`KONSERVASI TANAH & AIR` MATERI KULIAH PASCA UTS `KONSERVASI TANAH & AIR` SEMESTER GASAL T. A. 2013/2014 (2 /0 SKS) Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
KONSERVASI TANAH MASAM MATERI e_LEARNING KONSERVASI TANAH & AIR KONSERVASI TANAH MASAM
BEBERAPA CATATAN Tanah dengan katagori pH rendah (pH<6) Tanah pada umumnya telah mengalami pencucian berat & pelapukan lanjut Koloid tanah didominasi oleh ion H+, Al3+ dan Fe3+ Sejumlah nutrien tidak tersedia (i.e. : N, P, K, Ca, Mg) Tanah masam banyak dijumpai di daerah dengan curah hujan tinggi (dijumpai lebih kurang 50% tanah di Indonesia)
PROSES TERJADINYA TANAH MASAM Pada daerah ber CH tinggi basa tercuci dari komplek jerapan dan hilang melalui air drainase (yang tertinggal kation H dan Al yang dominan) Pada tanah sangat masam ion Al sangat larut dominasi komplek jerapan dan seimbang dengan larutan. Kemasaman: aktif (ion H dalam larutan), kemasaman cadangan (ion H terjerap).
REALITAS TANAH MASAM DI INDONESIA Tanah masam utama, yakni didominansi Podzolik merah kuning (=Ultisols) lebih kurang 38.401 juta ha. Tanah masam lain: Latosol, Alluvial (sebagian) & Gambut Tanah masam berpotensi besar untuk perluasan lahan pertanian di Indonesia Ultisol sifat kimia jelek, sifat fisika sebagian jelek, stabilitas agregat rendah tetapi drainase baik
REALITAS TANAH MASAM DI INDONESIA Histosol sifat fisika-kimia jelek, ciri khas jenuh air (drainase jelek), pH sangat rendah masih bisa dijadikan lahan sawah dan pertanian tanaman semusim (palawija) membuat saluran drainase Entisol sifat kimia tergantung bahan asal dan sifat fisika sebagian jenuh air, dan struktur tidak stabil sawah, palawija
PERMASALAHAN TANAH MASAM HUBUNGANNYA DENGAN BUDIDAYA TANAMAN Hara Ca, Mg kurang Unsur P kurang tersedia Kurang Mo Fiksasi N oleh kacang2an terhambat Kandungan Fe dan Mn sering berlebihan, sehingga meracun tanaman Kelarutan Al sering sangat tinggi, shg merupakan faktor penghambat utama pertumbuhan tanaman pada tanah masam
TANAH MASAM_GAMBUT Menurut Taksonomi Tanah TANAH GAMBUT ATAU HISTOSOL didefinisikan sebagai tanah yang mengandung bahan organik lebih dari 20 persen (bila tanah tidak mengandung liat), bila tanah mengandung liat 60 persen atau lebih maka kandungan bahan organik tanah lebih dari 30 persen dan memiliki ketebalan lebih dari 40 cm.
TIPOLOGI GAMBUT TANAH ORGANIK SUSUNAN KIMIA : Tanah Gambut (Peat) BO > 65 % Tanah Bergambut (Peaty Soil) BO 35-65 % Tanah Humus BO 12 – 35 % SUSUNAN KIMIA : EUTROF = SUBUR MESOTROF = AGAK SUBUR OLIGOTROF = TIDAK SUBUR
TIPOLOGI GAMBUT (LANJUTAN) Berdasarkan atas tingkat pelapukan (dekomposisi) tanah gambut dibedakan menjadi: (1) Gambut kasar (Fibrist ) yaitu gambut yang memiliki lebih dari 2/3 BO kasar; (2) Gambut sedang (Hemist) memiliki 1/3-2/3 bahan organik kasar; dan (3) Gambut halus (Saprist) jika bahan organik kasar kurang dari 1/3.
REALITAS GAMBUT DI INDONESIA Sebaran gambut di Indonesia meliputi areal seluas 18.480 ribu hektar, tersebar pada pulau-pulau besar Kalimantan, Sumatra Realitas penyebaran seluas sekitar 18 juta ha (lahan gambut Indonesia menempati urutan ke-4 dari luas gambut dunia setelah Kanada; Uni Sovyet dan Amerika Serikat)
SIFAT-SIFAT GAMBUT Sifat-sifat fisik tanah gambut yang penting adalah: tingkat dekomposisi tanah gambut; kerapatan lindak (bulk density) 0,1 -1,2 g/cc Ketebalan gambut, realitas lapisan bawah dan kadar lengas gambut merupakan sifat-sifat fisik yang perlu mendapat perhatian dalam pemanfaatan gambut.
SIFAT-SIFAT GAMBUT (LANJUTAN) Kemasaman tanah (pH) gambut berkisar antara 3-5 dan semakin tebal bahan organik maka kemasaman gambut meningkat. C/N gambut umumnya sangat tinggi melebihi 30 menjadi penyebab hara nitrogen kurang tersedia untuk tanaman sekalipun hasil analisis N total menunjukkan angka yang tinggi. Unsur P dalam tanah gambut terdapat dalam bentuk P organik dan kurang tersedia bagi tanaman.
TANAH MASAM_TANAH PODZOLIK MERAH KUNING Terbentuk pada daerah dengan curah hujan antara 2.500 hingga 3.000 mm tiap tahun dengan bulan kering lebih dari 3 bulan. Terhampar pada lanskap tua bergelombang hingga berbukit dan berada pada ketinggian lebih dari 25 m di atas permukaan laut. Tekstur tanah liat, struktur blok di lapisan bawah, konsistensi teguh, serta dijumpai adanya plintit serta konkresi besi.
TANAH MASAM_TANAH PODZOLIK MERAH KUNING (LANJUTAN) Kemasaman tanah umumnya tinggi dengan pH kurang dari 5,5. Kadar bahan organik berkisar dari rendah hingga sedang. Kapasitas tukar kation umumnya kurang dari 24 me/100g liat dan kejenuhan basa kurang dari 35 %. Permeabilitas lambat sampai baik dan sangat peka terhadap erosi.
PENGELOLAAN TANAH MASAM Pengapuran Penerapan sistem olah tanah konservasi Penggunaan varietas toleran Penerapan sistem pertanaman surjan
PENGAPURAN_TANAH MASAM TUJUAN PENGAPURAN Untuk menghilangkan efek buruk pH rendah (atau menetralkan tanah asam) atau untuk mengurangi konsentrasi H+ dalam larutan tanah dan H+ dan Al-dd pada koloid tanah. Khusus di daerah tropik, pengapuran dilakukan untuk meniadakan pengaruh meracun Al, dan menyediakan hara Ca bagi tanaman
MANFAAT PENGAPURAN TERHADAP SIFAT TANAH: Pengapuran mempengaruhi sifat fisika (struktur), kimia (pH) dan Ca tanah naik, Al-dd turun), biologi tanah (tdk lansung, tapi melalui peningkatan pH: tersedia beberapa hara bagi mikroba, populasi dan aktifitas mikroba meningkat dengan penambahan kapur)
MANFAAT PENGAPURAN (LANJUTAN) PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN LANSUNG: Sumber hara Ca dan Mg (macro-essential). Kalau tidak ada Al dan pH rendah, ada kemungkinan Ca dan Mg tidak terlalu bermasalah terhadap produksi TIDAK LANGSUNG: Perbaikan ciri kimia (meningkatnya pH, Ca, Mg, dan penurunan unsur beracun Al), fisika (perbaikan struktur), dan biologi (aktifitas mikroba meninghkat) tanah, menciptakan zone perakaran yang kondusif bagi pertumbuhan akar (Akar tumbuh baik, serapan hara meningkat, produksi bertambah)
BAHAN PENGAPURAN Bahan kapur yang lazim digunakan: Karbonat CaCO3 (kapur kalsit), Ca Mg (CO3)2 (dolomit) Oksida: CaO (kapur bakar), MgO Hidroksida: Ca(OH)2, Mg(OH)2 NOTA MUTU KAPUR MUTU KIMIA: didasarkan pada kandungan CaO bahan. Daya netralisasi CaCO3 yang mengandung 56% CaO yaitu 100%. KEHALUSAN: menentukan cepat/lambatnya Rx kapur dalam tanah. Ukuran yang disarankan: 100% lolos 20 mesh, atau 50% lolos 80-100 mesh .
CARA PEMBERIAN KAPUR Sebar merata di permukaan tanah, sebelum hujan, lalu dicangkul agar tercampur dengan tanah dan lbh cepat bereaksi, juga tercampur dengan tanah lapisan bawah.
PENENTUAN KEBUTUHAN KAPUR Metode SMP (Schoemaker McLean dan Pratt) Mengukur jumlah H+ dalam Al2+ dapat dipertu-karkan yang larut dengan menggunakan larutan SMP buffer. > Ukur pH bila terdeteksi masam, dilanjutkan langkah berkutnya sbb. > Tambahkan larutan SMP buffer pada larutan pengukuran pH, kemudian ukur pHnya > Sandingkan pH larutan buffer dg tabel kebutuhan kapur.
Kebutuhan kapur giling (ton/ha)**) TABEL KEBUTUHAN KAPUR BERDASARKAN PENGUKURAN PH DENGAN LARUTAN SMP BUFFER ( Donahue, miller, sickluna, 1977*) pH dengan larutan SMP Kebutuhan kapur giling (ton/ha)**) Tanah Mineral Tanah organik Agar pH tanah menjadi : 7,0 6,5 6,0 5,2 6,8 3,1 2,7 2,2 1,6 6,7 5,4 4,7 3,8 2,9 6,6 7,6 4,0 10,1 8,5 6,9 6,4 12,3 10,5 *) Kapur giling 90% CaCO3 ekivalen, 40% < 100 mesh, 5 0% <60 mesh, 70% < 20 mesh, 95% < 8 mesh **) Metode SMP (Schoemaker Mc Lean dan Pratt) : Mengukur jumlah H+ dalam Al2+ yang dapat dipertukarkan yang larut dengan menggunakan larutan SMP buffer.
PENENTUAN KEBUTUHAN KAPUR (LANJUTAN) Berdasarkan atas kadar Aldd pada tanah permukaan > Kadar Aldd dapat diukur dari contoh tanah di laboratorium dengan ekstraksi KCl 1 N (NOTA : Aldd dinyatakan dalam me/100 g). > CONTOH PERHITUNGAN : Diketahui melalui uji laboratoris Aldd tanah permukaan (20 cm) = 1 me/100g dg bulk density = 1gram/cc. Jika kebutuhan kapur ditetapkan 1,5 x Aldd berapa ton/ha kapur murni (CaCO3) di perlukan ?
PENENTUAN KEBUTUHAN KAPUR (LANJUTAN) JAWABAN : > bobot tanah lapisan 20 cm dg BD 1 gram/cc = 2.000.000 kg/ha > Kebutuhan kapur = 1,5 x Aldd, artinya Diperlukan Ca = 1,5 x 1 me/100 g = 1,5 x 40/2 mg /100 g = 30 mg/100 g = 300 mg/1000 g = 600 kg/2000.000 kg Jadi Ca = 600 kg/ha
PENENTUAN KEBUTUHAN KAPUR (LANJUTAN) > Jika yang dipakai CaCO3, maka kebutuhannya = BM (CaCO3/Ca) x 600 kg = (100/40) x 600 kg/ha = 1500 kg/ha = 1,5 ton CaCO3/ha
SISTEM OLAH TANAH KONSERVASI_TANAH MASAM Olah tanah konservasi bertujuan mengatasi dan mengendalikan terjadinya degradasi kesuburan sehingga produktivitas lahan dapat dipertahankan dan berkelanjutan Sistem olah tanah konservasi di lahan sulfat masam sangat erat hubungnannya dengan terdapatnya lapisan sulfidik (pirit = FeS2) di dalam tanah dipertahankan tetap dalam keadaan stabil, tIdak terekspos (terangkat ke permukaan tanah)
PENGGUNAAN VARIETAS TOLERAN_TANAH MASAM Penggunaan spesies atau kultivar tanaman yang toleran terhadap kema- saman tanah yang tinggi merupakan usaha yang paling baik dalam mengatasi masalah subsoil masam Varietas tanaman yang toleran tanah masam terutama berkaitan dengan ketahanannya terhadap Al yang tinggi
STOP STOP STOP STOP Question??