TEKNIK PENGATURAN http://www.mercubuana.ac.id MODUL KE-2 DOSEN PENGASUH Ir. PIRNADI. T. M.Sc LOGO UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK MESIN http://www.mercubuana.ac.id PROGRAM KULIAH SABTU-MINGGU 2006
Gambar 2.2 contoh seseorang mengendarai mobil, maka jalur kecepata beserta percepatan kendaraan tersebut dapat ditentukan dan diatur oleh pengendara dengan cara mengamati kondisi lalu lintas dan mengendalikan setir, rem, dan alat- alat pengatur lainnya. Jika pengendara ingin memelihara kecepata pada satu harga tertentu (konstan) sebagai keluaran maka dapat diatur melalui pedal percepatan (gas) dan harga ini secara tepat dapat diperoleh dengan mengamati spedometer. Dengan mengamati besarnya keluar setiap saat berarti memberikan suatu informasi/efek terhadap masukan (pedal gas), sehingga jika terjadi penyimpanan (errot) terhadap kecepatan, pengendara dapat mengaturnya kembali ke harga yang seharusnya. Contoh di atas adalah sistem pengaturan dengan edaran tertutup, dan akan berubah menjadi sistem edaran terbuka jika kendaraan tersebut tidak dilengkapi dengan spedometer. Tanpa adanya alat penunjuk kecepatan ini maka pengendara tidak dapat mengetahui berapa kecepatan sebenarnya dari kendaraan tersebut setiap saat, yang berarti juga bahwa pengendara tidak dapat mengendalikan atau membuat kecepatan pada suatu harga yang diinginkan, Hal ini dapat diperhatikan pada diagram Gambar 2.3. Pada Gambar 2.2 ditunjukkan sistem tertutup: sedangkan pada Gambar 2.3 dimana tanpa spedometer diagram merupakan sistem edaran terbuka. (Penjelasan Tatap Muka) Gambar 2.3. Diagram sistem Pengaturan Edaran Terbuka Sistem Pengaturan Edaran Terbuka, adalah sistem kontrol dimana keluaran tidak memberikan efek terhadap besaran masukan, sehingga variabel yang diatur tidak dapat dibandingkan terhadap harga yang diinginkan. Contoh sebuah oven akan dipanaskan secara elektris melalui elemen pemanas (heater) yang besar arus listriknya dapat diatur melalui kombinasi sistem sakelar dan tiga buah potensiometer, perhatikan pada Gambar 2.4. (Penjelasan Tatap Muka) Gambar 2.4. Sistem Pengaturan Edaran Terbuka http://www.mercubuana.ac.id
(Penjelasan Tatap Muka) Gambar 2.6. Aplikasi Alat Pengatur (K ) Dimana, K disebut konstanta kesebandingan, dengan penambahan K akan menaikkan penguatan sistem sehingga dapat digunakan untuk memperbesar kecepatan respons dan mengurangi penyimpangan pada kondisi mantap. Keuntungan penambahan K ini akan membuat lebih sensitif, tetapi kekurangan cenderung mengakibatkan ketidak stabilan dan penambahan K ini sangat terbatas, tidak mencapai respons yang diinginkan. Untuk mengatasi masalah-masalah ini, alat pengatur yang akan digunakan harus mempunyai persyaratan, berikut: 1. Penguatan yang tinggi pada frekuensi-frekuensi yang sangat rendah (untuk mengurangi kesalahan-kesalahan. 2. Penguatan yang tinggi pada frekuensi-frekuensi tinggi (yaitu dengan secepatnya mengikuti perubahan masukan bila laju perubahan transien adalah yang penting cepat). Hal ini penting untuk menjamin respons yang cepat. 3. Pada frekuensi-frekuensi menengah (pada bagian terakhir respons transien) dan sebelum “on set” (kondisi-kondisi mantap) penguatan sebaiknya cukup rendah agar menjamin respons yang tidak mengalami lonjakan yang berlebihan dan dilakukan peredaman secara tepat. Contoh sebuah alat pengatur tipe kesebandingan (P) untuk pengaturan katub, dapat dilihat pada Gambar 2.7. Terdapat beberapa subbagian yang masing- masing akan bekerja sesuai dengan fungsinya, diharapkan seluruh bagian bekerja secara normal untuk mendapatkan hasil yang optimal. Dimana hasil keluaran katub mengatur referensi keberhasilan sistem pengaturan yang dilakukan. Gambar 2.7. Skema tipe Pengaturan (P ) b. Tipe integral (I), dimana keluaran selalu berubah selama terjadi penyimpangan, dan kecepatan perubahan tersebut sebanding dengan penyimpangan. Misalnya level cairan di dalam tangki, sistem tekanan gas. http://www.mercubuana.ac.id