Pola Pengembangan Paragraf Indah Riyanti
Paragraf adalah kesatuan pikiran yang mengungkapkan ide pokok yang berbentuk dalam rangkaian kalimat yang berkaitan dengan bentuk (kohesi) dan makna (koherensi).
Syarat Paragraf yang Baik dan Benar Kesatuan yang kompak, yakni semua kalimat harus mengemukakan satu tema yang jelas. Koherensi yang padu, yakni antarkalimat dalam paragraf saling terkait. Setiap paragraf harus mempunyai satu gagasan utama. Kalimat-kalimatnya sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia yang dibenarkan (EYD).
Yang dimaksud dengan pola pengembangan adalah bentuk pengembangan kalimat utama ke kalimat-kalimat penjelas.
PENGEMBANGAN TOPIK Topik tidak menyimpang Hasilnya bulat / utuh Kesatuan Sistematis Logis Tuntas Dalam 1 Wacana (Dasar) Hanya ada 1 topik Sebelum topik selesai dikembangkan, tidak boleh ganti alinea Saling Berkaitan
Jenis Paragraf Berdasarkan Sifat dan Tujuannya Paragraf Pembuka Bagian ini berfungsi menuntun pembaca untuk memasuki inti permasalahan atau ide pokok yang akan dibicarakan yang berupa keterangan permulaan. Paragraf Isi Paragraf yang bertugas mengungkapkan ide pokok beserta pengembangannya. (Bagian esensial dalam karangan) Paragraf Penutup Paragraf yang menutup atau mengakhiri sebuah karangan. Paragraf ini merupakan kebulatan dari masalah-masalah yang dikemukakan sebelumnya. Paragraf Penghubung paragraf yang bertugas menghubugkan paragraf yang satu dengan yang lain.
Jenis Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utamanya Paragraf Deduktif Kalimat utamanya terletak pada awal paragraf. Enceng gondok termasuk gulma atau tumbuhan pengganggu. Enceng gondok menyebar dengan cepat lewat angin dan arus bawah air, serta mampu mempercepat penguapan air tenang seperti danau. Perairan yang ditumbuhi enceng gondok akan menjadi cepat dangkal, kotor, dan lumpur melekat pada akar-akar tumbuhan tersebut sehingga akan mengganggu lalu lintas air. Sungai pun tampak kotor.
Jenis Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utamanya Paragraf Induktif Paragraf dengan kalimat utama terletak di akhir kalimat. DNA (Deoxyribo Nuclead Acid) disebut juga asam dioksiribonukleat yaitu asam protein dalam darah yang mengandung informasi tentang difat dan karakteristik makhluk hidup yang khas dan tidak disamai oleh makhluk lain. Informasi ini terangkum dalam kode genetis berupa ikatan kimiawi. Jadi, DNA digunakan untuk memastikan siapa orang tua dari seorang anak.
Jenis Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utamanya Paragraf Campuran Kalimat utama terletak pada awal dan akhir paragraf. Seorang anak perlu menyenangi dan menikmati kegiatan kreatif. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengajak si anak melakukan kegiatan tersebut bersama-sama orang tua atau pendidik. Kegiatan seperti ini sebaiknya dilakukan sejak usia dini. Semangat dan kegembiraan orang tua dan pendidik dalam melakukan hal-hal kreatif akan menular kepada si anak. Jadi, ia pun akan menyenangi dan menikmati kegiatan kreatif.
BERBAHASA BERTUTUR TULIS LISAN TOPIK KALIMAT WACANA KONTEKS MENULIS MEMBACA LISAN BERBICARA MENYIMAK TOPIK KALIMAT KONTEKS WACANA
TIPE WACANA DASAR WACANA SUBORDINATIF WACANA KOORDINATIF (dengan Kalimat Utama) WACANA KOORDINATIF (Tanpa Kalimat Utama) Kalimat-kalimatnya sederajat Terdiri atas kalimat utama dan kalimat penjelas di awal di akhir di awal dan akhir di tengah (Polanya) -------------------- K1 ------------------------- K2 ------------------------- K3 ------------------------- K4
Semua Kalimat Sederajat WACANA KOORDINATIF -------------------- K1 ------------------------- K2 ------------------------- K3 ------------------------- K4 (Polanya) Semua Kalimat Sederajat Langkah pertama menyusun sinopsis ialah menelaah isi buku yang akan dijadikan sinopsis. Langkah kedua ialah menuliskan kerangka pokok isi buku itu. Langkah ketiga ialah mengambil bagian-bagian uraian yang penting dari buku itu. Bagian-bagian itu ditata sesuai dg kerangka buku. Selanjutnya ringkasan itu diketik.
WACANA SUBORDINATIF TIPE 1 Ket: KU: Kalimat Utama KP: Kalimat Penjelas- nya sederajad KU DI AWAL -------------------- KU -------------------------- KP KU diberi penjelasan Ada tiga hal yang harus kita kuasai kalau kita ingin mengarang. Pertama, kita harus menguasai bahan yang akan ditulis menjadi karangan. Kedua, kita harus me-nguasai bahasa yang akan digunakan untuk mengarang. Ketiga, kita harus menguasai teknik mengarang.
WACANA SUBORDINATIF TIPE 1, KP dijelaskan secara bertingkat-tingkat KU: Kalimat Utama KP1 dijelaskan oleh KP2, KP2 dijelaskan olh KP 3 -------------------- KU ------------------------ KP1 -------------------------KP2 -------------------------KP3 Beberapa tahun yang lalu guru SD Kabupaten Semarang mengikuti pelatihan penyusunan sinopsis. Pelatihan itu diadakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah. Tempatnya di SD Bergas Lor I Klepu. Letak SD Bergas Lor itu sangat strategis, yaitu di tepi jalan besar Semarang – Bawen.
WACANA SUBORDINATIF TIPE 2 -------------------- KP -------------------------- KP -------------------------- KU Ket: KU: Kalimat Utama KP: Kalimat Penjelas KU di akhir Pada tahun yang lalu yang menjadi juara kompetisi penyusunan sinopsis adalah guru SD dari Kabupaten Semarang. Begitu juga dua tahun yang lalu. Bahkan sebelumnya juara itu juga dari Kabupaten Semarang. Kalau begitu, guru dari Kabupaten Semarang sudah tiga kali menjadi juara sinopsis.
WACANA SUBORDINATIF TIPE 3 -------------------- KU -------------------------- KP -------------------------- KU Ket: KU: Kalimat Utama KP: Kalimat Penjelas KU di awal dan akhir Ada tiga hal yang harus dilakukan kalau kita ingin me-ngarang. Pertama, kita harus merumuskan topik. Kemudian topik itu kita analisis; unsur-unsurnya kita susun menjadi kerangka. Selanjutnya, butir-butir kerangka itu kita jabarkan menjadi paragraf-paragraf. Itulah langkah-langkah yang harus dilakukan kalau kita hendak mengarang.
WACANA SUBORDINATIF TIPE 4 -------------------- KP -------------------------- KP -------------------------- KU Ket: KU: Kalimat Utama KU diberi Kalimat Penjelas Pada tahun yang lalu yang menjadi juara kompetisi penyusunan sinopsis adalah guru SD dari Kabupaten Semarang. Begitu juga dua tahun yang lalu. Bahkan sebelumnya juara itu juga dari Kabupaten Semarang. Kalau begitu, guru dari Kabupaten Semarang sudah tiga kali menjadi juara sinopsis. Sepertinya kejuaraan itu akan dipertahankan juga pada tahun ini.
Jenis Wacana Wacana Naratif Wacana Deskriptif Wacana Ekspositoris Wacana Argumentatif Wacana Persuasif
Wacana Naratif Wacana narasi merupakan wacana yang digunakan untuk mengungkapkan hal-hal yang sudah mengalami proses pengimajian. Dalam wacana ini pengarang mengekspresikan idenya dengan cara menceritakan sesuatu kejadiaan yang dialami tokoh. Dalam wacana ini unsur tokoh atau pelaku peristiwa, kejadian-kejadian atau peristiwa, tempat kejadian, waktu kejadian menjadi ciri yang terpenting.
Wacana Deskriptif Wacana deskriptif merupakan wacana yang berciri mendeskripsikan suatu objek sesuai dengan visi penutur (penulis). Objek yang dideskripsikan dapat berupa tempat, manusia, dan keadaan.
Wacana Ekspositoris Wacana ekspositoris merupakan penjelasan, pemaparan, yaitu jenis karangan dengan sifat dan tujuan menjelaskan atau memaparkan sesuatu kepada pembaca sehingga pembaca mendapat informasi atau pengetahuan baru.
Wacana Argumentatif Wacana argumentatif merupakan pendapat, yaitu jenis karangan yang di dalamnya terdapat pernyataan-pernyataan atau pendapat penulis. Pendapat penulis ini pada umumnya berasal dari hasil pengamatan, kajian, wawancara, penelitian penulis sendiri ataupun orang lain. Agar pendapat tersebut diterima oleh pembaca, penulis menyertakan alasan dan bukti yang dapat berupa data, fakta, atau hasil analisisnya dengan cara melampirkannya dalam tulisan tersebut
Wacana Persuasif Wacana persuasif adalah wacana yang bertujuan untuk meyakinkan dan membujuk seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki penulis.
Sumber : Presentasi Mata Kuliah Wacana Prof Sumber : Presentasi Mata Kuliah Wacana Prof. B Karno Eko Wardhono Handout Mata Kuliah Bahasa Indonesia, Dikti, Kemendikbud 2013
POSTES Sudah beberapa kali pancasila dirongrong bahkan hendak diubah dan dipeah-pecah. Namun, setiap usaha yang hendak mengubah merongrong, dan memecah-mecah itu ternyata gagal. Betapa pun usaha itu dipersiapkan dengan cara yang teliti dan matang, semuanya dapat dihancurleburkan. Bukti yang lalu meyakinkan kita bahwa Pancasila benar-benar sakti, tidak dapat diubah dan dipecah-pecah.
POSTES Penggemar seruling buatan Freederick Morgan bersedia menunggu lima belas tahun asal memperoleh seruling buatan Morgan. Pernyataan tersebut dikemukakan oleh beberapa penggemar seruling Eropa. Hal ini terjadi setelah Morgan mengemukakan bahwa pemesanan serulingnya ditutup.