PENERAPAN MORFOLOGI
Proses morfologis ialah proses pembentukan kata-kata dari satuan lain yang merupakan bentuk dasarnya. Bentuk dasar dapat berupa kata atau frasa.
Pembentukan kata berdasarkan proses morfologis sebagai berikut Afiksasi Reduplikasi atau proses pengulangan Komposisi atau pemajemukan
1. Afiksasi Ialah proses pembubuhan afiks pada suatu satuan, baik berupa satuan tunggal maupun kompleks untuk membentuk kata. Contoh: ber- padaLARI - berjberlari me(N)- pada runcing - meruncing -an pada pakai - pakaian
Macam-macam Afiksasi Prefiks Sufiks Infiks Konfiks gabungan afiks Simulfiks Interfiks
Prefiks (Awalan) Ialah afiks (imbuhan) yang ditempatkan di bagian muka dasar (mungkin kata dasar atau kata kompleks/jadian). Contoh: ber - -berjalan, bermain di- -ditulis, dibeli, dipukul meN- -menulis, membaca, mempertahankan ter- -terpilih, terbawa
Sufiks (Akhiran) Ialah morfem terikat yang digunakan di bagian belakang kata atau dilekatkan pada akhir dasar. Contoh: -an -makanan, mainan -kan -ambilkan -man, -wati _seniman, seniwati
Infiks (Sisipan) Ialah afiks yang diselipkan atau dilekatkan di tengah kata dasar. Contoh: -el, -geletar, -em, -gemetar, -er, - gerigi -in -kinerja
Konfiks Ialah gabungan prefiks dan sufiks yang dilekatkan sekaligus pada awal dan akhir dasar. Contoh: ber – an -berdatangan, berhamburan ke—an -keuangan, keahlian per—an -perjuagan, pertemuan se—nya -sebaik-baiknya, sebesar-besarnya
Gabungan Afiks Ialah gabungan prefiks dan sufiks yang ditambahkan pada kata dasar tidak sekaligus. Contoh: ber—an -berpakaian -pakai_pakaian berpakaian member—kan -memberlakukan laku_ berlaku_ berlakukan _memberlakukan
Simulfiks Ialah afiks yang disamakan dengan ciri-ciri segmental yang dileburkan pada kata dasarnya. Biasanya di samakan dengan nasalisasi dari fonem pertama suatu bentuk dasar, dan fungsinya ialah membentuk verba atau memverbakan nomina, adjectiva atau kelas kata yang lain menjadi kata kerja. Contoh: Kopi → ngopi Sate → nyate Kebut → ngebut Tulis → nulis
Interfiks Interfiks yaitu suatu jenis infiks yang muncul di antara dua unsur. Dalam bahasa indonesia interfiks terdapat pada kata-kata bentukan baru, misalnya: interfiks –n-dan -o-. Contoh: indonesia-logi → indonesianologi jawa-logi → jawanologi.
2. Reduplikasi Bentuk digolongkan menjadi tiga, yaitu : Reduplikasi Fonologis Reduplikasi morfemis Reduplikasi sintaktis
Reduplikasi Fonologis Dalam reduplikasi fonologis tidak terjadi perubahan makna, karena hanya bersifat fonologis, artinya tidak ada pengulangan leksem. Misal : Anak itu memiliki pipi yang bagus. Walaupun terlihat kecil, tapi dada-nya bidang. Sejak kecil saya suka makan onde-onde. Merokok dapat merusak fungsi paru-paru kita. Setiap hari Minggu pagi di alun-alun Kota Jakarta selalu penuh dengan kegiatan olah raga.
Bentuk reduplikasi fonologis pada kalimat-kalimat teersebut adalah pipi, kuku, dada, onde-onde, paru-paru, dan alun-alun, karena bentuk-bentuk tersebut bukan asal dari leksem pi, ku, da, onde, paru, dan alun. Dengan kata lain, tidak ada leksem pi, ku, da, onde, paru, dan alun dalam bahasa Indonesia.
Reduplikasi morfemis Reduplikasi morfemis terjadi perubahan makna gramatika atas leksem yang diulang, sehingga terjadilah satuan yang berstatus kata. Dengan demikian, ada reduplikasi pembentuk verba, ajektiva, nomina, pronomina, adverbia, interogativa, dan numeralia. Misal : Mahasiswa baru sudah mulai beres-beres semua barang yang akan dibawa ke kampus. (Reduplikasi pembentuk verba) Kelima anak perempuannya cantik-cantik dan sehat-sehat selalu. (Reduplikasi pembentuk ajektiva). Akibat angin beliung yang melanda Kota Jakarta, pohon-pohon di sepanjang Jalan Sudirman tumbang memenuhi jalan. (Reduplikasi pembentuk nomina).
Sebagai anak kos, kami-kami ini suka makan di warung kaki lima Sebagai anak kos, kami-kami ini suka makan di warung kaki lima. (Reduplikasi pembentuk pronomina). Pagi-pagi Very sudah minta sarapan bubur ayam.(Reduplikasi pembentuk adverbia) Apa-apaan mengundang kami ke tempat seperti ini ?. (Reduplikasi pembentuk interogativa). Beratus-ratus calon penumpang sedang berdesak-desakan di loket Stasiun sudirman. (Reduplikasi pembentuk numeralia).
Reduplikasi sintaktis Reduplikasi sintaksis adalah proses yang terjadi atas leksem yang menghasilkan satuan yang berstatus klausa, jadi berada di luar cakupan morfologis. (Kridalaksana, 2007). Misal : Panas-panas, diminumnya juga teh yang baru saja dibuat oleh ibunya. Jauh-jauh, didatangi juga rumah sahabat yang baru terkena banjir beberapa waktu lalu. Asam-asam, dimakannya juga mangga muda yang baru jatuh dari pohonnya.
Berdasarkan gejalanya reduplikasi dapat digolongkan menjadi lima jenis
Dwipurwa Dwipurwa adalah pengulangan suku pertama pada leksem dengan pelemahan vokal. Misal : Hirman salah seorang tetangga depan rumahku yang suka musik dangdut. Ia seorang lelaki yang selalu berpenampilan seperti perempuan. Para tetamu berdatangan pada acara syukuran pernikahan Andre waktu itu. Sudah seharusnya sesama manusia saling menghormati dan menghargai.
Dwilingga Dwilingga adalah pengulangan leksem secara utuh. Misal : Rumah-rumah di sepanjang jalan itu terlihat bersih dan rapi Kami sekeluarga makan-makan di restoran. Dia selalu datang pagi-pagi. Buku-buku ini adalah literatur kami dalam menyelesaikan makalah akhir.
Dwilingga salin swara Dwilingga salin swara adalah pengulangan leksem dengan variasi fonem. Misal : Dia mondar-mandir saja dari tadi seperti orang bingung. Kami berlari pontang-panting karena dikejar anjing galak. Setiap minggu saya bolak-balik Jakarta-Tangerang karena sedang kuliah sertifikasi. Coret-coret di dinding tembok pada tempat umum menurut para ahli adalah tindakan orang yang sakit jiwa.
Dwiwasana Dwiwasana adalah pengulangan bagian belakang dari leksem. Contoh : Hadirin yang berbahagia, pertama-tama marilah kita panjatkan........... Dengan perlahan-lahan dia membuka pintu agar tidak terdengar oleh orang tuanya . Sekali-kali terlihat dia menyeka peluh di wajahnya. Kami bersama-sama mengerjakan tugas Reduplikasi di kontrakan.
Trilingga Trilingga merupakan pengulangan onomatope tiga kali dengan variasi fonem. Misal : Kami selalu berusaha cas-cis-cus dalam bahasa Inggris ketika sedang kursus bahasa. Hati Tiara mendadak dag-dig-dug ketika Isak menyatakan akan menikahinya. Bunyi ngak-ngek-ngok yang terdengar ternyata berasal dari adaptor komputer yang ada di kamar belakang. Dar-der-dor suara senapan terdengar di lapangan latihan menembak.
Ciri makna kata ulang dalam bahasa Indonesia Perulangan suatu kata, baik kata dasar maupun gabungan kata akan menghasilkan makna atau arti tertentu. Makna-makna tersebut adalah sebagai berikut
Bermakna banyak tak tentu Kuda-kuda yang berada di lautan rumput itu dikejar-kejar oleh singa-singa yang siap menerkamnya. Guru menegur siswanya yang baru saja membuat buku-buku di perpustakaan berserakan.
Bermakna bermacam-macam Di hutan Kalimantan masih terdapat pohon-pohonan yang masih belum diketahui namanya. (pohon-pohonan bermakna bermacam-macam pohon). Tidaklah sulit menemukan buah-buahan di kota yang jauh dari kebun buah. (buah-buahan bermakna bermacam-macam buah).
Bermakna menyerupai atau tiruan dari sesuatu Anak kesayangannya dibelikan ayah anak-anakan yang cantik. (anak-anakan bermakna menyerupai anak). Langit-langit rumah ini sudah dibersihkan pada hari Minggu yang lalu. (langit-langit bermakna menyerupai langit).
Bermakna agak, melemahkan arti Setelah dua tahun di Amerika, Lukas bertingkah kebarat-baratan. (kebaratan-baratan agak seperti orang barat). Janganlah kekanak-kanakan ketika berada di tengah-tengah temanmu di Kampus! (kekanak-kanakan bermakna agak seperti anak).
Menyatakan intensitas, mengenai kualitas, kuantitas, maupun frekuensi Belajarlah segiat-giatnya selagi masih ada waktu untuk menghadapi Ujian Nasional! (intensitas kualitatif). Kuda-kuda sudah disiapkan untuk mengikuti pacuan kuda di lapangan. (intensitas kuantitatif). Ia menggeleng-gelengkan kepalanya saat ditanya oleh asesor sertifikasi guru. (intensitas frekuensi).
Bermakna saling, pekerjaan yang berbalasan Begitu terjadi pertemuan, keduanya bersalam-salaman melepas kerinduan. (saling bersalaman). Di kampung ini warganya sudah tolong-menolong dalam hal kebaikan. (saling menolong).
Bermakna kolektif Masuklah ke ruang ujian lima-lima saja! (lima demi lima) Berikan kue ini kepada temanmu tiga-tiga. (kolektif berjumlah tiga)
3. Komposisi atau pemajemukan Komposisi atau pemajemukan (perpaduan) adalah penggabungan dua kata atau lebih dalam membentuk kata. Contoh: kepala + batu �� kepala batu mata + pelajaran �� mata pelajaran
adu lari akal budi alih tugas anak cucu jual beli anak angkat banting harga gatal tangan Harga diri banting tulang buah bibir bulan madu jantung hati darah daging dll
THANKS