PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PEDOMAN TATA CARA MENDIRIKAN KOPERASI
Advertisements

TUGAS DAN FUNGSI PANITIA PEMILIHAN LUAR NEGERI (PPLN)
ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA
Panduan Pemilihan rt dan rw
BAB V LEMBAGA PEMERINTAHAN DAERAH
“Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga”
TERTIB ADMINISTRASI DAN OPTIMALISASI PEMBERDAYAAN RT/RW
Mendirikan Koperasi dan Proses Pengesahan Badan Hukum Koperasi
SESUAI DENGAN UU NOMOR 6 TAHUN 2014 DAN PP NOMOR 43 TAHUN 2014
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH
ROAD MAP IMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 DISAMPAIKAN OLEH: TARMIZI.
MEMAHAMI TUGAS POKOK DAN FUNGSI KEPALA DESA, BADAN MUSYAWARAH DESA SERTA LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA (Prof. Dr. Ngadisah, MA)
HUBUNGAN KELEMBAGAAN ANTAR PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH
PERATURAN BERSAMA MENTERI AGAMA DAN MENTERI DALAM NEGERI NO 9 & NO 8 TAHUN 2006 TENTANG   PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEPALA DAERAH/WAKIL KEPALA DAERAH.
STRUKTUR PEMERINTAHAN DAERAH
PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
Struktur Penyelenggara Pemerintahan Daerah : Pemerintah Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Materi 1 BAHAN AJAR MI NEGERI ANJATAN Kegiatan Pengayaan Kelas VI
SUSUNAN PENGURUS RW 07 CISALADAH PERIODE
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA
PENGAWASAN PENGADAAN BARANG DAN JASA DI DESA DASAR HUKUM :  UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA  PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 43 TAHUN 2014.
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KEBIJAKAN PEMBERIAN HIBAH DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANJAR
BADAN HUKUM KOPERASI.
Kuliah 7 UU 32 Tahun 2004 Harsanto Nursadi.
PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK
BAGIAN PEMERINTAHAN SETDA KABUPATEN BLITAR SABTU, 8 JULI 2017
DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA KABUPATEN BOJONEGORO TAHUN 2017
TUJUAN PENGATURAN PENYELENGGARAAN PONDOKAN
Pertemuan 06 Mekanisme Pendirian Koperasi
Tugas Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) BSPS Tahun 2016
BANTUAN STIMULAN PERUMAHAN SWADAYA
KEBIJAKAN TENTANG PERANGKAT DESA
PERATURAN DAERAH Muchamad Ali Safa’at.
Bahan Kuliah Hukum Pemda FH UII 2015
Pertemuan 14 Pemerintah Desa.
Bahan Kuliah Mahasiswa FH UII Yogyakarta 205.
KEPALA DAERAH & WAKIL KEPALA DAERAH DR. Ni’matul Huda, SH, MHum
PENGERTIAN DESA dan PEMERINTAHAN DESA
Pemerintahan Desa harupermadi.lecture.ub.ac.id.
BIRO TATA PEMERINTAHAN SETDA DIY Yogyakarta, 4 November 2015
Pertemuan 14 Pemerintah Desa.
PEMBERIAN PERSETUJUAN PEMBANGUNAN RUMAH IBADAH DI DKI JAKARTA
TAHUN 2014 TENTANG DESA UNTUK KESEJAHTERAAN RAKYAT
PADA BINTEK LPM DESA CANGGU BAPPEDA LITBANG KABUPATEN BADUNG
Proses Pembentukan Koperasi
Karyawan Karyawati DINPERMADES
Oleh: Dr. Danang Wahyu Muhammad, S.H., M.Hum.
Muara badak, jumat, 26 desember 2014
Kepala Seksi Operasi dan Pengendalian
DEWAN PENDIDIKAN Managemen Pendidikan.
KERJA SAMA DESA I .N Budhi Wirayadnya,ST TA-PMD Kota Denpasar.
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
BAGIAN PEMERINTAHAN SETDA KABUPATEN BLITAR SABTU, 8 JULI 2017
Tata Kelola Pemerintahan Desa
SISTEM PEMERINTAHAN DESA Cahyono, M.Pd. FKIP UNPAS Cahyono, M.Pd. FKIP UNPAS.
Mendirikan Koperasi dan Proses Pengesahan Badan Hukum Koperasi
MSDM – Handout 13 Serikat Pekerja dan Hubungan Industrial.
1 PROSES PENGESAHAN BADAN HUKUM KOPERASI UU 25/1992 PP 4/1994
BIRO HUKUM DAN ORGANISASI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Selasa, 27 November 2018 DINAS SOSIAL DAN PMD KAB. KEPAHIANG.
BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KOTA BANDUNG. JUMLAH PENDUDUK 237 JUTA JIWA (BPS 2010) DAN SEKARANG JUTA JIWA 700 BAHASA DAERAH 1128 SUKU BANGSA.
TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN PEMILU TAHUN 2019
PENYELESAIAN PERSELISIHAN ADMINISTRASI DAN HASIL PEMILIHAN KEPALA DESA
IMPLEMENTASI UNDANG – UNDANG NO. 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA UNTUK KESEJAHTERAAN RAKYAT OLEH:TUTIK KUSUMA WADHANI,SE,MM,M.Kes.
DATA PRIBADI 1. KARANG TARUNA KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BINA PEMERINTAHAN DESA BALAI PEMERINTAHAN DESA DI LAMPUNG.
Dampaknya terhadap pengelolaan apartemen saat ini dan selanjutnya
MEDIA TAYANG KELEMBAGAAN DESA PEMBINAAN / PENATAAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DIREKTORAT JENDRAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA.
PEDOMAN TEKNIS PERATURAN DI DESA Sesuai dengan Permendagri NO. 111 TAHUN 2014 & Regulasi Terkait.
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH.
Transcript presentasi:

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA

Mengapa disampaikan Materi ini : PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 5 TAHUN 2016  TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA Mengapa disampaikan Materi ini : Perda ini baru saja diundangkan Peraturan Daerah lama yaitu Perda Nomor 3 Tahun 1990 tentang Pembentukan Rukun Tetangga (RT) Dan Rukun Warga (RW) Kabupaten Daerah Tingkat II Gresik dipandang sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan hukum dan kebutuhan masyarakat sehingga perlu diganti Agar masyarakat tahu Pengaturan tentang RT dan RW yang baru Agar masyarakat tahu Tujuan Pembentukan RT dan RW

PENGATURAN RT dan RW Rukun Tetangga yang selanjutnya disingkat RT dan Rukun Warga yang selanjutnya disingkat RW adalah lembaga yang dibentuk melalui musyawarah masyarakat setempat yang diakui dan dibina oleh Pemerintah untuk memelihara dan melestarikan nilai-nilai kehidupan masyarakat Indonesia yang berdasarkan kegotongroyongan dan kekeluargaan serta untuk membantu meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas pemerintahan pembangunan dan kemasyarakatan di Desa dan Kelurahan; RT dan RW mempunyai kedudukan sebagai organisasi kemasyarakatan berdasarkan wilayah teritorial masing-masing

Maksud dan Tujuan Maksud Pembentukan RT dan RW adalah : memelihara dan melestarikan nilai kehidupan masyarakat berdasarkan prinsip gotong royong dan kekeluargaan; sebagai salah satu wadah untuk menampung aspirasi dan sarana komunikasi dua arah antara masyarakat dengan Desa/Kelurahan atau dengan instansi pemerintah lainnya; sebagai wadah untuk menggerakkan partisipasi dan swadaya masyarakat dalam usaha meningkatkan kesejahteraan warga; dan mengoptimalkan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan Desa/Kelurahan. Tujuan Pembentukan RT dan RW adalah untuk membantu kelancaran pelaksanaan tugas Kepala Desa atau Lurah dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan dengan memperkuat dan memberdayakan potensi sosial masyarakat.

RUKUN TETANGGA Setiap RT beranggotakan paling sedikit 40 (empat puluh) Kepala Keluarga, dan paling banyak 90 (sembilan puluh) Kepala Keluarga. Bagi penduduk yang bertempat tinggal disebuah lingkungan wilayah tertentu dapat dibentuk RT tersendiri atau digabungkan dengan RT yang berdekatan dikecualikan dari ketentuan diatas  Pembentukan RT dapat berupa : RT baru; penggabungan beberapa RT yang bersandingan; atau pemekaran dari 1 (satu) RT menjadi 2 (dua) RT atau lebih. Penggabungan RT dalam satu RW disepakati dalam forum musyawarah di tingkat RW yang dituangkan dalam berita acara. Penggabungan RT dalam dua RW atau lebih dilakukan dalam forum musyawarah di tingkat Desa/Kelurahan yang dituangkan dalam berita acara. Pemekaran RT dapat dilakukan jika melebihi jumlah Kepala atau sesuai dengan situasi, kondisi, potensi dan sosial budaya masyarakat. Pemekaran RT dalam satu RW dapat dilakukan dalam musyawarah tingkat RW yang dituangkan dalam berita acara. Pemekaran RT dalam 2 (dua) RW atau lebih dilakukan dalam musyawarah tingkat Desa/Kelurahan yang dituangkan dalam berita acara.

Jumlah Kepala Keluarga pada RT baru hasil pembentukan atau penggabungan dapat disesuaikan dengan kebutuhan setempat. Pembentukan RT baru, penggabungan RT dan Pemekaran RT ditetapkan dengan keputusan Kepala Desa/Keputusan lurah. Penomoran RT di tiap Desa/Kelurahan dimulai dari angka 001 (nol nol satu) sampai dengan seterusnya. RT mempunyai tugas : menjaga kerukunan antar tetangga, memelihara dan melestarikan kegotongroyongan dan kekeluargaan dalam rangka meningkatkan ketentraman dan ketertiban; menampung dan mengusulkan aspirasi warga dalam rencana dan pelaksanaan pembangunan di wilayah kerja RT; membantu RW dalam menjalankan tugas pelayanan kepada masyarakat yang menjadi tanggungjawabnya di wilayah kerja RT; dan menggali potensi swadaya murni masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan dan menumbuhkembangkan kondisi dinamis masyarakat di wilayah kerja RT.

Dalam melaksanakan tugas, RT mempunyai fungsi : pendataan kependudukan dan pelayanan administrasi pemerintahan lainnya; memelihara keamanan, ketertiban dan kerukunan hidup antar warga; pembuatan gagasan dalam pelaksanaan pembangunan dengan mengembangkan aspirasi dan swadaya murni masyarakat; mengerahkan swadaya gotong royong dan partisipasi masyarakat di wilayahnya; dan pendukung media komunikasi, informasi, sosialisasi antara kelurahan dengan masyarakat. Pengurus RT paling sedikit terdiri dari : ketua; wakil ketua; sekretaris; dan bendahara. Ketua RT terpilih menunjuk sekretaris dan bendahara paling lama 15 (lima belas) hari setelah pemilihan ketua RT. Ketua RT dapat menunjuk seksi sesuai dengan kebutuhan.

Syarat untuk dipilih menjadi ketua RT meliputi : Warga Negara Republik Indonesia; Bertempat tinggal di lingkungan RT setempat; memiliki KTP di RT setempat; berpendidikan paling rendah tamat sekolah dasar atau sederajat; berusia sekurang-kurangnya 21 (dua puluh satu) tahun atau sudah menikah. Yang mempunyai hak pilih dalam pemilihan ketua RT sebagai berikut : Kepala Keluarga atau salah seorang anggota keluarga yang mewakili; Bertempat Tinggal dan memiliki KTP di lingkungan RT setempat; dan Berumur paling kurang 17 (tujuh belas) tahun atau sudah menikah. Panitia Pemilihan Ketua RT dibentuk oleh forum musyawarah RT setempat dan ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa/Lurah. Panitia pemilihan Ketua RT berjumlah 5 (lima) orang yang terdiri dari : pengurus RW setempat sebagai ketua; pengurus RT sebagai sekretaris; dan 3 (tiga) orang tokoh masyarakat setempat sebagai anggota. Panitia pemilihan Ketua RT tidak dapat dicalonkan sebagai Ketua RT.  Tugas panitia pemilihan Ketua RT menyelenggarakan pemilihan secara demokratis dengan mengutamakan musyawarah untuk mufakat. Tata cara pemilihan Ketua RT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebihlanjut dengan Peraturan kepala desa/kepala kelurahan.

Masa bhakti ketua RT selama 3 (tiga) tahun sejak penetapan dan dapat dipilih kembali untuk 2 (dua) periode berikutnya. Apabila ketua RT berhenti atau diberhentikan sebelum berakhirnya masa bhakti, maka paling lama 1 (satu) bulan harus sudah terpilih ketua RT baru. Selama kurun waktu 1 (satu) bulan tugas ketua RT dilaksanakan oleh wakil ketua RT. Ketua RT berhenti atau diberhentikan dari jabatannya sebelum habis masa bhaktinya karena : meninggal dunia; mengundurkan diri; pindah tempat tinggal dan menjadi penduduk wilayah lain; tidak memenuhi lagi ketentuan persyaratan sebagai ketua RT; dan/atau sebab lain yang bertentangan dengan ketentuan perundang-undangan atau norma kehidupan masyarakat. Pemberhentian ketua RT ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa/Lurah.

RUKUN WARGA Setiap RW beranggotakan sekurang-kurangnya terdiri dari 2 (dua) RT dan sebanyak banyaknya 8 (delapan) RT dalam satu cakupan wilayah tertentu. Pembentukan RW dapat berupa : RW baru; penggabungan beberapa RW yang bersandingan; atau pemekaran dari 1 (satu) RW menjadi 2 (dua) RW atau lebih. Pembentukan RW berada dalam 1 (satu) wilayah Desa/Kelurahan. Penggabungan RW dilakukan apabila RT kurang dari jumlah dan dilakukan dalam musyawarah di tingkat Desa/kelurahan yang dituangkan dalam berita acara. Pemekaran RW dapat dilakukan apabila RT lebih dari jumlah dan dilakukan dalam musyawarah di tingkat Desa/Kelurahan yang dituangkan dalam berita acara. Pembentukan RW baru, penggabungan RW dan Pemekaran RW ditetapkan dengan keputusan Kepala Desa/ Keputusan lurah. Penomoran RW di tiap Kelurahan dimulai dari angka 001 (nol nol satu) sampai seterusnya.

tugas dan fungsi RW TUGAS menjaga kerukunan antar warga, memelihara dan melestarikan kegotongroyangan dan kekeluargaan dalam rangka meningkatkan ketentraman dan ketertiban; menampung dan mengusulkan aspirasi warga dalam rencana dan pelaksanaan pembangunan di wilayah kerja RW; membantu Kepala Desa/Lurah dalam menjalankan tugas pelayanan kepada masyarakat yang menjadi tanggungjawabnya di wilayah kerja RW; dan menggali potensi swadaya murni masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan dan menumbuhkembangkan kondisi dinamis masyarakat di wilayah kerja RT. FUNGSI pendataan kependudukan dan pelayanan administrasi pemerintahan lainnya; pemeliharaan keamanan, ketertiban dan kerukunan hidup antar warga; pembuatan gagasan dalam pelaksanaan pembangunan dengan mengembangkan aspirasi dan swadaya murni masyarakat; penggerak swadaya gotong royong dan partisipasi masyarakat di wilayahnya; dan pendukung media komunikasi, informasi, sosialisasi antara pemerintah Desa/Kelurahan dengan masyarakat.

Pengurus RW paling sedikit terdiri dari : ketua; wakil ketua; sekretaris; dan bendahara. Ketua RW dapat menunjuk seksi sesuai dengan kebutuhan. Syarat untuk dipilih menjadi ketua RW meliputi : Warga Negara Republik Indonesia; berdomisili di lingkungan RW setempat; memiliki KTP di RW setempat; berpendidikan paling rendah tamat sekolah dasar atau sederajat; dan berusia sekurang-kurangnya 21 (dua puluh satu) tahun atau sudah menikah. Yang mempunyai hak pilih dalam pemilihan ketua RW adalah pengurus inti RT yang terdiri dari ketua, Wakil Ketua, sekretaris dan bendahara. Panitia Pemilihan Ketua RW dibentuk oleh forum musyawarah RW dan ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa/Lurah.  Panitia Pemilihan Ketua RW berjumlah 5 (lima) orang yang terdiri dari : perangkat Desa/kelurahan sebagai ketua merangkap anggota; pengurus RW sebagai sekretaris merangkap anggota; dan 3 (tiga) orang Pengurus RT dan atau tokoh masyarakat setempat sebagai anggota.

Pemberhentian ketua RW ditetapkan dengan keputusan Kepala Desa/Lurah. Masa bhakti ketua RW selama 3 (tiga) tahun sejak penetapan dan dapat dipilih kembali untuk 2 (dua) periode berikutnya. Apabila ketua RW berhenti atau diberhentikan sebelum berakhirnya masa bhakti, maka paling lama 1 (satu) bulan harus sudah terpilih Ketua RW baru. Selama kurun waktu 1 (satu) bulan tugas ketua RW dilaksanakan oleh Wakil Ketua RW. Ketua RW berhenti atau diberhentikan dari jabatannya sebelum habis masa bhaktinya karena : meninggal dunia; mengundurkan diri; pindah tempat tinggal dan menjadi penduduk wilayah lain; tidak memenuhi lagi ketentuan persyaratan sebagai ketua RW; dan/atau sebab lain yang bertentangan dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan atau norma kehidupan masyarakat. Pemberhentian ketua RW ditetapkan dengan keputusan Kepala Desa/Lurah.

TATA KERJA Pengurus RT dan RW dalam memberikan pelayanan masyarakat harus berpedoman pada peraturan perundang-undangan. Apabila Ketua RT tidak dapat melaksanakan tugasnya, Ketua RT dapat menunjuk salah satu pengurus RT yang bersangkutan untuk mewakilinya. Apabila Ketua RW tidak dapat melaksanakan tugasnya, Ketua RW dapat menunjuk salah satu pengurus RW yang bersangkutan untuk mewakilinya. Dalam pelaksanaan tugas RT dan RW perlu dibentuk sekretariat. Sekretariat berkedudukan di balai warga. Dalam hal balai warga tidak ada atau tidak memadai, sekretariat dapat berkedudukan di rumah pengurus RT atau pengurus RW.

KOP NASKAH DINAS DAN STEMPEL Kop Naskah Dinas RT paling sedikit memuat : nomor RT; nomor RW; dan nama Desa/Kelurahan. Kop Naskah Dinas RW paling sedikit memuat : nomor RW; nama Desa/Kelurahan; dan nama Kecamatan. Isi Stempel RT paling sedikit memuat : namaDesa/Kelurahan. Isi Stempel RW paling sedikit memuat : Ketentuan lebih lanjut mengenai naskah dinas, bentuk dan penggunaan stempel RT dan RW diatur dalam Peraturan Bupati.

HUBUNGAN KERJA Hubungan kerja RT dengan RW bersifat kemitraan, konsultatif dan koordinatif; Hubungan kerja RT dan RW dengan Kepala Desa/ kelurahan bersifat kemitraan, konsultatif dan koordinatif; dan Hubungan kerja RT dan RW dengan lembaga kemasyarakatan lainnya di Desa/kelurahan bersifat koordinatif dan konsultatif.

PEMBIAYAAN Pembiayaan RT dan RW bersumber dari : swadaya masyarakat; bantuan pemerintah desa; bantuan pemerintah daerah; dan bantuan lain yang sah dan tidak mengikat.   RT dan RW mengelola keuangan secara tertib, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. Bentuk pertanggungjawaban berupa laporan keuangan RT dan RW. Laporan keuangan RT disampaikan kepada masyarakat paling kurang 1 (satu) tahun sekali dan ditembuskan kepada Ketua RW dan kepala Desa/Lurah. Laporan keuangan RW disampaikan kepada masyarakat paling kurang 1 (satu) tahun sekali dan ditembuskan kepada Kepala Desa/Lurah.