SISTEM PRODUKSI TERNAK KERBAU
Tujuan Instruksional Khusus : Mengetahui fungsi ternak kerbau Mengetahui problem dan prospek perkembangan ternak kerbau sungai dan kerbau lumpur Mengetahui sistem produksi ternak kerbau sungai dan kerbau lumpur Mengetahui laju pertumbuhan, produksi daging dan kualitas karkas daging kerbau
Fungsi ternak kerbau : Sebagai ternak kerja (di Asia Tenggara) Sebagai ternak penghasil susu (India, Pakistan, Timur Tengah, Mediterania, Eropa Timur) Sebagai ternak penghasil daging (di banyak negara). Catatan : Kerbau sungai mempunyai kromosom 2n = 50. Kerbau lumpur mempunyai kromosom 2n = 48
Cross breeds Murrah X lokal Srilanka
Problem dan prospek perkembangan kerbau Nutrisi, perbaikan genetik, manajemen gudel (calves), manajemen kerbau dewasa, penyakit dan parasit, produksi daging
Karakteristik produksi kerbau di pedesaan Integrated dengan produksi pertanian Lahan marginal, produk non marketable Tenaga kerja keluarga Teknologi tradisional, biaya minim Belum berorientasi pada pasar Tingkat resiko ekonomi rendah Tujuan pemeliharaan ternak kerbau : Membantu mengurangi resiko dalam usaha pertanian Sebagai tabungan Sebagai ternak kerja Sebagai penghasil pupuk Sebagai status sosial Untuk meningkatkan income, penghasil pangan (daging dan / susu).
Swamp buffalo
Bubalus depressicornis (Anoa) typical species of Indonesia
Laju pertumbuhan kerbau : River buffalo umumnya tumbuh lebih cepat daripada beef cattle. River buffalo dapat tumbuh lebih dari 0,7 kg/hr, yang merupakan laju pertumbuhan maksimal dari kerbau lumpur (swamp buffalo). Kerbau lumpur tidak dapat tumbuh secepat sapi pada kondisi pakan intensif. Apabila pakan diberikan secara hand-fed atau merumput pada roughages yang berkualitas rendah, performen sapi sama dengan kerbau lumpur. Selama periode kesembuhan, kerbau lumpur yang merumput di musim kering dengan nutrisi rendah dapat mengkompensasi pertumbuhan lebih baik daripada sapi. Di tingkat petani, perbedaan laju pertumbuhan karena jenis kelamin kecil.
Laju pertumbuhan kerbau lumpur dibandingkan dengan sapi Variabel Kandang Pasture Sapi Kerbau BB awal (kg) 194 295 268 352 ADG (kg/hr) 1,03 0,89 0,03 0,91
Pertumbuhan dan perkembangan jaringan karkas Pada berat karkas yang sama, kerbau lumpur (bull) di Indonesia mempunyai persen karkas lebih besar daripada Frisian bull. Kerbau jantan mempunyai otot karkas lebih banyak dan lemak karkas lebih sedikit dibandingkan dengan buffalo cow dan steer. Pertumbuhan alometrik untuk tulang, otot dan lemak pada karkas river buffalo dan swamp buffalo umumnya sama dengan sapi.
Kualitas daging Kualitas fisik daging kerbau rendah, karena sering digunakan untuk kerja. Di Italia, kerbau sungai dipelihara dalam feedlot, sehingga pakan yang diberikan untuk pertumbuhan bisa maksimal dan dipotong pada saat berat hidup optimum. Kerbau muda (14 – 18 bulan) mempunyai diameter serat lebih kecil dibandingkan dengan sapi Simmental betina dewasa, tetapi kerbau tua (10 – 16 tahun) diameter seratnya lebih besar.
Komposisi kimia daging kerbau dibandingkan dengan sapi Air 71,0 72,0 Protein 20,8 21,3 Lemak 7,1 3,1 Abu 0,9 0,8 Energi (KJ) 615 473
Swamp Buffalo Production Systems Kerbau sebagai ternak kerja Di banyak negara memanfaatkan tenaga ternak untuk memelihara / mengerjakan sawah (kerbau berhubungan dengan PN (padi). Alasan penggunaan ternak karena ukuran / luas PN di Asia rata – rata 1 – 5 Ha, rata – rata secara nasional kurang dari 3 Ha sehingga penggunaan traktor menjadi kurang ekonomis. Selain untuk pengerjaan lahan, juga untuk memompa air, mengepres minyak dari biji - bijian, gula dan untuk transportasi
Kerbau sebagai sumber protein Di beberapa negara pemotongan kerbau berhubungan dengan upacara keagamaan / fungsi sosial lain. Di Thailand konsumsi daging sapi dan kerbau tinggi, termasuk LARB (darah segar dari pemotongan sapi dan kerbau) yang juga dikonsumsi. Di Thailand ada istilah TOK POOD, yaitu sekumpulan orang (20 – 40 orang) yang beriuran untuk memotong kerbau, kemudian karkas dan organ dalamnya dipotong-potong, kemudian dibagi untuk orang-orang tersebut. Di beberapa negara kontribusi daging kerbau lebih tinggi dari pada daging sapi.
Kerbau sebagai sumber produk yang digunakan oleh petani Feses / manure kerbau dapat digunakan untuk pupuk Tanduk, kulit dan tulang sebagai bahan industri Kerbau juga dapat digunakan untuk adu kerbau, racing / perlombaan Sebagai sumber pendapatan ternak kerbau dipelihara untuk diambil daging dan susunya.
Perbedaan performen kerbau dibandingkan dengan sapi Variabel Holstein cross breed Brahman cross Sapi Kerbau lumpur ADG (kg) 0,93 0,59 0,53 Feed gain (kg/kg) 0,62 9,23 8,09 11,10
Beberapa hambatan dan permasalahan kerbau di Indonesia : Kapasitas produksi rendah Indikasi : Kerbau di Indonesia lambat dewasa Interval kelahiran relatif panjang Deteksi berahi sulit Populasi pejantan yang baik relatif kurang Pejantan banyak dipotong Pejantan yang baik dijual karena harga tinggi Calf crop rendah (40 %), karena : Pakan kurang baik Tatalaksana kurang baik
Tatalaksana kurang baik Produksi susu induk rendah Calf crop rendah (40 %), karena : Pakan kurang baik Tatalaksana kurang baik Produksi susu induk rendah Mortalitas relatif tinggi terutama pada anak-anaknya, karena : Faktor manajemen kurang baik Masih banyak penyakit menular, terutama karena parasit Pengendalian / pencegahan penyakit kurang Kualitas pakan rendah
Masalah-masalah lain yang perlu mendapat perhatian Populasi menurun dari tahun ke tahun Orientasi pemeliharaan belum ke arah orientasi ekonomi Pendidikan petani relatif masih rendah Modal petani lemah, sulit mengembangkan ternak kerbau Belum mengetahui breeding management.
Perbandingan kinerja kerbau dan sapi Parameter Kerbau Sapi Berat lahir (kg) 43,49 44,87 Feed intake (kg) 1187 1510 ADG (kg) 0,698 0,485 FCR 1,7 3,12 Efisiensi energi (%) 19 14 Efisiensi protein (%) 44 29 Protein intake (%) 0,308 0,258
IB pada kerbau