Algoritma & Obat – Obat Emergency Cardiovascular

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
H E A R T F A I L U R E. My Heart………………… Heart Failure : tjd apabila cardiac output tdk mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh, walaupun.
Advertisements

OBAT OTONOM Laboratorium Farmakologi
Rahmatini Bagian Farmakologi Fakultas kedokteran universitas andalas
PENANGANAN HENTI JANTUNG
ACLS.
ADVANCED CARDIAC LIFE SUPPORT
Ns. Hendria Putra, M.Kep, Sp.KMB
FARMAKOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER
Kelompok 2A Ahmad fahrozi Anggi dwi prasetyo
KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN II
EKG NORMAL, IMA, ARITMIA YANG MENGANCAM NYAWA
CHALID MAULANA & DAHNIAR YANI
OBAT KARDIOVASKULER dr. Sianny Suryawati
Divisi Ginjal & Hipertensi RSUD Dr.Moewardi Surakarta
Dr. Budi Arief Waskito, SpJP FIHA
Algoritma & Obat – Obat Emergency Cardiovascular
ANAFILAKSIS Haryson Tondy Winoto, dr. Msi.Med. Sp.A Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
REAKSI ALERGI OBAT DAN PENANGANANNYA
BANTUAN HIDUP DASAR YULIATI, SKP,MM.
ARITMIA YANG MENGANCAM JIWA
Ns. Hendria Putra, M.Kep, Sp.KMB
NURSING CARE OF CARDIOGENIC SHOCK
TUGAS AA “ PENYAKIT JANTUNG KORONER ( PJK ) “
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN ARITMIA
Menghitung Tetesan Infus
Tekanan Darah (TD,Tensi)
Colaborative learning kelompok 1 ananta yandini darfirizan seprika lusi agustin nafa maulidhina novia desiyana novitha destary sesria nasution rizky agusmay.
MAHMUDDIN & MARIO LAURENZA MD
TRAUMA THORAX.
A . R . I . T . M . I .A.
ELEKTRO CONVULSIVE THERAPY
Obat-Obatan Dalam Resusitasi Neonatus
KONSEP DASAR EKG
VENTRIKULAR FIBRILASI
Syok anafilaktik Nasman Puar Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN INFARK MIOCARDIUM
FARMAKOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER
FARMAKOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER
ANGINA PEKTORIS.
KELOMPOK 1 : AZHARUDDIN AGUSRIYANTI
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI DENGAN ASFIKSIA
Asuhan Keperawatan Dengan Gagal Jantung ( CHF )
BANTUAN HIDUP DASAR & RESUSITASI JANTUNG PARU
FARMAKOTERAPI HIPERTENSI
ANATOMI & FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASCULER
ASKEP EFUSI PLEURA KELOMPOK 7. ANALISA DATA NO.DATAMASALAH 1. DS : Klien mengatakan sesak DO : Klien terlihat kelelahan, RR=35x permenit, terdapat cuping.
OBAT OTONOM Laboratorium Farmakologi
Pre test Sebutkan batasan tekanan darah yang normal!
TERAPI CAIRAN PARENTERAL
DECOMPENSASIO CORDIS Oleh : Ardhiles WK.
Assalamualaikum Kelompok 7 Ika Apriani Riza Sativa
INFEKSI AKUT KASUS OBSTETRI
Calcium Channel Blocker
OBAT PADA PENYAKIT GINJAL
HENTI JANTUNG HENTI NAFAS dengan Tim Code Blue System
PELATIHAN RUTIN IV SYOK HIPOVOLEMIK & SINKOP
PATOFISIOLOGI PENYAKIT GINJAL ILMU GIZI / FAKULTAS ILMU KESEHATAN
By Vennylia Trimurwani, AMD
Asuhan keperawatan angina pectoris
BHD (Bantuan Hidup Dasar) atau BLS (Basic Life Support)
Cor pulmonale NOVITA HARDIANTY. Apa itu Cor Pulmonale? O Kor pulmonale didefenisikan sebagai suatu disfungsi dari ventrikel kanan yang dihubungkan dengan.
TRAUMA ABDOMEN.
OBAT OTONOM Laboratorium Farmakologi
Syok anafilaktik PKM ANREAPI. Syok Suatu sindrom klinik yang mempunyai cici-ciri berupa : Hipotensi Takikardi Hipoperfusi (urine
23-24 Maret 2019 Hotel Eastparc Yogyakarta Current Management of Life Threatening Arrhytmia Muhamad Taufik Ismail.
EKG. ANATOMI JANTUNG PEMBULUH DARAH KORONER RCA LM LAD LCx.
Farmakoterapi Kardiovaskuler Dr. Hj. Erfiana Umar,MKes.
Hipertensi Geriatrik. Definisi Hipertensi didefinsikan sebagai kenaikan tekanan darah arterial. Pasien dengan nilai diastolic blood presure (DBP) 140.
AGD DINKES Prov. DKI JAKARTA. S H O C K merupakan kondisi mengancam jiwa yang terjadi saat tubuh tidak mendapatkan aliran darah yang adekuat Kumpulan.
Bahan DC Shock Bapelkes by sandi. Defibrilasi Defibrilasi = Pengobatan yg menggunakan aliran listrik yg kuat dalam waktu yg pendek. Syok yg ditimbulkan.
Transcript presentasi:

Algoritma & Obat – Obat Emergency Cardiovascular YULIATI Fakultas Ilmu Ilmu Kesehatan, PRODI KEPERAWATAN

Tidak sadar ALGORITMA HENTI JANTUNG UNTUK ORANG DEWASA CPR Buka Jalan napas Perhatikan tanda-tanda kehidupan Meminta bantuan Tim resusitasi CPR Kompresi : Ventilasi = 30 : 2 ( 1 atau 2 penolong) sambil menunggu defibrilator/monitor terpasang Tentukan jenis Irama di monitor Memerlukan terapi syok listrik (VF/VT tanpa nadi) Tidak memerlukan terapi syok listrik (PEA/Asystole) Durante CPR - Koreksi penyebab yang reversibel - Periksa posisi elektroda dan perlekatannya - Pasang IV line, pertahankan patensi jalan napas dan berikan oksigen - Kompresi tak boleh terputus bila jalan nafas telah aman - Berikan adrenalin tiap 3 – 6 menit - Pertimbangkan pemberian amiodarone,atropin atau magnesium Berikan segera 1 syok listrik 150-360 J (bifasik) atau 360 J (monofasik) Segera Lanjutkan CPR 30 : 2 Selama 2 menit Segera Lanjutkan CPR 30 : 2 Selama 2 menit Penyebab reversibel Hipoksia, hipovolemi, hipo/hiperkalemi, hipotermi, tension pneumotoraks, tamponade jantung, toksin, trombosis (koroner/pulmoner)

ALGORITMA BRADIKARDI PERKI Tanda-tanda: TD sistolik < 90 mmHg Nadi < 40 beat/mnt Aritmia ventrikel dengan TD cukup Gagal jantung No Yes Atropin 0,5 mg IV Yes Respon memuaskan? No Adakah Risiko asistol? Recent asystole Mobitz II AV block Total AV block dengan QRS lebar Ventricular pause > 3 det. Yes Pengobatan sementara : Atropin 0,5 mg IV dpt diulang sampai dosis maksimum 3 mg Adrenalin 2 – 10 mcg/mnt Obat alternatif Atau Transcutaneous pacing No Observasi pemasangan TPM Oleh Kardiolog Obat-obatan alternatif : aminofilin Isoprenalin dopamin Glucagon=pada overdosis BB atau CCB glycopyrolate

ALGORITMA TATALAKSANA TAKIKARDI PERKI Bantuan ABC: beri Oksigen; pasang IV line. Monitor EKG, TD, Oksimetri Rekam EKG 12 lead bila memungkinkan atau rekam irama di lead II Identifikasi dan obati penyebab yang reversibel Apakah pasien stabil? Tanda tidak stabil: Kesadaran menurun, nyeri dada, TD sistolik<90 mmHg, gagal jantung (Gejala terjadi akibat laju nadi yang terlalu cepat > 150 beat/mnt) Synchronnised DC shock Hingga 3 kali Tidak Stabil Stabil Amiodaron 300 mg IV lama pemberian 10-20 mnt dan ulangi syok, amiodaron 900 mg/24 jam Apakah QRS sempit (<0,12 det)? Sempit Lebar QRS Sempit Apakah irregular? regular QRS lebar Apakah QRS regular? irregular Vagal manuver Bolus cepat Adenosin 6 mg; Bila tak berhasil berikan 12 mg; Bila tidak berhasil berikan 12 mg. Monitor EKG kontinu irregular regular Takikardi QRS sempit irreguler Probable Atrial fibrilasi, control rate dengan: B-bloker IV, digoxin IV atau diltiazem IV Bila onset AF < 48 jam berikan : Amiodaron 300 mg IV selama 20-60 mnt, dilanjutkan 900 mg/24 jam Kembali ke Irama normal sinus ? Konsultasi ke kardiolog Jika VT (atau belum jelas) Amiodaron 300 mg IV selama 20-60 mnt dilanjutkan 900mg/24 jam Jika sebelumnya confirmed SVT dgn bundle branch block: Berikan adenosin seperti pada takikardi QRS sempit regular Ya Probable re-entry PSVT: Rekam EKG 12 lead saat irama sinus Jika timbul kembali; beri adenosin lagi dan pertimbangkan obat anti aritmia yg lain Tidak Beberapa kemungkinan, a.l: AF dgn bundle branch block Pengobatan spt QRS sempit Pre-excited AF Pertimbangkan amiodaron VT Polimorfik (spt torsades de pointes = berikan magnesium 2 gr selama 10 mnt) Konsultasi ke kardiolog Catatan :kardioversi harus dilakukan dalam sedasi atau anestesi umum Possible atrial flutter Control rate (co/ B-bloker)

ENERGY (JOULES)= CURRENT (AMPERES)XVOLTAGE(VOLTS)X(SECONDS)

POSISI PADDLE/ PAD

STANDARD KEMASAN LEMARI TINDAKAN RAK ATAS LACI DEPAN 1. ADRENALIN amp,1 mg: 2. SULFAS ATROPIN amp,0.25 mg: 3. ISOPROTERENOL amp,0.2 mg: 4. XYLOCARD amp,100/500 mg: 5. SODIUM BICARBONAT amp,8.4 %: 6. MAGNESIUM SULFAT flc,20 %: 7. CALCIUM CHLORIDE flc,10 %: 8. DOPAMIN amp,200 mg: 9. DORMICUM amp,15 mg: 10.SUCCINIL CHOLINE flc: 11.TRACRIUM amp,25 mg: 12.PAVULON amp,4 mg: 1. DOBUTAMIN flc,250 mg: 2. ARAMIN flc: 3. CEDILANID 0,4 mg: 4. ADENOSIN flc,20 mg: 5. NITROGLYCERIN flc,25 mg: 6. ISOPTIN flc,5 mg: 7. ISORDIL tab,5 mg: 8. FUROSEMID amp,20 mg: 9. AMINOPHYLLIN amp,2.4 %: 10. DEXTROSE 40 % flc,25 cc: 11.KALIUM CHLORIDE 25 flc,25 cc: 12.NATRIUM CHLORIDE 0,9 % flc,25 cc: 13.SPUIT 2,5 cc : 14.SPUIT 5 cc : 15.SPUIT 10 cc :

Epineprin Efek adrenalin : merangsang reseptor adrenergik yg menghasilkan vasokontriksi perifer dan meningkatkan aliran koroner dan serebral. Indikasi : * Henti jantung : VT/VF tanpa nadi, asistol,PEA * Bradikardi simptomatis : stlh atropin,dopamin,pacu jantung transkutan * Hipotensi berat Dosis : * Pada Henti Jantung : 1 mg tiap 3 - 5 mnt * Jalur ETT : 2-2,5 mg dilarutkan dlm 10 cc NaCl 0,9% * Pada Bradikardi & Hipotensi berat : 2 – 10 μg/mnt

Vasopressin Indikasi : * Digunakan sbg alternatif epineprin pd : VF yg tdk respon dgn defibrilasi, asistol, PEA. * Syok akibat vasodilatasi (syok septik) Dosis : 40 unit IV bolus cepat 1 x pemberian Perhatian : Tidak direkomendasikan pd pasien PJK, krn merupakan vasokonstriktor kuat yg meningkatkan resistensi perifer dan menimbulkan iskemia dan angina

Norepineprin Indikasi : Syok cardiogenik berat (TD sistolik < 70 mmHg) dengan resistensi periper yg rendah Dosis : 0,5 – 1 μg/mnt, dititrasi sampai tekanan darah membaik, hingga 30 μg/mnt. Perhatian : Meningkatkan kebutuhan oksigen dan menginduksi terjadinya aritmia, pemakaian pd akut MCI harus hati - hati

Dopamine Indikasi : * Obat kedua utk bradikardi yg simptomatis (stlh atropin) * Hipotensi dgn TD sistolik 70 – 100 mmHg dgn tanda-tanda syok. Dosis : infus 2 sampai 20 μg/KgBB/mnt, yg dititrasi perlahan sesuai respon pasien. Perhatian : Koreksi hipovolemia sebelum pemberian dopamin,dpt menyebabkan takiaritmia dan vasokontriksi. hati – hati pemakaian pd syok kardiogenik dgn CHF

Dobutamin Indikasi : gangguan pompa jantung (ggl jtg kongesti, edema paru) dgn TD sistolik 70 – 100 mmHg yg tdk disertai tanda-tanda syok. Dosis : 2 – 20 μg/KgBB/mnt, dititrasi hingga HR tidak > 10% nilai dasar Perhatian : kontraindikasi pd syok akibat obat/racun. Hindari bila TD sistolik < 100 mmHg yg disertai tanda syok. Dapat menimbulkan takiaritmia

Inodilators (Milrinone) Milrinone merupakan inhibitor phospodiestrase III yg bersifat inotropik dan vasodilator. Indikasi : disfungsi miokard dgn resistensi sistemik atau pulmonal yg tinggi, spt pd : CHF post operasi jtg, syok dgn resistensi vaskular sistemik yg tinggi. Dosis : loading dose 50 μg/Kg dlm 10 mnt , dilanjutkan infus 0,375 – 0,75 μg/Kg/mnt selama 2 – 3 hari. Perhatian : kontraindikasi pd pasien stenosis katup dgn penurunan curah jtg. Pd pasien dgn ggl ginjal (CCT < 10ml/mnt) dosis dikurangi 25-50%. Dapat mencetus takiaritmia, hipotensi, trombositopenia dan meningkatkan iskemia miokard.

Digoxin Indikasi : utk memperlambat respon ventrikel pd Af/AFl, obat alternatif pd reentry SVT Dosis : loading dose 10 – 15 μg/KgBB. Pemeriksaan kadar digoxin setelah lebih 4 jam Perhatian : Digoxin jarang digunakan sbg inotropik saat emergency. Rasio toksik – terapetik sgt sempit terutama jika hipokalemia. Toksisitas digitalis dpt menyebabkan aritmia ventrikel yg berbahaya dan mencetus henti jantung.

Nitroglycerin Indikasi : pilihan pertama pada nyeri dada akibat iskemia miokard, sebagai terapi tambahan pd CHF terutama akibat volume overload, pd pasien dgn iskemia yg menetap atau berulang, kongesti pulmonal, hipertensi urgensi Dosis : bolus 12,5 – 25 μg. Dilanjutkan infus 10-20 μg/mnt yg dpt ditingkatkan 5 – 10 μg/mnt setiap 5 – 10 mnt hingga efek yg diinginkan tercapai. Dosis rendah (30-40 μg/mnt) bersifat venodilator,dosis tinggi (150 μg/mnt) bersifat dilatasi arteriolar. Pemberian yg terus menerus dlm 24 jam menyebabkan terjadi toeransi. Perhatian : kontraindikasi pd hipotensi, bradikardi atau takikardi berat, RV infark

Natrium Bikarbonat Indikasi : jika diketahui hiperkalemia, asidosis yg responsif dgn bicarbonate spt pd ketoasidosis diabetik atau kelebihan obat antidepresan trisiklik, pada resusitasi yg lama dgn ventilasi yg efektif Dosis : 1 mEq/KgBB IV bolus lambat 5 – 10 mnt. Jika memungkinkan gunakan anlisa gas darah sbg petunjuk terapi. Perhatian : * Ventilasi & RJP lebih penting krn bikarbonate bukan buffer utama pada henti jantung. * Tidak dianjurkan untuk digunakan rutin pd henti jantung. * Jgn diberikan pd asidosis hiperkarbis.

Diuretik Furosemid menghambat reabsorpsi natrium di tubulus dan loop of henle ginjal serta menurunkan resistensi vena dan vaskular pulmonal melalui stimulasi produksi prostaglandin lokal, yg menimbulkan efek dlm 5 mnt. Indikasi : sebagai terapi tambahan pd edema paru akut tanpa tanda- tanda syok, hipertensi emergensi dan peningkatan tekanan intrakranial. Dosis : 0,5 -1mg/KgBB diberikan dlm 1 – 2 mnt. Jika tidak respon dpt diberikan 2 mg/KgBB. Perhatian : dpt menyebabkan dehidrasi, hipovolume, hipotensi, hipokalemia atau ggn elektrolit kainnya.

Adenosine Indikasi : obat utama pd takikardi dgn QRS sempit, efektif utk menghentikan PSVT akibat reentry di AV node. Dosis : dosis awal 6 mg dlm 1-3 detik didorong dgn 20 cc NaCl 0,9%. Bila perlu,Ulangi 12 mg 1-2 menit kemudian & dosis ketiga 12 mg stlh 1-2 mnt kemudian. Perhatian : kontraindikasi pd takikardi akibat keracunan obat, AV blok derajat II atau III. Efek samping : wajah kemerahan, nyeri dada/sesak, kadang-kadang bradikardi/asistol singkat. Kurang efektif pd pasien yg memakai teofilin. Jika diberikan pd VT/takikardi QRS lebar dpt memperburuk keadaan (hipotensi). Aman dan efektif pd kehamilan

Amiodarone Indikasi : * Anti aritmia pilihan I pd VF/VT tanpa nadi. * Takiaritmia atrial dgn fungsi LV yg rendah & tidak efektif dgn digoxin. * VT polimorfik atau takikardi dgn QRS lebar yg tdk jelas jenisnya. * VT stabil pd kegagalan kardioversi * Membantu utk kardioversi pd SVT/PSVT Dosis : * Pd Henti jtg : 300 mg IV bolus, berikutnya 150 mg setelah 3-5 mnt kemudian. Dosis maksimal 2,2 gram / 24 jam * Pd takikardi dgn QRS lebar ( stabil) : - Infus cepat : 150 mg dlm 10 mnt, dpt diulang dgn dosis yg sama bila perlu, dilanjutkan - Infus lambat : 360 mg dlm 6 jam, dilanjutkan - Infus pemeliharaan : 540 mg dlm 18 jam Perhatian : Dapat menyebabkan vasodilatasi dan hipotensi, memperpanjang interval QT, waktu paruh sangat panjang (40 hari)

Atropin Sulfat Indikasi : obat utama ps sinus bradikardi yg simptomatis, mgkn bermnfaat pd AV blok atau ventrikular asistol. Obat kedua (stlh epineprin/vasopresin) pd asistol atau PEA bradikardi Dosis : * Asistol atau PEA : 1 mg IV bolus, ulangi tiap 3 – 5 mnt sampai dosis maksimal 3 dosis (3 mg). * Bradikardi : 0,5 – 1 mg IV bolus tiap 3 – 5 mnt sampai dosis maksimal 0,04 mg/KgBB (total 3 mg) * Melalui ETT : 2 – 3 mg diencerkan dlm 10 cc NaCl 0,9 % Perhatian : hati – hati pd iskemia miokard & hipoksia, hindari pd hipotermi dgn bradikardi,tidak efektif pd mobitz tipe II dan total AV blok.

Lidokain Indikasi : * Henti jantung akibat VF/VT Dosis : * VT stabil * Takikardi dgn QRS lebar jenis tdk jelas * PSVT dgn QRS lebar Dosis : * 1 – 1,5 mg/kgBB, pd VF yg refrakter : dapat ditambahkan 0,5 – 0,75 mg/KgBB yg diulang 5 – 10 mnt kemudian sampai total 3 mg / KgBB (3 dosis). * Jika melalui ETT : 2 – 4 mg/KgBB * Dosis pemeliharaa : 1 – 4 mg/mnt (30 – 50 μg/KgBB/mnt) Perhatian : tidak diajurkan sbg profilaksis pd AMI, turunkan dosis pemeliharaan jika ada ggn fungsi hati atau ggl jantung kiri, hentikan bila ada tanda – tanda kercunan

Magnesium Sulfat Indikasi : henti jantung akibat torsades de pointes (TdP) atau diduga hipomagnesemia, aritmia ventrikuler yg mengancam jiwa akibat kecarunan digitalis. Dosis : * pd henti jantung akibat TdP : 1 – 2 gr diencerkan dlm 10 cc D5W selama 5 – 20 menit. * pd TdP dengan Nadi : 1-2 gr dlm 50 – 100 cc D5W selama 5 – 60 mnt, diikuti 0,5 – 1 gr/jam IV (titrasi utk mengontrol TdP) Perhatian : dapat terjadi hipotensi bila diberikan cepat, hati – hati pd gagal ginjal.

Verapamil Indikasi : * obat alternatif (setelah adenosin) pd PSVT dgn TD normal & fungsi LV baik. * Mengontrol respon ventrikel pd AF Dosis : * dosis I : 2,5 – 5 mg IV bolus dlm 2-3 mnt * dosis II (jika perlu) : 5 – 10 mg dlm 15-30 mnt. Dosis maksimal 20 mg. Perhatian : Hanya diberikan pd PSVT. Dapat menurunkan kontraktilitas miokard, vasodilatasi perifer dan hipotensi

Terima Kasih