Rencana Program Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RPKPM) Pertemuan ke Tujuan Ajar/ Keluaran/ Indikator Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Media Ajar Metode Evaluasi dan Penilaian Metode Ajar (STAR) Aktivitas Mahasiswa Aktivitas Dosen/ Nama Pengajar Sumber Ajar Teks Presentasi Gambar Audio/Video Soal-tugas Web 12 Mahasiswa dapat menjelaskan bahan-bahan pembentuk pelumas Ruang lingkup: 1) Base oil 2) Additive 3) Thicktener Waktu: 1x pertemuan @100 menit √ Kuis: SCL dan TCL Membaca bahan ajar sebelum kuliah, diskusi kelompok, mengerjakan kuis dan tugas Memandu diskusi dan menjelaskan di depan kelas. Pengajar: Andi Ahmad Ismail, ST, MEng Franciscus Urip Tri Wahyudi,ST. Pustaka: 3) Bahan pustaka : Basic Pelumas, PT. Hexindo Adiperkasa Tbk, Jakarta.
Pertemuan 12 Bab III Pelumasan Diskripsi singkat: Pertemuan ke 12 ini masih termasuk dalam BAB III mengenai pelumasan. Di sini secara spesifik akan membahas komponen pembentuk minyak pelumas seperti base oil, additive dan juga thicktener. Manfaat Mahasiswa dapat memahami komponen – komponen dasar pembentuk minyak pelumas Learning outcomes Mahasiswa dapat menjelaskan komponen – komponen dasar pembentuk minyak pelumas Relevansi Mahasiswa dapat memilih jenis pelumas yang akan dipakai dalam suatu unit alat berat
BAB III PELUMASAN 3.2.3.1. Base Oil Base oil dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis : mineral oil, synthetic oil, biodegradable oil. Mineral oil berasal dari minyak bumi (minyak mentah) yang kemudian diolah menjadi base oil, diantaranya : parafinic, naphtenic, aromatic.
Mineral oil berasal dari minyak bumi (minyak mentah) yang kemudian diolah menjadi base oil, diantaranya : parafinic, naphtenic, aromatic. Mineral oil berasal dari minyak bumi (minyak mentah) yang kemudian diolah menjadi base oil, diantaranya : parafinic, naphtenic, aromatic. Mineral oil berasal dari minyak bumi (minyak mentah) yang kemudian diolah menjadi base oil, diantaranya : parafinic, naphtenic, aromatic.
Hubungan karakteristik base oil dengan kemampuan pelumasan ditunjukkan dengan grafik berikut ini :
Keuntungan secara umum Synthetic oil : merupakan hasil sintesa kimia yang dirancang mempunyai molekul yang berulang dan sama (polimer) agar karakteristiknya sama, sehingga menghasilkan senyawa yang memiliki ketahanan oksidasi dan stabilitas kekentalan yang tinggi. Keuntungan secara umum Kerugian secara umum 1. Titik nyala tinggi dan titik tuang rendah Biaya tinggi 2. Range temperature operasi panjang Mencemari lingunkgan 3. Tahan api Perlu seal khusus 4. Daya lumas lebih baik Perawatan lebih susah 5. Ketahanan terhadap oksidasi baik 6. Index viskositas tinggi 7. Tidak mudah rusak dan stabil 8. Umur pakai lebih panjang Base oil yang termasuk synthetic oil di antaranya : Poly Alpha Olefins (PAO’s). Contohnya : Mobil SHC, Castrol 778, Gargoyle. Acid Esters Di-Basic (Di Esters). Contohnya : Mobil Rarus 824, Exxon Turbine Oil 274, Castrol 3000. Polyol Esters. Contohnya :Mobil Jet Oil II, Mobol Jet Oils 25. Polyalkylene Glycols (PAG’s); juga Water Glycols. Contohnya :Mobil Glycol.
Biodegradable oil, bila base oilnya terbuat dari minyak binatang (biasanya minyak ikan paus) atau minyak nabati (rapeseed, sun flower, minyak kelapa, dll)
3.2.3.2. Additive
Kegunaan additive pada pelumas adalah sebagai berikut : Type additive Kegunaannya 1. Anti Oxidant Mencegah terjadinya oksidasi pada molekul pelumas 2. Detergent Menjaga permukaan bebas kotoran dan netralisir asam 3. Dispersant Kendalikan kotoran/kontaminan agar terdispersi merata 4. Anti karat / korosi Mencegah karat pada bagian yang kontak dengan oli 5. Anti wear / extreme pressure Mencegah gesekan dan keausan komponen dalam kondisi beban berat 6. Pour point depressant Menekan titik beku pelumas agar mudah mengalir pada suhu rendah 7. Friction modifier Meningkatkan kelicinan film pelumas 8. Anti foam Mencegah terbentuknya busa pada pelumas 9. Viscosity index improver Meningkatkan viscosity index (kestabilan kekentalan terhadap temperature)
Cara kerja additive pada pelumas. Additive polaritas Molekul additive adalah polar, sedangkan molekul base stock pada umumnya tidak polar. Molekul polar adalah molekul bermuatan listrik dan saling menarik satu dengan lainnya. Contohnya air dengan spons. Fungsi polaritas Cara kerja Additive yang dipakai Metal wetting (membasahi logam) Additive menempel ke pori-pori permukaan logam seperti magnet, dengan cara bereaksi atau menempel saja Anti wear, extreme pressure, oiliness agent, corrosion inhibitors, rust inhibitors Particle enveloping (membungkus partikel) Additive membungkus partikel dan mencegah pengendapan atau terjadinya reaksi kimia yang tidak diininkan (korosi) Detergents, dispersants, metal deactivators. Water emulsifying (membuat emulsi dengan air) Kepala additive polar mengikat air dan minyak sehingga tidak terjadi pemisahan antara air dan minyak emulsifier
Additive anti oxidant (anti oxidant inhibitor) Tujuan Cara kerja Komponen Anti oxidant Mencegah oksidasi base oil yang menghasilkan produk sampingan yang merusak Additive mencari radikal bebas dan perosides, kemudian mengoksidasinya Hindered phenol (chain breaking), Zink dithiophosphates (perioxides destroying), Aromatic amine
Additive boundary lubrication films Kegunaan Cara kerja Komponen Oiliness agent (friction modifiers) Mengurangi koefisien gesek (melicinkan) Membentuk lapisan yang menempel di bidang yang dilumasi Fatty acids Antywear additives (AW) Mengurangi gesekan dan keausan Membentuk lapisan film dan memisahkan, melindungi bidang yang dilumasi Zinx dialkyldithiophosphat (ZDDP) tricresylphosphat (TCP) Extreme pressure additives (EP) Memberikan pelumas kemampuan extra dalam pelumasan antar permukaan Bereaksi dengan bidang yang dilumasi dan hasilnya adlah lapisan film yang kuat menempel Sulfur phosphorus or solid dispersion
Additive viscosity index improvers Kegunaan Cara kerja komponen Viscosity index improver (pengental) Mengurangi sensitifitas kekentalan terhadap suhu Long chain oil soluble polymers thicken oil at high temperature by swelling action Ethelyne propylene copolymers, polymethacyslates
Additive corrosion inhibitors Kegunaan Cara kerja Komponen Rush inhibitor Mencegah karat pada permukaan metal Additive menempel pada pemukaan metal dan mencegah molekul air menempel Long chain fatty acids, naphthalene sulphorates, phosphoric acid derivatives Copper corrosion inhibitor Mencegah korosi pada benda yang mengandung tembaga Membentuk lapisan pelindung Chelating coumpounds of imidazole and benzotriazole ZDDP
Additives dispersants dan detergents Kegunaan Cara kerja Komponen Detergent dan dispersant Membersihkan mesin dari deposit dan mencegah terjadinya deposit Menangkap jelaga hasil pembakaran dan melarutkannya dalam pelumas Organos metallic soaps of barium, calcium and magnesium
Additive pour point depressant (PPD) Kegunaan Cara kerja Komponen PPD Mencegah pembekuan pelumas karena Kristal lilin pada suhu rendah Membungkus Kristal lilin dan mencegah pembekuan Aklyalted wax naphthalene, polymethacrylates, alkylated wax phenol
Additives Antifoam Additive Kegunaan Cara kerja komponen Antifoam Mempercepat pemecahan busa di permukaan Menurunkan tegangan permukaan Silicone oil, polyacrylate
3.2.3.3. Thicktener Thicktener berfungsi sebagai pengental pada pelumas sehingga pelumas berbentuk gemuk atau grease.
Tabel thicktener dan karakteristiknya : Bentonite Carbon Alluminium Lithium Calcium polyurea Adhesive property Jelek Sangat baik Cukup Load carrying capacity Baik Corrosion protection Thermal characteristic Baik >100°C Worked stability Water resistance
1. Sebutkan jenis base oil yang termasuk dalam synthetic oil. Kesimpulan Bahan pembentuk pelumas ada 2 yaitu base oil dan additive. Base oil dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis : mineral oil, synthetic oil, biodegradable oil. Mineral oil berasal dari minyak bumi (minyak mentah) yang kemudian diolah menjadi base oil, diantaranya : parafinic, naphtenic, aromatic. Synthetic oil : merupakan hasil sintesa kimia yang dirancang mempunyai molekul yang berulang dan sama (polimer) agar karakteristiknya sama, sehingga menghasilkan senyawa yang memiliki ketahanan oksidasi dan stabilitas kekentalan yang tinggi. Biodegradable oil, bila base oilnya terbuat dari minyak binatang (biasanya minyak ikan paus) atau minyak nabati Thicktener berfungsi sebagai pengental pada pelumas sehingga pelumas berbentuk gemuk atau grease. Latihan soal 1. Sebutkan jenis base oil yang termasuk dalam synthetic oil. 2. Sebutkan tipe additive yang digunakan pada pelumas.
Kunci jawaban 1. Jenis base oil yang termasuk dalam oli sintetik adalah : Poly Alpha Olefins; Acid Esters Di-Basic; Polyol Esters; Polyalkylene Glycols 2. Tipe additive yang digunakan dalam pelumas adalah : Additive polaritas; Additive anti oxidant (anti oxidant inhibitor); Additive boundary lubrication films; Additive viscosity index improvers; Additive corrosion inhibitors; additives dispersants dan detergents; Additive pour point depressant (PPD); Additives Antifoam
Petunjuk Penilaian dan Umpan Balik Nilai maksimal penyelesaian tes formatif adalah 100, sehingga tiap soal memiliki bobot 100/n (n adalah jumlah soal). Dari nilai pengerjaan tes formatif, tingkat serapan materi ajar oleh mahasiswa dapat diukur. Hasil ukuran tersebut akan digunakan sebagai evaluasi pembelajaran materi berikutnya. Tindak Lanjut Kompetensi mahasiswa diharapkan dapat diukur dari nilai pengerjaan tugas, latihan dan tes formatif. Bagi mahasiswa yang memiliki nilai dibawah 40, dianggap belum memenuhi kompetensi, dan diharuskan melakukan ujian ulang.
Thank you for your attention End of 12th meeting Thank you for your attention