Pengapuran Oleh : Joko Warino
Aldd dan % KEJENUHAN Al 1. Sumber kemasaman tanah : H+, Hdd, Aldd, 2. Aldd diendapkan pada pH 5.5 - 6.0 3. Kejenuhan basa (KB) = jumlah basa dibagi KTK 4. Aldd dapat di analisis dgn 1 N KCl, dan Titrasi atau ekstrak dengan larutan basa
HUBUNGAN pH dan KEJENUHAN Al pH tanah 5.4 5.1 4.8 4.5 4.2 3.9 Sumber: Abruna et al. 1975 Ultisols & Oxisols 10 20 30 40 50 60 70 % kejenuhan Al
Keracunan Aluminium 1. Konsentrasi Al dlm larutan tanah > 1 ppm menyebabkan penurunan hasil tanaman 2. Tembakau dan kentang sangat peka thd Al+++ dlm tanah, terutama akarnya. Gejalanya akar menjadi tebal, kaku dan becak-becak jaringan mati 3. Pertumbuhan akar jagung mulai terganggu pada kondisi 60% kejenuhan Al. 4. Al cenderung terakumulasi dalam akar dan menghambat penyerapan dan translokasi Ca dan fosfat menuju tajuk, sehingga mendorong defisiensi Ca dan P.
Defisiensi Ca dan Mg 1. Gangguan pertumbuhan tanaman pd tanah masam dapat juga disebabkan oleh defisiensi Ca dan/atau Mg 2. Gangguan akar tembakau pd Ultisol yg tidak dikapur disebabkan oleh keracunan Al dan defisiensi Ca. 3. Kalau Al diendapkan (dg menggunakan MgCO3) dan tidak ditambahkan Ca, pertumbuhan akar tembakau akan berhenti dalam waktu 60 jam. 4. Misalnya Tanah masam di Hawaii, pH < 5.0, namun Aldd nya sedikit; pengapuran berfungsi seperti pemupukan Ca 5. Tanah masam di Brazil sangat miskin Mg dan respon positif thd pupuk Mg.
TOKSIT Al & DEFISIENSI Ca thd AKAR TEMBAKAU % maks. pemanjangan akar 100 80 60 40 20 Dikapur CaCO3, pH 5.8, 4.4 meq Ca++ Dikapur MgCO3, pH 5.6, 0.4 meq Ca++ Tdk Dikapur, pH 4.2, 0.4 meq Ca++ 1 2 3 waktu (hari) Sumber: Abruna et al. 1975 Ultisols & Oxisols
EFEK Al Terhadap PERTUMBUHAN AKAR Tanah pH Aldd % Kejenuhan Berat kering akar tanaman: me/100 g Al Jagung (mg/pot) Sorghum Ultisol 4.8 4 40 931 400 4.5 6 57 874 296 3.9 11 87 209 19 Oxisol 4.8 3 52 687 345 4.5 4 70 630 126 4.0 5 87 389 128 Sumber: Brenes & Pearson, 1973.
PENGELOLAAN KEMASAMAN (pH) tanah 1. KAPTAN Kapur Pertanian (Kaptan) memiliki kandungan kalsium dan magnesium yang tinggi, ukiran butiran (mesh) yang halus dan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh SNI (Standar Nasional Indonesia) KAPTAN dapat diproduksi dengan menggunakan mesin crusher dan milling yang mampu memproduksi kaptan sekitar 1.500 ton per bulan. Spesifikasi Kaptan Kadar CaCO3 + MgCO3 : 91.53% Kadar CaO + MgO : 50.23% Kadar air saat dikemas : 1.00% Mesh 40 – 100 : 82.01% Berat bersih perkemasan 50 Kg Kapur Pertanian merupakan mineral yang berasal dari alam yang merupakan sumber hara kalsium. Kaptan yang mempunyai reaksi basa dapat menaikkan PH tanah. Kaptan yang umum banyak digunakan dalam pertanian adalah Kalsit (CaCo3)
2 DOLOMITE Super Dolomite adalah pupuk magnesium berkadar tinggi, digunakan baik untuk tanah pertanian, tanah perkebunan, kebutuhan industri dan bahkan untuk perikanan /tambak. Bahan baku Super Dolomit berasal dari batuan dolomit yang ditambang dari kawasan pertambangan di Gresik. Menurut pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Direktorat Jenderal Pertambangan Umum Bandung, batuan dolomit di Gresik adalah jenis batuan dolomit yang berkualitas tinggi, yakni dengan kadar MgO 18% - 21%
Kegunaan Dolomite 1. Penyembuhan Untuk tanaman, kekurangan Magnesium (Mg) berakibat sangat fatal. Tanaman yang menderita kekurangan Magnesium ditandai dengan daun yang menguning, sehingga kehilangan kemampuan menghasilkan CO2, dengan demikian, pemberian pupuk Super Dolomite akan mampu menambah unsur hara Magnesium yang diperlukan tanaman, sehingga warna daunnya menjadi hijau lagi 2. Amelioran Pada tanah masam atau PH rendah, selain pertumbuhan tanaman akan terganggu, juga keracunan A1 dan Fe sering terjadi. Dengan pemberian Super Dolomit, selain dapat menetralisir A1 dan Fe, juga menaikkan PH tanah sehingga penyerapan unsur unsur hara, N Fosfor (P), K oleh tanaman menjadi baik 3. Pembenah Pemberian pupuk berbentuk Amonium (UREA/DAP) dan kalcium (KCl) yang terlalu banyak, dapat mengakibatkan kekurangan Magnesium (Mg). Selain itu pupuk nitrogen mempunyai kecenderungan menciptakan suasana masam. Pemberian pupuk Super Dolomit mampu menetralisir reaksi tanah yang bersifat masam akibat pemberian pupuk yang berlebihan
PENGARUH KAPUR PADA TANAH Pengaruh Fisik: - Membantu granulasi - agregasi - Memperbaiki struktur tanah - Tata Udara (Aerasi) - Tata Air / Pergerakan air Pengaruh Kimia: (Bila tanah dg pH= 5.0 dikapur hingga ph naik menajdi 6.0) - Kepekatan kation hidrohen menurun - Kepekatan anion hidroksil meningkat/ naik - Daya larut Fe, Mn dan Al akan menurun - Ketersediaan fosfat dan Mo akan diperbaiki - Cadd dan Mgdd akan naik - Persentase kejenuhan basa (KB) akan naik
MEKANISME TOLERANSI / KEPEKAAN TANAMAN thd Al dlm TANAH 1. Morfologi akar. Varietas yg toleran Al mampu menumbuhkan dan tidak mengalami kerusakan ujung-ujung akar pd kondisi tanah masam kaya Al 2. Perubahan pH rhizosfer. 3. Lambatnya translokasi Al ke tajuk. Varietas yg toleran Al mengakumulasikan Al dlm akar, dan mentranslokasikan ke tajuk secara lebih lambat dp jenis yg peka.
MEKANISME TOLERANSI / KEPEKAAN TANAMAN thd Al dlm TANAH 4. Al dalam akar tidak menghambat penyerapan dan translokasi Ca, Mg dan K dlm varietas yg toleran Al. 5. Toleransi varietas kedelai thd Al berhubungan dengan penyerapan dan translokasi Ca. 6. Toleransi varietas kentang thd Al berhubungan dengan translokasi Mg dan K . 7. Toleransi varietas padi thd Al berhubungan dengan tingginya kandungan Si dlm tanaman. 8. Varietas yg toleran Al tidak mengalami hambatan penyerapan dan translokasi fosfat; tdk dmk varietas yg peka.
RESPON TANAMAN thd PENGAPURAN Umumnya pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik. Tnm kacang-kacangan menyukai kapur, termasuk kedelai dan kacang tanah Alasan terjadinya respon tanaman: 1. Pengaruh langsung unsur hara Ca dan Mg 2. Dinetralkannya senyawa-senyawa toksik 3. Penekanan gangguan penyakit tanaman 4. Ketersediaan beberapa unsur hara meningkat 5. Rangsangan kegiatan jasad mikro akan meningkatkan ketersediaan hara 6. Beberapa tanaman tertentu tidak senang pengapuran, misalnya semangka.
RESPON HASIL TERHADAP PENGAPURAN % Hasil maks. 100 80 60 40 20 00 Rumput gajah Jagung Sorghum 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 % kejenuhan Al Sumber: Abruna et al. 1975 Oxisols & Ultisols
PENGAPURAN & HASIL JAGUNG Hasil biji , t/ha 6 5 4 3 2 1 Zone pengapuran 0-30 cm Zone pengapuran 0-15 cm 1 2 3 4 5 6 7 Dosis kapur ( ton/ha) Sumber: Gonzales, 1973 Tanah Oxisols
Efek Residu Kapur 1. Efek residu pengapuran tergantung pada seberapa cepat Ca dan Mg digantukan oleh residu kemasaman dari pupuk nitrogen. 2. Pada Oxisol berpasir. Jagung dan kedelai respon positif terhadap kapur enam tahun setelah aplikasi, respon hasil meningkat dg waktu, diduga karena pelarutan partikel kasar kapur.
KELEBIHAN Pemberian KAPUR Kelebihan: penambahan kapur yg mengakibatkan meningkatan pH tanah melebihi yang diperlukan untuk pertumbuhan optimum tanaman. Tanaman akan menderita, terutama pada tahun pertama aplikasi kapur Biasanya terjadi pada tanah berpasir / berdebu yg miskin bahan organik Pengaruh buruk pengapuran yg berlebihan: 1. Kekurangan Fe, Mn, Cu dan Zn 2. Ketersediaan fosfat mungkin menurun karena pembentukkan senyawa kompleks dan tidak larut 3. Serapan fosfat dan penggunaannya dlm metabolisme tanaman dapat terganggu 4. Serapan B dan penggunaannya dapat etrganggu 5. Perubahan pH yang terlalu melonjak dapat berpengaruh buruk
Apakah KAPUR perlu diberikan? Penggunaan kapur harus didasarkan pada : Kemasaman Tanah dan Kebutuhan Tanaman Apakah KAPUR perlu diberikan? 1. Sebelum mengapur tanah, karakteristik kimia tanah perlu diteliti 2. pH tanah dan Kejenuhan Basa harus ditentukan secara akurat : Lapisan atas dan Lapisan bawah 3. Cara lain adalah menentukan Aldd 1. Kebutuhan kapur untuk tanaman secara umum atau untuk tanaman tertentu 2. Pengelompokkan respon tanaman thd kapur : - Tanaman Senang Pengapuran - Tanaman tidak senang Pengapuran - Tanaman netral
Bentuk KAPUR yg dipakai Lima faktor unt menentukan bentuk kapur : 1. Jaminan mutu kimia bahan kapur 2. Harga bahan 3. Kecepatan reaksi dengan tanah 4. Kehalusan bahan kapur 5. Hal lain-lain (penyimpangan, pembungkusan dsb. Bentuk KAPUR yg dipakai Kecepatan Reaksi: 1. Kapur kaustik (kapur tembok) lebih cepat bereaksi dg tanah dp kapur giling 2. Kapur dolomit bereaksi lebih lambat dp kapur kalsitik 3. Bentuk tepung halus lebih cepat bereaksi dg tanah Pertimbangan biaya: 1. Harga bahan kapur 2. Biaya angkut ke lahan usaha 3. Biaya aplikasi bahan kapur ke lahan usaha
Jumlah KAPUR yg diaplikasikan Enam faktor penting unt ukmenentukan jumlah kapur : 1. Karakteristik tanah: Lapisan atas: pH, Aldd, Tekstur & Struktur, BOT Lapisan bawah: pH, Aldd, Tekstur & Struktur 2. Tanaman yg akan ditanam 3. Lamanya pergiliran tanaman 4. Macam bahan kapur dan komposisi kimianya 5. Kehalusan bahan kapur 6. Pengalaman praktis Jumlah KAPUR yg diaplikasikan Karakteristik Tanah : 1. Tekstur dan BOT menentukan besarnya kapasitas jerapan 2. Semakin tinggi Kapasitas jerapan dan Aldd, semakin banyak kapur diperlukan 3. Kemasaman dan Aldd tanah lapisan bawah ikut menentukan jumlah kapur Contoh: Jml kapur giling unt tanah mineral setebal 20 cm seluas 1 ha: Untuk menapai pH Jumlah kapur, ton/ha 5.2 1.2 x me Aldd 5.5 1.5 6.0 2.1
Teknologi Aplikasi KAPUR Cara Aplikasi : 1. Kapur disebar di permukaan tanah yg baru dibajak, kemudian dicampur rata dengan tanah olahan 2. Kapur disebar di permukaan tanah, tanah dibajak (diolah) dan dicampur rata Teknologi Aplikasi KAPUR Waktu Aplikasi : 1. Biasanya sebelum tanam 2. Kapur diberikan bila diperkirakan tidak turun hujan pd saat aplikasi 1. Pertanaman tunggal 2. Pertanaman majemuk: Pola pergiliran tanaman Kapur diberikan pd tanaman yg paling memerlukan pengapuran
TEKNOLOGI PENGAPURAN TERPADU Pengapuran merupakan teknologi yang paling tepat dalam pemanfaatan tanah masam di dasarkan atas beberapa pertimbangan: Rekasi kapur sangat cepat dalam menaikkan pH tanah dan menurunkan kelarutan Al yang meracun. Respons tanaman sangat tinggi terhadap pemberian kapur pada tanah masam. Efek sisa kapur atau manfaat kapur dapat dinikmati selama 3 sampai 4 tahun berikutnya. Bahan kapur cukup tersedia dan relatif murah
PENGELOLAAN KEMASAMAN (pH) tanah Teknologi pengapuran terpadu meliputi topik-TOPIK : Kapur pengendali kemasaman tanah Peranan kapur dalam meningkatkan serapan P Penetapan kebutuhan kapur Manfaat kapur bagi pertumbuhan dan hasil tanaman Pengaruh sisa pupuk P bersama kapur Jenis kapur dan cara penggunaannya Pengapuran harus di sertai dengan pemupukan Peran bahan organik pada tanah masam Integrasi kapur, bahan organik, dan pupuk Efek kapur berlebihan Pengapuran dan pengaturan pola tanam Budidaya lorong "Alley cropping" memantapkan pengapuran Perhitungan keuntungan penggunaan kapur
Perhitungan Kapur (1 point ph tanah diperlukan 2ooo kg kapur pertanian). Dik : pH aktual 4,2 pH yang dituju 5,8 jawab : 5,8-4,2 x 2000 kg hasilnya : 3200 kg/hektar artinya untuk menaikan pH dari pH sebelumnya 4,2 menjadi 5,8 dalam satu hektar luas lahan diperlukan 3200 kg kapur pertanian.
Jumlah Kebutuhan Kapur Tanaman Kedelai Toleransi Al-dd tan. Kedelai 20% BK = ((Kejenuhan Al-dd – 0,20)xKTK-efektif)x Y BK = jumlah bahan kapun yang diperlukan dalam ton per hektar Al-dd = Tingkat kejenuhan Al-dd dalam persen, misal 40% Y = nilai sebesar 1.65 jika menggunakan kalsit dan 1.51 jika menggunakan dolomit. Ktk efektif : Nilai KTK pada tanah asli, dengan cara menjumlahkan kation basa (Ca,Mg,K,Na), H dan Al
Jumlah Kebutuhan Kapur Tanaman Kedelai Jika tanah masam mempunyai kejenuhanAl-dd 40%, KTK efektif 7,0me/100g tanah. Bahan kapur dolomit. Jumlah kapur yang diperlukan adalah ((0,40-0,20)x7,0x1,51 ton/ha) = 2.11 Ton/ha
Ukuran Butiran Batu Kapur Ukura batu kapur menentukan cepatnya reaksi antara kapur dengan tanah semangkin halus reaksi semangkin cepat ukuran yang disarankan 80 – 100 mesh = 2 minggu reaksinya
Waktu dan cara Aplikasi bahan Kapur Ukuran 80-100 mesh = Aplikasi 2 sampai 3 minggu sebelum tanam pengaplikasiaannya disebar atau bisa di aduk sedalam 20-30 cm