BUSINESS ACTIVITY Seorang Entrepreneur harus Berpikir Holistik, Memahami Sistem Bisnis, Mampu Melihat Potensi Bisnis, Mampu Beradaptasi dengan Lingkungan Bisnis, Mampu Mengatasi Dinamika Bisnis, Piawai mengelola Sumber Daya, Fleksibel, Memiliki Strategi Bisnis Terbaik, dan Siap Memenangkan Persaingan Bisnis. (Eddy Soeryanto Soegoto)
Neraca Perdagangan dengan Negara ASEAN Total 19,89 Total 19,76 Total 19,70 Total 22,24 % Sumber: Kompas
INDIKATOR EKONOMI 2015 1998 2008 2015 1 Pertumbuhan ekonomi YOY (persen) -13,1 4,12 4,67 2 Inflasi (persen) 82,40 12,14 7,26 3 Cadangan devisa (miliar dollar AS) 17,4 50,2 107,6 4 Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS (rupiah) 16.650 12.650 14.123 5 Depresi rupiah posisi terendah (persen) 197 34,86 14,03 6 IHSG 256 1.111 4.237 7 Kredit bermasalah (NPL) (persen) 30 3,8 2,6 8 Suku Bunga acuan Bank Indonesia (persen) 60 9,50 7,50 9 Rasio utang pemerintah terhadap PDB (persen) 100 27,40 24,70 10 Total utang luar negeri pemerintah dan swasta (miliar dollar AS) 150,8 155,08 304,3 11 Rasio utang luar negeri terhadap cadangan devisa (kali) 8,6 3,1 2,8 Pertumbuhan Ekonomi 2015 pada triwulan II Inflasi bulanan hingga Juni 2015 sebesar 7,26 persen Kurs rupiah dan depresiasi terendah 2015 bersifat sementara Data 2015 bersifat sementara sehingga masih dapat berubah Sumber: Kompas
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi di Sejumlah Negara Asia Pasifik (%) 3 4 5 6 7 8 Sumber: Kompas
RANKING KUALITAS INFRASTRUKTUR Peringkat Kualitas Infrastruktur No. Negara Peringkat Kualitas Infrastruktur Jalan Jalan KA Pelabuhan Bandara 1 Singapura 6 na 2 Malaysia 19 12 3 Thailand 50 74 54 37 4 Indonesia 72 41 77 64 5 Vietnam 104 52 88 87 Filipina 80 101 108 7 Jepang 10 26 27 8 Tiongkok 49 17 53 58 9 India 76 71 Afrika Selatan 44 46 11 Peringkat Kualitas Infrastruktur Indonesia masih lebih baik dari Vietnam dan Filipina, untuk jalan KA lebih baik dari Thailand. Sumber: Litbang Kompas
BIAYA LOGISTIK TIAP NEGARA Biaya Logistik (% dari GDP) Amerika Serikat 9,9 Jepang 10,6 Korea Selatan 16,3 Singapura 8,0 Malaysia 13 Thailand 20 Vietnam 25 Indonesia 27 Sumber: Kompas
Sumber Pendanaan Pengembangan Infrastruktur 2015-2019 KOMPOSISI SUMBER PENDANAAN BERIKUT ALOKASI SEKTOR INDUSTRI (TRILIUN RUPIAH) Sumber Pendanaan Pengembangan Infrastruktur 2015-2019 Swasta+ BUMN 50% APBN+ APBD Total kebutuhan pembiayaan infrastruktur selama 5 tahun ke depan: Rp. 5.519 triliun Alokasi Pendanaan Pengembangan Infrastruktur Menurut Sektor Sektor APBN APBD BUMN Swasta Total Jalan 340 200 65 805 Kereta Api 150 - 11 122 283 Perhubungan Laut 498 238 164 900 Udara 85 5 50 25 165 Darat (ASDP) 10 60 Transportasi Perkotaan 90 15 115 Ketenagalistrikan 100 445 435 980 Energi (Migas) 4 152 352 507 Telekomunikasi dan Informatika 13 27 223 278 Sumber Daya Air 276 68 7 401 Air Minum dan Limbah 227 198 44 30 499 Perumahan 384 87 528 Total Infrastruktur 2.216 545 1.066 1.692 5.519 Sumber: BAPPENAS, Persatuan Insinyur Indonesia
Investasi Negara-negara ASEAN ke Indonesia (juta dollar AS) - - TOTAL Keterangan: Data Investasi tahun 2015 adalah angka kumulatif hingga triwulan II Sumber: Kompas
Citra Baik Lembaga KPK (persen) Sumber: Kompas
Latar belakang calon pimpinan KPK yang diharapkan Proses seleksi pimpinan KPK telah berlangsung independen Citra Pansel KPK Latar belakang calon pimpinan KPK yang diharapkan Proses seleksi pimpinan KPK kali ini akan menghasilkan pimpinan KPK yang… Sumber: Litbang Kompas
943.000 1,4 juta 1,6 juta 158,52 ton 17,76 ton 219,44 ton 0,40 ton Data dan Fakta Permasalahan Narkoba Penyalah guna bermasalah 943.000 Penyalah guna teratur pakai 1,4 juta Penyalah guna coba pakai 1,6 juta Jumlah estimasi peredaran dan sitaan narkoba di Indonesia 2014 Estimasi peredaran (2014) 158,52 ton Ganja, disita (2013) 17,76 ton Estimasi peredaran (2014) 219,44 ton Sabu, disita (2013) 0,40 ton Estimasi peredaran (2014) 14.300.000 butir Ekstasi, disita (2013) 1.100.000 butir Sumber: Kompas
Perkembangan Pariwisata Indonesia Devisa Sektor Pariwisata (Miliar Dollar AS) Perkembangan Pariwisata Indonesia Tahun Wisatawan Nusantara Jumlah Perjalanan (juta kali) Total Pengeluaran (triliun rupiah) 2009 229,73 137,91 2010 234,38 150,41 2011 236,75 160,89 2012 245,29 172,85 2013 250,04 177,84 Wisatawan Nusantara, WNI atau WNA (tinggal di Indonesia) yang melakukan perjalanan wisata di dalam negeri. Sumber: Kompas
Sasaran Pertumbuhan Ekonomi Kreatif Uraian Sasaran Baseline 2014* Rata-rata Pertumbuhan 2015-2019 (%) PDB Ekonomi Kreatif (Harga berlaku, triliun rupiah) 693,1 7 Tenaga Kerja (juta orang) 11,9 2 Jumlah Usaha (juta unit) 5,4 0,5 Devisa (juta dollar AS) 128,4 Sumber: Kompas
Emisi Gas Rumah Kaca di Sejumlah Kawasan Asia Pasifik dan Dunia Tanpa Perubahan Penggunaan Lahan dan Hutan (2012) Perubahan Penggunaan Lahan dan Hutan (2012) Asia Pasifik Dunia Negara Emisi (MtCO2e) Afganistan 30,76 Austria 648,23 685,05 Banglades 158,51 189,86 Butan 0,89 -7,97 Tiongkok 10.975,50 10.684,29 Fiji 2,58 1,73 India 3.013,77 2.887,08 Indonesia 760,81 1.981,00 Jepang 1.344,58 1.207,30 Maladewa 1,21 Mongolia 32,88 59,11 Nepal 34,25 40,34 Pakistan 320,02 341,65 Papua Nugini 13,67 99,92 Samoa 0,43 0,38 Sri Lanka 38,58 45,21 Vanuatu 0,73 0,60 Wilayah Emisi (MtCO2e) Afrika 2.679,37 3.730,65 Asia 22.352,49 23.296,86 Uni Eropa 28 4.399,15 4.122,64 Eropa 7.427,88 6.929,04 G-77 dan Tiongkok 24.291,60 27.997,22 G-7 10.656,98 10.111,52 Amerika Latin & Karibia 3.130,03 4.560,99 Timur Tengah & Afrika Utara 3.561,76 3.529,21 Amerika Utara 6.949,22 6.679,15 Oseania 743,76 849,37 Afrika Sub-Sahara 1.970,27 3.019,78 Sumber: Kompas
Kontribusi Ekonomi Kreatif Indonesia Industri kreatif menyerap 10,7% tenaga kerja (119,7 juta orang) Kontribusi terhadap PDB (triliun rupiah) Persentase terhadap PDB Terdapat 9,68% usaha di bidang kreatif (5,4 juta usaha, sebagian besar UKM) Isu Strategis dalam industri Kreatif Sumber Daya Manusia Sumber Daya Kreatif Pertumbuhan Bisnis dan Industri Keuangan Akses jaringan dan pasar Dukungan teknologi dan infrastruktur Institusi Sumber: Kompas
TINGKAT KEPUASAN HIDUP TERHADAP SEPULUH ASPEK KEHIDUPAN 2013 DAN 2014 PERINGKAT KEBAHAGIAAN WARGA DUNIA 1. Denmark (7,693) 2. Norwegia (7,655) 3. Swiss (7,650) 4. Belanda (7,512) 5. Swedia (7,480) 10. Australia (7,351) 14. Uni Emirat Arab (7,144) 17. Amerika Serikat (7,082) 22. Inggris (6,883) 30. Singapura (6,546) 33. Arab Saudi (6,480) 36. Thailand (6,371) 41. Korea Selatan (6,267) 43. Jepang (6,046) 56. Malaysia (5,760) 63. Vietnam (5,533) 76. Indonesia (5,348) 92. Filipina (4,985) 93. Tiongkok (4,978) 111. India (4,772) Sumber: Berita Resmi Statistik BPS dan World Hapapines Report, Kompas 14 Feb’15
DAYA SAING GLOBAL NEGARA ASEAN Tahun 2014-2015 No. Negara Kebutuhan Dasar Penguat Efisiensi Inovasi GCI 2014-2015 2013-2014 1 Brunei - 2 Kamboja 103 100 116 95 88 3 Indonesia 46 30 34*** 38 4 Laos 98 107 80 93 81 5 Malaysia 23 24 17 20** 6 Myanmar 132 134 139 7 Filipina 66 58 48 52**** 59 8 Singapura 11 2* 9 Thailand 40 39 54 31*** 37 10 Vietnam 79 74 68 70 Keterangan: * Peringkat Lima Besar - Data tidak tersedia untuk Tahun 2014-2015 GCI = Global Competitivesness Indicators Sumber: Pikiran Rakyat
PAKET KEBIJAKAN EKONOMI PEMERINTAH 2015 Mendorong daya saing industri nasional. Melalui deregulasi, debirokratisasi, penegakan hokum, dan kepastian usaha. Terdapat 89 peraturan yang dirombak dari 154 peraturan yang masuk. Deregulasi akan dijabarkan dalam: 17 peraturan pemerintah 11 rancangan peraturan presiden 2 rancangan instruksi presiden 63 rancangan peraturan menteri 5 rancangan peraturan lain Mempercepat proyek strategis nasional dengan menghilangkan berbagai hambatan dalam pelaksanaan dan penyelesaiannya. Meningkatkan investasi di bidang property. Memperbanyak peluang diversifikasi. Bank Indonesia (berkoordinasi dengan pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan) Memperkuat pengendalian inflasi dan mendorong sector riil dari sisi suplai perekonomian. Memperkuat stabilisasi nilai tukar rupiah. Memperkuat pengelolaan likuiditas rupiah. Memperkuat pengelolaan penawaran dan permintaan valuta asing. Melakukan langkah-langkah lanjutan untuk pendalaman pasar uang. Tujuan Menggerakkan sektor riil untuk memperkuat fondasi perekonomian. Memperkuat industri nasional dan mengembangkan usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi. Memperlancar perdagangan daerah. Meningkatkan kesejahteraan nelayan dengan menaikkan produksi ikan tangkap. Sumber: Kompas ‘Sept 2015