NERACA HOTEL 3rd Lecture.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Laporan keuangan dan pencatatan transaksi
Advertisements

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
Tujuan : Mampu Membuat Laporan Keuangan
INVESTASI JANGKA PANJANG (2) DAN UTANG JANGKA PENDEK
Laporan Arus Kas Oleh : Muhammad Zainal Abidin SE, Ak, MM.
AKUNTANSI Oleh: DINA MAULINA, S.Kom
LAPORAN KEUANGAN Catur Iswahyudi Manajemen Informatika (D3)
KREDIT PAJAK PENGHASILAN
AKUNTANSI PAJAK KEWAJIBAN DAN EKUITAS
PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP AKTIVA NON LANCAR Pertemuan 18
PSAK 2 – LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
LAPORAN KEUANGAN.
LAPORAN KEUANGAN.
STRUKTUR DASAR AKUNTANSI
Laporan Keuangan.
By. Ella Silvana Ginting, SE, M.Si
AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH 2
BAB XII AKUNTANSI DAN LAPORAN KEUANGAN
(STATEMENT OF CASH FLOW)
ANALISA TRANSAKSI MODUL 2.
Akumulasi Biaya Bab 4.
AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH 1
BAB I PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI
Bab 1 Perusahaan dan Akuntansi
STATEMENT OF CASH FLOW LAPORAN YANG MEMUAT INFORMASI :
Yusuf amri amrullah, SE., MM.
LAPORAN LABA-RUGI HOTEL
PSAK 2 – LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows
Akumulasi Biaya Bab 4.
Sistem Biaya & Akumulasi Biaya
PSAK 2 – LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows
5/19/2018 PENGELOLAAN BISNIS DARI ASPEK KEUANGAN.
Analisa Sumber dan Penggunaan
LAPORAN KEUANGAN BAB 3.
AKUNTANSI.
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN.
PERTEMUAN-4 STRUKTUR DASAR AKUNTANSI SIKLUS AKUNTANSI
SISTEM KEUANGAN AGRIBISNIS
AKUNTANSI SEBUAH SISTEM INFORMASI
UJI SUBSTANTIF INVESTASI.
Penyesuaian akun-akun
Penyelesaian Siklus Akhir
PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
UJI SUBSTANTIF INVESTASI.
Laporan Arus Kas Oleh : Muhammad Zainal Abidin SE, Ak, MM.
Laporan Arus Kas Oleh : Muhammad Zainal Abidin SE, Ak, MM.
Presented by Prasetyo Widyo Iswara, S.E., M.A.
PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI
AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG
Analisis Modal Kerja 9th LECTURE.
Neraca Oleh : Muhammad Zainal Abidin SE, Ak, MM.
Sekilasi Tentang Akuntansi
Analisis Arus Kas 10th Lecture.
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA ( MODAL KERJA / KAS )
Analisis Transaksi.
MANAJEMEN KEUANGAN Definisi Manajemen Keuangan :
TUGAS 1 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN KASUS I (ANALISIS ARUS KAS) Suhartini (21918) Benanda Allida (21968) Lembah Dewi A. (
Bab 3 Laporan keuangan 9/18/2018.
AKUNTANSI BIAYA V. Laporan Keuangan.
ASSETS = LIABILITIES + OWNER EQUITY
AKUNTANSI KEUANGAN MADYA 1
AKUNTANSI BIAYA VI. Laporan Keuangan.
AKUNTANSI KEUANGAN MADYA 1
Cash Flow – PSAK 2.
AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH 1
LAPORAN KEUANGAN MEMPROSES LAPORAN KEUANGAN.
Transcript presentasi:

NERACA HOTEL 3rd Lecture

Materi Pokok: Laporan Laba-Rugi Neraca vs Laporan Laba-Rugi Neraca: Aktiva Lancar Aktiva Tetap Utang Modal

1) NERACA vs LAPORAN LABA-RUGI Meskipun keduanya merupakan dua dokumen yang terpisah, namun keduanya memiliki hubungan yang sangat erat dan saling terkait, serta merupakan suatu siklus Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu hotel pada saat tertentu, sedangkan laporan laba-rugi menggambarkan hasil operasi selama periode tertentu.

2) NERACA Neraca penting karena dapat memberikan informasi: Likuditas hotel Besaran sumber dana internal dari laba ditahan yang bisa dipakai Komposisi investasi, dilihat dari sebaran porsi / persentase yang ada di masing-masing jenis aktiva Komposisi relatif utang dengan modal (Debt-Equity Ratio). Makin tinggi rasionya, makin tinggi risiko keuangan hotel tersebut

2) NERACA Keterbatasan Neraca: Nilai sesungguhnya dari beberapa aktiva yang ada, tidak nampak, karena neraca tidak menunjukkan nilai pasar aktiva saat ini. Misal: nilai tanah Goodwill, kelebihan nilai daya saing yang dimiliki satu hotel disbanding hotel lainnya, tidak disajikan di neraca. Misal: lokasi strategis, SDM yang unggul, moralitas kerja yang tinggi Investasi di bidang SDM, dalam bentuk biaya dan waktu yang dikeluarkan ketika perekrutan, evaluasi, dan promosi karyawan tidak terlihat di neraca meskipun hakikatnya adalah bagian dari aktiva Depresiasi aset seringkali didasarkan pada asumsi  tidak dapat menggambarkan nilai sebenarnya

2) NERACA Elemen neraca: Aktiva  Aktiva Lancar, Aktiva Tetap, Aktiva Lainnya Kewajiban / Utang  Utang Lancar & Utang Jangka Panjang Modal  menunjukkan kekayaan bersih pemilik bisnis (hotel)

2.1) AKTIVA LANCAR Aktiva Lancar = kas atau pos-pos lain yang dapat dikonversikan menjadi uang tunai dalam waktu kurang dari 1 tahun. Kas  kas register, rekening bank, & kas kecil Surat berharga  karena kas adalah aktiva paling tidak produktif dan paling rawan penyelewengan Piutang dagang  terjadi / muncul hanya jika hotel juga menerima pembayaran kamar atau fasilitas hotel yang lainnya dengan kartu kredit atau downpayment. Cadangan kerugian piutang  risiko pelanggan gagal bayar pasti ada Persediaan  ex: stationery, perlengkapan kamar, suplai pembersih, dll Persekot biaya  biaya pad awal tahun, ex: biaya sewa, lisensi, pajak, dan asuransi

2.2) AKTIVA TETAP Aktiva Tetap relatif permanen, tidak dimaksudkan untuk dijual, melainkan dipakai untuk menghasilkan sesuatu Tanah  harga total perolehan, termasuk harga beli & biaya balik nama Bangunan  harga perolehannya yaitu biaya total pembangunan atau harga beli (+ renovasi) jika membeli yang sudah jadi. Bila bangunan diperoleh secara lump sum, maka pisahkan nilai tanah dan bangunannya di neraca; bisa dibantu datanya oleh dokumen kontrak pembelian) karena penting pada saat membayar PBB. Nilai bangunan bisa susut, tapi nilai tanah tidak susut.

2.2) AKTIVA TETAP Mebel & peralatan  harga perolehan meliputi harga beli termasuk pajak, biaya impor, ongkos angkut, asuransi pengiriman dan biaya instalasi. Akumulasi Depresiasi  estimasi penurunan nilai aktiva sebagai akibat pemakaian, berlalunya waktu, perubahan kondisi ekonomi, dll. Berperan sebagai pengurang nilai aktiva tetap yang bersangkutan Lena & Seragam  nilai yang dicatat adalah (1) sebesar harga perolehan untuk stok belum digunakan dan (2) di bawah harga perolehan untuk stok sudah digunakan

2.3) AKTIVA LAIN-LAIN Aktiva Lain-Lain = aktiva yang tak dapat dimasukkan ke 2 kategori sebelumnya Leasehold Improvement  biaya memperbaiki, merenovasi, atau membangun tambahan bangunan dengan status operasi hotelnya adalah kontrak sewa tanah/bangunan Goodwill  kelebihan harga di atas nilai aktiva berwujud yang harus dibayarkan pada saat hotel dibeli dari pihak lain Deposit  jika mengoperasikan dengan status kontrak sewa, biasanya hotel diminta untuk membayar sebesar biaya sewa normal untuk satu atau dua bulan. Atau bisa juga diaplikasikan pada perusahaaan gas, listrik, dan energi lainnya

2.3) AKTIVA LAIN-LAIN Franchise Fees  jika pemilik hotel pada dasarnya adalah pembeli waralaba / chain dari pemilik merek hotel tertentu License Fees  fee pada pemerintah daerah atas izin operasi Investasi  disajikan sebesar harga perolehan, ex: pembelian tanah untuk pengembangan di masa datang atau untuk pembangunan hotel baru.

2.4) KEWAJIBAN / UTANG LANCAR (Short-term Liabilities) Kewajiban / Utang Lancar = kewajiban / utang yang harus segera dilunasi kurang dari satu tahun atau satu siklus operasi normal. Utang dagang  akibat pembelian barang (misal: suplai), jasa (misal: band /musik) yang terjadi dalam kegiatan normal hotel, dan peralatan Utang wesel  akibat pembelian barang atau pinjaman bank Utang pajak  ex: Pajak Pembangunan I sebesar 10% dari tariff kamar hotel. Hotel besar memisahkan macam-macam pajak yang harus dibayarkan ke pemerintah.

2.4) KEWAJIBAN / UTANG LANCAR (Short-term Liabilities) Utang biaya  ex: biaya gaji dan upah, biaya bunga, biaya sewa, dan utang biaya lainnya Utang dividen  bisa terjadi jika hotel berbentuk perseroan (PT) Utang jangka panjang yang akan jatuh tempo  apapun jenis utang jangka panjangnya, selama itu harus lunas sepanjang 12 bulan mendatang, maka dapat dikategorikan sebagai bagian dari pos utang lancar

2.5) KEWAJIBAN / UTANG JANGKA PANJANG (Long-term Liabilities) Kewajiban / Utang Jangka Panjang = kewajiban / utang yang akan harus dilunasi dalam periode lebih dari 1 tahun sejak tanggal neraca. Utang obligasi (surat hutang korporasi) dan utang bank (biasanya untuk tambahan dana berinvestasi / ekspansi bisnis) masuk dalam kategori ini.

2.6) MODAL SENDIRI (Owner’s Equity) Dari sudut pandang hukum Perseroan (Incorporated Company) Terdiri dari dua sumber: modal setor (saham) dan modal dari laba ditahan Jumlah maksimum saham yang boleh diterbitkan oleh hotel perseroan dibatasi oleh hukum. Dan biasanya merupakan jenis saham biasa (common stock) Dari sudut pandang hukum Perseorangan (Proprietorship)  Hanya terdiri dari modal pemilik yang merupakan hasil akhir dari modal yang awalnya disetorkan pemilik, ditambah laba operasional, dan dikurangi dengan penarikan modal oleh pemilik itu sendiri. Dari sudut pandang hukum Persekutuan (Partnership)  Masing-masing modal dari beberapa sekutu dihitung dengan cara yang sama dengan model perseorangan; pembagian laba hotel ke masing-masing sekutu atas dsar persetujuan semua sekutu

Penyajian Neraca Jumlah rincian / pos yang ada di neraca tergantung dari jumlah informasi yang dibutuhkan, ukuran & kompleksitas hotel, serta bentuk hukum hotel. Hotel besar dan hotel kecil akan memiliki pos rekening dengan jumlah rincian yang berbeda. Seringkali dituntut untuk dapat menyajikan neraca yang sederhana; untuk hal-hal yang lebih spesifik dibuatkan dokumen catatan pelengkap Kebanyakan bisnis, termasuk hotel, lebih sering menyajikan neracanya dalam bentuk rekening (skontro) daripada bentuk laporan (stafel)

Contoh Neraca Stafel