Perkembangan Sosioemosi Remaja PSIKOLOGI PERKEMBANGAN Unita Werdi Rahajeng unita.lecture.ub.ac.id
Self Bagaimana remaja memahami dirinya…??? Abstrak dan idealistik menyertakan konsep tentang dirinya dan konsep ideal-self Terdiferensiasi memahami bahwa dirinya memiliki ragam karakteristik sesuai dengan konteks tertentu Kontrakdisi efek dari diferensiasi sehingga seakan-akan ia memiliki karakteristik-karakteristik yang saling bertolak belakang Barometric self konsep diri yang dinamis dan mudah berubah Perbandingan sosial mengevaluasi diri untuk mendefinisikan diri
Self Esteem Remaja Dikenal juga sebagai self-worth or self-image Jika menyangkut kompetensi pada suatu domain disebut sebagai Self-concept
Behavioral Indicators of Self Esteem
Self-Esteem Across Life-Span
Self Esteem Remaja Studi Susan Harter tentang profil self-esteeem pada remaja Menyangkut persepsi remaja tentang : Scholastic competence Athletic competence Social acceptance Physical appearance Behavioral conduct Close friendship Romantic appeal and job competence Global self-worth http://www.encyclopedia.com/topic/Self-Concept.aspx
Physical appearence merupakan salah satu komponen yang berperan penting dalam self-esteem remaja
Mendukung Self Esteem Remaja Mengidentifikasikan penyebab rendahnya self-esteem dan domain kompetensi yang dianggap penting bagi remaja Menyediakan dukungan emosional dan penerimaan sosial Mendukung prestasi Membantu coping remaja dalam menghadapi permasalahannya
Who am I? What am I all about? What am I going to do with my life? What is different about me? How can I make it on my own?
Identity vs Identity Confusion https://www.youtube.com/watch?v=70yDo6cexyY Konsep yang diajukan oleh Erik Erikson Menemukan siapa dirinya, apa yang terjadi dalam dirinya, dan bagaimana arah hidupnya Proses yang dinamis sehingga remaja terlibat dalam krisis James Marcia mengembangkan konsep ini menjadi 4 status identitas berdasarkan komitmen dan krisis
Identifikasi Status Identitas (James Marcia)
Karakteristik Status Identitas Diffusion Tidak mempertimbangkan berbagai alternative, pemikiran yang dangkal, kurang yakin dengan dirinya, tidak memiliki tujuan hidup Foreclosure Tidak memiliki kesempatan eksplorasi, dogmatis ketika pendapatnya ditentang, dekat, patuh dan cenderung mengikuti sosok superior Moratorium Berjuang menentuakan arah hidup, lincah namun masih ada kekhawatiran, ada kemungkinan untuk dapat menemukan tujuan hidupnya dengan mandiri Achievement Lebih matang dan kompeten untuk membuat keputusan hidup, mandiri dan yakin dengan dirinya, Mampu membangun hubungan intim yang sehat dengan lingkunan
Domain Identitas Identitas dapat menyangkut berbagai domain, antara lain: Vocational/career identity Political identity Religious identity Relationship identity Achievement, intellectual identity Sexual identity Cultural/ethnic identity Interest Personality Physical identity
Emosi Remaja Masa awal remaja frekuensi naik turun emosi tinggi (Rosenblum & Lewis, 2003) moodiness Bagi sebagian remaja, emosi negatif yang intens dapat menggambarkan terjadinya permasalahan yang serius Salah satu yang berpengaruh adalah faktor kematangan pada otak (prefrontal cortex) belum berkembang optimal dan adaptasi perubahan hormon yang ekstrem Remaja identik dengan “risk-taker” dan perilaku yang gegabah Fakta penyebab kematian terbesar pada remaja adalah kecelakaan dan bunuh diri Cekidot!! http://www.ted.com/talks/sarah_jayne_blakemore_the_mysterious_workings_of_the_adolescent_brain?language=en https://edge.org/conversation/sarah_jayne_blakemore-the-adolescent-brain
Orang Tua Sebagai Manajer Remaja Memonitor hubungan sosial remaja As social initiators and arrangers (Parke & Buriel, 2006). Ibu memiliki andil lebih besar memainkan peran manajer dalam pengasuhan Monitoring supervisi pilhan dalam seting sosial, aktivitas, dan persahabatan dan usaha-usaha akademis Kesediaan remaja untuk membuka diri terkait dengan sikap responsif orang tua pengasuhan orang tua otoritatif
Konflik Orang tua dan Remaja Kebanyakan dikarenakan oleh stereotipe Kebanyakan remaja dan orang tuanya memiliki kesamaan pandangan tentang nilai-nilai kerja keras, prestasi dan aspirasi karir (Gecas & Seff, 1990) Kebanyakan orang tua dan remaja memiliki kepercayaan religius dan politis sama Konflik banyak terjadi di masa awal remaja (Allison & Schultz, 2004; Smetana, 2008b). Sekitar 20% keluarga, orang tua dan remaja terlibat dalam konflik yang yang panjang, intens, berulang, dan kurang sehat (Montemayor, 1982).
Resiko Konflik Remaja – Orang Tua Konflik orang tua-remaja yang berkepanjangan membawa resiko antara lain: Minggat Kenakalan Remaja School dropout (DO) Kehamilan dan pernikahan dini Keanggotaan pada kelompok kultus Penyalahgunaan obat terlarang (Brook & others, 1990).
SIBLING Umumnya persaingan antar saudara (sibling rivalvry) mereda di masa remaja. Saudara seringkali berperan sebagai teman
Variasi Dalam Keluarga Orang tua bercerai Step Families: tinggal bersama orang tua angkat atau orang tua menikah kembali Orang tua bekerja latchkey adolescence (bawa kunci dan di rumah tanpa pengawasan orang tua) Orang tua lesbi atau gay sudahkah di Indonesia..?? Hal yang menarik untuk diteliti dalam konteks budaya Indonesia
PEER GROUP
KONFORMITAS PADA PEER Kecenderungan remaja melakuakan konformitas dengan kelompok sebayanya Konformitas muncul ketika individu meniru sikap atau tingkah laku orang lain karena tekanan nyata atau hal yang ia bayangkan Fenomena remaja yang nonkonformis mengetahui apa yang diharapkan oleh orang-orang sekitarnya dan dengan sengaja memilih perilaku yang berlawanan
PEER PRESURE Which adolescents are most likely to conform? (Cohen & Prinstein, 2006; Prinstein, 2007; Prinstein & Dodge, 2008) Remaja yang tidak memiliki keyakinan atas identitas sosialnya Self-esteem rendah Kecemasan sosial tinggi
POPULARITAS REMAJA Neglected menerima sedikit perhatian dari teman sebaya Rejected tidak disukai teman sebaya Popular teman sebaya berlomba-lomba mendekatinya Kontroversial respon ekstrim dari teman sebaya
Faktor Mempengaruhi Interaksi Remaja dengan Peer Social Cognition bagaimana remaja memahami lingkungan sosialnya Emotion remaja yang moody dan cenderung memiliki emosi negatif kurang disukai. Remaja yang sering menampilkan emosi positif cenderung disukai
Pertemanan dan Loneliness Cenderung memilih teman yang memiliki kesamaan (gender, usia, minat, achievement, academic orientation, dsb) Ada beberapa remaja yang berteman dengan remaja yang lebih tua (mixed age relationship) Bagi beberapa orang, loneliness adalah kondisi yang kronis Chronic loneliness berkaitan dengan hendaya fisik dan kesehatan mental (Karnick, 2008).
Kelompok Remaja Cliques memiliki hubungan yang lekat, ukuran kecil, menghabiskan banyak waktu luang bersama Crowd memiliki kesamaan minat/orientasi, ukuran besar, kurang lekat dibandingkan cliques Youth organization kelompok yang terstruktur, memiliki visi misi dan orientasi, memiliki minat dan cita-cita yang sama, keanggotaan formal
KENCAN Fenomena baru muncul sekitar 1920-an Fungsi kencan sebagai “mate-selection” yang berada di bawah monitoring orang tua Bagaimana kencan remaja dari masa ke masa….? Bagaimana kencan remaja dari berbagai konteks sosio- budaya…?
Dating and Romantic Relationships Memiliki sedikitnya 8 fungsi (Paul & White, 1990): Rekreasi Status dan pencapaian/prestasi Proses sosialisasi Mempelajari intimasi Sexual experimentation and exploration. Membangun hubungan dan individu berjenis kelamin lain Pembentukan identitas Sarana memilih pasangan