Fatigue in early Parkinson’s disease: the Norwegian ParkWest study Pembimbing: dr. Nurtakdir Kurnia Setiawan, SpS, Msc Oleh: Meula Puspitasari Aulia 1610221037 Kepaniteraan Klinik Departemen Saraf RSUD Ambarawa 2017
PENDAHULUAN Gejala non motorik penyakit Parkinson semakin diketahui tapi tidak sepenuhnya dimengerti. Gejala-gejala tersebut paling umum, beragam, dan dilaporkan mengurangi kualitas hidup daripada gejala motorik Umumnya tidak ada definisi kelelahan yang dapat diterima, tetapi sensasi sering dideskripsikan sebagai ‘rasa lelah yang luar biasa, kekurangan energi, dan perasaan lelah’ [8], tidak kurang motivasi atau mengantuk dan melibatkan kesulitan dalam memulai atau mempertahankan aktivitas volunter Pengobatan, termasuk levodopa, dopamin agonis, monoamin oksidase B inhibitors, serotonin selektif/serotonin-norepinefrin reuptake inhibitor, amantadine dan modafinil semuanya telah dihipotesiskan berpengaruh terhadap derajat kelelahan tetapi kejadiannya langka
TUJUAN mengetahui perkembangan kelelahan central, baik mental dan fisik, yang diukur dengan FSS (Fatigue Severity Scale), pada pasien drug-naive selama 1 tahun pertama setelah didiagnosis. Perubahan kelelahan pada pasien-pasien penyakit Parkinson ini dibandingkan dengan perkembangan kelompok kontrol dan kemungkinan adanya pengaruh dari pengobatan dopaminergik pada kelelahan telah dieksplorasi di kelompok pasien.
METODE studi kohort longitudinal prospektif yang dikendalikan oleh populasi pasien dengan kejadian penyakit Parkinson di barat dan selatan Norwegia. Diagnosis penyakit Parkinson ditegakkan menurut kriteria diagnosis Gelb dan UK Brain Bank
181 pasien drug-naive, pasien yang baru didiagnosis penyakit Parkinson 162 subyek kontrol yang disesuaikan dengan usia dan jenis kelamin Semua orang termasuk orang Kaukasia. Kriteria Inklusi Bukan pasien drug-naive pada awal demensia pada awal yang didiagnosis post hoc kembali didiagnosis tidak memiliki penyakit Parkinson selama masa penelitian memiliki data yang tidak lengkap yang mengevaluasi kelelahan Kriteria Eksklusi
Pengambilan Data wawancara semi-terstruktur yang ekstensif mengisi formulir penilaian mandiri yang telah divalidasi untuk bahasa Norwegia. pemeriksaan fisik
Tingkat keparahan penyakit Unified Parkinson Disease Rating Scale (UPDRS) Hoehn dan Yahr staging scale yang dimodifikasi skala Schwab dan England Obat dopaminergik Levodopa equivalent dose (LED) Kelelahan FSS (Fatigue Severity Scale) cut-off = ≥4 Gejala depresi Montgomery dan Aasberg Depression Rating Scale (MADRS) Apatis Skala Apatis Starkstein Kualitas tidur Parkinson’s disease sleep scale (PDSS) dan Epworth Sleepiness Scale (ESS) Kognitif Mini Mental State Examination (MMSE) Semua pasien dievaluasi oleh keempat subskala UPDRS (I: Mentation, behavior and mood; II: Aktivitas hidup sehari-hari; III: Motor; IV: Komplikasi), sedangkan subjek kontrol dievaluasi hanya oleh subscale II.
ANALISIS DATA Uji T Student membandingkan skor FSS pada kelompok pasien dan kelompok kontrol Uji chi-squared perbandingan skor FSS berdasarkan gender, nilai P <0,05 dianggap signifikan secara statistik. Hubungan antara perubahan nilai rata-rata FSS dan demografi dan klinis kelompok pasien dianalisis dengan analisis regresi linier berganda.
HASIL Populasi pasien menunjukkan lebih banyak kelelahan, gejala depresi, gangguan kognitif, masalah tidur dan apatis daripada subjek kontrol, baik di awal dan pada pemeriksaan follow-up 1 tahun.
Skor nilai rata-rata FSS dan skor pada empat item individual lebih rendah pada kelompok pasien pada kunjungan 1 tahun dibandingkan dengan saat awal.
Efek Pengobatan hanya agonis dopamin yang menunjukkan efek signifikan secara statistik terhadap kelelahan dengan penurunan nilai rata-rata total FSS sebesar 1,4.
Analisis Regresi Model regresi linier berganda dilakukan untuk semua pasien dengan nilai rata-rata FSS sebagai variabel dependen. Data demografi dan klinis pada awal, sebagai variabel independen, memiliki nilai P signifikan (cut-off P <0,05).
Pembahasan Penelitian ini menunjukkan bahwa kelelahan meningkat pada pasien dengan penyakit Parkinson di antara evaluasi drug-naive saat awal dan 1 tahun kemudian ketika perawatan medis telah dimulai. Pasien dengan kelelahan pada awal menerima dosis obat dopaminergik dosis tinggi pada follow up 1 tahun, dan hasil kami menunjukkan efek agonis dopamin yang lebih baik daripada levodopa mengenai tingkat keparahan gejala kelelahan.
Ditemukan bahwa selama tahun pertama pengamatan terjadi sedikit peningkatan pada nilai kelelahan. Tidak ada hubungan dengan levodopa, namun ada indikasi bahwa agonis dopamin mungkin memiliki efek positif. Perkembangan lebih lanjut dari kelelahan dari waktu ke waktu perlu dipelajari dalam jangka waktu yang lebih lama untuk menetapkan perkembangan kelelahan pada pasien dengan penyakit Parkinson
TERIMA KASIH