Tujuan Instruksional Khusus :

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
STRES PENGUBAH TINGKAH LAKU TERNAK
Advertisements


SILASE (SILAGE) Hijauan yang diawetkan dalam bentuk segar (kandungan air 65 – 70 %) dalam suasana asam, tanpa O2 pada suatu tempat yang disebut SILO.
Tingkah Laku Anak-Induk
PENDAHULUAN Ruminant >< Non ruminant Ruminan & Rumen
SISTEM PENCERNAAN TERNAK RUMINANSIA
PERTUMBUHAN Pertumbuhan merupakan phenomena komplek, dimulai ketika sel telur dibuahi sampai ternak mencapai ukuran dewasa. Perkembangan adalah proses.
BETERNAK DOMBA DAN KAMBING
REPRODUKSI SAPI PERAH A. ESTRUS DAN PUBERTAS
ANATOMI DAN FISIOLOGI PENCERNAAN RUMINANSIA
Soeparno, Ilmu dan Teknologi Daging. Gama-Press, Yogyakarta.
Umumnya pembatas produksi herbivora di daerah tropis (terutama) disebabkan oleh under nutrisi yaitu ketidakseimbangan zat- zat yang diberikan kepada herbivora.
MANAJEMEN TERNAK BABI.
Produktivitas ditinjau dari aspek pertumbuhan dan perkembangan jaringan Sasaran : produksi daging atau edible portion per unit atau per ekor maksimal Tujuan.
SIFAT SIFAT DAGING.
Produktivitas ditinjau dari aspek pertumbuhan dan perkembangan jaringan Sasaran : produksi daging atau edible portion per unit atau per ekor maksimal Tujuan.
Soeparno, Ilmu dan Teknologi Daging. Gama-Press, Yogyakarta.
MEMPERBAIKI KELOMPOK ATAU POPULASI TERNAK BIBIT
Pengampu: Prof. Ir. Wihandoyo, MS. PhD
AIR.
Wisri Puastuti dan Dwi Yulistiani
RUMINOLOGI 3 Bahan Ikuliah Ibu Yunasri Usman
RUMINOLOGI 1 Bahan Ikuliah Ibu Yunasri Usman
RUMINOLOGI 2 Bahan Ikuliah Ibu Yunasri Usman
Fisiologi Hewan Air Kelompok 2 Catur Ukas Diah Yessi Rolan.
Tatap muka ke 6 SISTEM PRODUKSI SAPI POTONG
Peranan Mikroorganisme Dalam Bidang Peternakan
PERKEMBANGAN HEWAN Dra. Hj. Aseptianova, M.Pd. Nita Nuraini, M.Pd.
SISTEM PRODUKSI TERNAK KERBAU
MANAJEMEN TERNAK POTONG
Teori Pertumbuhan Pertumbuhan dimulai pada saat terjadinya pembuahan yang kemudian dilanjutkan dengan proses hiperplasia (peningkatan jumlah sel jaringan)
LIMBAH INDUSTRI PETERNAKAN SEBAGAI BAHAN PAKAN
JURUSAN NUTRISI DAN MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN - UB
METABOLISME LEMAK/LIPIDA
SATUAN TERNAK DAN KOEFISIEN TEKNIS.
Tata Laksakna Pengawinan
2, Solusi yang Ditawarkan
MINERAL (LANJUTAN) Seng (Zn) sebagaian besar terdapat dalam tulang, namun semua jaringan tubuh yang lain juga mengandung seng. Kulit, rambut dan bulu ternak.
Faktor yang Mempengaruhi Komposisi Karkas/Daging
PENCERNAAN PADA RUMINANSIA
KARBOHIDRAT.
Parameter Genetik Dan Fenotipik
PENDAHULUAN Siti Chuzaemi.
FISIOLOGI PERTUMBUHAN (GROWTH)
PENCERNAAN.
POLA PRODUKSI Klasifikasi ternak sapi Berdasarkan jenis kelamin :
MATA KULIAH ILMU REPRODUKSI TERNAK
PAKAN 4 oct 2012.
FEEDING FEEDING.
Nutrisi NonRuminansia Babi
KECERNAAN (DIGESTIBILITY)
Peranan Mikroorganisme Dalam Bidang Peternakan
SISTEM PENCERNAAN HEWAN
MATERI 2 Manajemen Perkawinan
FEEDING FEEDING.
Kinerja Reproduksi Sapi Betina dan Performans Pedet Pada Usaha Perbibitan Sapi Potong Di Kabupaten Sigi Moh. Takdir, Pujo Haryono dan Andi Baso Lompengeng.
CV. SVARNA CORPORATION DESAIN Sistem Informasi Peternakan Sapi Perah menggunakan Kombinasi Aplikasi Berbasis Mobile & Web.
Seleksi dan Manfaat Dalam Meningkatkan Produktivitas Domba
MEMPERBAIKI KELOMPOK ATAU POPULASI TERNAK BIBIT
LABORATORIUM ANEKA TERNAK Fak. Peternakan – Universitas Brawijaya
Parameter Genetik Dan Fenotipik
Acidosis pada sapi potong
Asidosis pada ruminansia
Peranan Mikroorganisme Dalam Bidang Peternakan. Probiotik dan Manfaatnya Pada Pencernaan Ternak.
KONSEP DASAR BUDIDAYA TERNAK KELINCI
REPRODUKSI 4 oct 2012.
ZUL DJALALI WAL IKRAM : DINA PRATIWI : KHAERUN NAS : EDI SUNUSI : RAHMATANG :
Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan IPB
Dasar Teknik Pembibitan Ruminansia dan Non Ruminansia Babi
Dasar Teknik Pembibitan Ruminansia (Domba)
Transcript presentasi:

KOMPARATIF SIFAT REPRODUKSI, FISIOLOGI PERTUMBUHAN DAN STRUKTUR ALAT PENCERNAAN

Tujuan Instruksional Khusus : Memberikan pengertian tentang perbedaan karakteristik perbedaan sifat reproduksi, fisiologi, pertumbuhan dan struktur alat pencernaan komoditi ternak potong ditinjau dari aspek produksi.

Produktivitas ternak potong dipengaruhi oleh : Potensi Reproduksi, umur pubertas, siklus estrus, masa birahi, gejala birahi, masa bunting, interval kelahiran, menopause (klimakterium) dan litter size (jumlah anak sekelahiran). Karakteristik reproduksi ini sulit untuk dimanipulasi, sehingga potensi reproduksi dianggap sebagai faktor pembatas dalam pengembangan populasi ternak. Diagram faktor2 yang mempengaruhi produktivitas ternak :

Potensi reproduksi ternak potong Indikator reprod. Kelinci Babi Domba Kambing Sapi Kerbau Pubertas (bl) 3-4 5-6 6-8 18-24 + 24 Siklus estrus(hr) Induced 17-22 17-23 + 21 Masa bunting (hr) + 30 + 114 + 150 + 283 303-310 Interval kelahiran intensif (bl) 2 + 8 +8 12-18 Litter size (ekor) s/d 12 s/d 3 1 Produktivitas anak / th (ekor/induk) s/d 60 s/d 24 s/d 5 Ranking kecepatan perkembangan populasi 5 6

Usaha yang dapat dilakukan Menentukan komoditi yang sesuai untuk tujuan usaha, Penentuan saat perkawinan dan metode perkawinan yang tepat, Mengusahakan jarak kelahiran yang pendek tetapi tidak mengganggu kondisi induk, Mengusahakan jumlah anak (litter size) yang maksimal dengan persen kematian minimal sehingga natural increase dan angka panen mencapai persen yang tinggi.

Komparatif fisiologi pertumbuhan Kinerja pertumbuhan antar komoditi ternak potong berbeda. Digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memilih ternak potong yang paling tepat untuk dikembangkan pada suatu wilayah tertentu. Proses pertumbuhan normal, mengikuti kurve sigmoid (huruf “S”), kalau pakan rasional

Pertumbuhan dipengaruhi oleh : Ternak yang kekurangan nutrisi, laju pertumbuhan akan menurun, bahkan dapat negatif. Pertumbuhan dipengaruhi oleh : Faktor internal : spesies, bangsa, jenis kelamin, umur, karakteristik individu Faktor eksternal : pakan, latihan kerja, perlakuan kastrasi, fisiologi lingkungan, kondisi awal penggemukan, kesehatan.

Komparatif struktur alat pencernaan

Struktur saluran pencernaan ruminansia

Gbr. Saluran pencernaan sapi

Struktur alat pencernaan adalah poligastrik : dengan keistimewaan keberadaan mikroba (bakteri, protozoa), dan fungi terutama pada rumennya mampu memfermentasi bahan pakan berserat (serat kasar) dan bahan pakan lain menjadi volatile fatty acid (VFA) yang kemudian diabsorbsi oleh ternak. Pada non ruminansia (babi dan kelinci) struktur alat pencernaannya : monogastrik berupa ventrikulus yang hampir tidak ada mikrobia

Ternak babi vs kelinci Perbedaan prinsip : kelinci memiliki caecum yang relatif besar (45% dari saluran pencernaan), sebaliknya caecum babi mengalami degradasi (rudimentair). Pada caecum terjadi fermentasi mikrobia yang menghasilkan asam-asam amino (protein) dan vitamin B Pada ternak kelinci, fesesnya yang basah (soft faeces) mengandung asam amino dan vitamin B. Apabila ternak kelinci dalam pakannya kekurangan protein / vitamin B, maka soft faeces akan dimakan. Mekanisme ini disebut coprophagy, sehingga sering kelinci disebut pseudo ruminansia (melakukan pseudo ruminasi).

Kurva pertumbuhan normal

Kurva pertambahan BB