Apa itu penyakit Demam Berdarah . . ? Demam berdarah atau demam dengue (disingkat DBD) adalah infeksi yang disebabkan oleh virus dengue. Virus ini ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Aedes aegypti yang hidup dan tinggal di daerah beriklim tropis dengan suhu lembab. Demam dengue juga disebut sebagai "breakbone fever" atau "bonebreak fever" (demam sendi), karena demam tersebut dapat menyebabkan penderitanya mengalami nyeri hebat seakan-akan tulang mereka patah. Sejumlah gejala dari demam dengue adalah demam; sakit kepala; kulit kemerahan yang tampak seperti campak; dan nyeri otot dan persendian.
Terminologi Demam Berdarah Istilah "breakbone fever" pertama kali digunakan oleh Benjamin Rush, seorang dokter dan merupakan Bapak Pendiri Amerika Serikat "Bapak Pendiri". Pada 1789, Rush menggunakan istilah "breakbone fever" dalam laporan mengenai kejadian luar biasa dengue 1780 di Philadelphia. Kasus penyakit ini pertama kali ditemukan di Manila, Filipina pada tahun 1953. Kasus di Indonesia pertama kali dilaporkan terjadi di Surabaya dan Jakarta dengan jumlah kematian sebanyak 24 orang.
Epidemiologi Demam Berdarah Agent (Penyebab) : Tipe Virus Virulensi Virus Galur Virus Host (Pejamu) : Gizi Jenis Kelamin Umur Etnik/genetik Kekebalan Environment (Lingkungan): Kelembaban nisbi Cuaca Ketinggian Tempat Tinggal Perilaku Masyarakat Kepadatan Larva + nyamuk dewasa
Etiologi Demam Berdarah Penyakit DBD disebabkan oleh Virus Dengue. Virus tersebut termasuk dalam group B Arthropod borne viruses (arboviruses). Virus yang banyak berkembang di masyarakat adalah virus dengue. Deman berdarah adalah adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypt. Nyamuk yang menggigit dan menularkan virus ini adalah dari jenis betina. Nyamuk ini hidup dan berkembang pada tempat- tempat penampungan air bersih yang tidak berhubungan dengan tanah, seperti : bak mandi/WC, tempat penyimpanan air.
Nyamuk penyebab deman berdarah ini menggigit pada pagi dan sore hari Nyamuk penyebab deman berdarah ini menggigit pada pagi dan sore hari. Nyamuk ini dapat menggigit beberapa kali setiap hari sehingga dia bisa menularkan virus dari satu orang ke orang kali dalam satu hari (dr. Suhendro, SpPD,2007). Perkembangan nyamuk dari telur hingga dewasa memerlukan waktu sekitar 10-12 hari. Kemampuan terbang berkisar antara 40-100 meter dari tempat berkembang biaknya. Tempat istirahat yang disukainya adalah benda-benda yang bergantung di dalam rumah, seperti gordyn, kelambu, baju/pakaian kamar yang gelap dan lembab.
Patogenesis Demam Berdarah Nyamuk Aedes yang sudah terinfesi virus dengue, akan tetap infektif sepanjang hidupnya dan terus menularkan kepada individu yang rentan pada saat menggigit dan menghisap darah. Setelah masuk ke dalam tubuh manusia, virus de-ngue akan menuju organ sasaran yaitu sel kuffer hepar, endotel pembuluh darah, nodus limpaticus, sumsum tulang serta paru-paru. Beberapa penelitian menunjukkan, sel monosit dan makrofag mempunyai peran pada infeksi ini, dimulai dengan menempel dan masuknya genom virus ke dalam sel dengan bantuan organel sel dan membentuk komponen perantara dan komponen struktur virus. Setelah komponen struktur dirakit, virus dilepaskan dari dalam sel. Infeksi ini menimbulkan reaksi immunitas protektif terhadap serotipe virus tersebut tetapi tidak ada cross protective terhadap serotipe virus lainnya.
Patogenesis Demam Berdarah Bukti yang kuat bahwa mekanisme imunopatologis berperan dalam terjadinya demam berdarah dengue dan sindrom renjatan dengue : Respon imun yang diketahui berperan dalam pathogenesis DBD adalah : a) Respon humoral berupa pembentukan antibody yang berparan dalam proses netralisasi virus, sitolisis yang dimeasi komplemen dan sitotoksisitas yang dimediasi antibody. Antibody terhadap virus dengue berperan dalam mempercepat replikasi virus pad monosit atau makrofag. Hipotesis ini disebut antibody dependent enhancement (ADE); b) Limfosit T baik T-helper (CD4) dan T sitotoksik (CD8) berepran dalam respon imun seluler terhadap virus dengue. Diferensiasi T helper yaitu TH1 akan memproduksi interferon gamma, IL-2 dan limfokin, sedangkan TH2 memproduksi IL-4, IL-5, IL-6 dan IL-10; c) Monosit dan makrolag berperan dalam fagositosis virus dengan opsonisasi antibodi. Namun proses fagositosis ini menyebabkan peningkatan replikasi virus dan sekresi sitokin oleh makrofag; d) Selain itu aktivitasi komplemen oleh kompleks imun menyebabkan terbentuknya C3a dan C5a.
Gejala Demam Berdarah Gejala pada penyakit demam berdarah diawali dengan : a. Masa inkubasi terjadi selama 4-6 hari. b. Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38 °C- 40 °C) c. Manifestasi pendarahan, dengan bentuk : uji tourniquet positif puspura pendarahan, konjungtiva, epitaksis, melena, dsb. d. Hepatomegali (pembesaran hati). e. Syok, tekanan nadi menurun menjadi 20 mmHg atau kurang, tekanan sistolik sampai 80 mmHg atau lebih rendah. f. Trombositopeni, pada hari ke 3 - 7 ditemukan penurunan trombosit sampai 100.000 /mm3. g. Hemokonsentrasi, meningkatnya nilai Hematokrit. h. Gejala-gejala klinik lainnya yang dapat menyertai: anoreksia, lemah, mual, muntah, sakit perut, diare kejang dan sakit kepala. i. Pendarahan pada hidung dan gusi. j. Rasa sakit pada otot dan persendian, timbul bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah.
Diagnosis Penyakit Demam Berdarah didiagnosis dengan melihat gejala yang muncul, seperti demam tinggi dan munculnya ruam. Masa inkubasi dalam tubuh manusia sekitar 4-6 hari (rentang 3-14 hari), timbul gejala prodormal yang tidak khas seperti : nyeri kepala, nyeri tulang belakang dan perasaan lelah.
Pengobatan Pengobatan penderita Demam Berdarah adalah dengan cara : · Penggantian cairan tubuh (pemasangan infus dan tranfusi darah). · Penderita diberi minum sebanyak 1,5-2 liter dalam 24 jam (air teh dan gula sirup atau susu). · Gastroenteritis oral solution/kristai diare yaitu garam elektrolit (oralit), kalau perlu 1 sendok makan setiap 3-5 menit.
Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian vektornya, yaitu nyamuk Aedes aegypti. Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat, yaitu : 1. Lingkungan Metode Iingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan perbaikan desain rumah. Sebagai contoh: - Menguras bak mandi/penampungan air sekurang-kurangnya sekali seminggu. - Mengganti/menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali. - Menutup dengan rapat tempat penampungan air. - Mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah dan lain sebagainya. 2. Biologis Pengendalian biologis antara lain dengan menggunakan ikan pemakan jentik (ikan adu/ikan cupang/ikan kepala timah), dan bakteri (Bt.H-14). 3. Kimiawi Cara pengendalian ini antara lain dengan: - Pengasapan/fogging (dengan menggunakan malathion dan fenthion), berguna untuk mengurangi kemungkinan penularan sampai batas waktu tertentu. - Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan air seperti, gentong air, vas bunga, kolam, dan lain lain.
Pencegahan DBD yang efektif 3M : MENGURAS MENUTUP MENGUBUR
Tindakan pencegahan DBD 1. Pemberantasan sarang nyamuk melalui 3 M. 2. Pemberantasan vektor/nyamuk dengan penyemprotan (fogging fokus). 3. Kunjungan ke rumah-rumah untuk pemantauan jentik dan pembagian bubuk abate. 4. Penyuluhan dan kerja bakti untuk melakukan kegiatan 3M.
Kebijakan Pemerintah Dalam rangka mengatasi dampak yang ditimbulkan oleh penyakit demam berdarah, pemerintah Indonesia telah mengambil beberapa kebijakan, di antaranya adalah: a. Memerintahkan semua rumah sakit baik swasta maupun negeri untuk tidak menolak pasien yang menderita DBD. b. Meminta direktur/direktur utama rumah sakit untuk memberikan pertolongan secepatnya kepada penderita DBD sesuai dengan prosedur tetap yang berlaku serta membebaskan seluruh biaya pengobatan dan perawatan penderita yang tidak mampu sesuai program PKPS- BBM/ program kartu sehat. c. Melakukan fogging secara massal di daerah yang banyak terkena DBD (endemis DBD). d. Membagikan bubuk Abate secara gratis pada daerah-daerah yang banyak terkena DBD. Melakukan penggerakan masyarakat untuk melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk melalui 3M dan merekrut juru pemantau jentik. e. Penyebaran pamflet lewat udara tentang pentingnya melakukan gerakan 3 M (Menguras, Menutup, Mengubur). f. Menurunkan tim bantuan teknis untuk membantu RS di daerah , yang terdiri dari unsur- unsur : - Ikatan Dokter Anak Indonesia - Persatuan Dokter Ahli Penyakit Dalam Indonesia - Asosiasi Rumah Sakit Daerah g. Membantu propinsi yang mengalami KLB dengan dana masing-masing di luar bantuan gratis ke rumah sakit.
Kesimpulan 1. Penyebab penyakit DBD di Indonesia adalah Virus Dengue 2. Perlu kewaspadaan yang tinggi terhadap penyakit DHF (Dengue Hemoragic Fever) terutama pada musim penghujan terutama pada derah endemis karena dapat menyebabkan kematian 3. Cara yang paling efektif untuk mencegah penyakit DBD adalah Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan "3M Plus" yang melibatkan seluruh masyarakat serta disesuaikan dengan kondisi setempat.
Terimakasih