Teknologi Pengolahan Konsentrat Secara Fisik KULIAH IV Teknologi Pengolahan Konsentrat Secara Fisik
LATAR BELAKANG PENGOLAHAN BAHAN PAKAN/PAKAN POPULASI TERNAK MENINGKAT JML PAKAN HARUS TERSEDIA PRODUKTIVITAS TERNAK TINGGI KUALITAS GENETIK HRS BAIK KUALITAS PAKAN HARUS BAIK (SESUAI KEBUTUHAN) JUMLAH LAHAN UNTUK TANAMAN PAKAN SEMAKIN MENURUN MUSIM HUJAN PAKAN BERLIMPAH, KEMARAU PRODUKSI PAKAN BERKURANG. PEMANFAATAN BAHAN/HASIL IKUTAN PRODUK PERTANIAN KUALITAS RENDAH PENGOLAHAN PENGOLAHAN: SECARA FISIK/MEKANIS KIMIAWI MIKROBIOLOGIS
METODE PENGOLAHAN KERING (DRY PROCESSED) BASAH (WET PROCESSED) DINGIN (COLD PROCESSED) 1. ANPA PENGOLAHAN (UTUH) 2. HAMMER MILLING (PENGGILINGAN) 3. ROLLING 1. SOAKING RECONSTITUTION (PENYUSUNAN KEMBALI) 3. ALKALI TREATMENT ACID TREATMENT PANAS (HOT PROCESSED) 1. POPPING 2. MICRONIZING 3. ROASTING 4. EXTRUDE PELLETING STEAM ROLLING STEAM FLAKING PRESSURE COOKING EXPLOADING
PENGGILINGAN TUJUAN : MERUBAH UKURAN/BENTUK BAHAN MANFAAT : 1. Ekstraksi zat yg diinginkan 2. Menganalisa komposisi zat yg terkandung 3. Memperluas permukaan shg mempercepat pengeringan Meningkatkan aktifitas kerja enzim Meningkatkan daya cerna zat makanan hewan omnivora Pada ruminansia : jika terlalu halus merugikan Memudahkan pencampuran sec. homogen, seperti dalam membuat ransum.
JENIS-JENIS MESIN PENGGILING : KEKUATAN MEMECAH : CRUSHING MILLS (Untuk butiran keras). KEKUATAN MEMUKUL : HAMMER MILLS (Untuk penepungan) KEKUATAN MENGGESEK : DISC ATTRACTION MILLS (Untuk pemotong) (BM berserat ) - Bahan grit diubah menjadi pecahan butiran - Bahan mash diubah menjadi halus - Bahan campuran diubah menjadi mash dan butiran/pellet Mesin gesek bisa untuk bahan yang berbeda-beda. Jika gesekan terlalu tinggi, mesin harus tahan panas dan dilengkapi pendingin.
FAKTOR YG MEMPENGARUHI KEHALUSAN PROSES PENGGILINGAN Tipe/macam butiran Kadar air : Kadar air > > butiran cepat keluar Ukuran saringan : lebih halus bahan keluar lebih lambat Kecepatan hasil keluar dari mesin butiran lebih besar , cepat keluar MESIN ROLLING KERING DAPAT MEMPRODUKSI HASIL YANG BERVARIASI, TERGANTUNG DARI : Kehalusan hasil Tata letak yg dapat ditoleransi untuk diproses. Tipe gilingan Faktor-faktor yg berhubungan dgn proses hammer mill.
HAMMERMILLS
CONTOH HAMMER MILL
ROLLING : MEMAKAI GILINGAN MACAM-MACAM MESIN ROLLING TERGANTUNG DARI : BESAR GILINGAN GIGI GILINGAN
ROLLER MILL
ROLLERMILLS
PEMBUATAN PELLET : MENGUNTUNGKAN BAGI TERNAK UNGGAS DAN MONOGASTRIK MENGKOSUMSI RANSUM BERBENTUK TEPUNG YANG BERASAL DARI PELLET LEBIH PALATABEL DARIPADA RANSUM BENTUK TEPUNG ASLINYA Memperbaiki performa dg meningkatkan kepadatan zat makanan dan meningkatkan palatabilitas Menginaktifan toxin dalam bahan pakan
MESIN PELLET
DIES DAN ROLL
EXTRUDER
PERTIMBANGAN DLM PENGGUNAAN ALAT SIFAT BAHAN : Kekerasan PRINSIP MESIN/BAHAN MESIN HASIL YANG DIINGINKAN STRUKTUR BAHAN : Bahan kristal sulit dipecah kecuali dgn gesekan KADAR AIR BAHAN : KA > 18% lebih baik gunakan alat pemukul/hammer mill SENSITIVITAS MESIN & BAHAN THD. PANAS UNTUK PENGOLAHAN KERING SERING DIGUNAKAN HAMMER MILL, DILENGKAPI DG ALAT PENYARING UKURAN 3-6 mm
PENGOLAHAN KERING PANAS 1. POPPING (LETUPAN) Pemecahan granula pati yang terdapat pada butiran (jagung, sorgum, gandum) dengan panas Suhu 150 0c. Bergantung pada tekanan, kadar air bahan, tipe butiran 2. MICRONIZING (PENGHALUSAN) Pemanasan dengan infra red, dengan panjang gelombang 3x108 – 3x1011 hz Lama pembakaran : sorgum 20 detik; jagung 70 detik Suhu 140 – 180 0c 3. ROASTING (PEMANGGANGAN) Proses pemanasan kering terhadap butiran dengan cara pemanggangan Suhu = popping dan micronizing
PENGOLAHAN BASAH- DINGIN 4. EXTRUDING Pemanpatan bertekanan tinggi : butiran dipaksa dengan kekuatan tertentu agar melalui silinder penghalus (silinder runcing dan bergelombang) Suhu 95 0c PENGOLAHAN BASAH- DINGIN 1. SOAKING (PERENDAMAN) PERENDAMAN PENDEK (12 – 24 JAM) 2. RECONSTITUTION (PENYUSUNAN KEMBALI) Perendaman secara an-aerobik (20 hari) Peningkatan kadar air bahan (25 – 30 %) bergantung pada: - Tipe butiran - Kadar air bahan - Suhu lingkungan - Lama perendaman
PENGOLAHAN BASAH-PANAS 1. STEAM ROLLING Dimasak dalam uap panas dg tekanan tinggi selama 3 – 5 detik ; baru digiling 2. STEAM PLAKING Pemanasan dg uap panas pada waktu lebih lama dari steam rolling; 12 menit. Suhu 100 0C Diameter hasil gilingan 0,05 mm 3. PRESSURE COOKING (Pemanasan dg tekanan) Pemanasan dengan uap panas pada tekanan tinggi Tekanan = 3 kg/cm2 Suhu 143 0c Kadar air berkurang s/d. 20%
Peningkatan kadar air s/d. 17% Suhu 60 – 90 0c Gelatinisasi 16 – 20% 4. EXPLOADING Pengolahan dg uap panas dan tekanan tertentu dilanjutkan dg penggilingan Tekanan = 15 kg/cm2 Suhu 200 0c Lama 18 – 20 detik 5. PELLETING Pengolahan panas-basah dengan pemanpatan dan terjadi proses hidrotermal. Peningkatan kadar air s/d. 17% Suhu 60 – 90 0c Gelatinisasi 16 – 20% Diameter alat (Dies) 2 – 4 mm
3. ALKALI Penyemprotan dengan naoh, konsentrasi 2 – 4% Alkali lain: amoniak 4. ACID TREATMENT (PERLAKUAN ASAM) Penambahan asam organik (formiat; propionat; asetat) Untuk pengawetan butiran dgn kadar air yang tinggi
PENGARUH PENGOLAHAN TERHADAP NILAI NUTRIEN I. PEMANASAN 1. PROTEIN DAN KARBOHIDRAT: Pemanasan yang berlebihan menyebabkan terjadinya kerusakan protein/ lysin, karena reaksi: Browning reaction/maillard reaction, yaitu: Reaksi antara lysin dengan gula. Akibatnya lysin tidak dapat dicerna ternak (terutama bahan pakan sumber protein asal hewani) sehingga tidak dapat menunjang terhadap pertumbuhan Pemanasan dapat menguntungkan pada biji legum dan kacang kedele dapat menurunkan racun
II. PENGGILINGAN DAN PEMBUATAN PELLET: 2. PEMANASAN BERLEBIH - Menurunkan vitamin: terutama vitamin yang larut dalam lemak - Meningkatkan mineral: pemutusan ikatan chelate, sehingga mineral lebih tersedia - Pemanasan berlebih menyebabkan lemak menjadi produk “aereolin” yang bersifat racun, meningkatkan ketengikan II. PENGGILINGAN DAN PEMBUATAN PELLET: TUJUAN PENGGILINGAN: Mengurangi/memperkecil ukuran partikel Memperluas permukaan Untuk dapat bereaksi dg saluran pencernaan (enzim)