MENYIKAPI PERBEDAAN RAKAAT SHOLAT TARAWIH PRESENTED BY: KELOMPOK 4
ENDAR RAMDLANI HAWA NURHIKMAH ISTIGHOTSATUL KHOIRIYAH NASITH SABIQ UMAR ABDUL AZIZ
PEMBAHASAN Ilustrasi Masalah Pengertian Shalat Tarawih Jumlah Rakaat Sholat Tarawih Dalil mengenai Rakaat Sholat Tarawih Sikap/Solusi dalam Menghadapi Perbedaan tersebut Kesimpulan
ILUSTRASI MASALAH Fuad dan Fatih sama-sama untuk yang pertama kalinya melalui bulan Ramadan di tanah perantauan. Ketika adzan Isya’ berkumandang, keduanya bergegas menuju masjid di dekat kos mereka. Jumlah total rokaat sholat tarawih dimasjid tersebut adalah 8 rokaat dan 3 rokaat witir. Usai sholat, keduanya kembali ke kos, Fuad kemudian tilawah dan Fatih melanjutkan sholat. Setelah Fatih selesai sholat, Fuad bertanya “Fatih, mengapa kau tadi tidak ikut sholat witir, dan baru saja kulihat kau menambah 12 rokaat lagi” “Sedari kecil, aku melakukan sholat Tarawih 20 Rokaat dan witir 3 rokaat”
PENGERTIAN SHOLAT TARAWIH Sholat Tarawih adalah salat sunnat yang dilakukan khusus hanya pada bulan Ramadan. Tarawih dalam bahasa Arab adalah bentuk jama’ dari تَرْوِيْحَةٌ yang diartikan sebagai "waktu sesaat untuk istirahat". Waktu pelaksanaan salat sunnat ini adalah selepas Isya’, biasanya dilakukan secara berjamaah di masjid. Fakta menarik tentang salat ini ialah bahwa Rasulullah hanya pernah melakukannya secara berjama'ah dalam 3 kali kesempatan. Disebutkan bahwa Rasulullah kemudian tidak melanjutkan pada malam-malam berikutnya karena takut hal itu akan menjadi diwajibkan kepada ummat islam.
Jumlah Rakaat Sholat Tarawih Mazhab Al-Hanafiyah (8 rakaat) Al-Malikiyah (sebagian 8 atau 20 rakaat) Asy-Syafi'iyah (20 rakaat) Al-Hanabilah (sebagian 8 atau 20 rakaat). Umar bin Abdul Aziz sebagai khalifah dari Bani Umayyah di Damaskus menjalankan salat Tarawih dengan 36 raka'at. Ibnu Taimiyah menjalankan 40 raka'at.
Dalil mengenai Rakaat Sholat Tarawih Dalil Tarawih 8 Raka’at Pertama, hadits yang diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah : عن جابر بن عبد الله رضي الله عنه قال : صلى بنا رسول الله صلى الله عليه و سلم في شهر رمضان ثمان ركعات وأوتر فلما كانت القابلة اجتمعنا في المسجد ورجونا أن يخرج فلم نزل فيه حتى أصبحنا ثم دخلنا فقلنا يا رسول الله اجتمعنا البارحة في المسجد ورجونا أن تصلي بنا فقال إني خشيت أن يكتب عليكم “Dari Jabir bin Abdullah berkata: ”Kami melakukan shalat bersama Nabi SAW di bulan Ramadhan sebanyak delapan rakaat dan melakukan witir. Pada malam berikutnya kami berkumpul di mesjid dan mengharapkan Nabi SAW keluar bersama kami. Namun Nabi SAW tidak kunjung keluar hingga tiba waktu Shubuh. Ketika Rasulullah SAW tiba kami berkata : Wahai Rasulullah, kami semalam berkumpul di mesjid dan berharap Engkau keluar melakukan shalat bersama kami. Nabi SAW menjawab: “Sesungguhnya saya khawatir shalat ini akan diwajibkan atas kalian”. (HR. Imam al-Thabrani)
Kedua, hadits yang diriwayatkan oleh ‘Aisyah : عن أبي سلمة بن عبد الرحمن أنه سأل عائشة كيف كانت صلاة رسول الله صلى الله عليه وسلم في رمضان قالت ما كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يزيد في رمضان ولا في غيره على إحدى عشرة ركعة يصلي أربعا فلا تسأل عن حسنهن وطولهن ثم يصلي أربعا فلا تسأل عن حسنهن وطولهن ثم يصلي ثلاثا فقالت عائشة فقلت يا رسول الله أتنام قبل أن توتر فقال يا عائشة إن عيني تنامان ولا ينام قلبي “Dari Abi Salamah bin Abd al-Rahman, beliau bertanya kepada ‘Aisyah tentang bagaimana tata cara shalat Rasulullah SAW di bulan Ramadhan. ‘Aisyah berkata : “Rasulullah SAW tidak pernah menambahi, baik pada bulan Ramadhan maupun selain bulan Ramadhan dari sebelas rakaat. Beliau shalat empat rakaat dan jangan kamu tanyakan baik dan panjangnya. Kemudian Beliau shalat empat rakaat dan jangan kamu tanyakan baik dan panjangnya. Kemudian Beliau shalat tiga rakaat.” ‘Aisyah kemudian berkata : “Saya bertanya kepada Rasulullah :”Apakah engkau tidur sebelum melakukan shalat witir?” Beliau menjawab : “Wahai ‘Aisyah, sesungguhnya kedua mataku tidur tapi hatiku tidak tidur”. (HR. Imam al-Bukhari dan Imam Muslim)
Dalil Tarawih 20 Raka’at Di antara Dalil yang di gunakan Hujjah oleh orang NU dalam menjalankan tarawih 20 Raka’at yaitu : Hadist Imam Malik dari Sahabat Yasid bin Rumman. عَنْ مَالِكٍ عَنْ يَزِيْدَ بْنِ رُمَّانَ اَنَّهُ قَالَ: كَانَ النَّاسُ يَقُوْمُوْنَ فِىْ زَمَنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ بِثَلَاثِ وَعِشْرِيْنَ رَكْعَةً.( رواه الامام مالك فى الموطأ). “Dari Malik, dari Yazid bin Rumman, ia mengatakan : Orang-orang mengerjakan (salat Tarawih) pada zaman Umar bin Khathbab sebanyak 23 rakaat”. (HR Imam Malik, dalam kitab al-Muwatha, Juz I hlm. 138)
Salat Tarawih berjama’ah hukumnya sunat ainiyah, memurut ulama khanafiyah hukumnya sunat kifayah. Dalil ini bedasarkan hadist Abu Durahman bin Abdul Qari dalam kitab shaih al-Buhkari. عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَبْدِ الْقَارِيِّ اَنَّهُ قَالَ خَرَجْتُ مَعَ عُمَرَ بْنِ اْلخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ لَيْلَةٌ فِىْ رَمَضَانَ اِلَى اْلمَسْجِدِ فَاِذَا النَّاسُ اَوْزَاعٌ مُتَفَرَّقُوْنَ يُصَلِّ الرَّجُلُ لِنَفْسِهِ وَيُصَلِّ الرَّجُلُ فَيُصَلِّ بِصَلَاتِهِ الرَّهْطُ فَقَالَ عُمَرُ اِنِّي اَرَى لَوْ جَمَعْتُ هَؤُلَاءِ عَلَى قَارِئٍ وَاحِدٍ لَكَانَ اَمْثَلَ ثُمَّ عَزَمَ فَجَمَعَهُمْ عَلَى أُبَيَّ بْنِ كَعْبٍ ثُمَّ خّرَجَتْ مَعَهُ لَيْلَةً أُخْرَى وَالنَّاسُ يُصَلُّوْنَ بِصَلَاةِ قَارِئِهِمْ قَالَ عُمَرَ نِعْمَ البِدْعَةُ هَذِهِ. (رواه البخاري, ١٨١٧) “Diriwayatkan dari Abdurrohman bin Abd al-Qori, beliau berkata, “Saya keluar bersama Sayyidina Umar bin al-Khabtbab ke masjid pada bulan Ramadhan. (Didapati dalam mesjid tersebut) orang-orang shalat tarawih sendiri-sendiri. Ada yang shalat sendiri-sendiri dan ada yang shalat dengan berjama’ah ”. Lalu Sayyidina Umar berkata, “Saya punya pendapat andaikata mereka aku kumpulkan dalam jama’ah dengan satu imam, niscaya itu lebih bagus”. Lalu beliau mengumpulkan mereka dengan seorang imam, yakni sahabat Ubay bin Ka’ab. Kemudian satu malam berikutnya, kami datang lagi ke masjid. Orang-orang sudah melaksanakan satu imam. Umar berkata, “ Sebaik-baiknya bid’ah adalah ini. (Shalat tarawih dengan berjama’ah)”. (HR al-Bukhari :1871).
Kedua Hadist riwayat al-Baihaqi dari sahabat Saib bin Yazid dalam kitab Al-Hawy li Al Fatawa li As Suyuthy, Juz I hlm. 350, juga kitab fath al-wahhab Juz I, hlm. 58. وَمَذْهَبُنَا اَنَّ التَّرَاوِيْحَ عِشْرُوْنَ رَكْعَةً لِمَا رَوَى اْلبَيْهَقِيُّ وَغَيْرُهُ باِلْاِسْنَادِ الصَّحِيْحِ عَنِ السَّائِبِ بْنِ يَزِيْدَ الصَّحَابِيِّ رَضِيَ للهُ عَنْهُ قَالَ: كُنَّا نَقُوْمُ عَلَى عَهْدِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ بِعِشْرِيْنَ رَكْعَةً وَاْلوِتْرِ _ هَكَذَا ذَكَرَهُ اْلمُصَنِّفِ وَاسْتُدِلَّ بِهِ. Madzbab kita (Syafi’iyah) menyatakan : salat Tarawih itu dijalankan 20 rakaat. Ini berdasarkan pada hadist nabi yang diriwayatkan Imam Baihaqi dengan sanad shabih, dari Saib bin Yasid, ia mengatakan : kita mengerjakan salat Tarawih pada masa Umar bin Khathhab dengan 20 rakaat ditambah Witir.
Ketiga, pendapat Jumhur fiqih yang terdapat dalam kitab fiqih as-Sunah, Juz II. Hlm. 45 وَصَحَّ النَّاسُ كَانُوْا يُصَلُّوْنَ عَلَى عَهْدِ عُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيِّ عِشْرِيْنَ رَكْعَةً. وَهُوَ رَأْىُ الْجُمْهُوْرِ الْفُقَهَاءِ. Betul bahwa kaum muslimin mengerjakan salat pada zaman Umar, Utsman, dan Ali sebanyak 20 rakaat, dan ini pendapat sebagian mayoritas pakar-pakar hokum Islam. Dalil keempat, dalam kitab Taudbib al-Adillah, Juz III, hlm. 171. عَنْ اِبْنِ عَبَسَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّى فِىْ شَهْرِ رَمَضَانَ فِىْ غَيْرِ جَمَاعَةٍ عِشْرِيْنَ رَكْعَةً وَاْلوِتْرِ.رواه البيهقى والطبرنى عن عبد بن حمد. Ibnu Abbas mengatakan : Rasul salat di bulan Ramadhan sendirian sebanyak 20 rakaat ditambah Witir (HR Baihaqi dan Thabrani, dari Abd bin Humaid)
Solusi Menghadapi Perbedaan Rakaat Sholat Tarawih 1 . Mencari dasar mengenai kedua perbedaan tersebut, dan memutuskan untuk mengikuti yang lebih kuat dasarnya. 2. Berpegang teguh pada prinsip masing-masing, tanpa menyalahkan golongan yang lain. 3. Saling menghargai dan menghormati akan perbedaan yang ada dan tidak memaksakan kehendak sendiri. 4. Menjalankan ibadah dengan sebaik-baiknya, dengan khusu’ dan hanya mengharap ridha-Nya.
KESIMPULAN Pendapat yang unggul mengenai jumlah rakaat sholat Tarawih adalah 20 Rakaat + 3 rokaat sholat witir jumlahnya 23 Rakaat. Apabila ada yang melaksanakan sholat Tarawih dengan 8 Rakaat + 3rokaat sholat witir jumlahnya 11 Rakaat tidak bermakna menyalahi Islam. Sebab perbedaan ini cuma problem furu’iyah dan bukan problem aqidah, jadi tidak perlu di pertentangkan. Wallahu a’lam bish-shawab.
SEKIAN...... THANKS FOR YOUR ATTENTION THE LAST WE SAY.. SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH DI BULAN ROMADLAN 1438 H. WASSALAMU’ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH