MEMBUAT DAN MENGAPLIKASIKAN PUPUK ORGANIK www.penyuluhthl.wordpress.com Oleh Jakes Sito.SP 1
Mengapa Pupuk Organik ? 95% lahan pertanian di Indonesia mengandung C-organik kurang dari 1%. (Batas minimum bahan organik yang dianggap layak untuk lahan pertanian antara 4-5%). Penurunan pH pada lahan pertanian akibat pemakaian urea dan ZA terus menerus. Fakta di lapangan menunjukkan rekomendasi pemukan urea pada tahun 1970 berkisar 100-150 kg/ha. Saat ini berkisar 300-350 kg/ha. Penggunaan pupuk N-sintetik secara berlebihan juga menurunkan efesiensi P dan K. Page 2
Komposisi Volume Tanah Optimal BO 5% Udara 20-30% Mineral 45% Air 20-30%
Kendala Pemakaian Pupuk Organik? Proses pematangannya cukup lama Biaya tenaga kerja tinggi Transportasi yang mahal OPT mungkin masih terbawa dalam Pupuk Organik Konvensional Volume bahan terbatas
Pupuk Organik Padat Pupuk organik padat adalah pupuk yang terbuat dari bahan organik dengan hasil akhir berbentuk padat. Pupuk organik padat dalam bentuk serbuk, pelet dan tablet. Pupuk organik padat dimasukkan dalam 3 kategori : (1) Berdasarkan bahan penyusunnya “pupuk alam” (2) Berdasarkan cara pemberiannya “pupuk akar” (3) Berdasarkan kandungannya “pupuk majemuk”
Pupuk Organik Cair Pupuk organik cair adalah pupuk yang terbuat dari bahan organik dengan hasil akhir berbentuk cair. Pupuk cair : pupuk kandang cair, biogas, pupuk cair limbah organik, pupuk cair limbah manusia. Mengandung zat tertentu seperti mikrooganisme yang jarang dimiliki oleh pupuk organik padat. Jika dicampur pupuk organik padat, maka dapat mengaktifkan unsur hara yang ada dalam pupuk organik padat.
Sumber Bahan Organik Pertanian Limbah dan Residu Jerami dan sekam padi, gulma, daun, batang dan tomgkol jagung, semua bagian vegetatif tanaman, batang pisang, sabut kelapa Limbah dan Residu Ternak Kotoran padat, limbah ternak cair, limbah pakan ternak, tepung tulang, cairan proses biogas Pupuk Hijau Gliriside, terrano, mukuna, turi, lamtoro, centrosema, albisia Tanaman air Azola, ganggang biru, rumput laut, enceng gondok, gulma air lainnya Penambat nitrogen Mikroorganisme, mikoriza, rhizobium, biogas
Lanjutan….. Industri Limbah padat Serbuk gergaji kayu, blotong, kertas, ampas tebu, kelapa sawit, pengalengan makanan, pemotongan hewan Limbah cair Alkohol, kertas, bumbu masak (MSG), kelapa sawit (POME) Limbah Rumah Tangga Sampah Tinja, kencing, dapur, kota dan permukiman
Kandungan Hara Makro (%) Kandungan Hara Makro Kotoran Padat dan Cair Beberapa Jenis Ternak Jenis Ternak Jenis Kotoran Kandungan Hara Makro (%) Nitrogen Fosfor Kalium Kalsium Kuda Padat Cair 0.56 1.24 0.13 0.004 0.23 1.26 0.12 0.32 Kerbau 0.26 0.62 0.08 - 0.14 1.34 0.33 Domba 0.65 1.43 0.22 0.01 0.55 0.11 Sapi 0.52 0.007 Babi 0.57 0.31 0.17 0.05 0.38 0.81 0.06
mempengaruhi kecepatan penguraian bahan organik ? Tahukah anda yang mempengaruhi kecepatan penguraian bahan organik ? Rasio Karbon dan Nitrogen (Rasio C/N) bahan organik Semakin tinggi rasio C/N semakin lama proses penguraian Rasio C/N bahan yang ideal untuk proses pengomposan adalah 20 sampai 30
Rumus Menghitung Rasio C/N Bahan Dalam proses pengomposan M : Massa Bahan (Kg) C : Kandungan Karbon
Dik : Kotoran ternak (kambing) Rasio C/N 20 : 1 12 kg Sekam Rasio C/N 10 : 1 6 kg Dedak Rasio C/N 150 : 1 2 kg Dit : Rasio C/N bahan Bokashi ? Jwb : Rasio C/N = 30 sesuai kondisi ideal pengomposan
Nama Bahan Organik Rasio C/N Urin Sapi 18 : 1 Tinja 6 : 1 hingga 10 : 1 Sampah sayur-sayuran 12 : 1 hingga 20 : 1 Sampah Dapur Campur 15 : 1 Jerami Gandum 40 : 1 hingga 125 : 1 Jerami Padi 50 : 1 hingga 70 : 1 Jerami Jagung 100 : 1 Serbuk Gergaji 500 : 1 Kotoran Sapi 20 : 1 Kotoran Ayam 10 : 1 Kotoran Kuda 25 : 1 Kotoran Kambing Sekam Dedak 150 : 1 Rumput-tumputan 12 : 1 hingga 25 : 1
Aplikasi Pupuk Organik Padat Ditaburkan di atas permukaan tanah (broadcast) pada saat pengolahan lahan. Dicampur dengan media tanam lainnya untuk persemaian atau pengisian lubang tanam Ditanam disepanjang larikan atau disekeliling tanaman (side dressing). Disebar di atas permukaan tanaman. Diberikan langsung sebagai penutup lubang tanam. Diberikan ke dalam lubang-lubang aerasi.
Aplikasi Pupuk Organik Cair Proses pengenceran disesuaikan dengan karakteristik tanaman. Pemberian pupuk orgaik cair diberikan 1-2 minggu sekali. Disemprotkan langsung ke daun, terutama untuk tanaman epifit. Disiram ke sekeliling tanaman, atau dalam larikan. Diberikan pada saat pengolhan tanah bersamaan dengan pupuk organik padat.
TERIMA KASIH