Analisis Gender
Pengantar ke masalah Gender sesungguhnya membawa masalah pada perwujudan program-program kesehatan pada umumnya. Gender juga mempengaruhi kesehatan reproduksi. Bagaimana caranya, perlu penjelasan lebih lanjut.
Target MDGs Untuk tahun 2015 yang lalu, yaitu (1) Memberantas kemiskinan dan kelaparan, (2) Mewujudkan pendidikan dasar, (3) Meningkatkan persamaan gender dan pemberdayaan perempuan, (4) Mengurangi angka kematian bayi, (5) Meningkatkan kesehatan ibu, (6) Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lainnya, (7) Pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan, dan (8) Mengembangkan kemitraan global dalam pembangunan.
Perjuangan Perempuan di Indonesia Persamaan hak antara laki-laki dan perempuan dalam bidang pendidikan dimulai RA Kartini (1908). Kongres Perempuan Indonesia tanggal 22 Desember 1928 (Hari Ibu). Kegiatan PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga) sebagai organisasi mandiri (1957). Di Era Orba (1978) dibentuk Kementrian Urusan Peranan Wanita. Ideologinya adalah “Panca Dharma Wanita” “Kodrat Wanita”. Perempuan sebagai pendamping setia suami, ibu pendidik anak, pengatur rumah tangga, sebagai pekerja penambah penghasilan keluarga, dan sebagai anggota masyarakat yang berguna.
Buku Cacaan Julia Suryakusuma (2011), Ibuisme Negara Konstruksi Sosial Keperempuanan Orde Baru. Jakarta: Komunitas Bambu. Mansour Fakih (1996), Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Irwan Abdullah (ed) (1997), Sangkan Paran Gender. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Irwan Abdullah (2001), Seks, Gender dan Reproduksi Kekuasaan. Yogyakarta: Tarawang Press. Kartono Mohamad (1998), Kontradiksi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Buku bacaan… Elga Sarapung, Masruchah dan M. Amin Aziz (1999), Agama dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan Munawar Ahmad Anees (1991), Islam dan Masa Depan Biologis Umat Manusia: Etika, Gender dan Teknologi. Bandung: Penerbit Mizan.
Analisis Gender Perbedaan gender (gender differences) Ketidakadilan gender (gender inequalities) Gender --Analisis Gender = analisis kritis yang mempertajam analisis kritis yang telah ada. Analisis gender mempertanyakan status kaum perempuan = mempersoalkan sistem dan struktur yg telah mapan = menggoncang struktur dan sistem status quo ketidakadilan tertua dalam masyarakat.
Gender dan Sex (kodrat) Gender, suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksi secara sosial maupun budaya. Misalnya, bahwa perempuan itu lemah lembut, cantik, emosional, keibuan. Laki-laki kuat, rasional, jantan, perkasa. Ini gender, bukan sex, dan karena itu dapat dipertukarkan. Perubahan ciri dari sifat2 ini dapat terjadi dari waktu ke waktu, tempat ke tempat; kelas sosial satu ke lainnya. Pertanyaan: apakah perempuan itu lembut karena disosialisasi lembut atau kodrat biologi?
Manifestasi Ketidakadilan Gender Marginalisasi Perempuan Karena perbedaan gender, perempuan dimarginalkan. Sumbernya bisa dari kebijakan pemerintah, keyakinan, tafsir agama dll. Contoh: Revolusi hijau menyebabkan tersingkirnya perempuan sehingga memiskinkan perempuan. Contoh lain: kaum perempuan tidak mendapat hak waris di beberapa suku. Subordinasi Perempuan tidak rasional shg tidak bisa memimpin, kecuali dipimpin. Perempuan tidak penting: gak usah sekolah toh ke dapur juga; suami tak perlu izin, isteri harus izin suami, dst.
Kekerasan (gender-related violence) Stereotipe Pelabelen yang merugikan. Wanita bersolek untuk memancing lawan jenisnya, shg kalau ada pelecehan atau kekerasan dikaitkan dengan ini. Kekerasan (gender-related violence) = serangan thd fisik dan integritas psikologis seseorang. Sumbernya ketidaksetaraan kekuatan. Contoh: 1. pemerkosaan, termasuk dalam perkawinan. Pelayanan seksual tanpa kerelaan. 2. Domestic violence dan child abuse.
3. Genital mutilation -- untuk mengontrol perempuan (nafsu 7 x laki2); biar datang yang melamar (Alas); agama dll. 4. Pelacuran diselenggarakan oleh suatu mekanisme ekonomi yg merugikan perempuan. 5. Pornografi tubuh perempuan dijadikan objek demi keuntungan seseorang. 6. Pemaksaan sterilisasi dalam KB. 7. Kekerasan terselubung (molestation) memegang atau menyentuh bagian tubuh dengan pelbagai cara tanpa kerelaan, misalnya spt dalam bis. 8. Pelecehan seksual.
Beban Kerja Karena pekerjaan domestik dianggap ‘kerjanya perempuan’, maka semua pekerjaan RT dibebankan kpd perempuan. Seringkali ditambauh lagi mencari nafkah, sehingga terjadi “beban ganda”. “Pekerjaan perempuan” dianggap jenis pekerjaan rendah dibandingkan jenis ‘pekerjaan laki-laki”. Yang pertama disebut “tidak produktif”, yang lainnya dikatakan “produktif”. “Pembantu rumah tangga” kerja tanpa perlindungan, berjam-jam, terkadang ada perbudakan.
Manifestasi Ketidakadilan Gender Tingkat negara Di satu negara atau organisasi antar negara -- perundang-undangan yang memanifestasikan ketidakadilan gender. Tempat Kerja, orgnisasi maupun dunia pendidikan Banyak aturan kerja, manajemen, kebijakan keorganisasian, serta kurikulum pendidikan yang masih melanggengkan ketidakadilan gender. Dalam Adat Istiadat banyak kelompok etnik dan dalam tafsir agama. Di Lingkungan Rumah Tangga Pengambilan keputusan, pembagian kerja dll berdasarkan bias gender. Di dalam ideologi dan keyakinan laki-laki maupun perempuan.