Pendekatan Perencanaan Transportasi
PERMASALAHAN DAN DASAR PERENCANAAN TRANSPORTASI Ciri Permasalahan Transportasi Meningkatnya mobilitas – pergerakan karena pertumbuhan ekonomi. Kapasitas prasarana transportasi yang terbatas. Kebutuhan pelayanan transportasi sangat kualitatif, mempunyai ciri berbeda beda sebagai fungsi dari waktu, tujuan perjalanan, frekuensi, jenis kargo, dll. Pelayanan transportasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan akan menyebabkan sistem transportasi mubazir. Kebutuhan akan pergerakan bersifat sebagai “Kebutuhan Turunan” – (Kegiatan). Untuk menunjang pergerakan dibutuhkan ‘Moda Transportasi’, Moda Transportasi membutuhkan prasarana transportasi. Prasarana Transportasi berperan sebagai alat bantu pembangunan kota / daerah dan menunjang pergerakan manusia dan / atau barang. Ciri Dasar Perencanaan Transportasi Ditandai Adanya : Multi Moda Multi Disiplin Multi Sektoral Multi Masalah
PENDEKATAN SIRTEM UNTUK PERENCANAAN TRANSPORTASI Pendekatan Sistem ( Tamin ) Adalah pendekatan umum untuk suatu perencanaan atau teknik dengan menganalisis semua faktor yang berhubungan dengan permasalahan yang ada. Sistem Adalah gabungan beberapa komponen atau objek yang saling berkaitan. Dalam sebuah sistem, perubahan pada satu komponen dapat menyebabkan perubahan pada komponen lainnya. Sistem Transportasi Makro Sistem Kelembagaan Sistem Kegiatan Sistem Jaringan Sistem Kegiatan Sistem Pergerakan Sistem Transportasi MAKRO ( Tamin )
SISTEM KELEMBAGAAN TRANSPORTASI Sistem Kegiatan Sistem Pergerakan BAPPENAS DLLAJ BAPPEDA TK I, TK II Organda BANGDA POLANTAS PEMDA Masyarakat Sistem Jaringan Departemen Perhubungan Bina Marga
Sistem Transportasi Mikro KEBIJAKAN PERENCANAAN TRANSPORTASI Sistem Kegiatan Menyusun rencana tata guna lahan sebaik mungkin, sehingga mengurangi kebutuhan perjalanan. Sistem Jaringan Meningkatkan kapasitas pelayanan prasarana Sistem Pergerakan Mengatur Manajemen lalu lintas peningkatan kualitas sarana pembangunan jalan Sistem Transportasi Mikro Sistem Jaringan Prasarana Transportasi Sistem Kegiatan Sistem Pergerakan Sistem Kelembagaan
INTERAKSI SISTEM KEGIATAN DAN JARINGAN Perlu adanya kajian ( analisis ) dengan tujuan : Memahami cara kerja sistem Menggunakan hubungan analisis Antara komponen sistem untuk meramalkan dampak lalu lintas pada tata guna lahan atau kebijakan transportasi
URUTAN /TAHAPAN INTERKSI ANTAR KOMPONEN SISTEM Aksesibilitas dan Mobilitas Ukuran potensial atau kesempatan untuk melakukan perjalanan Digunakan untuk mengalokasikan masalah yang terdapat dalam sistem transportasi dan mengevaluasi pemecahan alternatif. Pembangkit Lalu Lintas Bagaimana perjalanan dapat bangkit dari satu tata guna lahan atau dapat tertarik ke suatu tata guna lahan. Sebaran Penduduk Bagaimana perjalanan disebarkan secara geografis di dalam daerah kajian Pemilihan Moda Transportasi Menentukan faktor yang mempengaruhi pemilihan moda transportasi untuk suatu tujuan perjalanan tertentu. Pemilihan Rute Menentukan faktor yang mempengaruhi pemilihan rute dari setiap zona asal ke zona tujuan
AKSESIBILITAS DAN MOBILITAS Aksesibilitas ( Black, 1981 ) Merupakan konsep yang menggabungkan ( mengkombinasikan ) sistem tata guna lahan secara geografis dengan sistem jaringan transportasi yang menghubungkannya. Mudahnya suatu lokasi dihubungkan dengan lokasi lainnya lewat jaringan transportasi yang ada, berupa prasarana jalan dan alat angkut yang bergerak di atasnya. Kemudahan & kenyamanan suatu lokasi saling berinteraksi Mudah atau sulit suatu lokasi untuk dicapai Merupakan hal yang subyektif, kualitatif, relatif ( Tamin OZ, 1977 ) Mobilitas Tingkat kelancaran perjalanan
Variabel Penentu Aksesibilitas Jarak antar pola guna lahan Pola pengaturan guna lahan Karakteristik Tata Guna Lahan vs Transportasi Intensitas Pemanfaatan Lahan Semakin rendah dengan semakin jauh dari pusat kota. Kepadatan Pemanfaatan lahan Semakin sedikit / Homogen / rendah dengan semakin jauh dari pusat kota. Faktor Lain Penentu Aksesibilitas : Faktor waktu tempuh Sangat dipengaruhi prasarana dan sarana transportasi yang dapat diandalkan (Reliable Transportation System ) Faktor Biaya / Ongkos Perjalanan Faktor Intensitas ( Kepadatan ) Guna Lahan Padatnya kegiatan pada suatu petak lahan akan berpengaruh pada dekatnya jarak tempuh kegiatan tersebut. Faktor Pendapatan Secara umum mobilitas akan mudah bila ditunjang kondisi ekonomi yang mapan.
KLASIFIKASI TINGKAT ASSESIBILITAS (Black,1981) Aktivitas Guna Lahan (Jarak) Kondisi Transportasi Dekat Jauh Sangat Baik Aksesibilitas Tinggi Aksesibilitas Sedang Sangat Jelek Aksesibilitas Rendah
KONSEP PERENCANAA TRANSPORTASI Konsep Perencanaan Transportasi Empat Tahap Bagan Alir Tahap ( Sub. Model ) Faktor Yang Mempengaruhi Tata Guna Lahan / Transportasi Arus Lalu Lintas Transportasi / Transportasi / Arus Lalu Lintas Aksesibilitas ( Accessibility ) Bangkitan Perjalanan ( Trip Generation ) Sebaran Perjalanan ( Trip Distribution ) Pemilihan Mode Angkutan (Mode Choice or Mode Split ) Pemilihan Rute / Pembebanan Jaringan Lalu Lintas (Route Choice and Assignment ) Arus pada Jaringan Transportasi ( Flow and Transportation Network )
Transportasi Empat Tahap Harus dilakukan secara berurutan, kecuali: Konsep Perencanaan Transportasi Empat Tahap Harus dilakukan secara berurutan, kecuali: Kurangnya Kuantitas atau kualitas data yang ada. Apa tujuan dari studi / kajian yang dilakukan. Terbatasnya waktu dan dana Alternatif Pilihan Urutan Yang Bisa Dilakukan : Tipe I Tipe II Tipe III Tipe IV G - MS G G G Ket. G : Bangkitan perjalanan D : Sebaran perjalanan MS : Pemilihan Moda angkutan A : Pemilihan rute ( Pembebanan pada Jaringan Jalan ) MS D D D - MS D MS A A A A
URUTAN TIPE IV Bangkitan Perjalanan ( Trip Generation = G ) Menghitung jumlah perjalanan yang dibangkitkan suatu zona. Sedaran Perjalanan ( Trip Distribution = D ) Mengidentifikasi asal tujuan pergerakan / perjalanan. Pilihan Moda Transportasi ( Moda Choice = MS ) Mengidentifikasi jumlah arus yang menggunakan moda tertentu dari asal ke tujuan. Pilihan Rute ( Route Choice = A ) Merupakan konsep pilihan rute dari hasil kajian.