Metode memahami islam Oleh: Sayan Suryana, S.Sos.M.M. FH. Unsika
Pengertian Metodologi Metodologi adalah cara-cara yang didapat dari pemikiran manusia baik dengan sumber pendukung ataupun tidak, untuk menyelesaikan suatu masalah ataupun untuk melakukan suatu pekerjaan supaya sesuai dengan tujuan suatu pekerjaan itu sendiri
Tujuan Metodologi Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam memahami Islam atau pemahaman Islam yang sesat. Untuk memberikan petunjuk cara-cara memahami Islam secara tepat, benar, sistematis, terarah, efektif, efisien, dan membawa orang untuk mengikuti kehendak agama. Bukan sebaliknya, agama yang harus mengikuti kehendak masing-masing orang. Penguasaan metode yang tepat akan menjadikan seseorang dapat mengembangkan ilmu yang dimilikinya. Sebaliknya orang yang tidak menguasai metode hanya akan menjadi konsumen ilmu semata, tidak akan memproduksi suatu ilmu.
Apa itu Islam???
Allah 'Azza wa Jalla telah berfirman dalam surat Al-Maidah 3, yang artinya: "Pada hari ini telah Ku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikamat-Ku dan telah Ku ridhai islam sebagai agamamu."
Metode Memahami Ajaran Islam Ali Syariati berpendapat, ada berbagai cara memahami Islam : Dengan mengenal Allah dan membandingkan-Nya dengan sesembahan agama lain. Dengan mempelajari Kitab suci Al-Qur’an dan membandingkan dengan kitab-kitab samawi (atau kitab-kitab yang dikatakan sebagai samawi) lainnya. Mempelajari kepribadian Rasul Islam dan membandingkannya dengan tokoh-tokoh besar pembahruan yang pernah hidup dalam sejarah. Mempelajari tokoh-tokoh Islam terkemuka dan membandingkan tokoh-tokoh utama agama maupun aliran-aliran pemikiran lain.
Untuk memahami agama Islam secara benar Nasruddin Razak mengajukan empat cara : Islam harus dipelajari dari sumber aslinya Al-Qur’an dan hadits. Kekeliruan memahami Islam, karena orang mengenalnya dari sebagian ulama dan pemeluknya yang telah jauh dari bimbingan Al-Qur’an dan Al- Sunah, atau melalui pengenalan dari sumber kitab-kitab fiqh dan tasawuf yang semangatnya sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman. Mempelajari Islam dengan cara demikian akan menjadikan orang tersebut sebagai pemeluk Islam yang sinkretisme, yakni bercampur dengan hal- hal yang tidak islami jauh dari ajaran islam yang murni. Islam harus di pelajari dengan integral, tidak dengan cara parsial artinya ia dipelajari secara menyeluruh sebagai satu kesatuan yang bulat tidak secara sebagian saja. Memahami Islam secara parsial akan membahayakan, menimbulkan skeptis, bimbang dan penuh keraguan. Islam perlu dipelajari dari kepustakaan yang ditulis oleh para ulama besar dan sarjana-sarjana Islam, karena pada umumnya mereka memiliki pemahaman Islam yang baik yaitu pemahaman yang lahir dari perpaduan ilmu yang dalam terhadap ajaran Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah dengan pengalaman yang indah dari praktek ibadah yang dilakukan setiap hari. Islam hendaknya dipelajari dari ketentuan teologi normatif yang ada dalam al-Qur’an, baru kemudian dihubungkan dengan kenyataan historis, empiris dan sosiologis yang ada di masyarakat.
Pentingnya Memahami Islam Secara Kontekstual Islam adalah agama yang tidak memberatkan umatnya. Banyak ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang hal ini. Ajaran Islam selalu relevan disepanjang zaman Adanya Islam kontekstual didasarkan pada latar belakang sejarah ketika Islam diturunkan, sebagaimana diturunkannya al-Qur’an. Al-qur’an yang diturunkan selama tiga belas tahun di Makkah (Surat Makkiyyah) misalnya, berbeda dengan al-Qur’an yang diturunkan selama sepuluh tahun di Madinah (Surat Madaniyah) Bentuk Paham Islam Kontekstual yaitu dengan memahami konteks sosial dalam memahami ajaran Islam atau dalam mengajarkan ajaran Islam
FIKIR SEJENAK…
BUKTI ALLAH ITU WUJUD
ISLAM sebagai PEDOMAN HIDUP Keyakinan (2:255) Moral/akhlak (7:96, 13:28) Tingkah laku (2:138) Perasaan (30:30, 26:192-195) Tarbawi (2:151, 3:164, 62:2) Sosial (24:2-10) Politik (12:40) Ekonomi (9:60, 9:103, 59:7, 2:275-276, 2:282) Militer (8:60, 9:5-8) Peradilan (4:65, 5:44)