Studi Islam 2 Wujudullah Tahun Akademik 2015 UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA Studi Islam 2 Wujudullah Tahun Akademik 2015
Iman Kepada Allah Iman dari bahasa Arab yang artinya percaya. Sedangkan menurut istilah, pengertian iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan tindakan (perbuatan). Dengan demikian, pengertian iman kepada Allah adalah membenarkan dengan hati bahwa Allah itu benar-benar ada dengan segala sifat keagungan dan kesempurnaanNya, kemudian pengakuan itu diikrarkan dengan lisan, serta dibuktikan dengan amal perbuatan secara nyata.
Wujud Allah SWT Wujud (ada)-nya Allah SWT adalah sesuatu yang badihiyah. Beberapa dalil yang membuktikan wujud-Nya, yaitu: Dalil Fithrah Dalil Akal Dalil Naqli
Lanjutan --- Manusia diciptakan dengan fitrah bertuhan, sehingga kadangkala disadari atau tidak, disertai belajar ataupun tidak naluri berketuhanannya itu akan bangkit. Firman Allah Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (al-A’raf:172) Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: “Siapakah yang menciptakan mereka, niscaya mereka menjawab: “Allah”, maka bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari menyembah Allah)?, (az-Zukhruf:87)
1. Dalil Fitrah Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, dan sesungguhnya kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi (HR. Al Bukhari) Ayat dan hadis tersebut menjelaskan kondisi fitrah manusia yang bertuhan. Ketuhanan ini bisa difahami sebagai ketuhanan Islam, karena pengakuannya bahwa Allah swt adalah Tuhan. Selain itu adanya pernyataan kedua orang tua yang menjadikannya sebagai Nasrani, Yahudi atau Majusi, tanpa menunjukkan kata menjadikan Islam terkandung maksud bahwa menjadi Islam adalah tuntutan fitrah. Dari sini bisa disimpulkan bahwa secara fitrah, tidak ada manusia yang menolak adanya Allah sebagai Tuhan yang hakiki, hanya kadang-kadang faktor luar bisa membelokkan dari Tuhan yang hakiki menjadi tuhan-tuhan lain yang menyimpang.
2. Dalil Akal Untuk membuktikan adanya Tuhan (Allah SWT) lewat merenungkan alam semesta, termasuk diri manusia itu sendiri, dapat dipakai beberapa “qanun” (teori, hukum) antara lain : Qanun al-’Illah (sebab) Qanun al-Wujub (wajib) Qanun al-Huduts (baru) Qanun an-Nizham (teratur)
3. Dalil Akal Sembilan fenomena untuk membuktikan Allah SWT ada dan berkuasa, yang ditulis Sa’id Hawwa dalam bukunya “Allah Jalla Jala-luhu”, yang disebut “Teori Fenomenologis” Fenomena Terjadinya Alam Fenomena Kehendak Fenomena Kehidupan Fenomena Pengabulan Do’a Fenomena Hidayah Fenomena Kreasi Fenomena Hikmah Fenomena Inayah Fenomena Kesatuan
3. Dalil Naqli Al-Qur’an dan Sunnah untuk membimbing manusia mengenal Tuhan yang sebenarnya dengan segala asma dan sifat-Nya. Allah SWT adalah Al-Awwal artinya tidak ada permulaan bagi wujud-Nya. Dia juga Al-Akhir artinya tida ada akhir dari wujud-Nya. Terdapat dalam: Al-Hadid 57:3 Tidak satu pun yang menyerupai-Nya. Allah SWT Maha Esa
Tauhidullah SWT Yaitu mengesakan-Nya, baik dalam zat, asma’was- shiffaat, maupun af’al (perbuatan-Nya) Tauhid Rububiyah Tauhid Mulkiyah Tauhid Ilahiyah
1. Tauhid Rububiyah Rabb selalu diterjemahkan dengan “Tuhan” Penerjemahan ini sering menghilangkan kandungan makna yang sebenarnya Ada tiga makna Rabb Pencipta (Khaliq) Pemberi rizki (Raziq) Pemilik (Malik) Yaitu mengesakan Allah dalam tiga perkara yaitu penciptaan-Nya, kekuasaan-Nya, dan pengaturan- Nya.
2. Tauhid Mulkiyah Kata Malik berarti raja. Malik berarti memiliki. Berasal dari akar kata yang sama: ma-la-ka mengesakan Allah dalam segala perbuatan-Nya di akhirat. Caranya adalah menetapkan keesaan Allah dalam kekuasaan-Nya di akhirat, terutama kekuasaan-Nya dalam menegakkan hari akhir, menyelesaikan segala urusan, menegakkan keadilan dan membalas semua perbuatan.
3. Tauhid Ilahiyah Ilah dari kata a-la-ha (alif-lam-ha) yang berarti tenteram, tenang, lindungan, cinta dan sembah. adalah mengesakan segala bentuk peribadatan bagi Allah, seperti berdo’a, meminta, tawakal, takut, berharap, menyembelih, bernadzar, cinta, dan selainnya dari jenis-jenis ibadah yang telah diajarkan Allah dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Memperuntukkan satu jenis ibadah kepada selain Allah termasuk perbuatan dzalim yang besar di sisi-Nya yang sering diistilahkan dengan syirik kepada Allah.
Hakikat Kalimat Syahadat Syahadat berasal dari kata bahasa Arab yaitu syahida (شهد), yang artinya "ia telah menyaksikan". Kalimat itu dalam syariat Islam adalah sebuah pernyataan kepercayaan sekaligus pengakuan akan keesaan Tuhan (Allah) dan Muhammad sebagai rasulNya. Syahadat disebut juga dengan Syahadatain karena terdiri dari 2 kalimat (Dalam bahasa arab Syahadatain berarti 2 kalimat Syahadat). Kalimat pertama merupakan syahadah at-tauhid, dan kalimat kedua merupakan syahadah ar-rasul. ا شهد أن لا إله إلا الله (Asyhadu an-laa ilaaha illallaah) : Saya bersaksi tiada Tuhan Selain Allah و اشهد أن محمد ر سو ل الله (Wa asyhadu anna Muhammadan rasuulullaah) : dan saya bersaksi bahwanya Nabi Muhammad adalah utusan Allah.
Hakikat Kalimat Syahadat Makna syahadat Pengakuan ketauhidan. Seorang muslim hanya mempercayai Allah sebagai satu- satunya Allah dan tiada tuhan yang lain selain Allah. Allah adalah Tuhan dalam arti sesuatu yang menjadi motivasi atau menjadi tujuan seseorang. Dengan mengikrarkan kalimat pertama, seorang muslim memantapkan diri untuk menjadikan hanya Allah sebagai tujuan, motivasi, dan jalan hidup. Pengakuan kerasulan. Dengan mengikrarkan kalimat ini seorang muslim memantapkan diri untuk meyakini ajaran Allah seperti yang disampaikan melalui Muhammad, sebagai contoh meyakini hadist-hadist Muhammad
Hakikat Kalimat Syahadat Kandungan syahadat Ikrar Ikrar adalah pernyataan seorang muslim mengenai keyakinannya. Ketika seseorang mengucapkan kalimat syahadah, maka ia memiliki kewajiban untuk menegakkan dan memperjuangkan apa yang ia ikrarkan. Sumpah Syahadat juga bermakna sumpah. Seseorang yang bersumpah, berarti dia bersedia menerima akibat dan risiko apapun dalam mengamalkan sumpahnya tersebut. Seorang muslim harus siap dan bertanggung jawab dalam tegaknya Islam dan penegakan ajaran Islam. Janji Syahadat juga bermakna janji. Artinya, setiap muslim adalah orang-orang yang berjanji setia untuk mendengar dan taat dalam segala keadaan terhadap semua perintah Allah, yang terkandung dalam al-Qur'an maupun hadist rasul.
Dampak Kalimat Syahadat Syahadat akan memberikan cinta yang pertama dan utama sekali kepada Allah SWT, kemudian kepada Rasulullah SAW dan jihad fi sabilillah. Mengikrarkan dua kalimah syahadat menumbuhkan sikap ridha di dalam dirinya. Ridha terhadap Allah dan Rasulnya, ridha dengan segala keputusan Allah dan Rasulnya.
Lanjutan… Hasil pemahaman kalimat syahadat akan menjadikan Allah hanya satu-satunya sumber motivasi dalam seluruh amal perbuatan yang dilakukan oleh manusia, tidak ada yang diharapkan kecuali ridha Allah. Orang yang sudah paham dengan syahadatain akan menjadikan Allah satu-satunya penguasa yang layak ditaati bukan yang lain. Orang yang sudah mengerti benar dengan ucapan syahadat yang dua itu maka mereka tidak akan menyembah yang lain kecuali hanya Allah saja satu-satunya Ilah yang wajib disembah. Segala bentuk keagungan di dunia, baik berupa benda, manusia ataupun hasil karya yang gemilang tidak layak dijadikan sebagai tuhan, bila terjadi yang demikian berarti pencemaran terhadap nilai-nilai tauhid dan menghancurkan makna kalimat syahadat.
الحمد لله ربّ العالميىن