Sejarah dakwah masa Abbasiyah
Histografi Abbasiyah (132-656H) Didirikan oleh Abdullah as Saffah bin Muhammad bin Ali bin Abdillah bin Abbbas Humaimah, Kuffah dan Khurasan (bani Hasyimiyah, dakwah puritan) Cikal bakal penamaan Abbasiyah keturunan Al Abbas paman rasulullah, melalui ikrimah al siraj (juru dakwah) Dua periode daulah Abbasiyah: Periode keemasan dakwah islam khalifah Abbasiyah yg agung Periode kemunduran dakwah islam hilangnya khalifah, perpecahan dan kekuasaan hawa nafsu
Pembagian berdasarkan pemerintahan Periode I (132-232 H/ 750-847 M) Periode I (132-232 H) periode pengaruh persia khalifah Abu Al Abbas, dg pembinanya abu Ja’far al Mansyur membangun pemerintahannya di tengah-tengah persia (peletak dasar-dasar pemerintahan). puncak kejayaan ada pd masa 1. Al Mahdi (775-785 M) dakwah lbh pada penguatan perekonomian utk kesejahteraan umat muslim 2. Al Hadi (775-786 M) dakwah aspek maritim , pelayaran dan keamanan 3. Harun Al Rasyid (786-809 M) sosial, kesejahteraan,ilmu pengetahuan, pendidikan dakwah, kebudayaan dan kasusastra, jarkom dg raja prancis, persi, dan syiria. 4. Al Ma’mun (813-833M) penterjemahan kitab dan buku asing dalam pengembangan ilmu, pembangunan baitul hikmah (penerjeman), perguruan tinggi dan perpustakaan . Baghdad mnj pusat ilmu pengetahuan dan budaya islam. Siar dakwah melalui pendidikan tinggi.
5. Al Mu’tashim (833-842 M) org turki mjd prajurit dan pengawal , umat muslim dibina menjadi tentara profesional. Persaingan arab (al Amin) dg persia (al ma’mun) 6. Al Wasiq (842-847 M) menghalau diskriminasi dg sendi toleransi dan akulturasi budaya 7. Al Mutawakil (847-861) lemah dan dakwah dengan lemah, tdk memiliki kekutan dan strategi seperti pendahulunya. Imam madzhab hidup y/ Syafi’i (767-820 H) Hambal (780-855) masa harun al rasyid dg metode tafsir (gerakan pemurnian al quran) scr rasional Imam hanifa dan malik (713-795) setting tradisi masy madinan dg menggunakan hadits
Periode 2 (232-334 H) periode pengaruh turki pertama terjadi persaingan antar bangsa (Arab, Persia, dan Turki) Khalifah dianggap sebagai jabatan agama yang sakral dan tdk bisa diganggu gugat masa al mansur (sesungguhnya sy adalah kekuasaan Allah di Bumi tahta) Aliansi dg Turki menjadikan dakwah islam lahir dengan bentuk-bentuk ala turkinisme. Segala bidang dikuasai orang-2 turki, dakwah tdk begtu berkembang. Berkembang aliran sunni
Periode 3 (334-447 H) periode Buwaih pengaruh persia II Dinasti ini lahir dr 3 putra Abu Syuja’ Buwaih Ali, Hasan, Ahmad Karakter kepemimpinan keras, penuh pertikaian Ekspedisi dan Penakhlukan persia besar-2an Ahmad sgb penguasa politik negara (amir al umara’ dg gelar mu’izz al daulah) Ali penguasa di Syiraz persi selatan dg gelar immal a’ daulah Hasan penguasa persi utara dg gelar rukn al daulah Berkembang aliran syiah Orientasi pd perkembangan ilmu pengetahuan dan kasusastra matangnya keilmuan, sosiologi, ensiklopedi, sastra, astronomi.
Periode 4 (447-590 H) periode seljuk pengaruh turki ke II Awal kemajuan dakwah periode setelah dinasti Buwaih. Dipenjaakannnya al malik ar rahim. Histografi berasal dari dinasti kecil rumun suku Ghuz Turkistan (penyatuan transoxiana dan khurasan oleh seljuk ibn Tuqaq) Awal dinasti ditata oleh Thugrul beg, kekhalifahan ditata dan dikembalikan , kewibawaan bid agama dirintis kembali. Mengembangkan mazhab sunni dan membendung syi’ah. Peristiwa manzikart mengalahkan pasukan Romawi Menggalakkan pendidikan, pengembangan metode tafsir, teologi, kedokteran, dan sastra.
Periode 5 (590-656 H) periode lepas dr pengaruh persia dan turki, kekuasaan hanya di Baghdad. Jatuhnya jerusalem ke tangan umat muslim perang salib (alp Arselan) Salib I kebencian nasrani kpd muslim setelah seljuk menguasai baitul maqdis kembali (471); pembatasan ziarah bagi kristen ke tanah suci paus urbanus II memerintahkan perang salib. Periode I kemenangan kristen atas Nicea dan Edessa, antiochea dan mendirikan negara latin. Salib II direbut oleh Imaduddin dan Nuruddin Zanki kristen menggelar salib II dikalahkan oleh Shalah din Al Ayyubi Salib III direbutnya palestina oleh malik al shalih anak al kamil, sampai kekalahan muslim di spanyol
Karakter dakwah abbasiyah Dakwah struktural (pembinaan, penerjemahan, sistem pendidikan) dan kultural (kajian ilmiah ditingkat masyarakat) Pemerintahan tegas dg panji-panji islam (khalifah) meski ada perbedaan dg khalifah jaman rasululah dan khulafaur rasyidin Jalan dakwah dapat dikembangkan melalui sarana, pendukung, dan metode dakwah yang sangat strategis Muncullah kerajaan islam yang berjaya, makmur dan berkuasa Menjadi negara yg penuh kecemerlangan dalam bid agama, pendidikan, ilmu dna pengetahuan.
Level dakwah Negara dan penguasa Dai adalah penguasa yang cinta ilmu dan seorang ulama handal, memuliakan ulama dna para pujangga, pendidikan khusus agama bagi putra penguasa Memfasilitasi penerjemahan ilmu bahasa arab Dakwah melalui pembinaan wilayah muslim dan ekspansi non muslim Mendorong pembangunan madrasah nidzamul Muluk dan niddamiyah di baghdad.
Level masyarakat (kultural) aktivitas keagamaan dan keislaman sangat maju (tdk terpengaruh setting politik di tingkatan elit) Memakmurkan masjid dg kajian ilmiah Penghormatan kpd ulama tinggii ulama meninnggal diantar hingga kubur dan dilakukan doa bersama dakwah fardiyah dan fiah berjalan di level paling bawah umumnya pd masa harun al rasyid. Gerakan menulis buku ilmiah agama, bahasa dan fiqh (lahir imam 4 madzhab) Pakar hadits, nahwu, fiqh, tafsir, dll.
Penemu gips
Kelompok mawali Kelompok non Muslim yang memluk Islam (terdiskriminasikan dr pemerintahan dinasti amawiyah) pendatang baru dari kalangan bangsa-bangsa yang dikalahkan oleh dinasti amawiyah tastus yang menggambarakan inferioritas di tengah-tengah keangkuhan orang-orang Arab yang mendapat fasilitas dari penguasa Umayyah
Kelompok syiah dr Masa dinasti abbasiyah dianggap sebagai golongan sesat dan menyesatkan: pengaruh Hasan, ali dan ahmad yang notabene dia diangkat sebagai khalifah masa abbasiyah prajurit persia yang mendapatkan kepercayaan penguasa abbasiyah krn prestasi kemiliterannya. Syiah tidak mengakui kepemimpinan tiga Khalifah pertama (Abu Bakar, Umar, Utsman), karena dianggap telah merampas kekhalifahan Ali bin Abi Thalib (padahal Imam Ali sendiri membai’at dan mengakui kekhalifahan mereka). imam mereka mempunyai sifat maksum syiah menganggap bahwa Al-Quran yang ada sekarang ini tidak orisinil. Sudah dirubah oleh para sahabat (dikurangi dan ditambah) Orang Syiah mempunyai Imam Mahdi sendiri
wahabisme Wahhabisme (Arab: وهابية, Wahhābiyah) adalah sebuah gerakan keagamaan[1] dari Islam. Gerakan ini dikembangkan oleh seorang teolog Muslim abad ke-18 yang bernama Muhammad bin Abdul Wahhab dari Najd, Arab Saudi, yang bertujuan untuk membersihkan dan menyempurnakan ajaran Islam kepada ajaran yang sesungguhnya berdasarkan Qur'an dan hadis dari "ketidakmurnian" seperti praktik-praktik bid'ah, syirik dan khurafat