Andika Hendra Mustaqim Desain Teknologi Pembelajaran Oleh: Andika Hendra Mustaqim Eliyawati Yunita Corinawat Nisma Wiwik Nurhayati
Dick, Carey, dan Carey (2001) memandang desain pembelajaran sebagai sebuah sistem dan menganggap pembelajaran adalah proses yang sitematis. Pada kenyataannya cara kerja yang sistematis inilah dinyatakan sebagai model pendekaan sistem. Dipertegas oleh Dick, Carey, dan Carey (2001) bahwa pendekatan sistem selalu mengacu kepada tahapan umum sistem pengembangan pembelajaran (Instructional Systems Development /ISD). Komponen model Dick, Carey, dan Carey meliputi; pembelajar, pebelajar, materi, dan lingkungan. Demikian pula dilingkungan pendidikan non formal meliputi; warga belajar (pebelajar), tutor (pembelajar), materi, dan lingkungan pembelajaran.
Model rancangan pembelajaran Dick, Carey, dan Carey (2001) 1. Analisis kebutuhan untuk menentukan tujuan, 2. Melakukan analisis Pembelajaran, 3. Menganalisis warga belajar dan lingkungannya, 4. Merumuskan tujuan khusus, 5. Mengembangkan instrumen penilaian, 6. Mengembangkan strategi pembelajaran, 7. Mengembangkan materi pembelajaran, 8. Merancang & Mengembangkan Eva Formatif, 9. Merevisi Pembelajaran, 10. Mengembangkan evaluasi sumatif.
Aplikasi Model Teori Dick, Carey dan Carey 1. Analisis kebutuhan untuk menentukan tujuan, Guru menganalisis tujuan pembelajaran. Paling umum tujuan pembelajaran adalah siswa dapat menerima materi pengajaran. Untuk mencapai tujuan, guru tidak harus melaksanakan proses tatap muka, tetapi bisa membuat website dan blog. Dengan demikian, siswa yang tidak hadir pun dapat mengakses materi yang disampaikan sang guru. Mengenai kesulitan dalam tanya, maka disediakan fasiltas YM (Yahoo Messanger) dan Chatting via Facebook dan Google Talk. Selain website, pihak sekolah atau guru dapat menyediakan jasa telekonferen atau menyediakan video yang dapat ditayangkan di Youtube. Dengan media video tersebut, guru tidak perlu hadir. 2. Melakukan analisis Pembelajaran, Melakukan penilaian terhadap materi pengajaran untuk dibuatkan materinya kedalam website. 3. Menganalisis warga belajar dan lingkungannya, Menganalisis siswa, apakah mereka mampu mengakses internet, televisi, dan lain sebagainya. 4. Merumuskan tujuan khusus, Membuat pertanyaan kepada siswa mengenai sistem pembelajaran melalui internet dan video. Apakah mereka puas atau tidak?
5. Mengembangkan instrumen penilaian, Setelah evaluasi, maka dilakukan pengembangan produk teknologi pembelajaran. 6. Mengembangkan strategi pembelajaran, Mengembangkan kegiatan prapembelajaran (pre-activity), penyajian informasi, praktek dan umpan balik (practice and feedback, pengetesan (testing), dan mengikuti kegiatan selanjutnya. 7. Mengembangkan materi pembelajaran, Materi pembelajaran meliputi : petunjuk untuk tutor, modul untuk warga belajar, transparansi OHP, videotapes, format multimedia, dan web untuk pembelajaran jarak jauh. Pengembangan materi pembelajaran tergantung kepada tipe pembelajaran, materi yang relevan, dan sumber belajar yang ada disekitar perancang. 8. Merancang & Mengembangkan Eva Formatif, Membuat evaluasi formatif : uji perorangan (one-to-one), uji kelompok kecil (small group) dan uji lapangan (field evaluation). 9. Merevisi Pembelajaran, Menganalisis proses pembelajaran 10. Mengembangkan evaluasi sumatif.
Model Barbara B. Seels dan Rita C. Richey Menurut Barbara B. Seels dan Rita C. Richey, teknologi pembelajaran dibentuk oleh : (1) landasan penelitian dan teori; (2) nilai dan perspektif yang berlaku; (3) kemampuan teknologi itu sendiri. 1. Pengaruh Teori dan Penelitian a. Desain Teori sistem umum diterapkan melalui aplikasi model-model perancangan sistem pembelajaran, terutama dengan didukung logika deduktif, penilaian praktek dan pengalaman yang sukses. Hasil-hasil penelitian yang ada tentang desain sistematik dapat mendukung terhadap komponen-komponen proses perancangan. b. Pengembangan Proses pengembangan bergantung pada prosedur desain, akan tetapi prinsip-prinsip utamanya diturunkan dari hakekat komunikasi dan proses belajar. Pada kawasan pengembangan tidak hanya dipengaruhi oleh teori komunikasi semata, tetapi juga oleh teori pemrosesan visual-audial, berfikir visual, dan estetika.
c. Pemanfaatan Pada mulanya gagasan tentang pemanfaatan media lebih berkonotasi pada aspek-aspek penggunaan, sehingga teori dan penelitian lebih dipusatkan pada hal-hal yang berkenaan dengan pemanfaatan media, terutama mengkaji tentang masalah-masalah seputar penggunaan media secara optimal, kemudian berkembang dengan mencakup pada upaya difusi, karena bagaimana pun disadari bahwa pemanfaatan teknologi sangat bergantung pada proses difusi. d. Pengelolaan Persoalan-persoalan pengelolaan dalam bidang Teknologi Pembelajaran muncul akibat pengaruh aliran perilaku dan berfikir sistematik behaviorisme serta aspek humanisme dalam komunikasi, motivasi, dan produktivitas. e. Penilaian Analisis, asesmen dan penilaian memainkan peranan penting dalam proses desain pembelajaran dan teknologi pembelajaran. Pada awalnya, penilaian sering dihubungkan dengan orientasi behavioristik. Tumbuhnya desain pembelajaran yang beorientasi pada tujuan (tercapainya perubahan perilaku), sehingga memunculkan pengujian dengan menggunakan acuan patokan. Hal ini terjadi pula dalam analisis kebutuhan atau analisis masalah.
2. Nilai dan Perspektif Alternatif Pada umumya nilai-nilai yang ada akan berfungsi sebagai landasan berfikir dan berbuat. Nilai-nilai ini mungkin berasal dari pelatihan dan pengalaman kerja yang sama, pembudayaan dari teori-teori atau karakteristik pribadi orang yang tertarik terhadap Teknologi Pembelajaran . 3. Pengaruh Teknologi Kekuatan teknologi pembelajaran memang terletak pada teknologi itu sendiri. Kemajuan dalam teknologi akan banyak merubah hakekat praktek dalam bidang teknologi pembelajaran.
D. Aplikasi Desain Teknologi Pembelajaran www.guruandikahendra.wordpress.com
2. www.nyongandikahendra.blogspot.com
4. chatting via Facebook, nyongandikahendra@gmail.com 3. nyong_mustaqim@yahoo.com via Yahoo Messangger 4. chatting via Facebook, nyongandikahendra@gmail.com