Tokoh-tokoh Pembaharuan Bab II Tokoh-tokoh Pembaharuan Di Dunia Islam
Tokoh Pembaharu Pada Periode Klasik Sampai Modern 1. Ibnu Taimiyah (1263-1328) a. Kelahiran Nama Lengkap : Taqiyuddin Abu Abbas Lahir : Harran, Turki, 22 Januari 1263. Meninggal : 27 September 1328. Ayah dan kakeknya adalah seorang tokoh ulama ahli hadis bermazhab Hambali. b. Pendidikan Sejak usia 10 tahun ia telah mempelajari kitab-kitab hadis utama, hafal al-Qur’an, belajar ilmu hitung, ilmu kalam, filsafat yang kemudian menjadi bidang kajiannya
c. Corak pemikiran Ibnu Taimiyah Pemikiran Ibnu Taimiyah bersifat empiris sekaligus rasionalis. Empiris artinya mengakui kebenaran dalam kontek kenyataan bukan dalam pemikiran. Rasionalis artinya, tidak mempertentangkan antara akal dan yang jelas dan naql (Qur’an – Sunnah Shahihah) d. Ide pembaharuan 1. Pemurnian Ajaran Tauhid. Aqidah yang benar adalah bersumber dari Qur’an dan Assunah Shahihah bukan berdasar akal. Ia menolak Takwil, menetapkan sifat Tuhan tanpa Tamsil dan Tanzih.
2.Menggalakkan umat Islam agar bergairah kembali menggali ajaran-ajaran al-Qur’an dan Hadis, serta ber-ijtihad dalam menafsirkan ajaran-ajaran agama. 3. Syarat ar-ruju’ ila qur’an wa sunnah adalah dengan ijtihad tanpa taqlid. 4. Agar murni dalam berijtihad, maka tidak boleh terikat pada mazhab atau imam. 5. Dalam konteks hukum, tidak mendasarkan pada illat, tetapi kepada hikmah.
2. Muhammad Ibn Abdul Wahhab (1115-1206) a 2. Muhammad Ibn Abdul Wahhab (1115-1206) a. Riwayat Hidup Muhammad Ibnu Abdul Wahhab lahir di Uyainah di daerah Najed pada tahun 1115 H dan wafat pada tahun 1206 H. dalam kitab sirah al-imam as-syaikh Muhammad Abdul Wahab oleh Amin Said, bahwa ayahnya adalah seorang fakih dan ulama terkenal pada masanya ia bernama Sulaiman bin Ali. Pada usia 9 tahun Muhammad Ibn Abdul Wahhab sudah hafal al-Qur’an, kemudian oleh ayahnya diajakan tertang fiqih ibnu bin Hambal dll. Setelah dewasa dikirim ayahnya ke Medinah belajar agama dengan Syaikh Sulaiman al-Kurdi, Muhammad Hayat al-Sindi.
b. Ide pembaharuan Upaya pembaharuan yang dilakukan oleh Muhammad bin Abdul Wahab bertolak dari upaya untuk mengembalikan kehidupan umat sesuai dengan kehidupan Nabi Muhammad saw dan para sahabat yang salih. Usaha yang dilancarkan adalah : Penghancuran kultus terhadap orang-orang yang dianggap suci, pengagungan terhadap kuburan, benda-benda yang dikeramatkan dll.
c. Karya-karya 1. Kitab al-Tauhid 2 c. Karya-karya 1. Kitab al-Tauhid 2. Al-Usul al-Salasah wa al-Qawaid al-Arba’ah 3. Surah al-Shalat qa Arkanuha 4. Ushul al-Imam 5. Fazl al-Islam 6. Kitab al-Khabais 7. Tafsir Kalimat at-Tauhid 8. Kitab al-Mustafid fi Hukm al-Tauhid 9. Tafsir Ba’dli Suwar al-Qur’an
Gerakan Wahabi (muwahhidun) memiliki nilai pembaharuan Sisi keagamaan : taklid ditinggalkan Sisi akhlak : menjauhkan diri dari sikap kemewah-mewahan, pemborosan dan kemaksiatan serta kemalasan Sisi sosial : Kesatuan masyarakat menjauhkan konflik sosial, Sisi sosial ekonomi : menciptakan semangat kerja dan percaya diri serta tidak tergantung kepada orang lain.
3. Jamaluddin al-Afghani (1838-1897) a 3. Jamaluddin al-Afghani (1838-1897) a. Riwayat Hidup Lahir di Asadabad Afghanistan pada tahun 1838/1839. Ia berasal dari keluarga Syiah Iran, namun tidak ada bukti dia seorang Syiah. Pendidikan dasar di tempuh di tanah kelahirannya, kemudian melanjutkan di daerah-daerah lainnya kepada beberapa guru, seperti Ibnu Sina, At-Tusi dll. Perjalanan hidupnya banyak banyak dipenuhi lika-liku sebagai seorang politikus. Pada umur 22 tahun menjadi pembantu Pangeran Dos Muhammad Khan di Afganistan. Pada tahun 1864 menjadi penasehat Sher Ali Khan, dan diangkat menjadi Perdana Menteri oleh Muhammad Azam Khan beberapa tahun kemudian.
b. Gerakan Pembaharuan Jamaluddin Al-Afghani pindah dan menetap di Mesir dari 1871 hingga 1879. Di Mesir dihabiskan untuk mengajar dan memperkenalkan penafsiran filsafat Islam. Ketika Mesir berada pada krisis ekonomi dan politik 1870, ia memerintahkan murid-muridnya untuk menerbitkan majalah dan memimpin gerakan bawah tanah. Bersama para pengikutnya seperti Muhammad Abduh, Abdullah Annadim dll, mendirikan sebuah parpol bernama Hisbul Wathani dan berhasil menggulingkan Raja Mesir Khedewi Ismail. Meskipun diusir penguasa baru Tawfik.
Setelah diusir dari Mesir, Jamaluddin pergi ke Paris bersama-sama dengan muridnya Muhammad Abduh dan menerbitkan Majalah al-Urwa al-Wustqa. Pada tahun 1884 pergi ke Inggris untuk berunding dengan Sir Henry Drummond Wolff tentang masalah Mesir. Dua Tahun kemudian ia pergi ke Iran ikut menyelesaikan krisis Iran – Rusia. Akhirnya diusir dari Iran oleh Syah Nashir al-Din karena berbeda faham. Selanjutnya ia pindah ke Istambul Turki atas undangan Ottoman Abdul Hamid II untuk membantu pelaksanaan politik Islam, namun karena pengaruh Jamaluddin cukup besar mengalahkan Sultan Ottoman, maka Sultan membatasi pengaruh politiknya, dan di kota ini – Istambul pada tahun 1897 Jamaluddin al-Afghani tutup usia karena Kangker.
c. Ide Pembaharuan. Dunia Islam jauh tertinggal dengan dunia Barat c. Ide Pembaharuan. Dunia Islam jauh tertinggal dengan dunia Barat. Hal ini dipengaruhi sikap taqlid, statis, dan fatalis al-Islam mahjubun bi al-muslim. Umat Islam terbelakang karena umat Islam meninggalkan ajaran Islamnya. Langkah-langkah mengatasinya : 1. Pentingnya kepercayaan akal dan hukum 2. Melancarkan gerakan Pan-Islam sebagai anti-imperialisme dan mempertahankan kemerdekaan. 3. Perlu persamaan jender (pria dan wanita) dalam beberapa hal. Seperti menuntut ilmu, bekerja di luar rumah, berfikir maju dll.
4. Muhammad Abduh 5. Muhammad Rasyid Ridha Dua-duanya menempuh pembaharuan lewat jalur pendidikan. PT Al-Azhar Kairo Mesir Caranya : Memasukkan mata kuliah Filsafat dalam seluruh struktur kurikulum. Filsafat dipandang sangat efektif untuk memasukkan ide-ide pembaharuan (inti filsafat adalah pemikiran)
Abduh dan Rasyid Ridha Mengarang sebuah tafsir yang sangat terkenal dan menjadi rujukan para mufassir modern : “KITAB TAFSIR AL-MANAR”