Pendekatan baru dalam kriminologi (Koesriani Siswosoebroto)

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
(Apa Kontribusinya Terhadap Pemahaman Olahraga di Masyarakat)
Advertisements

Teori Labeling Para penganut Teori Labeling memandang para kriminal bukan sebagai orang yang bersifat jahat yang terlibat dalam perbuatan-perbuatan yang.
KONSEPSI DEMOKRASI DAN PRAKTIKNYA DI INDONESIA
PSIKOLOGI dalam PERADILAN DIBUAT DAN DIPRESENTASIKAN DALAM PENDIDIKAN & PELATIHAN CALON HAKIM, TA 2005, Kampus Pengayoman Gandul.
TEORI PERILAKU MENYIMPANG KONTEMPORER (Teori Labeling & Konflik)
MAZHAB DALAM KRIMINOLOGI
Ahmad Zainul “INUNG” Hamdi
DETERMINAN BIOLOGIS TERHADAP PERILAKU ANTI-SOSIAL
SERAFIN WISNI SEPTIARTI DOSEN FIP UNY DOSEN PEND.SOSIOLOGI FIS UNY
Komunikasi Organisasi
News Making Criminology SAP 1&2
Pendekatan baru dalam kriminologi (Koesriani Siswosoebroto)
Mikro Subyektif.
PERSPEKTIF KRIMINOLOGI KRITIS
FEMINISME DAN KRIMINOLOGI
Mazhab dalam kriminologi
TEORI-TEORI KRIMINOLOGI
DISPOSISI DAN NILAI PEMIKIR YANG KRITIS
PERILAKU MENYIMPANG SUTINAH DEPARTEMEN SOSIOLOGI
Oleh DJATMIKA RIZKY SAPUTRA Nama Lengkap : Djatmika Rizky Saputra ( EKA ) TTL : Jakarta, 22 April 1986 Pendidikan : SD lulus tahun 1998,
Pembentukan Sikap Dan Tingkah Laku
Sejarah Pemikiran Ekonomi
BAB 06 PERILAKU MENYIMPANG
Heru Susetyo, SH. LL.M. M.Si. Metode Penelitian Hukum April 2012
PERSPEKTIF FILSAFAT ILMU KOMUNIKASI Pertemuan 3
PENYIMPANGAN SOSIAL DEVI YANTI APRILIA
HAM Oleh Kelompok 1.
Paradigma Positivistik & Konstruktivistik
DEMOKRASI ANTARA TEORI DAN PELAKSANAANNYA
KOMUNIKASI SEBAGAI PROSES SIMBOLIK
PERANCANGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
ASPEK DAN MAZHAB FILSAFAT ILMU KOMUNIKASI Pertemuan 2
Pendahuluan: Pandangan tentang Perubahan Sosial
Paradigma Dalam Sosiologi
Paradigma Dalam Sosiologi
Pendekatan Sosiologis Tentang Ekonomi :
STRUKTUR SOSIAL & INTERAKSI SOSIAL
PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK
Konsep Diri Menentukan Identitas Individu
MANFAAT KRIMINOLOGI DAN VIKTIMOLOGI BAGI HUKUM PIDANA
PENDEKATAN FILSAFAT TERHADAP PENDIDIKAN
RUANG LINGKUP, OBYEK, STUDI KRIMINOLOGI
Pengertian dan Ruang Lingkup Sosiologi Politik
IPS untuk SMP/MTS kelas VIII
PANDANGAN FILSAFAT TENTANG PENDIDIKAN
MAZHAB DALAM KRIMINOLOGI
SOSIALISASI
Teori Dasar (2).
PROBLEM PENEGAKAN HAM DI INDONESIA
Fakultas Hukum Universitas Gorontalo
Perempuan & Hukum: Pengantar
Aliran-aliran Dalam Kriminologi
PENGANTAR KRIMINOLOGI
Pancasila adalah ideologi Bangsa Indonesia.
pengantar KRIMINOLOGI : ruang lingkup-obyek-metode
INSTRUMEN HAM INDONESIA
Pengertian dan Ruang Lingkup Sosiologi Politik
Sejarah Perkembangan Pemikiran Sebagai Dasar Teori Kriminologi
Fakultas Hukum Universitas Gorontalo
Teori HAM Helmy Boemiya.
Penelitian Hukum Mazhab Hukum Pengertian Penelitian Hukum
BUDAYA HUKUM (LEGAL CULTURE)
Teori Dasar (1).
Paradigma Positivistik & Konstruktivistik
PARADIGMA PENDIDIKAN (Bahan Kuliah PPs) Ravik Karsidi 2018.
INTERPRETIF Pertemuan 5
BUDAYA HUKUM (LEGAL CULTURE)
TEORI TEORI DI KOMUNIKASI MASSA
Analisis, Penjelasan, dan Implikasi
HUKUM DAN VIKTIMOLOGI PART. I
Transcript presentasi:

Pendekatan baru dalam kriminologi (Koesriani Siswosoebroto) Heru Susetyo

Kriminologi modern secara global berbeda dari kriminologi klasik karena prinsip interaksionisme. Dalam kriminologi klasik kita mencari faktor- faktor (biologis, ekonomis) Sesudah PD II mulai perubahan, muncul mazhab Utrecht sebagai tanda perkembangan interaksionisme. Menurut Nagel (1958) kriminologi modern adalah relasi-kriminologi atau bukan sama sekali.

Perbedaan antara Positivisme dengan Interaksionisme Pusat perhatian teori dan riset Asumsi dasar tentang sifat kejahatan dan penjahat Metodologi

Pusat perhatian positivisme Adalah pencarian sebab-sebab kejahatan dan cara penanganan pelaku kejahatan.

Pusat perhatian interaksionisme Adalah konstruksi kenyataan sosial dari penjahat dan penyeleweng Perhatian dari interaksionisme adalah akibat atau pengaruh dari institusi-institusi hukum terhadap realitas sosial yang jahat Interaksionisme menyatakan bahwa aspek2 kriminal dan non kriminal adalah saling berkaitan. Bahwasanya kejahatan dan penjahat adalah hasil interaksi dari pembuatan peraturan, penegakan peraturan dan pelanggaran aturan.

Pusat perhatian dan pendekatan interaksionisme Proses pemberian label/ stigma dan tipologi, karir2 penjahat, identitas, dan sub kebudayaan2, pengaturan dan manajemen dari kejahatan, dan pembentukan norma- norma hukum. Aliran2 mutakhir yang menjadi perhatian interaksionisme > Teori2 labelling Pendekatan fenomenologi dalam kriminologi Teori2 radikal atau kritis

Teori Labelling Mempelajari akibat-akibat dari dipandang dan diperlakukan sebagai penjahat atau penyimpang bagi orang yang dipandang sebagai penjahat atau penyimpang. Perintis teori ini adalah Frank Tannenbaum dan selanjutnya adalah Robert K. Merton Menurut konsep ini, proses terbentuknya seorang penjahat dimulai dengan dramatisasi pertama dari apa yang jahat. Proses menjadi penjahat adalah akibat dari suatu proses pemberian cap.

Proses pemberian cap The process of making the criminal therefore, is a process of tagging, defining, identifying, segregating, describing, emphasizing, making conscious, and self conscious, it becomes a way of stimulating, suggesting, emphasizing and evoking the very traits that are complained of.

Penolakan pembangunan menara masjid di Swiss

(Tannenbaum) Masyarakat telah mendramatisir arti dari suatu penyelewengan dan pelakunya divonis dengan keras, sehingga pelakunya dipaksa melihat dirinya sebagai seorang penjahat, da harus memenuhi harapan-harapan negatif tentang dirinya dan orang lain, artinya untuk selanjutnya berperilaku jahat.

(Robert Merton) Memperjelas konsepsi tentang memenuhi harapan-harapan yang telah dibuat dengan konsep ‘self fulfilling prophecy’ (ramalan yang menjadi kenyataan dengan sendirinya).

Pendekatan Fenomenologi Adalah suatu arah filosofis dengan peletak dasar teori adalah Edmund Husserl Fenomenologi adalah sikap dasar dari penglihatan dari dilihatnya dan didengarnya apa yang ingin ditunjukkan oleh fenomena.

Fenomenologi mempunyai dua methodological imperative; yang pertama termuat dalam slogan ‘kembali ke fenomena’dan yang kedua termuat dalam slogan ‘kembali ke fenomena’ dan ‘bagaimana fenomena dibentuk.’

Fenomenologi mempunyai pandangan bahwa akal dan aksi bersifat sengaja dan tidak ditentukan. Manusia berperilaku secara sengaja atau dengan tujuan-tujuan tertentu dalam arti apa yang mereka inginkan, percaya, lihat, takuti, ketahui yang semuanya sudah ada di dalam pemikiran si calon pelaku.

TEORI-TEORI RADIKAL ATAU KRITIS Teori-teori radikal atau kritis menguji lebih jelas reaksi-reaksi masyarakat, UU, peradilan, struktur2, dan organisasi sosial atas dasar nilai2 dan norma2 fundamental yang telah dirumuskan dalam suatu masyarakat tertentu dalam perkembangannya secara politis, seperti HAM, asas politik kenegaraan, asas2 hukum yang dipermasalahkan atau tidak dipermasalahkan secara falsafah.

TEORI-TEORI RADIKAL ATAU KRITIS Tidak hanya si penjahat dan para penyimpang yang menurut teori-teori radikal harus tunduk pada hak2 atau asas2 fundamental ini yang harus melaksanakannya secara sosial melainkan terutama pemegang kekuasaan dan dan semua pihak yang dapat membentuk kenyataan sosial. Teori kritis atau radikal terbentuk di AS