SISTEM REPRODUKSI UNGGAS BETINA TIU : Mahasiswa memahami ovarium dan sistem duktusnya pada unggas TIU : 1. Mahasiswa mengetahui aktivitas ovarium unggas dan bentuk-bentuk manipulasinya. 2. Mahasiswa mampu memahami anatomi dan histologi duktus pada sistem reproduksi unggas betina. 3. Mahasiswa memahami proses pembentukan telur dan kontribusi masing-masing bagian dari sistem duktusnya.
Pada umumnya sistem reproduksi ternak betina terdiri atas ovarium dan sistem duktus (saluran), demikian halnya pada burung atau unggas. Sistem tersebut tidak hanya menerima telur-telur yang diovulasikan oleh ovarium dan membawa telur-telur yang diovulasikan oleh ovarium dan membawa telur-telur ke tempat implantasi (oviduk) tetapi juga menerima sperma dan membawanya ketempat fertilisasi.
Ovarium Unggas Umur saat pengambilan ovarium kiri yang fungsional akan menentukan perkembangan rudimen berikutnya. Bila ovarium diambil pada saat ayam berumur kurang dari 20 hari, maka rudimen akan mengalami hipertrofi menjadi struktur yang mirip dengan testis dan mampu melakukan spermatogenesis. Tetapi oleh karena sistem duktusnya tidak berkembang pada betina genetik, maka tidak terbentuk duktus penghubung antara testis dengan organ kopulatori di kloaka. Ovarium kanan yang rundimenter. Pada sebagian besar bangsa unggas hanya mempunyai ovarium kiri yang fungsional. Pada waktu embryo,ovarium kanan ditemukan dan secara makroskopis masih dapat dilihat sampai beberapa hari setelah menetas. Pada unggas yang dewasa, bangunan ini hanya tinggal sebagai sisa-sisa jaringan yang hanya dapat dilihat secara makroskopis. Apabila ovarium kiri yang fungsional disingkirkan atau dihilangkan dengan proses pembedahan atau rusak karena penyakit, maka rudimen kanan membesar dan menjadi berfungsi.
Apabila ovarium diambil pada umur yang lebih tua, maka rudimen berkembang menjadi ovarium yang fungsional lengkap dengan ova yang mampu diovulasikan. Tetapi telur yang telah diovulasikan tersebut tidak akan dikeluarkan karena sistem duktus Muller pada unggas betina berkembang secara unilateral sehingga tidak ada oviduk pada sisi gonad yang rudimenter.
Pengambilan ovarium pada umur-umur pertengahan dapat menyebabkan rudimen membentuk ovotestis, dimana terdapat sel-sel lembaga dari kedua jenis sex tetapi biasanya dalam kondidi yang tidak terdiferensiasikan. Ika terbentuk testis atau ovotestis setelah hilangnya ovarium fungsional maka betina genetik tersebut akan berkembang ke arah sifat-sifat sex jantan, termasuk jengger yang membesar berwarna merah, tumbuhnya bulu-bulu jantan, dapat berkokok dan menunjukan tingkah laku mengawini betina normal.
Embriogenesis Perbandingan 2 Chik Embryogenesis
Organ reproduksi betina: Ovarium 1 ovarium dan 1 saluran (hanya kiri) Kanan berkembang saat inkubasi tp rudimenter saat menetas Letak : ujung cranial ginjal peritoneum Terdiri kelompok folikel : Folikel 1 oosit bertaut ovarium Ovarium : 1000 – 3000 folikel
2. Saluran Infundibulum : Berbentuk corong Menampung folikel + yolk saat ovulasi Yolk diteruskan ke magnum Magnum Asal daru albumin (putih telur) Membentuk chalaza yolk tetap di tengah
Istmus Mensekresikan selaput kulit Uterus Membentuk kulit telur Vagina Membantu pengeluaran telur
Alat reproduksi ayam betina
Spermatozoa : Dideposisi pada ujung caudal vagina Perjalanan ke infundibulum : 1 jam Transport sperma : Daya gerak sperma & pergerakan berlawanan dengan aliran air (rheotaxis). Fertile life : kurang 32 jam Tersimpan dalam lipatan / cripta vagina sperm nest
Fertilisasi Terjadi di infundibulum 10 menit setelah diovulasikan Cleavage di istmus 2 sel : 5 jam setelah fertilisasi 4 sel : 5 jam 20’ 256 sel : di uterus Keluar kloaka setelah fase gastrula Dormance (istirahat). Belum gastrula tidak dapat menetas
Letak blastodisc unggas
Perkembangan Embrio Unggas Cleavage : Setelah terbentuk sigot Blastodisc / cakram Periblast (gelap/ tepi) Tengah (hipoblast / terang)
Cleavage : Meridional (5 jam) 2 sel Tegak lurus pembelahan I 4 sel Sejajar pembelahan I 8 sel Sejajar pembelahan II 16 sel Melingkar 32 sel
Sel blastomer terdesak ke kiri & kanan vegetal pole Animal pole cleavage meningkat Epiboli Sel blastomer terdesak ke kiri & kanan vegetal pole Bagian tengah terangkat (blastoderm) Blastoderm melekat yolk (zone of junction) Blastosul (akhir pembelahan)
Celah pada blastosul meluas Zone of junction Margin of overgrowth Invaginasi Celah pada blastosul meluas Menekan margin of overgrowth Delaminasi endoderm
Delaminasi endoderm pada zone of junction Bagian tengah blastoderm terpisah Membentuk blastosul & gastrosul Bagian tepi Bagian tengah Area opaca Area embrionik
16 jam inkubasi : Primitive streak : Primitive groove (celah) Primitive ridge (fold/gerigi) Primitive pit (anterior) Primitive plate (posterior)
Bagian anterior Primitive streak Primitive pit Hensen’s node indikasi perkembangan saraf Peluncuran lapisan mesoderm (lateral/medial) Somite mesoderm (1 – 1½ jam) Dermatom Myotom Sklerotom
Anterior Hensen’s node 24 jam inkubasi Anterior Hensen’s node Terangkat Neural fold Terbentuk celah bergerak ke posterior Neural groove
Embrio ayam kembar dempet pada inkubasi 48 jam
33 jam inkubasi : Head process tetap berlangsung Bagian kepala (anterior) Head fold Bagian ekor (posterior) Tail fold Pengangkatan kepala kantong Sub cephalic pocket
48 jam inkubasi : Otak terbagi 3 bagian : Prosencephalon Mesencephalon Rhombencephalon Vena vitelina Jantung mulai berkembang
72 jam inkubasi : Jantung mulai tersekat Otak 5 lekukan : Telencephalon Diencephalon Mesencephalon Myelencephalon Metencepahlon Arteri (di bawah) & Vena (di atas) Endoderm mulai berkembang
TUGAS TERSTRUKTUR : Buat 5 soal dari materi yang ada pada 33 power point tsb di atas dan sekaligus jawabannya Kirimkan ke email : esutama_set@yahoo.com paling lambat 1 minggu setelah hari senin, 21 Oktober 2013