Nurul Qomariyah Sumber: Reliabilitas dan Validitas (Azwar, 2012)
Reliabilitas Reliabilitas = konsistensi, keterandalan, keterpercayaan, kestabilan, keajegan, dsb Reliabilitas: sejauhmana hasil suatu proses pengukuran dapat dipercaya
Hasil Pengukuran Dapat Dipercaya, jika: Beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama maka diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah
2 Istilah Reliabilitas Reliabilitas Alat Ukur Reliabilitas Hasil Ukur
Reliabilitas Alat Ukur Reliabilitas Alat Ukur: berkaitan dengan eror pengukuran Eror pengkuran: sejauhmana inkosistensi hasil ukur terjadi apabila pengukuran dilakukan ulang pada kelompok subjek yang sama
Reliabilitas Hasil Ukur Reliabilitas Hasil Ukur: berkaitan dengan eror dalam pengambilan sample subjek (sampling error) Sampling error: sejauhmana inkosistensi hasil ukur tapabila pengukuran dilakukan ulang pada kelompok subjek yang berbeda dari suatu populasi yang sama
Mana Yang Lebih Penting Thompson (dalam Azwar, 2012) “ Yang lebih penting untuk dipahami adalah bahwa estimasi terhadap reliabilitas, merupakan fungsi dari skor yang diperoleh melalui tes, bukan fungsi dari tes itu sendiri” Dengan pernyataan tersebut maka yang harus lebih dipahami adalah: reliabilitas alat ukur
Estimasi reliabilitas alat ukur Dapat dicapai dengan menggunakan tiga metode: Metode “retest” atau tes ulang, Metode “alternate form” atau tes paralel Metode “split-half” atau metode konsistensi internal
Metode tes ulang Menyajikan satu tes pada satu kelompok subjek dua kali, dengan jarak waktu yang cukup di antara kedua penyajian tersebut Reliabel jika hasil tes pertama dan kedua, relatif sama
Metode tes paralel Memberikan 2 tes yang paparel kepada satu kelompok subjek Harus tersedia tes pararelnya Tes pararel: tes lain yang memiliki tujuan ukur yang sama, serta setara isi aitemnya baik secara kualitas maupun kuantitas (tersedia 2 tes yang kembar) Reliabel, jika hasil kedua tes tersebut relatif sama
Metode konsistensi internal Data skor diperoleh melalui prosedur satu kali pengenaan satu tes kepada sekelompok individu sebagai subjek (single trial administration) Lebih praktis dan efisien jika dibandingkan dengan metode tes ulang dan metode tes pararel Konsistensi internal: prosedur estimasi reliabilitasnya harus dilakukan melalui analisis terhadap distribusi skor aitem atau distribusi skor kelompok-kelompok aitem
Beberapa cara dan formula dalam metode konsistensi internal Pembelahan Tes Formula Spearman-Brown Formula Alpha Formula Rulon Formula Kuder Richardson Formula Belah-dua dengan Panjang Berbeda Formula Kristof untuk Belah Tiga Formula Hoyt
Berapa Tinggi Koefisien Yang Memuaskan Untuk tujuan prediksi dan diagnosis individual, harus setinggi mungkin, yaitu di atas 0,900 Wells dan Wollack (dalam Azwar, 2012) Untuk tes standar yang taruhannya tinggi serta disusun secara profesional maka konsistensi internalnya minimal 0,900 Untuk tes yang tidak begitu tinggi taruhannya, harus memiliki konsistensi internal 0,800 atau 0,850 Untuk tes yang dilakukan di kelas oleh para guru, maka konsistensi internalnya minimal 0,700