DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL ISTILAH VARIABEL DAPAT DIARTIKAN BEBERAPA MACAM, DIANTARANYA : VARIABEL ADALAH SEGALA SESUATU YANG AKAN MENJADI OBJEK PENGAMATAN PENELITIAN, ATAU SEBAGAI FAKTOR-FAKTOR YANG BERPERAN DALAM PERISTIWA ATAU GEJALA YANG AKAN DITELITI (SURYABRATA, 2003 :25). VARIABEL ADALAH SEGALA SESUATU YANG MEMPUNYAI NILAI BERBEDA ATAU BERVARIASI (NASUTION, 2007:52). VARIABEL ADALAH HAL-HAL YANG MENJADI OBJEK PENELITIAN, YANG DITATAP, YANG MENUNJUKKAN VARIASI, BAIK SECARA KUANTITATIF MAUPUN KUALITATIF. JADI VARIABEL TERKANDUNG MAKNA VARIASI ATAU DISEBUT JUGA SEBAGA “UBAHAN”, KARENA DAPAT BERUBAH-UBAH ATAU BERVARIASI (ARIKUNTO, 1997:9).
ISTILAH VARIABEL UMUMNYA DIGUNAKAN DALAM PENELITIAN KUANTITATIF ISTILAH VARIABEL UMUMNYA DIGUNAKAN DALAM PENELITIAN KUANTITATIF. SEDANGKAN DALAM PENELITAN KUALITATIF DIGUNAKAN ISTILAH KONSEP DAN KONSTRUK. WALAUPUN SEBENARNYA KETIGA ISTILAH INI HAMPIR TIDAK BISA DIPISAHKAN. NAMUN JIKA DIANALISIS LEBIH JAUH, TERNYATA TERDAPAT PERBEDAAN ANTARA VARIABEL, KONSEP DAN KONSTRUK. KONSEP DIARTIKAN SEBAGAI ABSTRAKSI YANG DIBENTUK DENGAN CARA MENJENERALISASIKAN HAL-HAL TERTENTU. SEPERTI SURAT KABAR, RADIO, TELEVISI, MAJALLAH DAN INTERNET DIJENERALISASIKAN SEBAGAI MEDIA MASSA. PENDIDIKAN, PEKERJAAN, PENGHASILAN DAN KETURUNAN DIJENERALISASIKAN SEBAGAI STATUS SOSIAL. HIJAU, KUNING, BIRU, MERAH DAN HITAM DIJENERALISASIKAN SEBAGAI WARNA. KONSEP TERSEBUT HARUS DIBUAT LEBIH DAHULU INDIKATOR-IDIKOATORNYA BARU BISA DIAMATI DAN DIUKUR. KONSEP YANG SUDAH DIBUAT INDIKATORNYA SEHINGA MEMUNGKINKAN BISA DIAMATI DAN DIUKUR, AKAN BERUBAH MENJADI KONSTRUK. APABILA KONSTRUK YANG DAPAT DIAMATI DAN DIUKUR DIBERI NILAI TERTENTU, MAKA KONSTRUK ITU BERUBAH MENJADI VARIABEL (KHOLIL, 2006:92-93). Contoh : UNTUK TINGKAT PENDIDIKAN DAPAT DIBERI RENTANGAN NILAI 1-6. NILAI 1 DIBERI BAGI TAMATAN SD, NILAI 2 DIBERI BAGI TAMATAN SMP SAMPAI NILAI 6 TAMATAN S3. KONSEP YANG SUDAH DIBUAT PENGERTIAN OPERASIONALNYA DAPAT DIAMATI DAN DIUKUR. SEBAGAI CONTOH “FREKUENSI MENONTON TELEVISI”. DALAM MENONTON TELEVISI. DIBERI NILAI ANTARA 1 SAMPAI 5. TIDAK PERNAH MENONTON DIBERI NILAI 1, JARANG DIBERI NILAI 2, KADANG-KADANG DIBERI NILAI 3, SERING DIBERI 4, DAN SANGAT SERING DIBERI NILAI 5.
CARA ALTERNATIF UNTUK MENGHASILKAN DEFINISI OPERASIONAL PENELITI DAPAT MENGGUNAKAN TIGA PENDEKATAN UNTUK MEMBANGUN DEFINISI OPERASIONAL, SECARA TEORITIS MEMUNGKINKAN MEREKA MEMBANGUN TIGA DEFINISI OPERASIONAL UNTUK OBJEK ATAU FENOMENA. TIGA PENDEKATAN ITU ADALAH : MANIPULASI SIFAT DINAMIKA SIFAT STATISTIK (Tuckman, w. Bruce, 1999:
DEFINISI OPERASIONAL DIDASARKAN ATAS MANIPULASI Tipe pertama dari definisi operasional dapat dibangun untuk membangun operasi atau manipulasi dimana peneliti harus melakukan sesuatu untuk membuat fenomena atau tahapan itu dapat berlangsung. Perhatikan beberapa contoh definisi operasional didasarkan atas manipulasi. “Frustasi” dapat didefinisikan secara operasional sebagai tahapan emosional yang dihasilkan ketika individu dihambat untuk mencapai tujuan yang diinginkannya yang hampir dapat dicapainya. (keadaan yang timbul sebagai akibat tercegahnya pencapaian hal yang sangat diinginkan yang sudah hampir tercapai). Seorang anak diperlihatkan sebuah permen yang dipegang yang hampir dapat dijangkaunya, hal ini akan memenuhi definisi operasional berdasarkan manipulasi untuk frustasi. Lapar dapat didefinisikan secara operasional adalah kehilangan makanan (tidak mendapatkan makanan) selama 24 jam.
DEFINISI OPERASIONAL DIDASARKAN ATAS SIFAT DINAMIS Tipe kedua dari definisi operasional dapat dibangun dengan menekankan bagaimana objek tertentu atau sesuatu itu dapat didefinisikan. Dalam hal ini, apakah ada sesuatu yang mengarah pada sifat yang telah diamati. Seseorang yang memiliki inteligensia dapat didefinisikan secara operasional sebagai orang yang mendapakan nilai tinggi di sekolah atau seseorang yang dapat memecahkan masalah. Definisi secara operasional, seperti orang lapar akan dapat dianggap sebagai orang yang memiliki level 10 kali lebih tinggi untuk mendapatkan makanan. Guru yang direktif dapat didefinisikan secara operasional sebagai orang yang memberi instruksi dan kritikan menurut kehendaknya, dan mengadakan hubungan formal dengan murid-muridnya.
DEFINISI OPERASIONAL DIDASARKAN ATAS SIFAT STATISTIK Tipe ketiga dari definisi operasional dapat diperlihatkan dengan menspesifikasikan apa yang menjadi objek atau fenomena yaitu kesukaan, yang mana merupakan sifat internal. Orang yang sensitif dapat didefinisikan sebagai orang yang menganggap dirinya memiliki pemikiran yang kuat terhadap perasaan orang lain dan mencoba untuk tidak melukai perasaan orang tersebut. Defenisi operasional didasarkan atas prinsip statistik yang memanfaatkan sifat struktur dari objek. Perlu dicatat bahwa definisi operasional statistik menjelaskan kualitas, sifat atau karakter seseorang, sehingga peneliti dapat mendefinisikan variabel, mencakup variabel bebas (independent), terikat (dependent) dan variabel moderator. Definisi operasional adalah pernyataan sifat yang dapat diamati, penampilan, prilaku dan pernyataan sifat yang merupakan prasyarat untuk mengukurnya.
JENIS-JENIS VARIABEL VARIABEL DAPAT DIBAGI KEPADA TIGA KATEGORI, YAITU : VARIABEL BEBAS DAN VARIABEL TERIKAT VARIABEL AKTIF DAN VARIABEL ATRIBUT VARIABEL KONTINYU DAN VARIABEL KATEGORIS (KHOLIL, 2006:94).
VARIABEL BEBAS DAN TERIKAT VARIABEL BEBAS SERING DISEBUT SEBAGAI VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ATAU VARIABEL YANG DIPANDANG MENJADI SEBAB KEPADA VARIABEL LAIN. SEDANGKAN VARIABEL TERIKAT SERING DISEBUT SEBAGAI VARIABEL YANG DIPENGARUHI ATAU VARIABEL YANG DIPANDANG SEBAGAI AKIBAT DARI VARIABEL BEBAS. DALAM PENELITIAN, VARAIBEL BEBAS SELALU DILAMBANGKAN DENGAN HURUF “X”, SEDANGKAN VARIABEL TERIKAT SERING DILAMBANGKAN DENGAN HURUF “Y”. CONTOH JUDUL PENELITIAN YANG MEMUAT VARIABEL BEBAS DAN TERIKAT “PENGARUH POLA MENONTON TELEVISI TERHADAP PRESTASI BELAJAR ANAK-ANAK DI KOTA MEDAN”. POLA MENONTON TELEVISI DISEBUT SEBAGAI VARIABEL BEBAS (X), SEDANGKAN PRESTASI ANAK-ANAK DISEBUT SEBAGAI VARIABEL TERIKAT (Y). SEBAB POLA MENONTON TELEVISI DIPANDANG DAPAT MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR ANAK-ANAK. HAL INI DAPAT DISIMPULKAN BAHWA SEMAKIN BANYAK ANAK-ANAK MENONTON TELEVISI, MAKA PRESTASI BELAJAR ANAK-ANAK CENDERUNG MENURUN. CONTOH LAIN “ PENGARUH PERKAWINAN USIA DINI TERHADAP PERCERAIAN DI KOTA MEDAN”. DALAM JUDUL INI PERKUSIA DINI DISEBUT SEBAGAI VARIABEL BEBAS (X), PERCERAIAN DISEBUT VARIABEL TERIKAT (Y). HAL INI DAPAT DIKATAKAN BAHWA SEMAKIN MUDA PASANGAN SUAMI ISTRI, MAKA SEMAKIN TINGGI TINGKAT PERCERAIAN” DALAM PENELITIAN KUANTITATIF, SERING DIJUMPAI DUA VARIABEL BEBAS DAN SATU VARIABEL TERIKAT. CONTOH : KONTRIBUSI PENGAWASAN INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP KINERA SMP NEGERI DI KOTA MEDAN. MAKA PENGAWASAN INTERNAL SEBAGAI VARIABEL BEBAS SATU (X1), PENGAWASAN EKSTERNAL VARAIBEL BEBAS DUA (X2), DAN KINERJA SMP SEBAGAI VARIABEL TERIKAT (Y)
VARIABEL AKTIF DAN VARIABEL ATRIBUT VARIABEL AKTIF IALAH VARIABEL YANG DIMANIPULASI ATAU DIKENDALIKAN, SEDANGKAN VARIABEL ATRIBUT ADALAH VARIABEL YANG TIDAK DAPAT DIMANIPULASI ATAU DIKENDALIKAN. YANG TERMASUK VARIABEL AKTIF IALAH FREKUENSI TAYANGAN ADEGAN-ADEGAN KERAS DI TELEVISI, SIARAN MEDIA MASA TENTANG KEGIATAN KAMPANYE PEMILIHAN GUBERNUR DAN SEJENISNYA. KEDUA VARIABEL TERSEBUT DAPAT DIKENDALIKAN DAN DIMANIPULASI, SEHINGGA DIKELOMPOKKAN KEPADA VARIABEL AKTIF. SEDANGKAN CONTOH VARIABEL ATRIBUT ADALAH JENIS KELAMIN, AGAMA, TINGKAT PENDIDIKN, UMUR DAN SEJENSNYA. VARIABEL TERSEBUT TERMASUK VARIABEL ATRIBUT YANG TIDAK DAPAT DIMANIPULASI DAN DIKENDALIKAN.
VARIABEL KONTINYU DAN VARIABEL KATEGORIS VARIABEL KONTINYU ADALAH VARIABEL YANG MEMPUNYAI NILAI YANG BERGERAK TIDAK TERBATAS, TERGANTUNG KEPADA KECERMATAN PENGUKURAN. MISALNYA LUAS KOLOM BERITA DALAM SURAT KABAR 10,5 MM,10,51, 10,513 DAN SETERUSNYA TERGANTUNG KEPADA KECERMATAN PENGUKURAN YANG DIINGINKAN. SEDANGKAN VARIABEL KATEGORIS, TIDAK ADA NILAI PECAHAN, TETAPI HANYA MEMPUNYAI NILAI TERTENTU SAJA, SEPERTI JUMLAH ANAK 3 ORANG DAN TENTUNYA TIDAK MUNGKIN 3,5. JUMLAH MOBIL 2 BUAH DAN TIDAK MUNGKIN 2,5 BUAH, DEMIKIAN SETERUSNYA.
DITINJAU DARI SEGI FUNGSINYA, MAKA VARIABEL DAPAT DIBEDAKAN KEPADA EMPAT JENIS, YAITU : VARIBEL TERIKAT (DEPENDENT VARIABLE) VARIBEL BEBAS (INDEPENDENT VARIABLE) VARIBEL MODERAT (MODERATING VARIABLE) VARIBEL ANTARA (INTERVENING VARIABLE). (Nasution & Usman, 2007:52).
MENGKLASIFIKASIKAN VARIABEL PENGKLASIFIKASIAN VARIABEL JIKA DITINJAU DARI SEGI JENISNYA, MAKA DAPAT DIBEDAKAN ANTARA : VARIABEL NOMINAL, YAITU VARIABEL YANG DITETAPKAN BERDASAR ATAS PROSES PENGGOLONGAN; VARAIBEL INI BERSIFAT DESKRIT DAN SALING PILAH (MUTUALLY EXCLUSIVE) ANTARA KATEGORI YANG SATU DAN KATEGORI YANG LAIN. CONTOH: JENIS KELAMIN, STATUS PERKAWINAN, JENIS PEKERJAAN, DLL. VARIABEL ORDINAL, YAITU VARIABEL YANG DISUSUN BERDASARKAN ATAS JENJANG DALAM ATRIBUT TERTENTU. CONTOH RANKING 1, RANGKING 2, RANKING 3 DAN SETERUSNYA. 3. VARIABEL INTERVAL, YAITU VARIABEL YANG DIHASILKAN DARI PENGUKURAN, YANG DI DALAM PENGUKURAN ITU DIASUMSIKAN TERDAPAT SATUAN (UNIT) PENGUKURAN YANG SAMA. CONTOH VARIABEL INTERVAL PRESTASI BELAJAR, PENGHASILAN DAN SEBAGAINYA. 4. VARIABEL RATIO, YAITU VARAIBEL YANG DALAM KUANTIFIKASINYA MEMPUNYAI NOL MUTLAK. Di DALAM PENELITIAN ILMU-ILMU SOSIAL, PENELITI JARANG MENGGUNAKAN VARIABEL RATIO.
JIKA DITIJAU DARI SEGI FUNGSINYA, MAKA VARIABEL DAPAT DIBEDAKAN ANTARA : VARIABEL TERGANTUNG VARAIBEL BEBAS,KENDALI, MODERATOR DAN RAMBANG. PEMBEDAAN INI DIDASARKAN ATAS POLA PEMIKIRAN HUBUNGAN SEBAB AKIBAT. VARIABEL TERGANTUNG DISEBUT SEBAGAI AKIBAT, YANG KEADAANNYA AKAN TERGANTUNG KEPADA VARIABEL BEBAS,VARIABEL MODERATOR,VARIABEL KENDALI DAN VARIABEL RAMBANG. SALING HUBUNGAN TERSEBUT DAPAT DISAJIKAN SEBAGAI BERIKUT : SEBAB AKIBAT Variabel bebas variabel moderat Variabel kendali Variabel ramabang Variabel bebas Variabel moderator Variabel Tergantung Variabel kendali Variabel rambang
PREDIKSI DALAM MENDEFINISKAN VARIABEL DALAM HIPOTESA UNTUK DAPAT DIUJI, MAKA PENELITI MEMBANGUN PRIDIKSI LEBIH DAHULU. PRIDIKSI ADALAH PERNYATAAN HARAPAN, DIMANAN DEFINISI OPERASIONAL TELAH MENEMPATKAN PERNYATAAN KONSEPTUAL DARI VARIABEL DALAM HIPOTESIS SEHINGGA PRIDIKSI INI MERUPAKAN TURUNAN YANG DAPAT DIUJI UNTUK HIPOTESIS. UNTUK MENGGUNAKAN TERMINOLOGI AWAL, PREDIKSI ADALAH HIPOTESIS KHUSUS. KARENA VARIABEL DAPAT MEMILIKI DEFINISI OPERASIONAL YANG BERBEDA, PREDIKSI ALTERNATIF DAPAT DITURUNKAN DARI SATU HIPOTESIS UMUM.