PERANCANGAN ULANG TATA LETAK PABRIK PADA UD KURNIA DISUSUn oleh : Catur m.h ( teknik industri ) Teguh laksono ( teknik industri ) Dadan darmawan ( teknik industri ) Anggoro m. ( teknik industri ) Ama permana jaya ( teknik industri )
Pendahuluan Tata letak pabrik merupakan suatu landasan utama dalam dunia industri sehingga setiap perusahaan atau pabrik pasti membutuhkan layout dalam menjalankan dan mengembangkan usahanya. Layout yang digunakan harus dirancang dengan baik, sehingga para pekerja dapat bekerja dengan efektif dan efisien. Bisa dibayangkan bila suatu pabrik bekerja tanpa ada layout yang baik tentu saja proses produksi dalam pabrik akan terganggu sehingga mengakibatkan kerugian bagi pabrik itu sendiri. Hal ini membuat peralatan produksi yang canggih dan mahal harganya akan tidak berarti apabila perencanaan layout dilakukan tidak optimal.
Gambar 1. Kondisi tata letak pabrik Permasalahan dalam penelitian ini adalah mengkaji perancangan ulang tata letak pabrik pada UD Kurnia dan aliran material handling.. Gambar 2. menunjukkan layout dasar awal pada pabrik UD Kurnia yang telah diolah berdasarkan dimensi. Penelitian ini bertujuan merancang ulang tata letak pabrik pada UD kurnia dan biaya material handling pada UD kurnia.
Gambar 2. Layout Dasar UD Kurnia
Landasan Teori Secara umum desain pabrik ini, dapat didefinisikan sebagai “The overal design of enterprise” selanjutnya dengan tata letak pabrik merupakan aktifitas pengaturan segala ruang dan fasilitas-fasilitas industri guna menunjang berlangsungnya proses produksi secara optimal. (Wignjosoebroto; 1996: Hal 7), menjelaskan di dalam perencanaan pabrik secara efektif dari beberapa elemen-elemen berikut ini harus diperhatikan sebaik-baiknya, yaitu: 1.Kekuatan pemilik modal 2.Perencanaan produk 3.Perencanaan volume penjualan 4.Pemilihan proses produksi 5.Analisa buat atau beli (make or buy analysis) 6.Ukuran pabrik (plant size) 7.Lokasi pabrik (plant location) 8.Seleksi tipe bangunan Tujuan perencanaan dan pengaturan tata letak pabrik adalah mengatur area kerja dan segala fasilitas-fasilitas produksi yang paling ekonomis untuk operasi produksi, aman, dan nyaman sehingga akan dapat menaikkan moral kerja dan performance dari operator/tenaga kerja.
Sedangkan tujuan utama dalam desain tata letak pabrik pada dasarnya adalah untuk meminimalkan total biaya yang antara lain menyangkut elemen-elemen biaya sebagai berikut: 1.Biaya untuk konstruksi dan instalasi baik untuk bangunan mesin, maupun fasilitas produksi lainnya. 2.Biaya pemindahan bahan. 3.Biaya produksi, maintenance, safety, dan biaya penyimpanan produk setengah jadi. (Wignjosoebroto; 1996 : 68) Sedangkan James M. Apple mempunyai tujuan yang hampir sama, antara lain memudahkan proses manufaktur, meminimumkan permindahan barang, menghemat pemakaian ruang bangunan dan memberi kemudahan, keselamatan bagi pegawai dan memberi kenyamanan dalam melaksanakan pekerjaan. Cara melakukan plant lay out: Didalam membuat layout yang baru, semua faktor-faktor yang disebutkan diatas harus diperhatikan benar-benar dan harus memperhatikan, terutama faktor-faktor yang penting, seperti: 1.Flow material 2.Product 3.Peralatan/mesin-mesin (equipment) Urutan operasi produksi. (Sofjan; 1978:45).
Metodologi Penelitian Data primer Merupakan data yang diperoleh secara langsung yaitu ukuran luas dan jarak mesin serta urutan proses produksi pembuatan Daun Pintu dan bagian ukuran mesin pada UD Kurnia yang dilakukan oleh peneliti di lapangan. Data sekunder Merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung seperti data tentang sejarah perusahaan dan data lain yang dibutuhkan dalam penelitian dan berupa literatur yang mendukung penelitian ini. Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk pengambilan data antara lain: 1.Melakukan analisis dilapangan melalui observasi dan wawancara langsung dengan pemilik usaha dan beberapa tenaga kerja dilapangan. 2.Melakukan pengukuran tata letak pabrik dan fasilitas yang ada pada tempat penelitian. 3.Pengamatan langsung dilapangan sesuai dengan kondisi tata letak pada proses pembuatan Daun pintu yang digunakan sebagai data. 4.Kebutuhan Mesin dan Tenaga Kerja yang di butuhkan
Pada penelitian ini, ada beberapa hal penting didalam melakukan teknik pengolahan data agar dalam penelitian dapat terarah dengan sebaiknya, teknik pengolahan data tersebut adalah : 1.Layout Dasar pada UD Kurnia 2.Peta Proses Operasi (Operational Process Chart) 3.Routing Sheet 4.Multi Product Process Chart (MPPC) 5.Luas Lantai Produksi 6.Ongkos Material Handling (OMH) 7.From to Chart (FTC) 8.Inflow dan Outflow 9.Tabel Skala Prioritas (TSP). 10.Area Relationship Diagram (ARD) 11.Activity Relationship Chart (ARC). 12.AreaAllocation Diagram 13.layout usulan 14.Template.
Hasil dan Pembahasan 1. Layout Dasar Usulan pada UD. Kurnia. Berdasarkan hasil rancangan ulang layout dasar usulan diperoleh dari analisa penempatan departemen produksi yang terlihat, maka Pada layout dasar usulan perubahan departemen pada perancangan tata letak pabrik pada UD Kurnia menyangkut pada proses produksi dengan perubahan mesin ketam, mesin potong, mesin siku, meja ukur, mesin roter dan mesin pahat. Layout dasar usulan pada UD Kurnia dapat dilihat pada gambar IV.1.
Gambar IV.1. Layout Dasar Usulan Tata Letak Pabrik pada UD Kurnia
2. Operational Process Chart (OPC) Usulan 2. Operational Process Chart (OPC) Usulan. Dari hasil pengolahan data awal pada peta proses operasi pada pembuatan daun pintu maka didapat usulan Peta proses operasi yang berdasarkan analisa perubahan rancangan ulang tata letak pada UD Kurnia. Pada Peta proses Operasi usulan ini dapat diuraikan beberapa hal adalah sebagai berikut : 1) Jumlah operasi berjumlah 24 proses dengan waktu 127 menit 2) Jumlah pemeriksaan berjumlah 5 langkah pemeriksaaan dengan waktu 13 menit. 3) Persentase Scrap lebih cenderung pada mesin ketam Peta Proses Operasi usulan ini dapat dilihat pada gambar IV.2. GambarIV.2. Operational Process Chart Proses Pembuatan Daun Pintu pada UD Kurnia Pintu
3. Pola Aliran Proses Usulan Dari hasil pengolahan data OPC Usulan maka Pola Aliran proses pabrik dapat digambarkan melalui bentuk bagan alir dimana menggambarkan lokasi suatu proses pada pembuatan daun pintu pada UD Kurnia. Gambar pola aliran proses ini dapat dilihat pada gambar IV.3. Gambar IV.3 Pola Aliran Proses Pembuatan Daun Pintu pada UD Kurnia
4. Routing Sheet Usulan Berdasarkan hasil peta proses operasi usulan maka routing sheet usulan dengan kebutuhan mesin sebanyak 24 mesin. 5. MPPC (Multi Product Process Chart) Usulan Berdasarkan hasil perolehan data routing sheet usulan proses pembuatan pembuatan daun pintu pada UD. Kurnia 6.Luas Lantai Pabrik Usulan Layout UD Kurnia Berdasarkan hasil analisis data pada perancangan ulang tata letak maka luas lantai pabrik yang diusulkan adalah 396 m² dengan allowance 164%. Luas lantai usulan pada UD. Kurnia dapat dilihat pada tabel IV.16.6.
Tabel IV.6 Luas Lantai Pabrik Usulan pada Pabrik UD Kurnia No Nama Ruangan Jumlah (Ruang) Ukuran (m²) Luas (m²) 1 Gudang Bahan Baku Ruang 13 X 7 91 2 Ruang Meja Ukur 5 3 15 Mesin Ketam 20 4 Mesin Siku 1.5 9 Mesin Potong 8 6 Mesin Pahat Mesin Roter Mesin Bor & Band Saw 10 Ruang Perakitan 11 44 Ruang Alat 25 Ruang Penyimpan Barang 66 12 Ruang Rak Kantor 30 14 Ruang Parkir 28 Kamar Mandi 16 Toilet 17 Kamar Ganti Total 396 Allowance 164% 649 Luas Total Keselurahan = Luas total + Allowance 1045.44 Tabel IV.6 Luas Lantai Pabrik Usulan pada Pabrik UD Kurnia
7. Tabel Jarak Mesin Usulan Pada perhitungan ongkos material handling memerlukan ukuran jarak mesin ke departemen lain yang ditampilkan pada tabel jarak mesin usulan pada proses pembuatan daun pintu. Berdasarkan hasil perhitungan tabel jarak mesin usulan maka diperoleh : 1. Jarak antara receiving ke meja ukur adalah 6,71 meter 2. Jarak meja ukur ke mesin ketam adalah 4,17 meter 3. Jarak mesin ketam ke mesin siku adalah 3,74 meter 4. Jarak mesin siku ke mesin potong adalah 2,91 meter 5. Jarak mesin potong ke mesin pahat adalah 2,63 meter 6. Jarak mesin pahat ke mesin roter adalah 2,22 meter 7. Jarak mesin roter ke rak adalah 2,58 meter 8. Jarak rak ke meja rakit adalah 4,89 meter 9. Jarak meja rakit ke shipping adalah 7,37 meter
8. Ongkos Material Handling Usulan. Berdasarkan hasil analisa data perancangan ulang tata letak pabrik pada UD. Kurnia maka total nilai ongkos material handling usulan adalah sebesar Rp. 7.245,38,-.ongkos material handling mengalami penurunan ongkos dari nilai OMH awal. Beberapa penjelasan Ongkos material handling Usulan adalah sebagai berikut : 1. Total nilai ongkos material handling dari receiving ke meja ukur adalah Rp 1.798,28- 2. Total nilai ongkos material handling dari meja ukur ke mesin ketam adalah Rp 1.117,56- 3. Total nilai ongkos material handling dari mesin ketam ke mesin siku adalah Rp 1.002,32- 4. Total nilai ongkos material handling dari mesin siku ke mesin potong adalah Rp 779,88- 5. Total nilai ongkos material handling dari mesin potong ke mesin pahat adalah Rp 707,52- 6. Total nilai ongkos material handling dari mesin pahat ke mesin roter adalah Rp 743,7- 7. Total nilai ongkos material handling dari mesin roter ke rak adalah Rp 864,3- 8. Total nilai ongkos material handling dari rak ke meja rakit adalah Rp 1.641,5- 9. Total nilai ongkos material handling dari meja rakit ke shipping adalah Rp 494,46-
9 From To Chart Usulan Berdasarkan hasil pengolahan data maka pada tabel From To Chart usulan total ongkos material handling yang tertinggi adalah Rp. 1.798,- pada jarak antara Receiving dan mesin ketam sedangkan total ongkos material handling yang terendah adalah Rp. 495,- pada jarak antara shipping dan meja rakit. 10. Tabel Out Flow dan In Flow Berdasarkan hasil dari tabel from to chart usulan maka koefesien ongkos tabel outflow dan inflow adalah dengan nilai 1 (satu). 11. Tabel Skala Prioritas Usulan Dari hasil pengolahan data yang berdasarkan tabel outflow Usulan dan inflow Usulan dapat ditentukan urutan prioritas yang dipilih salah satu dengan cara menyusun secara ranking dari perbandingan ongkos terbesar hingga ongkos terkecil. Pada tabel skala prioritas usulan ini dapat menentukan perubahan tata letak yang sesuai dengan keterdekatan posisi mesin yang digunakan yang dalam hal ini berubahnya beberapa mesin yaitu pada mesin potong, mesin siku, meja ukur mesin pahat dan mesin roter.
NO Departemen Kode 1 6 Receiving A Meja Ukur 2 B Mesin Ketam 3 Mesin Potong (belah) C Mesin Pahat 4 D Mesin siku 5 E Mesin potong F Mesin Roter 7 Rak G Meja Rakit 8 Meja rakit H Shipping 9 I 10 J Tabel IV.11 Tabel Skala Prioritas Usulan Perancangan Ulang Tata Letak Pada UD Kurnia
12. Activity Relationship Diagram Usulan Hasil pengolahan data pada Activity Relationship Diagram Usulan diperoleh dari dasar tabel skala prioritas dengan menyusun tingkat kedekatan yang telah dibuat. Berdasarkan hasil penyeleksian terhadap tabel skala prioritas maka Activity Relationship Diagram usulan proses pembuatan daun pintu pada UD Kurnia adalah : 1. Pada proses fabrikasi meliputi ruangan receiving, Meja Ukur, Mesin ketam, mesin siku, mesin potong, mesin pahat dan meja ukur, rak 2. Pada proses assembling hanya meliputi mesin roter, meja rakit dan shipping. Gambar IV.12 Activity Relationship Diagram Usulan pada UD Kurnia
13. Area Allocation Diagram (AAD) Usulan Area Allocation Diagram merupakan bentuk blok atau posisi ruangan yang berbentuk blok pada gambar yang menggambarkan lokasi pada UD Kurnia dengan skala gambar 1 : 100. 14. Template Usulan Berdasarkan AAD usulan sebelumnya, untuk melihat gambaran layout secara jelas maka dituangkan pada Template. Gambar IV.13 Area Allocation Diagram (AAD) Usulan
Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis penelitian yang telah dilakukan peneliti serta mengevaluasi pembahasan masalah, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu : 1. Perancangan ulang tata letak pabrik pada UD Kurnia maka Tata letak usulan diperoleh dari penentuan final layout atau Tujuan akhir tata letak melalui hasil analisis metode perancangan pada tabel skala prioritas dengan kedekatan departemen pada proses produksi sehingga dapat digambarkan pada diagram keterkaitan aktifitas (ARD). 2. Berdasarkan hasil analisis pengolahan data pada pembahasan yang telah diuraikan maka untuk menentukan final layout pada perhitungan ongkos material usulan adalah sebesar Rp. 9.149,52. sedangkan hasil perhitungan Ongkos material handling (OMH) awal adalah sebesar Rp. 10.551,16. maka nilai total ongkos material handling usulan terjadi penurunan ongkos dari ongkos material handling awal sebesar Rp. 1.401,94 yaitu sekitar 7,11%.
Daftar Pustaka Apple, James M, 1990, “Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan” : Edisi Ketiga”, Institute Teknologi Bandung, Bandung. Hadiguna, Rika Ampuh dan Setiawan, Heri, 2008, “Tata Letak Pabrik”, Andi Yogyakarta, Yogyakarta. Nurmianto, Eko, 2004, “Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya”, Guna Widya, Surabaya. Sutalaksana, Iftikar Z, dkk, 2006, “Teknik Perancangan Sistem Kerja”, ITB, Bandung. Wignjosoebroto, Sritomo, 2003, “Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan ”Edisi Ketiga, ITS, Surabaya. Chang, Yih-Long. (2003). “WinQSB Decision Support Software for MS/OM”. John Wiley & Sons, Inc