 Tanjabtim 3,61 2,97 3,12 1,29 1,23 Tanjabbar 3,77 3,50 2,86 1,20 Tebo 4,80 2,76 4,01 1,49 Bungo 4,77 3,01 4,94 1,53 Kota Jambi 4,27 3,04 3,66 - 1,40 Rata-rata 4,64 2,77 1,10 1,32 Target UPSUS 2015 4,63 4,29

Kebutuhan Pupuk bersubsidi Nasional Tahun Anggaran 2015 menurut sub sektor Jenis Pupuk (Ton) Urea SP 36 ZA NPK Organik Tan. Pangan 3,071.382 567.317 713.097 1.857.441 721.512 Hortikultura 181.378 45.961 61.191 165.344 53.991 Perkebunan 677.705 197.985 264.473 509.338 134.097 Peternakan 76.789 12.888 11.239 17.877 90.401 Perikanan budidaya 92.746 25.849 - Jumlah 4.100.000 850.000 1.050.000 2.550.000 1.000.000 Jambi 26.000 18.800 8.100 50.000 8.180 Jambi (%) 0,63 2,21 0,77 1,96 0,82

KEBUTUHAN PUPUK PROVINSI JAMBI TAHUN 2015 Sub Sektor Jenis Pupuk (Ton) Urea SP 36 ZA NPK Organik Tan. Pangan 19.477 12.548 5.501 36.420 5.902 Hortikultura 1.150 1.017 472 3.242 442 Perkebunan 4.298 4.379 2.040 9.987 1.097 Peternakan 487 285 87 351 739 Perik. Budidaya 588 572 - Jumlah 26.000 18.800 8.100 50.000 8.180

Status Hara P dan K Lahan Sawah Provinsi Jambi Luas (Ha) Rendah Sedang Tinggi P (%) 30.470 (11,52) 118.180 (44,68) 115.831 (43,79) K 19.595 (7,40) 139.935 (52,90) 104.951 (39,68)

Kebutuhan pupuk SP-36 (ton/musim) Kebutuhan pupuk SP-36 berdasarkan status hara tanah sawah di Kabupaten Tanjabtim (2012) Status P tanah Luas lahan sawah (ha) Kebutuhan pupuk SP-36 (ton/musim) Rendah 9.941,90 994,19 Sedang 4.837,69 362,83 Tinggi 1.508,91 75,45 Jumlah 16.288,50 1.432,47 Anjuran 100-150 kg/ha/musim 1.628,85 Selisih 196,38 Penghematan 0,59 M Harga SP-36: Rp. 3.000/kg

PETA STATUS HARA POSFOR PADA LAHAN SAWAH DI KABUPATEN TANJABTIM

Kebutuhan pupuk KCl (ton/musim) Kebutuhan pupuk KCl berdasarkan status hara tanah sawah di Kabupaten Tanjabtim Status K tanah Luas lahan sawah (ha) Kebutuhan pupuk KCl (ton/musim) Rendah 3.763,56 376,36 Sedang 6.847,51 342,38 Tinggi 5.677,43 383,87 Jumlah 16.288,50 1.002,60 Anjuran 50-75 kg/ha/musim 1.221,64 Selisih 209,04 Penghematan : 1,254 M Harga KCl: Rp. 6.000/kg

PETA STATUS HARA KALIUM PADA LAHAN SAWAH DI KABUPATEN TANJABTIM

PUTS-PUTR-PUTK TOOL PEMUPUKAN BERIMBANG SPESIFIK LOKASI (Padi, Jagung dan Kedelai) PUTS-PUTR-PUTK

Prinsip Kerja PUTS/ PUTR/PUTK Mengekstrak hara tanah PUTS mengekstrak hara tanah (N, P, K) yang berada dalam larutan tanah. Hara ini dapat digunakan/diserap langsung oleh tanaman. Mengukur kadar hara Pengukuran dilakukan dengan metode pewarnaan (kolorimetri), hasil pengukuran bersifat semi kuantitatif. Digolongkan menjadi kelas Rendah, Sedang, dan Tinggi.

Perbandingan pengukuran dengan PUTS/PUTR/PUTK dan analisa rutin di laboratorium Prosedur baku/lama Mengekstrak berbagai bentuk hara Berbagai jenis bahan kimia Pengukuran dengan alat canggih : AAS Angka kuantitatif, ketelitian tinggi (ppm, ppb) Rapid Soil Test Kit Prosedur cepat Hanya mengekstrak bentuk hara tersedia Bahan kimia asam/ basa/ garam lemah Pengukuran secara kolorimetri /warna/endapan Angka kualitatif, ketelitian lebih rendah (Rendah, Sedang, Tinggi)

PERANGKAT UJI TANAH (PUTS/PUTR/PUTK) Pengambilan contoh tanah Pengelolaan tanah PUT Pemupukan berimbang Pemupukan Pengelolaan tanaman Prosedur

Hasil penelitian Doberman dan Fairhurst (2000): Pada umumnya petani padi sawah irigasi hanya mencapai produksi padi <60% dari potensi hasil genetis. Faktor iklim menyumbang variasi hasil + 10% dari hasil maksimum pada var. unggul di Asia Selatan dan Tenggara Pada musim kemarau hasil gabah lebih tinggi dari musim hujan (selisih 1-2 t/ha). Penurunan hasil: radiasi matahari lebih rendah dan kelembaban tinggi Capaian produksi gabah di lahan petani hanya 80% dari produksi hasil padi, atau terjadi kehilangan hasil sebesar 20%. Pengelolaan hara yang tidak berimbang akan menurunkan hasil hingga 40%. Apabila pengelolaan tanaman tidak baik, kehilangan hasil mencapai 60% dari potensi hasilnya. Oleh karena itu, faktor pengelolaan hara dan tanaman mendapat perhatian yang seimbang.

Pemupukan berimbang Prod. tnm optimal Aplikasi: Waktu Cara Dosis Tanaman: Sensitif Toleran Pemupukan berimbang Prod. tnm optimal Tanah: Udara Air C-org pH Hara (N,P,K,dll) Racun (Al,Pb,dll) Pemberian pupuk agar semua hara tanah dlm kondisi seimbang. Tidak berarti semua pupuk harus ditambahkan Tambahkan pupuk yang perlu saja (jenis dan jumlah seperlunya)

Peranan Perangkat Uji tanah Mengatasi kesenjangan penerapan teknologi pemupukan berimbang Dengan menggunanakan perangkat Uji Tanah dapat membantu petani meningkatkan ketepatan pemberian dosis pupuk N, P dan K untuk padi sawah Rekomendasi dapat ditetapkan langsung di lapang oleh pengguna/petani Dosis rekomendasi yang ditetapkan berimbang sesuai status hara tanah dan kebutuhan hara tanaman

PERANGKAT UJI TANAH SAWAH Perangkat alat bantu analisis kimia tanah yang dapat dikerjakan dengan cepat, mudah, relatif akurat dan sederhana untuk penetapan unsur fosfor (P), kalium (K), dan pH tanah sawah di lapang.

REKOMENDASI PUPUK N Bagan Warna Daun (BWD) memberikan rekomendasi penggunaan pupuk N berdasarkan tingkat kehijauan warna daun Makin pucat warna daun makin rendah skala BWD  N tanah rendah  dosis pemupukan N makin tinggi Waktu pemberian pupuk N yang tepat Menghemat 20-30 % pupuk N

Penetapan Kecupunan N dengan BWD Pemupukan dasar atau pemupukan pertama N dengan takaran 50-75 kg urea/ha sebelum tanaman padi berumur 14 HST. Pengukuran BWD diawali pada umur 25-28 HST, dilanjutkan setiap 7-10 hari sekali sampai fase primordia (hibrida/tipe baru 10% tanaman berbunga Pilih secara acak 10 rumpun tanaman sehat, daun teratas yang telah membuka penuh Hasil pengukuran 10 tanaman diambil nilai rata-rata dan disesuaikan dengan tabel pada BWD

Bagan Warna Daun (BWD)

Rekomendasi pemupukan N varietas inbrida sistem tanaman pindah Musim Sebelum 14 HST (kg urea/ha) Setelah digunakan BWD Musim hasil rendah 50 – 75 50 -75 Musim hasil tinggi 50 - 75 75 -100

1 sendok kecil P2 dikocok merata PENETAPAN P TANAH SAWAH + + 3 ml P-1 dan dikocok 0.5 g tanah 1 sendok kecil P2 dikocok merata Rendah Sedang Tinggi BAGAN WARNA

Kelas status hara P tanah Kadar hara terekstrak HCl 25% Rekomendasi P Tanah Sawah: Kelas status hara P tanah Kadar hara terekstrak HCl 25% Dosis rekomendasi (mg P2O5/100 g) (Kg SP36/ha) Rendah < 20 100 Sedang 20-40 75 Tinggi > 40 50

+ + + PENETAPAN K TANAH SAWAH Rendah Sedang Tinggi Bagan Warna K 0,5 g tanah 2 ml K1, dikocok merata 1 tetes K2, dan dikocok 1 tetes K3, dan dikocok Rendah Sedang Tinggi Bagan Warna K

Rekomendasi K Tanah Sawah: Status hara K tanah Dosis rekomendasi (Kg KCl/ha) Dengan Jerami Tanpa Jerami Rendah 50 100 Sedang Tinggi * Diaplikasikan 2 kali (1/3 bagian saat tanam dan 2/3 bagian saat tanaman berumur 2-3 minggu)

+ + PENETAPAN pH TANAH SM M AM N AB B Bagan Warna pH 1 g tanah 4 ml pH-1 dan dikocok sampai merata 1 g tanah 1-2 tetes pH2, digoyang perlahan Bagan Warna pH SM M AM N AB B

Rekomendasi Pengelolaan Lahan/Tanaman Nilai pH Kategori Rekomendasi <4 Sangat masam Sistem drainase terputus Kapur 1-2 t/ha Pupuk N dalam bentuk Urea 4-5 Masam 5-6 Agak masam Sistem drainase konvensional Pupuk N dalam bentuk Urea 6-7 Netral 7-8 Agak basa Sistem drainase konvensional Pupuk N dalam bentuk ZA >8 Basa Pencucian garam

BAGAN WARNA UJI P, K DAN pH Tanah Sawah

Rekomendasi pemupukan dengan pupuk tunggal atau majemuk Kelas status hara tanah Anjuran Pemupukan Berimbang Spesifik Lokasi (kg/ha) Pupuk Tunggal Pupuk Majemuk P K Urea SP-36 KCl 15-15-15 Tambahan pupuk tunggal 20-10-10 Urea1) Rendah BWD 100 250 40 400 30 Sedang 50 - Tinggi 75 200 300 Tinngi 150 60 70 10 1) Pemupukan dasar Urea 75 kg/ha, pemupukan II dan III berdasarkan BWD - Tidak dipupuk

Cara dan waktu pemupukan berimbang Jenis pupuk Pupuk Dasar/ Saat tanam Pupuk Susulan I (3-4 MST) Pupuk susulan (6-7 MST) Tunggal Urea 75 kg/ha Tambahan urea berdasarkan BWD Berdasarkan BWD SP-36 Semua dosis SP-36 KCl ½ dosis KCl ½ dosis KCl - Majemuk NPK 15-15-15 Semua dosis NPK 15-15-15 Tambahan urea berdasarkan BWD. Semua KCl tambahan NPK 20-10-10 Semua dosis NPK 20-10-10 Tambahan Urea berdasarkan BWD. Semua KCl tambahan Sumber; Adiningsih.

REKOMENDASI PUPUK ORGANIK Penggunaan pupuk organik sebagai: Pembenah tanah Suplemen pupuk buatan (an-organik) dengan dosis: Jerami segar 5 ton/ha  seluruh jerami insitu dikembalikan ke tanah Kompos/pupuk kandang 2 ton/ha

Kandungan Hara dalam bahan (%) Kandungan Hara Pada Bahan/ Pupuk Organik Jenis Pupuk Organik Kandungan Hara dalam bahan (%) N P K Jerami padi 0.5 0.08 1.5 Kompos/ pupuk kandang 3 1 Dalan 5 ton jerami/ha  mengandung hara ≈ 20 kg Urea dan 50 kg KCl Dalam 2 ton pukan/ha  mengandung hara ≈ 50 kg Urea, 50 kg SP36, dan 20 kg KCl VUB membutuhkan + 100 kg N/ha ≈ > 15 ton jerami/ha

PERANGKAT UJI TANAH RAWA (PUTR) PEMUPUKAN PADI LAHAN RAWA PERANGKAT UJI TANAH RAWA (PUTR) Perangkat Uji Tanah Rawa (PUTR) versi 1.0 adalah alat batu penetapan tingkat kemasaman tanah, kebutuhan kapur dan kadar hara tanah Sulfat Masam Potensial (SMP) dengan tipe luapan A dan B secara cepat di lapangan.

Pemupukan berdasarkan status hara tanah Pemupukan N (BWD) Pemupukan P and K berdasarkan status hara

Rekomendasi kebutuhan kapur * (kg/ha) berdasarkan jumlah tetes Bagan pH Tanah (PUTR) pH <3 3-4 4-5 5-6 6-7 > 7 Rekomendasi Kebutuhan Kapur Tanaman Rekomendasi kebutuhan kapur * (kg/ha) berdasarkan jumlah tetes < 4 4-8 >8 Padi 500 1.000 2.000 KK dengan daya netralisasi 100% menggunakan CaCO3. Jika menggunakan sumber kapur lain maka rekomendasi KK dikalikan faktor konversi (100% dibagi daya netralisasi kapur yang digunakan)

Rekomendasi Pemupukan Nitrogen (N) Unsur hara N Rekomendasi berdasarkan status hara (Urea kg/ha) Rendah 300 Sedang 200 Tinggi 100 Cara pemberian: 1/3 bagian saat awal tanam, 1/3 bagian saat tanaman berumur 2-3 MST, 1/3 bagian saat tanaman berumur 4-5 MST

Rekomendasi Pemupukan Posfor (P) Unsur hara P Rekomendasi berdasarkan status hara (SP-36 kg/ha) Rendah 150 Sedang 100 Tinggi 50 * Cara pemberian: satu kali pada waktu pemupukan dasar, **= Takaran pupuk SP-36 untuk tanah SMP dengan lapisan piryte FeS2 dengan tipe luapa A dan B

Rekomendasi Pemupukan Kalium (K) Status Hara Jerami (2,5 t/ha) Rekomendasi KCl (kg/ha) Rendah 125 Tanpa 150 Sedang 75 100 Tinggi 25 50

Nilai uji S tanah (ekstraksi 0,5 M CaHPO4) Kebutuhan Pupuk S Tanaman Padi pH tanah Nilai uji S tanah (ekstraksi 0,5 M CaHPO4) < 10 ppm S > 10 ppm S > 6,5 10 kg serbuk S/ha atau 50 kg ZA/ha sebagai pupuk dasar, menggantikan pupuk Urea Tidak perlu diberi S 6,0 – 6,5 5 kg serbuk S/ha atau 20 kg ZA/ha, sebagai pupuk dasar pengganti pupuk dasar urea > 6,0 20 kg ZA/ha, sebagai pupuk dasar menggantikan urea

Nilai uji Zn tanah (ekstraksi 1 N HCl) Kebutuhan pupuk Zn Tanaman Padi pH tanah Nilai uji Zn tanah (ekstraksi 1 N HCl) < 1 ppm Zn > 1 ppm Zn > 6,5 Bibit padi dicelupkan sebelum ditanam pada larutan 1% ZnO4 selama 2 menit Tidak perlu diberi Zn 6,0 – 6,5 2,5 kg ZnSO4, diberikan sebagai pupuk dasar, caranya dilarutkan dalam 250 liter air/ha disemprot ke tanah sewaktu perataan tanah atau dicampur rata dengan pupuk SP 36 yang juga diberikan sebagai pupuk dasar > 6,0 5 kg ZnSO4, diberikan sebagai pupuk dasar, caranya dilarutkan dalam 250 liter air/ha disemprot ke tanah sewaktu perataan tanah atau dicampur rata dengan pupuk SP 36 yang juga diberikan sebagai pupuk dasar Tidak perlu diberi Zn

Nilai uji Cu tanah (ekstraksi 1 N HCl) Kebutuhan Cu tanaman padi pH tanah Nilai uji Cu tanah (ekstraksi 1 N HCl) < 1 ppm Cu > 1 ppm Cu > 6,5 2 kg CuSO4, diberikan sebagai pupuk dasar, caranya dilarutkan dalam 250 liter air/ha disemprot ke tanah sewaktu perataan tanah atau dicampur rata dengan pupuk SP 36 yang juga diberikan sebagai pupuk dasar Pemberian Cu melalui daun, yaitu 2 kg CuSO4 dilarutkan dalam 250 liter air/ha, lalu disemprotkan ke tanaman padi fase vegetatif akhir 6,0 – 6,5 1 kg CuSO4, diberikan sebagai pupuk dasar, caranya dilarutkan dalam 250 liter air/ha disemprot ke tanah sewaktu perataan tanah atau dicampur rata dengan pupuk SP 36 yang juga diberikan sebagai pupuk dasar Bibit padi dicelupkan sebelum ditanam pada larutan 5% CuSO4 selama 2 menit > 6,0 Bibit padi dicelupkan sebelum ditanam pada larutan 5 % CuSO4 selama 2 menit, biasanya disatukan dengan ZnSO4 bila tanah kahat Zn Tidak perlu diberi Cu

REKOMENDASI PEMUPUKAN PADI GOGO, JAGUNG DAN KEDELAI

Perangkat Uji Tanah Kering (PUTK) Perangkat alat bantu analisis kimia tanah yang dapat dikerjakan dengan cepat, mudah, relatif akurat dan sederhana untuk penetapan unsur fosfor (P), kalium (K), pH, kebutuhan kapur dan C-organik tanah kering di lapang.

1 sendok kecil P2 dikocok merata sedang tinggi R S T Penetapan Status P Tanah rendah + + 0.5 g tanah 1 sendok kecil P2 dikocok merata 3 ml P-1 dan dikocok

Rekomendasi pupuk SP-36 (kg/ha) Bagan warna rekomendasi pemupukan P Bagan Warna Non Andisol Status P Rekomendasi pupuk SP-36 (kg/ha) Jagung Kedelai Padi Gogo Rendah 250 300 200 Sedang 175 150 Tinggi 100 Andisol

+ + + Penetapan Status K Tanah 0.5 g tanah Diamkan 5 menit 2 ml K-2 4 ml K-1 dan diaduk 2 tetes K-2 dan dikocok 2 ml K-2

Endapan Putih (menyerupai kabut) Rekomendasi Pemupukan K Endapan Putih (menyerupai kabut) Status K Rekomendasi pupuk KCl (kg/ha) Jagung Kedelai Padi Gogo Tidak ada Rendah 100 150 Sedikit Sedang 75 Ada Tinggi 50 Diberikan 2 kali 1/3 bagian pada saat tanam dan ¾ bagian pada umur tanaman 3-4 MST

+ + Penetapah PH tanah BAGAN WARNA pH TANAH 0.5 g tanah 1-2 tetes pH-2 dan dikocok 4 ml K-1 dan diaduk BAGAN WARNA pH TANAH Bagan Warna Kategori Sangat masam PH <4 pH 4 – 5 Masam pH 5 -6 Agak masam pH 6 – 7 Netral pH 7 – 8 Agak basa pH > 8 Alkali

kebutuhan kapur (tetes) Penetapan Kebutuhan Kapur + kebutuhan kapur (tetes) dikocok pH terukur agak masam

Rekomendasi Kebutuhan Kapur Bagan warna Kategori Netral (pH 6-7) Jumlah tetes Pereaksi Kebutuhan Kapur Kebutuhan kapur (kg/ha) Kedelai Jagung < 4 1.000 500 4-8 1.500 750 > 8 2.000 1.000 – 2.000

Penetapan C-organik Tanah + + 0.5 g tanah 3 tetes C-2 jangan dikocok 1 ml C-1 dan diaduk 3 cm batas

Rekomendasi Kebutuhan Bahan Organik Tinggi busa Status C-organik Rekomendasi (t/ha) < 2 cm Rendah 2 > 2 cm Sedang - Tinggi 1 Jenis bahan organik: kompos jerami, pukan ayam/sapi/kambing Rekomendasi kebutuhan pupuk Urea No. Jenis tanaman Kg Urea/ha + BO Tanpa BO 1 Kedelai 50 80 2 Jagung 350 400 3 Padi gogo 200 250 + diberikan 2 kali: 1/3 bagian pada saat tanam dan 2/3 pada umur tanaman 3-4 MST ** Apabila menggunakan pupuk hayati Rhizobium, maka dosis urea hanya diberikan sebagai starter 25 kg/ha

Terima Kasih Wassalamu’alaikum w.w.