Cara Pemeriksaan LCS
Liquor Cerebrospinalis atau yang biasa disingkat LCS adalah cairan yang menyelimuti susunan syaraf pusat. Fungsinya adalah sebagai pelindung terhadap otak maupun tulang belakang. Selain itu juga berfungsi sebagai pengatur eksitabilitas dengan mengatur komposisi ion, membawa keluar metabolit-metabolit (karena otak tidak mempunyai pembuluh limpe) dan memberikan perlindungan terhadap tekanan. Liquour Cerebrospinalis adalah cairan otak yang diambil melalui lumbal punksi. Kelainan hasil pemeriksaan dapat memberikan petunjuk ke arah suatu penyakit susunan saraf pusat, baik kasus akut maupun kronis yang akan diberikan tindakan lebih lanjut oleh klinisi berupa pemberikan terapi adekuat. Pemeriksaan Liquor Cerebrospinalis ditujukan untuk mengetahui adanya kelainan pada otak maupun sumsum tulang, meningitis, tumor, abses, enchefilitis maupun infeksi virus pada daerah tersebut.
Pemeriksaan terhadap LCS terdiri atas : a. Pemeriksaan Rutin - makroskopis - mikroskopis - kimia - bakteriologi b. Pemeriksaan Fisik - tekanan c. Pemeriksaan Khusus - elektroforesa protein - imunoelektroforesa - serologi - imunoglobulin
MAKROSKOPIS Pemeriksaan makroskopis meliputi – Warna – Kekeruhan – pH – Konsistensi (bekuan) – Berat jenis Metode : Visual (Manual) Tujuan Untuk mengetahui cairan LCS secara makroskopik meliputi : warna, kejernihan, bekuan, pH dan BJ. Alat : - Tabung reaksi - Beaker gelas - Kertas indikator pH universal - Refraktometer abbe Spesimen : Cairan LCS
Prinsip : pada keadaan normal wujud LCS seperti air, dengan membandingkannya dapat dinilai adanya perubahan pada LCS. Cara Kerja : Tes Warna, Kekeruhan, dan Bekuan - Tabung reaksi diisi aquadest secukupnya sebagai pembanding. - Contoh bahan diisikan pada tabung reaksi yang sama ukurannya dengan pembanding. - Kedua tabung diletakkan berdekatan dengan latar belakang kertas putih. - Bandingkan contoh bahan dengan aquadest. B. Tes Berat Jenis Cairan LCS diteteskan 1-2 tts dan diperiksa pada eye piece BJ
No Parameter Penilaian Normal 1. Warna Tidak berwarna, Kuning muda, Kuning, Kuning tua, Kuning coklat, merah, hitam coklat Tidak berwarna 2. Kejernihan Jernih, agak keruh, keruh, sangat keruh, keruh kemerahan Jernih 3. Bekuan Tidak ada bekuan, ada bekuan Tidak ada bekuan 4. Ph 7,3 atau setara dengan pH plasma/serum 5. BJ 1.000 – 1.010 1.003 – 1.008
MIKROSKOPIS Syarat pemeriksaan : Dilakukan dlm waktu < 30’, karena bila > 30’ jml sel akan berkurang yang disebabkan: - Sel mengalami sitolisis - Sel akan mengendap, shg sulit mendapat sampel yang homogen - Sel terperangkap dalam bekuan - Sel cepat mengalami perubahan morfologi
Hitung Jumlah Sel Metode : Bilik Hitung Prinsip : LCS diencerkan dengan larutan Turk pekat akan ada sel leukosit dan sel lainnya akan lisis dan dihitung selnya dalam kamar hitung di bawah mikroskop. Tujuan : Untuk mengetahui jumlah sel dalam cairan LCS. Alat dan Reagensia : - Mikroskop - Hemaocytometer : Bilik hitung Improved neubauer, kaca penutup, pipet thoma leukosit - Larutan Turk Pekat : Kristal violet 0,1 gram, asam asetat glacial 10 mL dan aquadest 90 mL.
Cara Kerja : - Larutan Turk pekat diisap sampai tanda 1 tepat - Larutan LCS diisap sampai tanda 11 tepat. - Dikocok perlahan dan dibuang cairan beberapa tetes. - Diteteskan pada bilik hitung dan dihitung sel dalam kamar hitung pada semua kotak leukosit di mikroskop lensa objektif 10x/40x. Perhitungan : Ʃ Sel = Jumlah sel ditemukan x 1 x 1 x pengenceran Jumlah kotak L T = ……..sel/mm3 LCS Ket : T : tinggi bilik hitung : 1/10 mm L : luas 1 satuan kotak yang dipakai Interpretasi : Jumlah sel normal = 0 – 5 sel/mm3 LCS
Hitung Jenis Sel Metode : Tetes tebal dengan pewarnaan Giemsa Tujuan : Untuk membedakan dan mengetahui jumlah masing-masing jenis sel mononuklear dan polinuklear dalam cairan LCS Alat dan Reagensia : - Objek Gelas - Tabung reaksi - Kaca Penghapus - Metanol absolut - Sentrifuge - Giemsa - Timer
Interpretasi : Normal MN 100% dan PMN 0% Cara Kerja : - Cairan LCS di masukkan dalam tabung secukupnya. - Disentrifugasi selama 5 menit 2000 rpm - Supernatant dibuang dan endapan diambil. - Diteteskan pada objek gelas dan dibuat preparat hapusan tebal - Di keringkan dan difiksasi selama 2 menit dengan metanol absolut. - Diwarnai dengan Giemsa selama 15-20 menit. - Dicuci dan diperiksa dimikroskop lensa objektif 100x denga imersi. Jenis sel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah % MN PMN Interpretasi : Normal MN 100% dan PMN 0%
Bakterioskopi Dari pemeriksaan bakteliologi terhadap LCS, bakteri yang sering muncul ialah : Mycobacterium tuberculosa, Neisseria meningitidis, Streptococcus pneumoniae, dan Haemophillus influenzae. Dengan melakukan pemeriksaan bakteriologi, sering sudah di dapatkan petunjuk ke arah etiologi radang. Pemeriksaan yang paling diperlukan adalah pewarnaan Gram dan Ziehl Neelsen. Specimen yang dipakai untuk pewarnaan ini sebaiknya memakai sedimen dari LCS. Untuk pewarnaan tahan asam (Ziehl Neelsen) baik juga dipakai specimen bekuan halus dekat permukaan LCS.
KIMIAWI Analisa kimia LCS membantu diagnosis / menilai prognosis. Pemeriksaan rutin yang dilakukan : - penetapan protein secara kualitatif - kadar protein - kadar glukosa - kadar klorida
Protein Kualitatif Keadaan normal cairan otak mengandung sedikit sekali protein Perbandingan antara albumin dan globulin LCS leih kecil daripada dalam plasma Konsentrasi protein ↑ : - Permeabilitas sawar darah-otak ↑ oleh radang - Meningitis yang berat
Pandy Prinsip : reagen pandy memberikan reaksi terhadap protein (albumin dan globulin) dalam bentuk kekeruhan. Pada keadaan normal tidak terjadi kekeruhan atau kekeruhan yang ringan seperti kabut. Alat dan reagen yang dipakai - Tabung serologi (garis tengah 7 mm) - Kertas putih - Reagen Pandy (larutan phenol jenuh dalam air) Cara pemeriksaan : - Ke dalam tabung serologi dimasukkan 1 ml reagen Pandy - Tambahkan 1 tetes LCS - Kemudian dilihat segera ada tidaknya kekeruhan. Interprestasi hasil - Negatif : tidak ada kekeruhan - Positif : terlihat kekeruhan yang jelas +1 : opalescent (kekeruhan ringan seperti kabut) +2 : keruh +3 : sangat keruh +4 : Kekeruhan seperti susu Nilai normal : (-) / (+1)
B. Nonne Apelt Prinsip : reagen Nonne memberikan reaksi terhadap protein globulin dalam bentuk kekeruhan yang berupa cincin. Ketebalan cincin berhubungan dengan kadar globulin, makin tinggi kadarnya maka cincin yang terbentuk semakin tebal Alat dan reagen yang dipakai : - Tabung serologi (garis tengah 7 mm) - Reagen Nonne (larutan ammonium sulfat jenuh dalam air) Cara pemeriksaan : - Ke dalam tabung serologi dimasukkan 1 ml reagen Nonne - Tambahkan 1 ml LCS dengan cara pelan-pelan sehingga terbentuk 2 lapisan, dimana lapisan atas adalah LCS - Diamkan selama 3 menit. - Kemudian dilihat pada perbatasan kedua lapisan dengan latar belakang gelap Interprestasi hasil : Negatif : tidak terbentuk cincin antara kedua lapisan +1 : cincin yang terbentuk menghilang setelah dikocok (tidak ada bekasnya). +2 : setelah dikocok terjadi opalesensi +3 : mengawan setelah dikocok Normal : (-)
Protein Kuantitatif Metode : Biuret Prinsip : Protein dalam sampel bereaksi dengan ion cupri (II) dalam medium alkali membentuk komplek warna yang dapat diukur dengan spektrofotometer Tujuan : Untuk menetapkan kadar protein dalam LCS. Alat : - Tabung reaksi - Mikropipet 20 µLdan 1000 µL. - Tip kuning dan biru. - Fotometer Reagensia : - Reagen Kerja: Cupri (II) asetat 6 mmol/L, Kalium Iodida 12 mmol/L, NaOH 1,15 mol/L, deterjen. - Reagen standard : 8,0 g/dL - Stabilitas : Reagensia stabil setelah dibuka sampai kadaluarsa bila disimpan pada suhu ruang.
Blanko Standar Sampel - 20 µl Serum 20 μl Reagen kerja 1000 μl Cara Kerja : -Masukkan ke dalam tabung berlabel Blanko Standar Sampel - 20 µl Serum 20 μl Reagen kerja 1000 μl - Campur dan inkubasi selama 10 menit pada suhu ruang. - Diukur absorben standar dan sampel pada Photometer dengan panjang gelombang 578 nm terhadap blanko reagent. Perhitungan : Total Protein = Absorben sampel x konsentrasi standar (8,0 g/dL) Absorben standard = ..............g/dL x 1000 = ......mg/dL Nilai Normal : 15 – 45 mg/dl
Glukosa Kuantitatif Menyusutnya kadar glukosa dalam LCS meningitis purulenta (metabolisme leukosit & bakteri ↓ kadar glukosa 0). Semua mikroorganisme menggunakan glukosa pe↓ kadar glukosa dapat disebabkan oleh : fungi, protozoa, bakteri tuberculosis, dan bakteri piogen. Meningitis oleh virus sedikit me↓ kadar glukosa dalam LCS.
Metode : GOD-PAP Prinsip : Glukosa dioksidasi oleh glukosa oksidase menghasilkan hidrogen peroksida yang bereaksi dengn 4-aminoantipirin dan fenol dengan pengaruh katalis peroksidase menghasilkan quinoneimine yang berwarna merah. Tujuan : Untuk menentukan kadar glukosa dalam LCS Reaksi : Glukosa + ½ O2 + 2 H2O glukosa oxidase Glukonate + H2O2. 2 H2O2 + 4-Aminoantipyrine + Phenol POD Quinoneimine + 4 H2O Alat : - Tabung reaksi kecil - Timer - Mikropipet 10 dan 1000 µl - Tissue - Tip kuning dan biru - Rak Tabung - Fotometer Reagensia : - Reagen kerja Glukosa - Reagen standar Glukosa 100 mg/dl - Stabilitas : Reagensia stabil setelah dibuka sampai kadaluarsa bila disimpan pada suhu 2-8oC.
Blanko Standar Sampel - 10 µl Serum Reagen kerja 1000 µl Cara kerja: - Dipipet ke dalam tabung: - Dicampur dan diinkubasi pada suhu ruang selama 10 menit. - Diukur absorben standar dan sampel pada Photometer terhadap blanko dengan panjang gelombang 546 nm. Pengamatan dan Pembacaan : - Absorben blanko aquabidest : 0,000 - Dicatat Absorben pengukuran reagent blanko, standar dan sampel Perhitungan : Glukosa = Absorben sampel x konsentrasi standard (100 mg/dL) Absorben standard = ..............mg/dL Nilai Normal : 45 – 70 mg/dL Blanko Standar Sampel - 10 µl Serum Reagen kerja 1000 µl
Chlorida Kuantitatif Metode : TPTZ Prinsip : Ion Chlorida bereaksi dengan Mercury (II), 2,4,4-tri-(2 pyridil)-S-triazide kompleks (TPTZ) membentuk merkuri (II) chlorida. TPTZ bebas bereaksi dengan ion besi (II) menghasilkan warna biru kompleks. Perubahan absorben pada 578 nm sebanding dengan kadar chlorida.
- Dipipet ke dalam tabung: Cara Kerja : - Dipipet ke dalam tabung: - Dicampur dan diinkubasi pada suhu ruang selama 10 menit. - Diukur absorben standar dan sampel pada Photometer terhadap blanko dengan panjang gelombang 546 nm. Perhitungan : Chlorida = Absorben sampel x konsentrasi standard (100 mmol/L) Absorben standard = ..............mmol/L Nilai Normal : 98 - 106 mmol/L Blanko Standar Sampel - 10 µl Serum Reagen kerja 1000 µl
Terima Kasih