TRANSPORTASI INDONESIA 2045 Bambang Prihartono Staf Ahli Teknologi Lingkungan dan Energi 15 Maret 2017
2 1 4 5 3 PERANAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR Konektivitas Fisik dan Virtual Prasarana Dasar Perkotaan dan Perdesaan Adaptasi Perubahan Iklim 1 2 3 4 5 Pemerataan Pembangunan Sebagai lokomotif pembangunan nasional, pembangunan infrastruktur masa depan diarahkan untuk mewujudkan integrasi antara infrastruktur dengan ekonomi, lingkungan, dan teknologi. Strategi investasi infrastruktur saat ini menjadi penentu struktur ekonomi dan pembangunan Indonesia hingga 30 tahun ke depan.
MILESTONES PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR 2045 100% Akses Prasarana Dasar 6000 Kwh Konsumsi Listrik Perkapita 30% Peran Energi Terbarukan 5% Biaya Logistik terhadap PDB Literasi ICT 100 GBPS Konektivitas Broadband Share Transportasi Laut 40% Layanan Waduk untuk Irigasi Kota Aerotropolis 3 Pelabuhan Hub Internasional 6 0% Backlog Perumahan Kawasan Kumuh Perkotaan Transportasi Perkotaan Berbasis Rel Adaptasi infrastruktur publik terhadap perubahan iklim Pemulihan kondisi DAS Regionalisasi Layanan Air Minum Pengolahan air limbah terpusat Smart and Green Development
Skenario Pembiayaan Infrastruktur STRATEGI INVESTASI INFRASTRUKTUR Swasta Murni Pemerintah BUMN KPBU APBN Surat Utang/ Obligasi Availability Payment Pasar Modal Obligasi Penugasan Pemerintah PINA Konvensional: Build, Operate, Transfer (BOT), Build, Operate, Lease (BOL), Build, Operate, Own (BOO), dst. Aliansi Strategis Solicited (agenda pemerintah) Unsolicited (inisiatif swasta) Pemerintah 35% BUMN 25% Skenario Pembiayaan Infrastruktur KPBU Swasta Murni 15% Korporasi Strategis dan Special Delivery Unit Hukum & Peraturan Tata Kelola Institusi Partisipasi Masyarakat
TAHAPAN PEMBANGUNAN TRANSPORTASI 2017-2019 2020-2024 2025-2029 MENYELESAIKAN INFRASTRUKTUR PELAYANAN DASAR SERTA KONEKTIVITAS FISIK DAN VIRTUAL NASIONAL Penguatan jalur logistik utama melalui: Penyelesaian jalan tol Trans Jawa Penyelesaian Double Tracking Jalur KA Trans Jawa Tersambungnya Jalan Trans Papua; Short Sea Shipping Jawa-Sumatera; Tersambungnya Jalan Perbatasan; Terbangunnya pembangkit listrik kapasitas 35 GW; Biaya logistik 19,2% PDB. Beroperasinya aerocity Jawa Barat; Penyelesaian jalur logistik utama melalui: Terbangunnya Jalan Tol Trans Sumatera Tersambungnya Jalur KA Trans Sumatera Tersambungnya Jalur KA Lintas Selatan Jawa Terbangunnya jalur kereta api Sulawesi dan Kalimantan Terintegrasinya 24 Pelabuhan Strategis Tol Laut; Peningkatan peran EBT 23%. Pengembangan kota baru dengan konsep eco city; Tercapainya 80% cakupan pelayanan mobile broadband di kawasan komersil perairan; Terbangunnya jalur kereta api Papua; Terbangunnya Pelabuhan Hub Internasional di 2 lokasi, Kuala Tanjung dan Bitung; Sharing pembiayaan infrastruktur 30% dari swasta; Terselesaikannya angkutan massal perkotaan berbasis rel di kota metropolitan. 2030-2034 2035-2039 2040-2045 KEANDALAN INFRASTRUKTUR PERKOTAAN, PEDESAAN, DEBOTTLENECKING, DAN DEGRIDLOCKING MENYELESAIKAN INTEGRASI INFRASTRUKTUR DENGAN EKONOMI, LINGKUNGAN, DAN TEKNOLOGI Keandalan infrastruktur publik terhadap gempa bumi dan dampak perubahan iklim; Share angkutan barang melalui transportasi laut 40%; Biaya logistik 9% PDB. Beroperasinya Aerotropolis Sumatera Utara; Adaptasi perubahan iklim untuk infrastruktur publik perkotaan. Pengembangan compact city dan waterfront city kota pesisir ; Peningkatan peran EBT 30%; Beroperasinya Aerotropolis Sulawesi Utara; Biaya logistik 5% PDB.
PENGEMBANGAN KOTA PELABUHAN Kuala Tanjung Gate Hub Port City Sebaran Kota Pelabuhan di Indonesia Tahapan Pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung Sumber: Pelindo I, 2015 Indonesia memanfaatkan keuntungan geostrategis dalam kemaritiman melalui pengembangan pelabuhan untuk perdagangan dan arus barang domestik dan internasional Pengembangan 48 kota pelabuhan di Indonesia sebagai backbone konektivitas antarwilayah. Pelabuhan yang berfungsi sebagai hub internasional berada di 6 lokasi yaitu: Kuala Tanjung, Jakarta, Surabaya, Makassar, Bitung, dan Sorong. Dukungan Infrastruktur MEBIDANGRO terhadap Pengembangan Kuala Tanjung
PENGEMBANGAN AEROTROPOLIS Pengembangan Aerotropolis di Kertajati Jawa Barat Sebaran Aerotropolis di Indonesia Bandara Hub Transportasi Kawasan Manufakturing dan Perakitan Kawasan Bisnis Riset dan Pendidikan Pergudangan Perdagangan (Free Trade Zone) Ritel dan Hiburan Industri High Technology Akses Kota Metropolitan Akses Kota Metropolitan Permukiman Sedang/Kecil Akses Pelabuhan 2045 2045 2045 Indonesia mengembangkan kota bandara (Aerotropolis) untuk mendukung daya saing di bidang perdagangan, industri berbasis teknologi, pariwisata, dan industri jasa skala internasional. Pengembangan Aerotropolis terintegrasi dengan rencana pengembangan kota baru dengan konsep compact, green, and smart cities. Hingga tahun 2045 direncanakan 3 Aerotropolis sudah beroperasi, yaitu di Jawa Barat, Sumatera Utara, dan Sulawesi Utara. Di samping itu, akan dikembangkan 3 Aerotropolis lain di Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Papua Barat. Sumber: PT. BIJB, 2016 (diolah)
TERIMA KASIH