IMAJINASI SOSIOLOGIS ph_pratiwi FIS UNY.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
BAHAN STRATEGI PEMBELAJARAN AUD
Advertisements

LANGKAH DAN STRATEGI LOBI (II)
Masalah-masalah BELAJAR
MODEL-MODEL PAKEM BAHAN DISKUSI GURU-GURU SMP FRANSISKUS
KELUARGA DAN SOSIALISASI POLITIK
Pendekatan Bimbingan.
PRINSIP-PRINSIP BELAJAR DAN ASAS ASAS PEMBELAJARAN
Keterampilan Dasar Mengajar
Penerapan Pembelajajaran Kooperatif type STAD dengan media VCD
Komunikasi Lisan Kelompok Manajemen Rapat
BERBAGAI PENDEKATAN DALAM PENGKAJIAN SASTRA
KOMPONEN – KOMPONEN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI
11. Saran Masukan untuk Kajian Pengaruh Media Massa) Halaman Bentuk keterbukaan, ketidakpedulian, atau oposisi, kecanggihan atau kenaifan dan skema.
Metode Pembelajaran (Ceramah, Ekspositori, Demonstrasi, Drill dan Latihan, Tanya Jawab) Kelompok 6 : Febi Putri Rahmadini Fuji Rahayu Wulandari.
TRADISI-TRADISI TEORI KOMUNIKASI
DONY DEKEIZER LAODE M. INSAN Z
KETERAMPILAN BERTANYA
KETERAMPILAN BERTANYA
HAKIKAT MENULIS.
STKIP-PGRI Banjarmasin
PRESENTASI KEGITAN BHAKSOS HMPS PPKn STKIP PGRI BLITAR TH. 2016
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
ETNISITAS RESTU RAHMAWATI, MA.
SISWA KELAS X SMKN 3 KUDUS
Teori tindakan Elearning kedua.
Teori ETNISITAS.
Muhammmad Noor Hidayat, M I Kom
HUMAS.
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Komunikasi Antarpribadi (2)
Prinsip, Strategi, Tata Cara dan Media Advokasi
PERTEMUAN 4 HARLINDA SYOFYAN, S.Si., M.Pd
PENGETAHUAN & ILMU PENGETAHUAN
PERTEMUAN 3.
Pertemuan 5.
Muhammmad Noor Hidayat
Konsep Diri Menentukan Identitas Individu
PENDEKATAN PENELITIAN (Strategi Penelitian) KUALITATIF
METODE PEMBELAJARAN INKUIRI
Teori ETNISITAS.
Penerapan model pembelajaran
MODEL PEMBELAJARAN MIKRO
MENGAJAR UNTUK MEWUJUDKAN TUJUAN IPS
Masalah-masalah BELAJAR
KENDALA DAN KARAKTERISTIK PENYIMAK
KENDALA MENYIMAK.
TUGAS KOMUNIKASI PUBLIK “The Presentation of Self In Everyday Life”
Keterampilan Dasar Mengajar
Melibatkan Orang Berpengaruh Dalam Sebuah Ide
Mempromosikan/Peningkatan Partisipasi di antara Kelompok Beragam
3 Keterampilan Dasar Bertanya
Modul 1 : Mengembangkan Kecakapan
KOMPETENSI PENDIDIK PAUD
Keterampilan Dasar Mengajar
PERSPEKTIF SOSIOLOGI DALAM PENELITIAN KUALITATIF
Penggunaan Dimensi Belajar
PENGORGANISASIAN KELAS DAN UNGKAPAN HARAPAN PESERTA
Persiapan Guru sebagai Fasilitator dalam Memberikan
STRATEGI PEMBELAJARAN BERORIENTASI PADA AKTIVITAS SISWA (PBAS)
PERTEMUAN 6 HARLINDA SYOFYAN, S.Si., M.Pd
Model Pembelajaran Problem Posing UNIVERSITAS NEGERI MANADO PROGRAM PASCASARJANA PRODI S-2 PENDIDIKAN MATEMATIKA 2018 ( Sekilas tentang Model Pembelajaran.

STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (Stad)
KONSTRUKTIVISME Pertemuan 6
MANUSIA dan REALITAS.
KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 2017 Tema 3 PeduliTerhadap MakhlukHidup Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Buku Guru SD/MI Kelas.
KOMUNIKASI INTERPERSONAL / KONSELING (KIP/K) Tri Yunita FD STr. Keb.
H. M. JUPRI RIYADI Kepala Dinas Pendidikan. Keterampilan dasar mengajar yaitu keterampilan yang bersifat mendasar atau umum yang harus dikuasai oleh setiap.
Transcript presentasi:

IMAJINASI SOSIOLOGIS ph_pratiwi FIS UNY

C. Wright Mills Imajinasi Sosiologis merupakan kemampuan epistemis yang memungkinkan orang memahami khasanah kesejarahan yang luas dan ekspresi eksternal berbagai kehidupan individu. Imajinasi Sosiologis memungkinkan orang memahami pengalaman individual dalam kaitannya dengan struktur dan relasi masyarakat yang lebih luas.

PENGERTIAN Imajinasi sosiologis dapat dipahami sebagai kemampuan untuk mentransformasikan perkara atau soal-soal yang semula ‘polos’ menjadi soal-soal kepublikan yang mengundang perhatian (Plummer, 2012).

… Untuk menghindari aspek penyederhanaan dalam definisi yang kurang menjelaskan; dan juga berharap mereka yang mempelajari ilmu ini tidak sekedar menghafalkannya, ilmu Sosiologi selayaknya dipahami sebagai upaya membentuk sebuah kesadaran; cara berpikir; dan cara melihat secara kritis dunia sosial yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari

TAHAPAN DESKRIPSI ANALISIS LOKAL ANALISIS GLOBAL ANALISIS HISTORIS

LANGKAH 1: DESKRIPSI Siswa harus mendeskripsikan objek dengan sederhana Misal: Bonekmania merupakan suporter sepakbola Bertanya kepada siswa untuk mempelajari objek tersebut secara lebih dekat/detail, dan menjawab pertanyaan berikut: Objek apa yang dipilih untuk dipelajari? Bagaimana kamu mendeskripsikannya dengan detail/rinci? Bagaimana kamu menyebutnya? Bagaimana menghubungkannya?

LANGKAH 2: ANALISIS LOKAL Setiap siswa mengidentifikasi objek yang berhubungan dengan konteks realitas kehidupan sosialnya. Pada akhir langkah ini memunculkan beberapa pertanyaan, antara lain: Bagaimana objek (Bonekmania) tersebut terbentuk? Dalam konteks apa ia dapat bertahan/eksis? Mengapa kelompok tersebut muncul dan bagaimana caranya? Apakah kelompok tersebut mempengaruhi kehidupan sosial Anda? Jika ya, bagaimana pengaruh kelompok tersebut dalam kehidupan Anda? Siswa dapat mengakui bahwa karena terdapat perbedaan dalam biografi pribadi mereka, sehingga jawaban yang diberikan berbeda-beda

TANGGAPAN: “Suporter sepakbola yang sering membuat gaduh”. “Anggotanya sangat loyal dan solid”. “Saya tidak dapat bergabung karena saya berasal dari Bandung”. Jika dalam proses pembelajaran di kelas komentar-komentar tersebut muncul, jelas bahwa siswa mulai menggunakan imajinasi sosiologi yang dimilikinya. Siswa juga mendengar tanggapan dari teman sekelas mereka dan dapat memahami bahwa tidak semua orang memiliki pengalaman yang sama.  

LANGKAH 3: ANALISIS GLOBAL Didasarkan pada perkembangan kemampuan berpikir kritis dengan meminta siswa untuk mempertimbangkan perspektif individu dari budaya lain Pada langkah ini, siswa diarahkan untuk mengajukan pertanyaan seperti: Apakah objek yang dipilih tadi (Bonekmania) eksis di negara lain? Jika iya, dalam bentuk apa saja? Apakah diubah dalam bentuk/cara lain ketika digunakan di tempat lain? Siswa diajak untuk menyadari bahwa banyak orang di seluruh dunia mungkin juga akrab dengan objek tersebut, sehingga makna/konotasi yang dikaitkan dengan objek juga beragam

TANGGAPAN: “Ketika bertemu dengan Bonekmania di kereta api mereka bernyanyi dengan membawa gendang dan aqua botol, namun tidak mengganggu”. “Anggota Bonekmania semua berasal dari Jawa Timur yang terkenal memiliki darah panas”. Memperkuat pentingnya biografi pribadi masing- masing individu dan memungkinkan siswa untuk mengembangkan pemahaman yang kuat tentang bagaimana makna objek berubah tergantung pada wilayah di mana objek itu berada

LANGKAH 4: ANALISIS HISTORIS Menganalisis aspek historis dari objek yang dibahas. Siswa dapat dibimbing pada pertanyaan: Mengapa objek tersebut terus berkembang? Apakah objek tersebut mengalami perubahan? Aspek apa saja dalam kehidupan sosial yang berubah karena keberadaan objek tersebut? Apakah dalam beberapa tahun ke depan objek tersebut dapat terus eksis? Jika ya, mengapa? Menuntut siswa untuk berpikir lebih serius dan kritis tentang objek dan memberikan kesempatan pada siswa untuk mempertimbangkan aspek historis/sejarah

TANGGAPAN: “Bonekmania merupakan kelompok supporter sepakbola yang sudah berdiri sejak tahun 1927 ternyata juga mampu berbicara politis seperti banyak diliput media massa”. “Jika dulu banyak anggota bonekmania yang hanya mabuk dan tawuran, sekarang sudah banyak anggota bonekmania yang membuat berbagai macam merchandise bonekmania berupa kaos, topi, sticker, dan lain sebagainya untuk dijual”. Tanggapan/respon yang diberikan menunjukkan bahwa siswa mulai menyadari makna dari objek yang dibahas tidaklah statis, melainkan selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Para siswa menemukan bias pribadi mereka tentang objek yang dibahas dalam konteks sosial-historis sehingga memunculkan imajinasi sosiologis dalam analisa mereka.