Peran Amnesty International dalam Menekan Tingkat Kekerasan Perang berupa Pelanggaran HAM di Daerah Konflik Darfur-Sudan: 2003 – 2008 Metode Penelitian Hubungan Internasional Kelompok VI: Anantama Fauzan Azhima Rindo Sai’o Fatimah Az-Zahro Riris Dwi Adianti Gabriella Cynthia Ruth Yohanna L. Priliantina Bebasari Yandri Mardani
LATAR BELAKANG berawal dari protes Darfur Liberation Army Sudan Liberation Army (SLA) dan Justice and Equality Movement (JEM) eksodus besar-besaran ke Darfur bagian selatan oleh suku Arab dan imigran Chad Fur-Arab War SLA dan JEM menyerang El Fasher kekuatan militer tandingan untuk menumpas gerakan SLA dan JEM : Janjaweed suku Arab dan imigran Chad Janjawid menyalahgunakan wewenang menghadirkan teror kemanusian
LATAR BELAKANG (LANJUTAN) pemerintah Sudan terkesan pasif dan bahkan menutupi sejumlah pelanggaran HAM yang dilakoni oleh tentara Janjaweed melahirkan reaksi internasional: African Union, United Nation Berbagai resolusi: N'djamena Humanitarian Ceasefire Agreement (8 April 2004), tiga resolusi PBB antara bulan Juni hingga Desember 2004 (nomor 1547, 1556, dan 1564), tiga resolusi lanjutan pada Januari 2005 (nomor 1591, 1592, dan 1593), Darfur Peace Agreement (DPA), pasukan perdamaian United Nations Mission in Sudan (UNMIS) Meningkatnya perhatian dan respon dunia internasional tidak bisa dilepaskan dari peran aktif Amnesti Internasional
PERMASALAHAN Membahas upaya Amnesty Internasional dan efektifitasnya dalam mendesak pemerintah Sudan menghentikan kesewenangan Janjawid, menghimbau respon yang lebih intensif dari dunia internasional, serta melindungi masyarakat sipil di Darfur dari kekerasan dan pelanggaran HAM Pertanyaan permasalahan: “Bagaimanakah peran amnesti internasional dalam menekan tingkat kekerasan perang di daerah konflik Darfur,Sudan?”
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN Tujuan: untuk mengetahui seberapa signifikan peranan aktor non negara (dalam hal ini, Amnesty International), dalam menangani permasalahan yang dihadapi oleh suatu negara pada saat konflik, ketika pemerintah negara tersebut sudah tidak mampu lagi mengatasi permasalahan yang ada. Manfaat penelitian: berguna bagi perkembangan studi hubungan internasional dimana penelitian ini akan mengungkapkan bagaimana pemerintah suatu negara ternyata tidak mampu mengatasi semua permasalahan yang terjadi di dalam wilayah negaranya dan peran NGO yang cukup besar dalam melengkapi hal ini.
TINJAUAN PUSTAKA Diplomasi HAM Cina 1996-2001 : Studi Kasus Pelanggaran HAM di Xinjiang Uighur Autonomous Region setelah Diberlakukannya "Strike Hard Policy" oleh Praditha Handayani Kontribusi perspektif feminis dalam studi hubungan internasional : sebuah tinjauan terhadap fenomena perkosaan perempuan di wilayah konflik oleh Fitriani Peran organisasi kemanusiaan internasional dalam penegakan hak asasi manusia di afghanistan (2001-2005) oleh Hotline Mariana buku, jurnal, artikel, dan literatur lainnya yang berasal dari Unit Perpustakaan dan Dokumentasi HI, Perpustakaan FISIP UI, Perpustakaan UI, sejumlah jurnal, dan beberapa bahan dari internet.
KERANGKA PEMIKIRAN ALAT ANALISIS: Hak Asasi Manusia Konsep-konsep: Non-Governmental Organization Kekerasan Dalam Wilayah Konflik Pemerkosaan Perempuan dalam Wilayah Konflik Genosida
Dasar Pemikiran dan Teori (Liat dulu apa perlu teori) DAN Asumsi Kerja Gw ga ngerti teman2… maaf ya
METODE PENELITIAN metode kualitatif yang melihat data primer maupun sekunder Data-data yang diperoleh dari Unit Perpustakaan Departemen Hubungan Internasional FISIP UI, Perpustakaan FISIP UI, dan juga internet. periode waktu dan lokasi tertentu, yaitu selama konflik terjadi di Darfur pada tahun 2003-2008