Pedoman & proses Wawancara
Tujuan Pedoman Wawancara Memberi bimbingan tentang pokok-pokok yang ditanyakan Menghindarkan kemungkinan lupa tentang beberapa persoalan yang relevan terhadap pokok penyelidikan Meningkatkan wawancara sebagai metode yang hasilnya memenuhi prinsip komparabilitas (Hadi, 1992)
Pedoman Wawancara Terstruktur Tentukan tujuan wawancara Buat batasan dari tujuan secara operasional Jabarkan operasionalisasi tujuan dalam rincian TIPS: Coba tanyakan pada diri sendiri, mengapa mengajukan pertanyaan tersebut?
Pedoman Wawancara Tidak Terstruktur Tentukan tujuan wawancara Jabarkan tujuan dalam garis besar informasi yang ingin diperoleh Buatlah daftar aspek-aspek atau informasi yang ingin diketahui Tidak perlu ada pertanyaan rinci, gunakan pedoman bahwa “peneliti/pewawancara adalah alat”
MENYUSUN PEDOMAN WAWANCARA : Membuat list semua variabel yang ada. Memilih atau menentukan cakupan serta batasan masalah yang akan diteliti. Memfokuskan masalah. Membuat list dari variabel yang terkait pada fokus masalah. Tentukan topik sebagai unit analisis. Tentukan informan Menyusun pedoman wawancara dengan menggunakan daftar list sebelumnya sebagai masukan.
PERSIAPAN WAWANCARA : Mencari keterangan untuk keperluan informasi awal. Menentukan individu yang akan diwawancara/ seleksi individu. Pendekatan pada sasaran. Pembinaan suasana agar lancar. Mempersiapkan alat pengumpul data. Membuat janji/rencana kunjungan. Persiapan peralatan Biaya.
SIKAP DALAM WAWANCARA : Perhatikan dan pergunakan waktu senggang sasaran Usahakan jangan mengganggu kesibukan sehari-hari. Perkenalkan diri secara tegas dan terangkan maksud kedatangan/ wawancara. Ambilah peranan sebagai seorang yang ingin belajar sesuatu dari informan. Perlihatkan sikap perhatian penuh pada pokok pembicaraan. Perhatikan bahasa tubuh responden. Berusaha untuk sensitif dan menghindari pertanyaan yang terlalu memojokkan responden. Jangan melakukan leading (mengarahkan) dalam bertanya.
PELAKSANAAN WAWANCARA : Datang tepat waktu. Memperhatikan penampilan Datang dengan persiapan dan pengetahuan masalah. Kemukakan alasan kedatangan. Mulai dengan pertanyaan yang umum. Pertanyaan tidak bersifat interogatif. Dengarkan jawaban dengan baik. Siapkan catatan.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WAWANCARA : Suasana atau rapport yang baik antar pewawancara dan responden atau informan. Ketrampilan pewawancara. Teknik pencatatan.
TEKNIK MELAKUKAN WAWANCARA Menciptakan dan menjaga suasana yang baik. Adakan pembicaraan pemanasan. Kemukakan tujuan Timbulkan suasana yang bebas Timbulkan perasaan bahwa ia adalah orang yang penting, kerja sama dan bantuannya sangat diperlukan.
TEKNIK BERTANYA : Hindari kata-kata yang mempunyai dua atau banyak arti. Hindari pertanyaan panjang yang sebenarnya terdiri dari pertanyaan khusus. Buatlah pertanyaan sekonkret mungkin. Ajukan pertanyaan dalam rangka pengalaman konkret informan (gunakan cara pandang informan). Gunakan istilah yang netral dalam bertanya. Gunakanlah gaya bertanya yang tidak mengkaitkan langsung informan dengan masalah (yang sebenarnya juga menjadi masalah dia). Ajukan pertanyaan yang jawabannya tegas tidak mengambang. Dalam wawancara mengenai penilaian terhadap orang ke 3, tanyakan hal-hal baik yang positif maupun negatif dari orang tersebut.
Keterampilan Dasar Proses Wawancara (Culley, 1992) Kehadiran yang hangat Mendengarkan aktif Keterampilan reflektif Keterampilan probing
Kehadiran yang Hangat Penerimaan, kesiapan, ketertarikan, kesungguhan Postur terbuka dan siap komunikasi Kontak mata lembut Ekspresi wajah Posisi dan cara duduk
Mendengarkan Aktif Mendengarkan dengan seksama Mendengar pasif hanya menggunakan telinga saja, sedangkan mendengar aktif melibatkan perasaan dan hati. Memberi kesempatan responden mengekspresikan idenya/perasaannya Pewawancara memberikan waktu pada responden untuk mengungkapkan perasaannya
Keterampilan Reflektif Restating: mengulang kembali dengan kata atau frase pendek meminimalisir kontrol, menjaga fokus Parafrase: mengulang kembali inti pesan berdasarkan pemahaman/bahasa kita Mengecek pemahaman kita, mengkomunikasikan peneriman dan pemahaman, mendapatkan informasi bagaimana responden melihat dirinya, membangun hubungan yang saling percaya Merangkum: Parafrase yang lebih panjang, fokus pada apa yang dikatakan responden Klarifikasi pesan dan perasaan, review proses, mengakhiri sesi, memulai sesi, prioritas dan fokus, menggerakan arah wawancara
Ketrampilan Probing PROBES Dilakukan dalam hal : adalah cara menggali keterangan yang lebih mendalam. Dilakukan dalam hal : Apabila jawaban tidak relevan dengan pertanyaan. Apabila jawaban kurang jelas atau kurang lengkap. Apabila ada dugaan jawaban kurang mendekati kebenaran. Penggunaan hendaknya dibatasi, dan dilakukan secara bijaksana dengan tidak memberi sugesti untuk memberikan jawaban-jawaban tertentu serta selalu menjaga rapport yang baik.
Ketrampilan Probing Bertanya, mengajukan pertanyaan yang dapat berupa: pertanyaan terbuka, pertanyaan hipotetis, pertanyaan mengarahkan Memberikan pernyataan /tanggapan yang sesuai dengan keterangan/informasi responden Probing yang baik: Keseimbangan kontrol dan kebebasan Hindari probing yang terlalu banyak Gunakan kata-kata responden sendiri
BENTUK PROBING (Gorden, 1992) Mengembalikan ke pembicaraan awal Merefleksikan Memparafrasekan jawaban Penyusunan kalimat (paraphrase) : apabila diperlukan pewawancara dapat membantu merumuskan apa yang hendak dikemukakan oleh responden, apabila ia tidak dapat merumuskan secara runtut, teratur dan lengkap. Menginterpretasikan jawaban Konfrontasi
MACAM-MACAM PROBES : Completion probes : untuk memperoleh keterangan tambahan atau menggali lebih lanjut. Clarity probes : usaha agar responden mau menjelaskan lebih lanjut Channel probes : untuk mengetahui keterangan yang diberikan, pendapat sendiri atau orang lain Reactive probes : untuk mengetahui perasaan responden terhadap hal-hal yang dikemukakan High pressur probes : untuk memecahkan kontradiksi- kontradiksi dalam jawaban responden
PENCATATAN DATA WAWANCARA : Pencatatan langsung Pencatan dari ingatan Pencatatan dengan alat recording
KESALAHAN –KESALAHAN DALAM MELAPORKAN HASIL WAWANCARA : Karena alpa Kurangnya daya refleksi Kesalahan karena penambahan Mengganti istilah.