Analisa Kualitatif Protein
Introduction Kualitas Protein ditentukan oleh komposisi AA dan digestibility (daya cerna) protein. Antinutrisi dapat mempengaruhi kualitas protein ex. Tripsin inhibitor Beberapa metode uji mutu protein menggunakan AA essensial dalam makanan AA essensial tidak dapat disintesis tubuh sehingga harus ada dalam diet.
Asam Amino Esensial Histidin Fenilalanin Isoleusin Treonin Leusin Lisin Metionin Fenilalanin Treonin Triptofan Valin
Asam amino pembatas dalam makanan Kebutuhan terhadap jumlah asam amino esensial tergantung pada usia manusia. Asam amino pembatas dalam makanan Jumlah asam amino essensial yang paling rendah dibandingkan dengan kebutuhan manusia
Analisa Kualitatif Protein PDCAAS (Protein digestibility-corrected Amino Acid Score) PER (Protein Efficiency Ratio) Essential Amino Acid Index (EAAI)
Protein digestibility-corrected Amino Acid Score (PDCAAS) Prinsip Menghitung kualitas protein dengan mengkombinasikan informasi asam amino pembatas dan true digestibility.
Prosedur Menentukan komposisi AA dalam makanan Menghitung skor asam amino (SAA) (mg AA dalam 1 g protein/mg AA dalam 1 g reference protein). Menentukan Asam Amino Pembatas Menghitung True Digestibility dengan menggunakan hewan coba (AOAC Method 991.29)
Menghitung True Digestibility Tikus jantan diberi diet standard + 10 % protein dan tanpa protein. Kemudian dihitung True Digestibility True digestibility N yang terserap (N makanan-N feses)/N makanan.
PDCAAS Asam Amino Pembatas x %true digestibility Untuk nutritional labeling (Daily value for protein = 50 g ) % Daily Value = (g protein/serving x PDCAAS value)/50 g protein) x 100%.
PER (protein efficiency ratio) Prinsip Menghitung kualitas protein dengan mengukur pertumbuhan berat badan tikus per gram protein yang dikonsumsi secara in vivo
Prosedur Menentukan kandungan N sampel kemudian menghitung kandungan proteinnya Membuat diet standard +10 % protein dan diet standard +10% casein sebagai kontrol Memberi makan dan air minum hewan coba selama 28 hari secara ad libitum (bebas).
Catat berat badan tikus awal dan setiap 7 hari sekali sampai hari ke 28 Catat makanan yang terkonsumsi selama 28 hari. Hitung PER kenaikan berat tikus/jumlah protein yang dikonsumsi Hitung faktor koreksi PER protein uji/ PER casein kontrol
Note Untuk keperluan labelling biasanya menggunakan Metode PDCAAS, kecuali makanan bayi. Karena keterbatasan waktu dan biaya maka protein dalam label hanya dalam jumlah saja tidak dalam Daily value. Namun untuk produk yang mengklaim tinggi protein harus menghitung Daily value PDCAAS lebih baik dibandingkan dengan PER
EAAI Prinsip Menghitung kualitas perotein berdasarkan kadungan asam amino esensial dibandingkan dengan yang dibutuhkan manusia (protein referen)
Protein Digestibility In Vitro Prinsip Menghitung daya cerna protein dengan mengukur tingkat hidrolisis protein di bawah kondisi tertentu dengan menggunakan enzim digestif.