PENGERTIAN TAUHID Tauhid adalah meyakinkan (mengitikadkan bahwa Allah adalah satu, tidak ada syarikat bagi-Nya).
Kesaan Allah Esa Dzatnya Esa Sifatnya
TAUHID DZAT Tauhid dzat adalah kemahaesaan Allah dalam zat-Nya. Zat Allah tidak sama dan tidak dapat dibandingkan denganapa pun juga.
TAUHID SIFAT Tauhid sifat adalah kemahaesaan Allah dalam sifat-sifat-Nya, yang artinya bahwa sifat Allah penuh kesempurnaan dan tidak ada yang menyamai-Nya.
MACAM-MACAM TAUHID TAUHID RUBUBIYAH TAUHID MULKIYAH TAUHID ULUHIYAH TAUHID RAHMANIYAH
TAUHID RUBUBIYAH Tauhid Rububiyah adalah berasal dari kata ar-rabb yang bermaksud memiliki atau menguasai. Menurut istilah tauhid rububiyah adalah pengakuan sesungguhnya Allah SWT adalah Tuhan dan Maha Pencipta
“Allah telah menciptakan manusia dan memberinya kemampuan berbicara”. Q.S al-A’raf/7:54 “Sungguh, Tuhanmu (adalah) Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa….” Q.S al-Anbiya/21:33 “Dan dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing beredar pada garis edarnya”. Q.S Ar-Rahman/55:1-4 “Allah telah menciptakan manusia dan memberinya kemampuan berbicara”.
TAUHID MULKIYYAH Tauhid Mulkiyyah adalah berarti sebuah pandangan yang meyakini bahwa Allah sebagai satu-satunya zat yang menguasai Alam semesta ini, dengan hak penuh penetapan peraturan atas kehidupan.
Q.S Al-Baqarah/2:257 “Allah pelindung orang yang beriman. Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya(iman)…” Q.S Al-Furqan/25:26 “Kerajaan yang pada hari itu adalah milik Tuhan Yang Maha Pengasih. Dan itulah hari yang sulitbagi orang-orang kafir”.
TAUHID ULUHIYAH Tauhid Uluhiyah adalah meyakini Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang berhak di sembah.
Q.S Al-A’raf /7:59 “Sungguh, kami benarbenar sudah mengutus Nuhkepada kaumnya, lalu ia berkata” Wahai kaumku! Sembahlah Allah! Tidak ada Tuhan (sembahan)Bagimu selain Dia…”
TAUHID RAHMANIYAH Tauhid Rahmaniyah adalah perwujudan dari setiap sikap muslim yang memiliki tuntutan untuk memberikan dan menebarkan kasih sayang pada seluruh alam semesta.
H.R. Bukhari dari Aisyah r.a “Silaturahmi itu adalah ikatan. Barang siapa menyambungnya, maka aku (rasul)akan menyambung dan barag siapa memutuskannya, maka aku akan memutuskannya”.